Pembinaan Mental Karakteristik Responden

dihadapi oleh anak asuh yang berada pada tingkat akhir, walaupun demikian latihan olahraga terkadang dilakukan anak asuh sendiri, apabila ada dalam waktu luang, mereka akan senang melakukan kegiatan secara bersama-sama selain mempererat kebersamaan mereka dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif. Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 3. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa latihan olahraga cukup menyenangkan walaupun tidak rutin dilakukan, hal ini dikarenakan waktu mereka yang terbatas menyangkut kepentingan sekolah yang semakin padat mendekati persiapan ujian yang akan dihadapi oleh anak asuh yang berada pada tingkat akhir, walaupun demikian latihan olahraga terkadang dilakukan anak asuh sendiri, apabila ada dalam waktu luang di sela kesibukan belajarnya, pada hari minggu mereka menyempatkan diri untuk berolahraga.

4.2.2. Pembinaan Mental

Pembinaan mental menyangkut proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan tujuan untuk membantu orang-orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Dalam kegiatan mengasuh anak terkandung pendidikan sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung jawab dan sebagainya. Persepsi anak tentang pelayanan mental dapat dilihat pada tabel berikut ini : Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai bimbingan keagamaan yang diberikan oleh pihak panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini : 65 Tabel 4.10 Jawaban Responden Mengenai Bimbingan Keagamaan Yang Diberikan Di Panti n=40 Kategori Jawaban f Selalu baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik 16 17 5 1 1 40,0 42,5 12,5 2,5 2,5 Jumlah 40 100 Sumber : Hasil Penelitian, April 2011 Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai bimbingan keagamaan yang diberikan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa bimbingan keagamaan yang diberikan panti baik adalah sebanyak 17 orang atau 42,5 , responden yang menyatakan bahwa bimbingan yang diberikan pihak panti sangat baik sebanyak 16 orang atau 40 . Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa bimbingan agama yang diadakan oleh pihak panti baik dan berguna bagi anak asuh. Hal ini dikarenakan mereka menyadari bahwa bimbingan agama dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Mereka mempersepsi bahwa dengan adanya bimbingan agama perilaku dan sikap yang ditunjukkan akan lebih terarah, pengetahuan tentang agama semakin bertambah serta mereka akan lebih mengerti, memahami dan melaksanakannya dalam lingkungan dimana pun mereka berada. 66 Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa bimbingan agama yang diadakan oleh pihak panti baik dan berguna bagi anak asuh. Hal ini dikarenakan mereka menyadari bahwa bimbingan agama dapat bermanfaat bagi kehidupannya, selain itu bimbingan yang didapatkan dapat mengontrol perilaku mereka dalam menjalankan kehidupan baik pergaulannya dengan teman atau lingkungan dimana ia berada. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai intensitas pengajian yang diberikan panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.11 Jawaban Responden Mengenai Intensitas Pengajian Yang Diberikan Di Panti n=40 Kategori Jawaban f Sangat sering Sering Cukup sering 13 15 5 32,5 37,5 12,5 67 Kurang sering Tidak pernah 4 3 10,0 7,5 Jumlah 40 100 Sumber : Hasil Penelitian, April 2011 Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai intensitas pengajian yang diberikan panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa pengajian yang diadakan panti sering adalah sebanyak 15 orang atau 37,5 , responden yang menyatakan bahwa pengajian sangat sering diberikan panti sebanyak 13 orang atau 32,5 . Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa pengajian sering diberikan panti. Hal ini membuktikan bahwa persepsi mereka terhadap intensitas pengajian yang diberikan panti berada pada tingkat yang baik, pengajian sangat bermanfaat untuk menambah ilmu mereka tentang agama. Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas pengajian yang diadakan panti sering, hal tersebut sangat bermanfaat bagi anak asuh untuk lebih menambah pengetahuan tentang agama Islam. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai ceramah agama yang diberikan oleh pihak panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.12 Jawaban Responden Mengenai Ceramah Agama Yang Diberikan Di Panti n=40 Kategori Jawaban f 68 Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup bermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat 17 12 7 3 1 42,5 30,0 17,5 7,5 7,5 Jumlah 40 100 Sumber : Hasil Penelitian, April 2011 Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai ceramah agama yang diberikan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa ceramah agama yang diberikan panti sangat bermanfaat adalah sebanyak 17 orang atau 42,5 , responden yang menyatakan bahwa ceramah agama yang diberikan panti bermanfaat sebanyak 12 orang atau 30,0 . Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa ceramah agama yang diberikan panti sangat bermanfaat, mereka menyadari ceramah agama sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka agar dapat lebih bijak memandang dan menjalani hidup penuh rasa syukur, juga memotivasi bahwa setiap orang punya kesempatan untuk lebih maju dan sukses tidak terkecuali mereka, dan pastinya lebih dekat dengan Tuhan dan agamanya. Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 5. Hal ini membuktikan bahwa ceramah yang diberikan di panti sangat bermanfaat bagi anak asuh, dengan adanya ceramah keagamaan itu akan memberi motivasi untuk menjadi manusia yang lebih baik, dan mengingatkan untuk selalu ada di jalan yang benar dan bersyukur.

4.2.3. Bimbingan Sosial