Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
107
Dalam proses sosialisasi, ia mengembangkan kepribadian melalui interaksi dengan setiap individu di dalam kelompok-
kelompok tersebut. Jadi, kelompok merupakan media sosialisasi dalam membentuk kepribadian seseorang. Kelompok inilah
yang melaksanakan proses sosialisasi. Dalam sosiologi, kelompok ini dinamakan agen sosialisasi. Ada lima agen
sosialisasi utama yang menjadi wahana di mana individu akan mengalami sosialisasi untuk mempersiapkan dirinya masuk ke
dalam masyarakat sepenuhnya.
a. Keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang ber- hubungan dengan anak adalah keluarga. Keluarga
merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri atas orang tua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang
tinggal serumah. Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama atau yang sering dikenal dengan istilah
media sosialisasi primer. Melalui keluarga, anak mengenal dunianya dan pola pergaulan sehari-hari. Arti pentingnya
keluarga sebagai media sosialisasi primer bagi anak terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini.
Orang tua umumnya mencurahkan perhatian untuk mendidik anak agar memperoleh dasar-dasar pergaulan hidup
yang benar dan baik melalui penanaman disiplin, kebebasan, dan penyerasian.
Gambar 5.3 Keluarga merupakan media sosialisasi yang paling efektif dan mendasar
bagi individu sebelum memasuki lingkungan masyarakat.
Sumber: Tempo, 26 September 2005
b. Teman Sepermainan Kelompok Sebaya
Media sosialisasi berikutnya adalah teman sepermainan. Proses sosialisasi ini berbeda dengan proses sosialisasi dalam
keluarga. Seorang anak belajar berinteraksi dengan orang- orang yang sebaya dengan dirinya. Pada tahap ini anak
mempelajari aturan-aturan yang mengatur orang-orang yang kedudukannya sejajar. Dalam kelompok teman sepermainan,
anak mulai mempelajari nilai-nilai keadilan.
Tahukah Kamu?
Sosialisasi dengan media teman sepermainan mem-
punyai kecenderungan pikiran seseorang masih bersifat
egosentris, sehingga belum dapat menilai pendirian orang
lain. Saat anak mulai me- ngenal, bergaul, dan bermain
dengan teman sepermainan dari umur yang sama, sikap
egosentris ini akan menonjol. Sikap demikian tentu akan
melahirkan pertengkaran dan perselisihan dengan teman-
teman sebayanya. Tetapi manakala sikap tersebut
mendapat kritikan dari pihak lain, maka ia terpaksa me-
ninjau kembali sikap ego- sentrisnya. Dengan demikian,
ia mulai menyadarinya. Ia kemudian dapat menerima
pendirian orang lain dan menempatkan dirinya sama
seperti teman-teman lainnya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
108
Sosiologi SMA dan MA Kelas X
Semakin meningkat umur anak, semakin penting pula pengaruh kelompok teman sepermainan. Kadang-kadang
dapat terjadi konflik antara norma yang didapatkan dari keluarga dengan norma yang diterimanya dalam pergaulan
dengan teman sepermainan. Terutama pada masyarakat yang berkembang dengan amat dinamis, hal itu dapat menjurus
pada tindakan yang bertentangan dengan moral masyarakat umum.
Pada usia remaja, kelompok sepermainan itu berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkem-
bangan itu antara lain disebabkan oleh remaja yang bertambah luas ruang lingkup pergaulannya, baik di sekolah maupun di
luar sekolah. Akan tetapi, perlu diwaspadai pengaruh- pengaruh yang akan muncul ketika remaja mulai bergaul
dengan sebayanya, karena pada tahap ini, tingkat kerawanan terhadap hal-hal yang cenderung ke arah negatif sangat tinggi.
Mudah sekali, si remaja terpengaruh apabila basis sosialisasi keluarga yang pernah dialami sangat lemah. Sehingga, dengan
kata lain, sebelum anak mulai masuk ke dalam lingkungan sebayanya, sosialisasi primer yang berlangsung dalam
keluarga hendaknya diperkuat secara nyata.
c. Sekolah