Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persepsi

19 bisa menimbulkan interpretasi hasil atau persepsi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan sudut pandang pada pengamatan yang menghasilkan perbedaan persepsi. Persepsi manusia baik persepsi positif amupun persepsi negatif akan mempengaruhi tindakan yang tampak. Tindakan positif biasanya akan muncul apabila kita mempersepsi seseorang secara positif dan sebaliknya. Perbedaan hasil pengamatan atau persepsi juga dipengaruhi oleh individu atau orang yang mengamati. Dilihat dari individu atau orang yang mengamati, adanya perbedaan hasil pengamatan dipengaruhi oleh : 1. Pengetahuan, pengalaman atau wawasan seseorang. 2. Kebutuhan seseorang. 3. Kesenangan atau hobi seseorang. 4. Kebiasaan atau pola hidup sehari-hari. Didukung oleh teori dari Davidoff dalam Walgito, 2010: 99 yang menyatakan bahwa, dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan di sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri, serta persepsi itu bersifat individual. Hal itu disebabkan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain.

4. Motivasi a. Pengertian Motivasi

Ahmadi2002: 191mengungkapkan, istilah motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan.Ini 20 berarti,bahwa motif itu telah terarah dengan adanya dorongan.DitambahSugihartono, dkk 2007: 20 yang mengartikan bahwa, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Elliott, Kratochwill, Cook Travers 2000: 332 menyatakan bahwa, “motivation is defined as an internal state that arouses us to action, pushes us in particular directions, and keeps us engaged in certain activities”. Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dari dalam diri yang membangkitkan kita untuk melakukan sesuatu tindakan, mendorong diri dalam melakukan suatu arahan tertentu dan membuat kita berpartisipasi dalam suatu kegiatan tertentu. Tindakan tersebut akan muncul apabila ada dorongan dari dalam diri individu atas dasar suatu arahan tertentu. King 2010: 64 berpendapat bahwa, motivasi adalah kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasa seperti yang mereka lakukan.Hal tersebut berarti, ada kekuatan yang mendasari sehingga muncul suatu perilaku, pemikiran, dan perasaan. Pengertian lain tentang motivasi dikemukakan juga oleh Schunk, Pintrich, Meece 2010: 4 yang menyatakan bahwa, “motivation is the proses whereby goal-directed activity is instigated and sustained”. Motivasi adalah suatu proses untuk mencapai tujuan dalam suatu aktivitas yang terus menerus. Ini berarti bahwa,motivasi memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan kemampuan, karena 21 motivasi mampu mendorong seseorang untuk beraktivitas dan bertindak secara terus-menerus. Selain itu, didukung oleh teori Murphy Alexander; Pintrich; Schunk; Stipekdalam Slavin, 2006: 317 yang menyatakan bahwa, “motivation as an internal process that activates, guides, and maintains behavior over time”. Yang berarti bahwa, motivasi adalah proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Secara sederhana, motivasi adalah proses dari dalam diri individu yang menyebabkan seseorang bertindak atau melakukan sesuatu. Diperjelas kembali oleh Sofyan dan Uno2012: 1, motivasi dimaknai sebagai dorongan dasar di dalam diri manusia yang berfungsi menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan seseorang untuk bertingkah laku tentu didasari suatu tujuan, salah satu cara psikolog memahami pertanyaan “mengapa” dari tujuan-tujuan tentu terkait dengan perbedaan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan pernyataan King 2010: 90 bahwa motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Motivasi intrinsik intrinsic motivation, didasarkan pada faktor-faktor internal, seperti kebutuhan organismik otonomi, kompetensi, dan keterhubungan, seperti juga rasa ingin tahu, tantangan dan usaha. Misalnya, mahasiswa belajar keras karena mereka termotivasi untuk memberikan usaha terbaik dan mencapai kualitas yang tinggi dalam tugas- tugas mereka.