Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Dan Rasio Penerbitan surat Tagihan Pajak Terhadap Rasio Penerimaan Pajak (Penelitian Pada KPP Pratama Kota Bandung Periode 2009-2013)

(1)

1

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN RASIO PENERBITAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP RASIO PENERIMAAN PAJAK

(Penelitian Pada KPP Pratama Kota Bandung Periode 2009-2013)

THE INFLUENCE OF TAX COMPLIENCE AND PUBLISHED RATIO OF TAX BILLING TO RATIO TAX REVENUE

(Research On KPP Pratama Kota Bandung Period 2009-2013)

Oleh

DEWI EKA APRILIYANI S 21111115

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

ABSTRACT

Tax revenues several factors influenced by tax revenue, including complience tax payers and tax the issuence of a tax bill. There is a phenomenon which showed that revenues continued to decline caused by law complience mandatory tax and higher levels of the issuence of a tax bill.

The purpose of this research is to know how big the influence of tax complience on tax revenues and know how big the influence of publishing a tax bills on either earnings a tax revenue on KPP Pratama kota Bandung.

Methods used in this research is descriptive method and verikvikatif with a quantitative approach. Analysis method used is a method of analysis of regresi linier. Formerly carried also test the assumption of the classics, including a test of normality, multikolineritas test, heteroskedisitas tes, and autokorelasi test. The results showed that there is no violation of the data showed that have been able to use a method of regression analysis. Testing using software spss 22.o for windows.

The result of this researc suggest that adherence to tax payers have influence on tax revenue and tax billing have influence 0n tax revenue.

Keywords : tax complience, tax billing, tax revenue

I. PENDAHULUAN

Salah satu sumber penerimaan negara paling utama dari dalam negeri untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu dari penerimaan pajak (Muliari, 2011). Penerimaan pajak memegang peranan penting dan merupakan penerimaan negara yang terus meningkat dibandingkan dengan penerimaan dari sektor migas (Mardiasmo 2002:2).

Penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat (Jhon Hutagaol 2008:325). Besar kecilnya nilai pajak akan menentukan kapasitas anggaran dalam negeri baik dalam membiayai pengeluaran, pembangunan, maupun biaya rutin negara. Segala upaya perlu ditingkatkan agar penerimaan negara dari sektor pajak dapat meningkat baik dari subjek ataupun objek pajak yang ada (Gunadi, 2012).

Penerimaan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak adalah keadaan di mana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya (Siti Kurnia Rahayu, 2010:141).


(2)

2

Kepatuhan wajib pajak adalah keadaan di mana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya (Siti Kurnia Rahayu, 2010:141). Kepatuhan wajib pajak (Tax compliance) sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak di Indonesia. Namun, dibutuhkan suatu kesadaran dan kerelaan dari wajib pajak itu sendiri untuk melaksanakan kewajibannya dalam hal membayar pajak (Dahliana Hasan, 2008:1). Untuk mencapai target pajak, maka kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya perlu untuk terus dimotivasi sehingga dapat membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini sangat perlu, mengingat kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak (Bradley, Cassie Francies, 1994).

Penerimaan pajak dapat ditingkatkan melalui surat tagihan pajak. (Mardiasmo 2009:37) surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administratif berupa bunga atau denda, surat tagihan pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga dalam penagihannya dapat dilakukan dengan surat paksa, apabila pajak yang terutang berdasarkan dasar penagihan pajak tidak dibayar oleh wajib pajak dapat ditagih dengan surat paksa.

Semakin banyak Surat tagihan pajak STP yang diterbitkan oleh fiskus, belum tentu menambah penerimaan pajak (Iswahyudi, 2005) dan semakin banyaknya surat tagihan pajak yang diterbitkan setiap tahun membuat penerimaan pajak menurun (Kismantoro Petrus, 2011). Surat tagihan pajak (STP) diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak seoptimal mungkin.

Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN RASIO PENERBITAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP RASIO PENERIMAAN PAJAK : Penelitian Pada KPP Pratama Kota Bandung Periode 2009-2013

Penulis akan mengambil beberapa rumusan masalah yang akan diteliti didasarkan atas pembahasan diatas, rumusan masalah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak

2. Seberapa besar pengaruh surat tagihan pajak yang diterbitkan terhadap penerimaan pajak II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan Deviano dan Rahayu (2006:110) sebagai berikut

suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakan ada terdapat 2 macam kepatuhan yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material.

Selanjutnya Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:139), mendefinisikan kepatuhan wajib pajak sebagai berikut :

kepatuhan Wajib Pajak dapat didefinisikan dari: 1) Kewajiban Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri.

2) Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat pemberitahuan. 3) Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang. 4) Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

Kemudian Dewi Rina Komarawati (2010) mengungkapkan bahwa kepatuhan wajib pajak merupakan kesadaran wajib pajak mengenai kewajibannya dalam hal memenuhi kewajiban dan hak pajaknya.

Kepatuhan wajib pajak adalah suatu tindakan dimana wajib pajak harus memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu mendaftarkan diri, melaporkan SPT, melaporkan penyelesaian tunggakan pajak dan perkembangan pembayaran atau penyetoran pajak terutang dengan jujur. Dalam penelitian ini kepatuhan wajib pajak diukur dengan membandingkan jumlah wp lapor dengan jumlah wp terdaftar, seperti berikut :

(Sumber : Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia Rahayu, 2010:139)

Surat Tagihan Pajak (STP)

Definisi surat tagihan pajak (STP) menurut Mardiasmo (2009 : 37) adalah sebagai berikut :

Surat Tagihan Pajak adalah Surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administratif berupa bunga atau denda, surat tagihan pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga


(3)

3

dalam penagihannya dapat dilakukan dengan surat paksa, apabila pajak yang terutang berdasarkan dasar penagihan pajak tidak dibayar oleh wajib pajak dapat ditagih dengan surat paksa

Selanjutnya,Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006:173) menyatakan bahwa :

Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda

Sedangkan menurut Rochmat Soemitro (2004:76) menyatakan bahwa :

Surat Tagihan Pajak adalah surat yang diterbitkan oleh Direktur Jendral Pajak untuk melakukan tagihan pajak karena wajib pajak tidak memenuhi kententuan undang-undang pajak khususnya mengenai pembayaran pajak.

Surat Tagihan Pajak adalah surat yang digunakan untuk melakukan tagihan pajak berupa sanksi administratif seperti bunga atau denda, memiliki hukum dan dapat ditagih dengan menggunakan surat paksa apabila pajak yang terutang tidak dibayar oleh wajib pajak. Dalam penelitian ini surat tagihan pajak dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut :

(Sumber: Awat, 1995:547)

Penerimaan Pajak

Penerimaan pajak didefinisikan oleh Jhon Hutagaol (2008:325):

Penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat.

Selanjutnya Tri Suryanti (2013) mendefinisikan Penerimaan Pajak adalah penerimaan yang berasal dari Wajib Pajak yang berhasil dihimpun oleh KPP. Sedangkan dalam Kamus Besar Akuntansi pengertian Penerimaan pajak adalah uang tunai yang diterima oleh negara dari iuran rakyat yang dipaksakan berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) secara langsung.

Penerimaan Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar yang diperoleh secara terus menerus demi memenuhi kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat. Dalam penelitian ini penerimaan pajak diukur dengan membandingkan realisasi penerimaan dan target penerimaan.

(sumber : Jhon Hutagaol 2008, 325)

2.2 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Kepatuhan pajak merupakan persoalan laten dan aktual yang sejak dulu ada di perpajakan. Di dalam negeri, kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya dari tahun ke tahun masih menunjukan presentase yang tidak mengalami peningkatan secara berarti. Hal ini didasarkan jika kita melihat perbandingan jumlah wajib pajak yang memenuhi syarat patuh di Indonesia yaitu dengan melaporkan SPT nya sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah wajib pajak terdaftar.

Menurut Widi Widodo (2010:71), dengan tingginya tingkat kepatuhan maka pendapatan dari sektor pajak akan semakin meningkat sehingga mempelancar pembangunan bangsa. Dan jika semua wajib pajak di Indonesia berpredikat patuh maka akan berimplikasi pada optimalisasi penerimaan Pajak. Maka efeknya pada penerimaan negara yang bertambah besar (Sony Devano dan Siti kurnia Rahayu, 2006:114)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Euphrasia Susy Suhendra (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak, semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak

STP = P a un n − P a un laluP a un lalu � %


(4)

4

maka penerimaan pajak akan bertambah atau meningkat. Selanjutnya Dewi Rina Komalawati (2010) dan Trisuryani (2013) menemukan bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.

Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Surat tagihan pajak dikeluarkan apabila hasil analisis fiskus, wajib pajak tidak atau kurang bayar, harus membayar denda, atau berkaitan dengan kewajiban sebagai PKP dalam hubungannya dengan pembayaran pajak.

Penagihan pajak dengan menggunakan STP berhubungan terhadap penerimaan pajak yaitu perkembangan jumlah penerbitan pajak dari waktu ke waktu menunjukan jumlah yang sangat besar. Dengan demikian secara umum penerimaan di bidang perpajakan semakin menurun dengan banyaknya penerbitan STP (Waluyo, 2004:328).

Iswahyudi (2005) mengatakan bahwa dengan semakin banyak STP yang diterbitkan oleh fiskus, belum tentu menambah penerimaan pajak. Hal senada dikatakan oleh Kismantoro Petrus (2011) yang menyatakan dengan semakin banyaknya surat tagihan pajak yang diterbitkan setiap tahun membuat penerimaan pajak menurun.

Penelitian yang dilakukan oleh Vegirawati (2011) menemukan bahwa surat tagihan pajak berpengaruh negatif (tidak searah) terhadap penerimaan pajak. Selanjutnya Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono (2011) menunjukan hasil yang sama yaitu bahwa surat tagihan pajak memberikan pengaruh negatif (tidak searah) terhadap penerimaan pajak 2.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah maka dapat diambil suatu hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak

2. Surat tagihan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak III. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.Metode deskriptif sendiri di definisikan oleh Sugiyono (2009:21)

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Metode kuantitatif didefinisikan oleh Sugiyono (2011:8) sebagai berikut :

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini tujuannya untuk menggambarkan hasil penelitian tanpa membuat kesimpulan yang lebih luas, dan penelitian ini menggunakan metode pengujian statistic untuk mendapatkan hasil penelitian tersebut

2.2 Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Independen (X1)

Variabel Independen atau Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independent X1 dalam penelitian ini adalah

kepatuhan wajib pajak yang diukur dari perbandingan jumlah wajib pajak lapor dengan jumlah wajib pajak terdaftar setiap tahun yaitu dari tahun 2009 samapai 2013.

2. Variabel Independen (X2)

Variabel Independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independent X2 dalam penelitian ini adalah

variabel surat tagihan pajak yang diukur dengan menggunakan rumus deret waktu, yaitu dengan mengukur jumlah penerbitan surat tagihan pajak tahun dekarang dengan tahun lalu.


(5)

5 3. Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependent Y dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak yang diukur dengan melihat realisasi penerimaan pajak dengan target penerimaan pajak setiap tahun yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2013.

3.3 Sumber danTeknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:308) Data sekunder merupakan data sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya lewat dokumen atau orang lain. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan kepatuhan wajib pajak, laporan penerbitan surat tagihan pajak dan data penerimaan pajak yang dieroleh dari Kanwil DJP Jabar 1 dan KPP Pratama Kota Bandung.

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang diperlukan dalam penelitian. Untuk menunjang hasil penelitian, pengumpulan data yang diperlukan dengan dua cara, yaitu :

1) Studi kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan menelaah text book yang ada di perpustakaan ataupun milik pribadi. Data lainnya pun diperoleh dari jurnal terkait serta dari website yang ada seperti www.pajak.go.id

2) Studi Lapangan (Field Research)

a) Observasi : Pengamatan ini dilakukan dengan mendatangi langsung KPP Pratama Kota Banudng untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti terkait judul yang diteliti .

b) Dokumentasi : Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi yang akan diteliti untuk dipelajari pada penelitian ini adalah KPP Pratama Kota Bandung tahun 2009-2013 sebanyak 5 KPP . Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Menurut Sugiyono (2010:68) pengertian purposive sampling, yaitu: “Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel menggunakan pendekatan slovin, pendekatan slovin ini dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

=

= =

n = 25

Sumber : Umi Narimawati (2010:38)

Berdasarkan perhitungan sampel di atas maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 laporan mengenai data laporan kepatuhan wajib pajak, laporan jumlah STP yang diterbitkan dan laporan penerimaan pajak di KPP Pratama Bandung adapun data yang digunakan penulis selama 5 tahun yaitu mulai dari tahun 2009 sampai 2013 dengan jumlah sebanyak 25 data.


(6)

6 3.5 Metode Analisis Data

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk pengujian hipotesis pertama digunakan analisis regresi liniear sederhana. Sebelum melaksanakan analisis regresi sederhana maka terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik agar hasil yang diperoleh dapat diregresi serta memperoleh penafsiran yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).Pengujian asumsi klasik tersebut terdiri atas: Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas

1. Pengujian Hipotesis Kedua

Untuk menguji hipotesis kedua dalam penelitian ini maka digunakan metode analisis regresi liniear sederhana. Sebelum melaksanakan analisis regresi sederhana maka terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik agar hasil yang diperoleh dapat diregresi serta memperoleh penafsiran yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).Pengujian asumsi klasik tersebut terdiri atas: Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Agar memenuhi kaidah BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka regresi sederhana harus memenuhi uji prasyarat análisis yang disebut dengan uji asumsi klasik. Adapun uji yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Penelitian ini sudah lolos uji normalitas dan heteroskedastisistas. Dari uji normalitas diketahui bahwa persamaan telah dikatakan berdistribusi normal yang ditunjukkan tingkat signifikansi uji dua pihak nilainya sebesar 0,200 atau lebih besar dari 0,05. Sedang uji heteroskedastisitas dilakukan melalui metode dengan melihat hasil dari scatterplot antara data residu yang telah distandarkan (Sdresid) dengan hasil prediksi variabel dependen yang telah distandarkan (Zpred). Dalam penelitian ini scatterplot menunjukan bahwa data tidak membentuk suatu pola tertentu dan titik-titik data tidak hanya mengumpul di atas atau di bawah angka 0 saja melainkan menyebar di atas dan di bawah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada heterokedastisitas pada data residual.

Tabel 1

Pengujian Hipotesis 1

Dari tabel output SPSS di atas diperoleh nilai thitung untuk harga saham (X1) sebesar 2,958 dengan nilai ttabel

sebesar1,717. Dikarenakan nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (2,958<1,717) maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya

kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Kota Bandung Tahun 2009-2013.

Pengaruh Surat Tagihan Pajak TerhadapPenerimaan Pajak

Penelitian ini sudah lolos uji normalitas dan heteroskedastisistas. Dari uji normalitas diketahui bahwa persamaan telah dikatakan berdistribusi normal yang ditunjukkan tingkat signifikansi uji dua pihak nilainya sebesar 0,200 atau lebih besar dari 0,05. Sedang uji heteroskedastisitas dilakukan melalui metode dengan melihat hasil dari scatterplot antara data residu yang telah distandarkan (Sdresid) dengan hasil prediksi variabel dependen yang telah distandarkan (Zpred). Dalam penelitian ini scatterplot menunjukan bahwa data tidak membentuk suatu pola tertentu dan titik-titik data tidak hanya mengumpul di atas atau di bawah angka 0 saja melainkan menyebar di atas dan di bawah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada heterokedastisitas pada data residual.


(7)

7 Tabel 2

Pengujian Hipotesis 2

Dari tabel output SPSS di atas diperoleh nilai thitung untuk harga saham (X1) sebesar -2,010 dengan nilai ttabel

sebesar -1,717. Dikarenakan nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (-2,010 < -1,717) maka H0 ditolak dan Ha diterima,

artinya kepatuhan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Kota Bandung Tahun 2009-2013.

1.2 Pembahasan

Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Rasio Penerimaan Pajak

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif signifikan terhadap variabel penerimaan pajak. Hubungan positif ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak maka semakin tinggi pula penerimaan pajak. Kepatuhan wajib pajak yang tinggi dijelaskan oleh Widi Widodo (2010:71) akan meningkatkan penerimaan pajak karena ketika wajib pajak di Indonesia berpredikat patuh maka akan berimplikasi pada optimalisasi penerimaan Pajak. Maka efeknya pada penerimaan negara yang bertambah besar.

Penelitian ini memperkuat hasil penelitian terdahulu oleh Euphrasia Susy Suhendra (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak semakin tinggi kepatuhan wajib pajak maka penerimaan meningkat.

Analisis Rasio Penerbitan Surat Tagihan Pajak Terhadap Rasio Penerimaan Pajak

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel surat tagihan pajak berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan pajak Hubungan negatif ini menunjukan bahwa semakin banyak surat tagihan pajak diterbitkan maka penerimaan pajak akan menurun. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Waluyo (2004: 328) menegaskan perkembangan jumlah penerbitan pajak dari waktu ke waktu menunjukan jumlah yang sangat besar, sehingga berdampak pada menurunnya penerimaan pajak.

Hal ini menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono (2011) menunjukan bahwa surat tagihan pajak memberikan pengaruh negatif (tidak searah) terhadap penerimaan pajak, demikian juga pada penelitian Titin Vegirawati (2011) yang menunjukan hasil penelitian yang sama bahwa surat tagihan pajak berpengaruh negatif (tidak searah) terhadap penerimaan pajak

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut :

1. Kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Kota Bandung periode 2009-2013.

2. Surat tagihan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Kota Bandung periode 2009-2013.

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, pihak KPP Pratama Kota Bandung dapat melakukan upaya-upaya seperti, sosialisasi pajak mengenai hak dan kewajiban wajib pajak, kualitas pelayanan guna kenyamanan wajib pajak seperti memberi senyum saat proses wajib pajak melaporkan SPT dan mempermudah sistem pembayaran pajak sehingga penerimaan pajak pun mengalami peningkatan. Dan untuk menekan penerbitan Surat Tagihan Pajak agar penerimaan pajak dapat diterima secara optimal, pihak KPP Pratama Bandung dapat melakukan tindakan seperti sosialisasi mengenai pengetahuan dalam membayar


(8)

8

pajak dan berkomunikasi dengan baik agar wajib pajak tidak melakukan kesalahan atau pelanggaran yang dapat berakibat pada diterbitkannya Surat Tagihan Pajak.

2. Bagi pengembangan ilmu terkait pengaruh kepatuhan wajib pajak dan rasio penerbitan surat tagihan pajak terhadap rasio penerimaan pajak penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dalam pengembangan ilmu di bidang akuntansi khususnya perpajakan. Selanjutnya, Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam hal yang sama, disarankan untuk menambah indikator ataupun variabel lain, metode yang sama ataupun berbeda tetapi unit analisis, populasi dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan konsep yang telah dibangun sebelumnya, baik oleh peneliti saat ini maupun oleh peneliti-peneliti terdahulu.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Awat, N. J. 1995. Metode Statistik dan Ekonometri. Edisi Pertama. Penerbit Liberty Yogyakarta.

Chaizi Nascuha, 2004, Reformasi Administrasi Publik, teori dan praktik. Jakarta, penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Devano Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Hutagaol, Jhon. 2008. Perpajakan: isu-isu kontemporer. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Ika, Nursanti. 2011.”Pengaruh Self Assessment System Dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai”,Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi No. 1, Volume 1, Januari 2013

Iswahyudi, T. 2005. Seputar Penagihan dan Pembayaran Utang Pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia (1): 12-18. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta

Rahayu, Siti Kurnia. “Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal”. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2012. Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan ke-15 Bandung: Alfabeta

Suhendra, Euphrasia Susy. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan

Pajak Penghasilan Badan”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010.

Suryanti, Tri. 2013. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak

Penghasilan Dengan Penagihan Pajak Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius)

Vegirawati, Titin. 2011. “Hubungan Antara Penerbitan Surat Tagihan Pajak Dengan Penerimaan Pajak Pada KPP

Pratama Ilir Timur Palembang”. VOL. 1 NO. 3 September 2011 Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius)

Waluyo, 2004. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. “Perpajakan Indonesia”, Salemba Empat. Jakarta, 2004. Widi Widodo. 2010. Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak, CV Alfabeta, Bandung.


(9)

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu sumber penerimaan negara paling utama dari dalam negeri untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu dari penerimaan pajak (Muliari, 2011). Penerimaan pajak memegang peranan penting dan merupakan penerimaan negara yang terus meningkat dibandingkan dengan penerimaan dari sektor migas (Mardiasmo 2002:2). Pajak merupakan komponen utama penerimaan dalam negeri, sehingga target penerimaan dari pajak ini terus meningkat setiap tahun dan merupakan potensi yang cukup besar untuk bisa digali di Indonesia (Agusti dan Herawaty, 2009:2).

Menurut Jhon Hutagaol (2008, 325) Penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat. Besar kecilnya nilai pajak akan menentukan kapasitas anggaran dalam negeri baik dalam membiayai pengeluaran, pembangunan, maupun biaya rutin negara. Segala upaya perlu ditingkatkan agar penerimaan negara dari sektor pajak dapat meningkat baik dari subjek ataupun objek pajak yang ada (Gunadi, 2012).

Penerimaan pajak memerlukan suatu perencanaan yang wajar dan objektif dalam arti tidak hanya berorientasi pada pencapaian penerimaan semata, akan tetapi juga harus melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi di dalam penentuan suatu target penerimaan pajak. Oleh karena itu perlu dikaji


(11)

faktor-2

faktor manakah yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak sehingga target yang dialokasikannya dapat teralisasi dengan baik sesuai dengan potensi yang ada (Rahmad dkk, 2011).

Kondisi yang terjadi dilapangan menunjukan bahwa realisasi penerimaan pajak selama ini belum optimal (Wiko Saputra, 2014). Hal senada dikatakan Fuad Rahmany (2014) bahwa penerimaan pajak dari tahun 2010 mengalami penurunan hingga tahun 2013. Penerimaan pajak turun setiap tahunnya (Kemenkeu, 2014). Kondisi ini diperkuat oleh pernyataan Danhil Anzar (2014) yang menyebutkan bahwa penerimaan pajak di Indonesia sulit ditingkatkan. Lebih lanjut dikatakan oleh Menteri Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro (2014) yang mengatakan bahwa salah satu penyebab menurunnya penerimaan pajak adalah rendahnya kepatuhan wajib pajak di Indonesia.

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan pajak. Ekstensifikasi ditempuh dengan meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang aktif dan intensifikasi ditempuh dengan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, peningkatan kualitas aparatur perpajakan, pelayanan prima terhadap Wajib Pajak dan pembinaan kepada para wajib pajak, pengawasan administratif, pemeriksaan, penagihanm dan penyidikan aktif dan pasif, serta penegakan Hukum (Maria, 2011).

Penerimaan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak adalah keadaan di mana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya (Siti Kurnia Rahayu, 2010:141). Masalah Kepatuhan wajib pajak adalah masalah


(12)

3

penting di seluruh dunia baik bagi negara maju maupun di negara berkembang, karena jika wajib pajak tidak patuh akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaraan, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak, yang ada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang (Siti Kurnia Rahayu, 2010:141).

Kepatuhan wajib pajak (Tax compliance) sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak di Indonesia. Namun, dibutuhkan suatu kesadaran dan kerelaan dari wajib pajak itu sendiri untuk melaksanakan kewajibannya dalam hal membayar pajak (Dahliana Hasan, 2008:1). Untuk mencapai target pajak, maka kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya perlu untuk terus dimotivasi sehingga dapat membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini sangat perlu, mengingat kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak (Bradley, Cassie Francies, 1994). Ukuran tingkat kepatuhan wajib pajak paling utama diketahui dari apakah wajib pajak telah mendaftarkan diri (NPWP) dan wajib pajak telah menyampaikan SPTnya atau belum, baik SPT Tahunan ataupun SPT Masa. Hal ini menjadi ukuran paling penting karena dengan wajib pajak mendaftarkan diri dan menyampaikan SPTnya berarti wajib pajak telah memenuhi kewajiban pajaknya sesauai dengan Undang-Undang (Devano, Sony dan Rahayu, 2006).

Hasan (2013) menegaskan bahwa bukan rahasia umum jika tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia tidaklah tinggi. Fakta di lapangan memaparkan bahwa tidak semua wajib pajak patuh dan membayar pajak sesuai


(13)

4

dengan ketentuan yang berlaku. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menyebutkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia, baik perseorangan atau badan masih relatif rendah. Surat Pemberitahuan (SPT) menunjukan bahwa hanya 550 ribu atau 11 persen yang rutin melaporkan surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak penghasilan. Sedangkan dari total Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang terdaftar mencapai 28 juta tetapi hanya 11 juta yang menyampaikan SPT nya.

Yustinus (2015) menegaskan pula bahwa kondisi ini semakin parah, saat perusahaan sebagai wajib pajak terdaftar juga tidak aktif membayar pajak karena menganggap bukan kewajiban sehingga diabaikan. Hal tersebut juga dipertegas oleh penemuan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees, dimana jumlah Wajib Pajak Badan yang terdaftar mengalami peningkatan tetapi pelaporan SPT mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP tersebut mengalami penurunan yaitu 25,44% dari sebelumnya yang mencapai 48,70%.

Herry Susanto (2012) mengungkapkan bahwa upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, dilakukan dengan cara memberikan sosialisasi menyangkut pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan, diantaranya kewajiban penyampaian SPT kepada WP/PKP terutama bagi WP/PKP baru, menerbitkan himbauan/teguran/Surat Tagihan Pajak terhadap WP/PKP yang tidak menyampaikan SPT.

Penerimaan pajak dapat ditingkatkan melalui surat tagihan pajak. Mardiasmo (2009:37) mengatakan bahwa surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administratif berupa bunga atau denda, surat


(14)

5

tagihan pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga dalam penagihannya dapat dilakukan dengan surat paksa, apabila pajak yang terutang berdasarkan dasar penagihan pajak tidak dibayar oleh wajib pajak dapat ditagih dengan surat paksa.

Menurut Ilyas dan Burton (2008: 47) surat tagihan pajak (STP) terdiri dari surat ketetapan pajak (SKP), surat ketetapan pajak kurang bayar (SKPKB), surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan (SKPKBT), surat ketetapan pajak lebih bayar (SKPLB) dan surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT). Lebih lanjut dikatakan bahwa surat tagihan pajak merupakan surat pertama yang dikeluarkan jika wajib pajak tidak atau kurang bayar pajak akibat salah tulis atau salah hitung, harus membayar denda sebesar 2%, belum menjadi pengusaha kena pajak tetapi telah memungut pajak, atau telah dikukuhkan, membayar dan melaporkan tetapi tidak benar.

Iswahyudi (2005) mengatakan bahwa dengan semakin banyak STP yang diterbitkan oleh fiskus, belum tentu menambah penerimaan pajak. Hal senada dikataka oleh Kismantoro Petrus (2011) yang mengatakan dengan semakin banyaknya surat tagihan pajak yang diterbitkan setiap tahun membuat penerimaan pajak menurun. Surat tagihan pajak (STP) diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak seoptimal mungkin. Menurut Ginting (2006), wajib pajak yang terutang pajak, 95% mau membayar pajak setalah diberikan surat penagihan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan Terhadap Penerimaan Pajak”.


(15)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah yang penulis dapatkan, yaitu :

1) Tidak tercapaianya target penerimaan pajak, menurunnya penerimaan pajak setiap tahun dan belum optimalnya penerimaan pajak.

2) Rendahnya kepatuhan wajib pajak Indonesia.

3) Meningkatnya STP yang diterbitkan menyebabkan penerimaan pajak menurun.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis teliti, yaitu :

1) Seberapa besar pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak 2) Seberapa besar pengaruh Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan terhadap

Penerimaan Pajak

1.4 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui besar pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak

2) Untuk mengetahui besar pengaruh Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan terhadap Penerimaan Pajak

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang diangkat di dalam penelitian baik secara umum maupun secara khusus yang berlaku di Indonesia terkait penerimaan pajak dari faktor kepatuhan wajib pajak dan surat tagihan pajak


(16)

7

1.5.2 Kegunaan Akademis

Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu akuntansi perpajakan dan menambah wawasan terkait kepatuhan wajib pajak, surat tagihan pajak dan penerimaan pajak.


(17)

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN RASIO

PENERBITAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP RASIO

PENERIMAAN PAJAK

(Penelitian Pada KPP Pratama Kota Bandung Periode 2009-2013)

THE INFLUENCE OF TAX COMPLIENCE AND PUBLISHED RATIO OF TAX BILLING TO RATIO TAX REVENUE

(Research On The KPP Pratama Kota Bandung Period 2009-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntasi

Oleh :

DEWI EKA APRILIYANI SUDRAJAT 21111115

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(18)

vi

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... SURAT PERNYATAAN ... SURAT PUBLIKASI ...

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...6

1.3 Rumusan Masalah ...6

1.4 Tujuan Penelitan ...6

1.5 Kegunaan Penelitian ...6

1.5.1 Kegunaan Praktis ...6

1.5.2 Kegunaan Akademis ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS...8

2.1 Kajian Pustaka ...8

2.1.1 Kepatuhan Wajib pajak ...8

2.1.1.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ...8

2.1.1.2 Jenis Kepatuhan Wajib Pajak ...9

2.1.1.3 Kriteria Wajib Patuh ...10


(19)

vii

2.1.1.5 Nomor Pokok Wajib Pajak ...13

2.1.1.6 Surat Pemberitahuan ...13

2.1.1.7 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak ...14

2.1.2 Surat Tagihan Pajak (STP) ...14

2.1.2.1 Pengertian Surat Tagihan Pajak (STP) ...14

2.1.2.2 Fungsi STP ...15

2.1.2.3 Penerbitan STP ...16

2.1.2.4 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dalam STP ...16

2.1.2.5 Indikator Surat Tagihan Pajak (STP) ...17

2.1.3 Penerimaan Pajak ...17

2.1.3.1 Pengertian Penerimaan Pajak ...17

2.1.3.2 Indikator Penerimaan Pajak ...18

2.2 Kerangka Pemikiran ...18

2.2.1 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak ...18

2.2.2 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak ...20

2.3 Hipotesis ...22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...23

3.1 Metode Penelitian ...23

3.2 Operasional Variabel ...25

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...27

3.3.1 Sumber Data ...27

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ...28

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian ...29

3.4.1 Populasi ...29

3.4.2 Penarikan Sampel ...29

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...30

3.5 Metode Pengumpulan Data ...31

3.6 Metode Pengujian Data ...40


(20)

viii

4.1 Hasil Penelitian ...46

4.1.1 Hasil Analisi Deskriptif ...46

4.1.1.1 Analisis Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Kota Bandung Periode 2009-2014 ...47

4.1.1.2 Analisis Surat Tagihan Pajak pad KPP Pratama Kota Bandung Periode 2009-2014 ...50

4.1.1.3 Analisis Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Kota Bandung Periode 2009-2014 ...53

4.2.1 Hasil Analisis Verivikatif ...56

4.1.2.1 Analisis Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Rasio Penerbitan Surat Tagihan Pajak Terhadap Rasio Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Kota Bandung Periode 2009-2014 ...56

4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik ...56

4.1.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ...62

4.1.2.4 Analisis Koefisien Korelasi ...63

4.1.2.5 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 65

4.1.2.6 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ...65

4.2 Pembahasan ... 4.2.1 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak ...68

4.2.2 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak ...70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...72

5.1Kesimpulan ...72

5.2Saran ...72

DAFTAR PUSTAKA ...75


(21)

75

Daftar Pustaka

Agusti, Asri Fika dan Vinola Herawaty. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Yang Dimoderasi Oleh Pemeriksaan Pajak Pada KPP Pratama”, Simposium Nasional

Akuntansi 12, Palembang, 2009.

Agustinus Paseleng, A.T. Poputra, S.J. Tangkuman. 2013. “Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado”.

Jurnal EMBA 2371 Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 2371-2381. ISSN 2303-1174

A.I. Molle., S.S. Pangemanan. H. Sabijono. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang

Pribadi Pada Kpp Pratama Manado”. Jurnal EMBA Vol.2 No.4

Desember 2014, Hal. 108-115. ISSN 2303-1174

Awat, N. J. 1995. Metode Statistik dan Ekonometri. Edisi Pertama. Penerbit Liberty Yogyakarta.

Bradley, Cassie Francies. 1994. An Empirical Investigation of Factor Affecting Corporate Tax Compliance Behavior. Dissertation. The University of Alabama, USA.

Chaizi Nascuha, 2004, Reformasi Administrasi Publik, teori dan praktik. Jakarta, penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Devano Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu.

Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Gujarati, Domodar. 2003. Ekonometrika Dasar . Erlangga : Jakarta.

Gunadi. 2013. Panduan Komprehensif Pajak Penghasilan. Bee Media Indonesia, Jakarta.

Hasan, Dahliana. “Pelaksanaan Tax Compliance dalam Upaya Optimalisasi

Penerimaan Pajak di Kota Yogyakarta”, Mimbar Hukum Volume 20

Nomor 2, 2008.

Herryanto, Marisa, dan Toly, Agus, Arianto. 2013. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,Kegiatan sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan”.


(22)

76

Husein Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT RajaGrafindoPersada

Ika, Nursanti. 2011.”Pengaruh Self Assessment System Dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai”,Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi No. 1, Volume 1, Januari 2013

Ilyas, Wirawan B. 2010. Panduan Komprehensif dan Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Salemba Empat, Jakarta.

Iswahyudi, T. 2005. Seputar Penagihan dan Pembayaran Utang Pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia (1): 12-18.

Hutagaol, Jhon. 2008. Perpajakan: isu-isu kontemporer. Graha Ilmu, Yogyakarta. Jonathan, Sawarno, 2012. Statistik Itu Mudah. Penerbit Cv Andi Offset,

Yogyakarta.

Kementrian Keuangan RI. ”Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

235/KMK.04/2000 Tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak”, Kementrian Keuangan RI, Jakarta, 2003.

Mardiasmo. 2002. Perpajakan Edisi Revisi. Andi Yogyakarta : Yogyakarta. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta.

Moch. Nazir Ph.d. 2003. Teori. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Muhaad,R. Pengemanan,SS. Harijanto,Sabijono. 2014. “Efektivitas Penagihan

Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado”. Jurnal EMBA 1 Vol.2 No.1 Maret 2014, Hal. 1-10. ISSN 2303-1174

Rahayu, Siti Kurnia. “Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal”. Penerbit

Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010.

Resmi, Siti. “Perpajakan: Teori dan Kasus”, Salemba Empat, Jakarta, 2011. Riskon Ginting. 2006 pengaruh Pemberian Surat penagihan terhadap pembayaran

tunggakan pajak pnghasilan di Tiga Kantor Pelayanan Pajak. Jurnal ekonomi dan bisnis. Volume 5 no 1

Rochmat Soemitro. 2004. asas dan dasar perpajakan 1 dan 2. Redika aditama. Bandung.


(23)

77

Santoso, S. 2002. Latihan SPSS : Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elexmedia Komputindo.Jakarta.

Suandy, Early. 2002. Hukum Pajak. Penerbit Salemba, Jakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2012. Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan ke-15 Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suhendra, Euphrasia Susy. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan”, Jurnal

Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010.

Sumadi Suryabrata.2013. Metodologi Penelitian.Cetakan ke 24.PT.RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Suryanti, Tri. 2013. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap

Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Dengan Penagihan Pajak

Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi

(Jenius)

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penanganan Wajib Pajak Non Efektif

Tony wijaya. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Edisi Pertama.Graha Ilmu:Yogyakarta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

“Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”, Pemerintah RI, Jakarta, 2000._______,”

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007”. Pemerintah RI, Jakarta, 2007

Vegirawati, Titin. 2011. “Hubungan Antara Penerbitan Surat Tagihan Pajak Dengan Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Ilir Timur Palembang”. VOL. 1 NO. 3 September 2011 Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius)


(24)

78

Waluyo, 2004. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. “Perpajakan Indonesia”, Salemba Empat. Jakarta, 2004.

Widi Widodo. 2010. Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak, CV Alfabeta, Bandung.

Internet:

www.beritasatu.com : Fuad Rahmany, Yustinus, Data Kemenkeu http://www.bppk.depkeu.go.id/artikelvol4no1_suryadi.pdf www.djapk.depkeu.go.id

www.pajak.go.id : Hasan

www.liputan6.com : Kismantoro Petrus http://warungmassahar.blogspot.com


(25)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dewi Eka Apriliyani S

Nim : 21111115

Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 13 April 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pasirkoja. Pabaki. Gg.Maksudi II no.21 RT:002/003, Kec. Astana Anyar

Kel.Panjunan . Bandung

Telp/HP : 08997191862

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

1. SD Negeri Panaragan Kidul 2 Bogor 1999-2005 Berijazah 2. SMP Negeri 7 Bogor 2005-2008 Berijazah

3. SMA Negeri 6 Bandung 2008-2011 Berijazah 4. Universitas Komputer Indonesia 2011-2015


(26)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Rasio Penerbitan Surat Tagihan

Pajak terhadap Rasio Penerimaan Pajak” dapat diselesaikan dengan baik dan

tepat waktu. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam mnempuh program Strata-1 guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada program studi akuntansi.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj Dwi Kartini SE., Spec., Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak. CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi.

4. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Wali Akuntansi 3. 5. Ibu Adeh Ratna Komala, SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

senantiasa meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini.


(27)

iv

6. Kakek syarif dan umi nunung, trimakasih untuk segalanya, trimakasih atas kesabaranya, dan keep loving me.

7. Kedua Orang Tuaku, mamah aneu dan pa ajat yang sudah membesarkanku dan selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian serta dukungan dalam

setiap do’anya. “Ini untuk kalian, I LOVE YOU !!”

8. Kedua adiku yang cantik Dara & Dhea dan keponakanku baby zahra yang selalu menghibur dan menyemangati ku guna terselesainya skripsi ini. 9. Teman - teman seperjuangan Akuntansi-3 tahun 2011 terima kasih atas

dukungan, bantuan dan waktunya.

10.Teman – teman tersayang puri, endang, juang, widya, eneng, yudi, alija, nurhidayat dan fauzi. Terima kasih untuk 4 tahun ini atas kebersamaanya khususnya suasana dan kenangan yang selalu kalian buat sampai saat ini. 11.Sahabatku Anggie Putri Wardhani, Habibah Nur Azizah, Ina Raspati dan

Wulandari yang selalu menghibur dan menyemangati ku trimakasih atas waktu, dukungan dan bantuannya selama ini, peluk hangat terdahsyat untuk kalian sahabatku.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan dukungan yang tulus.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnan oleh karena itu penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnan laporan ini. Serta penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.


(28)

v

Bandung, Agustus 2015


(1)

77

Santoso, S. 2002. Latihan SPSS : Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elexmedia Komputindo.Jakarta.

Suandy, Early. 2002. Hukum Pajak. Penerbit Salemba, Jakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2012. Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan ke-15 Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suhendra, Euphrasia Susy. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010.

Sumadi Suryabrata.2013. Metodologi Penelitian.Cetakan ke 24.PT.RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Suryanti, Tri. 2013. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Dengan Penagihan Pajak Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius)

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penanganan Wajib Pajak Non Efektif

Tony wijaya. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Edisi Pertama.Graha Ilmu:Yogyakarta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

“Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”, Pemerintah RI, Jakarta, 2000._______,”

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007”. Pemerintah RI, Jakarta, 2007

Vegirawati, Titin. 2011. “Hubungan Antara Penerbitan Surat Tagihan Pajak Dengan Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Ilir Timur Palembang”. VOL. 1 NO. 3 September 2011 Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius)


(2)

78

Waluyo, 2004. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. “Perpajakan Indonesia”, Salemba Empat. Jakarta, 2004.

Widi Widodo. 2010. Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak, CV Alfabeta, Bandung.

Internet:

www.beritasatu.com : Fuad Rahmany, Yustinus, Data Kemenkeu http://www.bppk.depkeu.go.id/artikelvol4no1_suryadi.pdf

www.djapk.depkeu.go.id www.pajak.go.id : Hasan

www.liputan6.com : Kismantoro Petrus http://warungmassahar.blogspot.com


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dewi Eka Apriliyani S

Nim : 21111115

Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 13 April 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pasirkoja. Pabaki. Gg.Maksudi II no.21 RT:002/003, Kec. Astana Anyar

Kel.Panjunan . Bandung

Telp/HP : 08997191862

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

1. SD Negeri Panaragan Kidul 2 Bogor 1999-2005 Berijazah 2. SMP Negeri 7 Bogor 2005-2008 Berijazah

3. SMA Negeri 6 Bandung 2008-2011 Berijazah 4. Universitas Komputer Indonesia 2011-2015


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Rasio Penerbitan Surat Tagihan

Pajak terhadap Rasio Penerimaan Pajak” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam mnempuh program Strata-1 guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada program studi akuntansi.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj Dwi Kartini SE., Spec., Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak. CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi.

4. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Wali Akuntansi 3. 5. Ibu Adeh Ratna Komala, SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

senantiasa meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini.


(5)

iv

6. Kakek syarif dan umi nunung, trimakasih untuk segalanya, trimakasih atas kesabaranya, dan keep loving me.

7. Kedua Orang Tuaku, mamah aneu dan pa ajat yang sudah membesarkanku dan selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian serta dukungan dalam setiap do’anya. “Ini untuk kalian, I LOVE YOU !!”

8. Kedua adiku yang cantik Dara & Dhea dan keponakanku baby zahra yang selalu menghibur dan menyemangati ku guna terselesainya skripsi ini. 9. Teman - teman seperjuangan Akuntansi-3 tahun 2011 terima kasih atas

dukungan, bantuan dan waktunya.

10. Teman – teman tersayang puri, endang, juang, widya, eneng, yudi, alija, nurhidayat dan fauzi. Terima kasih untuk 4 tahun ini atas kebersamaanya khususnya suasana dan kenangan yang selalu kalian buat sampai saat ini. 11. Sahabatku Anggie Putri Wardhani, Habibah Nur Azizah, Ina Raspati dan

Wulandari yang selalu menghibur dan menyemangati ku trimakasih atas waktu, dukungan dan bantuannya selama ini, peluk hangat terdahsyat untuk kalian sahabatku.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan dukungan yang tulus.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnan oleh karena itu penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnan laporan ini. Serta penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.


(6)

v

Bandung, Agustus 2015


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2 44 65

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Pelaksanaan Ekstensifikasi Untuk Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 65 52

Penyelasaian Keberatan Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

7 82 67

Prosedur Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Pajak Penghasilan Badan Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dan Penerimaan Pajak Dikantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

22 163 61

Pelaksanaan Surat Tagihan Pajak Bunga Penagihan Dalam Pencairan Tunggakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

0 31 60

Prosedur Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Pajak Penghasilan (PPH) Badan Dalam Rangka Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

8 119 63

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 37 33

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Petisah

1 61 61