ANALISIS PENGARUH PENGUNGKIT KEUANGAN, LIKUIDITAS, DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

(1)

ANALISIS PENGARUH PENGUNGKIT KEUANGAN, LIKUIDITAS, DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI

BEI PERIODE 2010-2014

Oleh

SUSANA OKTAVIA

Pengungkit keuangan merupakan sumber dana eksternal dari perusahaan untuk menyokong keberlangsungan perusahaan. Likuiditas dan perputaran modal kerja adalah bagian lain yang juga mendukung konsistensi perusahaan. Perusahaan pertambangan termasuk komponen yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sumber daya batubara merupakan komoditas yang melimpah di tanah air tercinta juga bagian yang tak terpisahkan untuk kemajuan perekonomian. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh pengungkit operasional, pengungkit keuangan, likuiditas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan ROA. Populasi penelitian ini adalah perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Penarikan sampel menggunakan metodepurposive sampling,dengan

jumlah sampel yang di dapat sebanyak 7 perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.


(2)

persediaan dan perputaran piutang baik secara bersama-sama dan secara individual/parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

Kata kunci: Pengungkit Operasional, Pengungkit Finansial, Likuiditas, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Profitabilitas


(3)

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Oleh

SUSANA OKTAVIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2016


(4)

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Skripsi

Oleh

SUSANA OKTAVIA

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2016


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Aktiva lancar, Utang Lancar dan Laba Bersih Tahun 2014 Perusahaan Pertambangan Batubara

yang Terdaftar di BEI... 10

Gambar 2. Kerangka Pemikiran ... 17

Gambar 3.Grafik Histogram ... 52

Gambar 4.Grafik Normalitas ... 52


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

1.5 Kerangka Pemikiran... 14

1.6 Hipotesis... 17

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 19

2.1 Kinerja Keuangan ... 19

2.2 Laporan Keuangan ... 19

2.3 Analisis Laporan Keuangan ... 22

2.4 Modal Kerja ... 22

2.5 Analisis Rasio Keuangan ... 25

2.5.1 Rasio Likuiditas ... 26

2.5.2 Rasio Profitabilitas... 28


(7)

2.5.4 Rasio Aktivitas... 32

2.5.5 Rasio Solvabilitas ... 34

2.6 Pengungkit Keuangan ... 35

2.7 Penelitian Terdahulu ... 40

III. METODE PENELITIAN ... 44

3.1 Objek Penelitian ... 44

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 45

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 46

3.4.1 Variabel Terikat(Dependent Variable)... 46

3.4.2 Variabel Bebas(Independent Variable)... 47

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 48

3.6 Metode Analisis Data... 49

3.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 49

3.7 Uji Asumsi Klasik ... 50

3.7.1 Uji Normalitas ... 51

3.7.2 Uji Autokorelasi... 53

3.7.3 Uji Heteroskesdastisitas... 54

3.7.4 Uji Multikolinearitas... 55

3.8 Rancangan Uji Hipotesis... 57

3.8.1 Koefisien Determinasi (R2)... 57

3.8.2 Uji-F (Secara Bersama-sama)... 58

3.8.3 Uji-t (Parsial) ... 60

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 61

4.1 Analisis Pengungkit Operasional ... 61


(8)

4.3 Analisis Rasio Lancar ... 68

4.4 Analisis Perputaran Persediaan ... 71

4.5 Analisis Perputaran Piutang ... 74

4.6 AnalisisReturn on Asset (ROA) ... 78

4.7 Analisis Pengaruh ... 81

4.7.1 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 81

4.7.2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 90

4.8 Pengujian Hipotesis... 92

4.9 Hasil Penelitian ... 95

4.9.1 Pengaruh DOL Terhadap ROA ... 95

4.9.2 Pengaruh DFL Terhadap ROA ... 96

4.9.3 PengaruhCurrent Ratio Terhadap ROA ... 96

4.9.4 Pengaruh INTO Terhadap ROA ... 97

4.9.5 Pengaruh ARTO Terhadap ROA... 97

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 Simpulan ... 99

5.2 Saran... 103

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Daftar Perusahaan Pertambangan Batubara yang Tercatat

di BEI Tahun 2010-2014 ... 2

Tabel 2. Data Hasil Perhitungan DOL Pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Tahun 2014... 4

Tabel 3. Data Aktiva Lancar dan Utang Lancar pada Perusahaan

Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Tahun 2014... 8

Tabel 4. Data Laba Bersih pada Perusahaan Pertambangan Batubara

yang Terdaftar di BEI Tahun 2014 ... 10

Tabel 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu... 42

Tabel 6.Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Batubara yang

Menjadi Objek Penelitian Periode 2010-2014... 45

Tabel 7. Hasil Uji Runs Test ... 54

Tabel 8. Hasil Uji Multikolinieritas ... 56

Tabel 9. Tingkat Pengungkit Operasional (DOL) pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Tercatat di BEI

Tahun 2010-2014 ... 62

Tabel 10. Tingkat Pengungkit Finansial (DFL) pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Tercatat di BEI

Tahun 2010-2014... 66

Tabel 11. Rasio Lancar (Current Ratio) Pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI


(10)

Tahun 2010-2014... 69

Tabel 12. Rasio Perputaran Persediaan(Inventory Turnover Ratio) Pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014... 72

Tabel 13. Rasio Perputaran Piutang(Receivable Turnover Ratio) Pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014... 75

Tabel 14.Return on Asset RatioPada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014 ... 78

Tabel 15. Hasil Perhitungan t Hitung dan Sig. Hitung ROA Terhadap DOL ... 82

Tabel 16.Hasil Perhitungan t Hitung dan Sig. Hitung ROA Terhadap DFL ... 84

Tabel 17.Hasil Perhitungan t Hitung dan Sig. Hitung ROA TerhadapCurrent Ratio(CR) ... 85

Tabel 18. Hasil Perhitungan t Hitung dan Sig. Hitung ROA TerhadapInventory Turnover (INTO) ... 87

Tabel 19.Hasil Perhitungan t Hitung dan Sig. Hitung ROA TerhadapReceivable Turnover (ARTO)... 88

Tabel 20.Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 91

Tabel 21.Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)... 93

Tabel 22.Hasil Analisis Regresi Linear Berganda uji F ... 94


(11)

(12)

(13)

(14)

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada 21 Oktober 1994. Peneliti merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Saudara laki-laki bernama David Yulian.

Terlahir dari pasangan Ayah Eko Susilo dan Ibu Yulaikah.

Peneliti menempuh pendidikan dasar selama 6 tahun di SDN Lingga, Tanjung Enim, Sumatera Selatan dan lulus pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Xaverius 3 Bandar Lampung dan lulus pada Tahun 2009. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung dan lulus pada Tahun 2012. Kemudian diterima sebagai Mahasiswi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui Jalur Ujian Mandiri (UML) Unila.


(15)

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Karena limpahan rahmat dan karunia-Mu telah memberiku kekuatan, membekaliku dengan ilmu dan mengajarkanku dengan kasih sayang akhirnya skripsi

sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW.

Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahaan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, motivasi dan cinta kasih yang tiada terhingga. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia. Dan teruntuk Adikku, terima kasih

atas doa dan bentuannya selama ini, hanya karya kecil inilah yang dapat Aku persembahkan Maaf belum bisa jadi panutan seutuhnya,

tapi aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk kalian semua.

Kepada orang terkasih, semua sahabat dan teman seperjuangan terima kasih atas bantuan, doa, nasihat, kesabaran, hiburan dan candaannya semoga kita semua sukses dan selalu dilimpahkan berkah dari-Nya. Semoga Allah SWT. Membalas budi baik kalian dikemudian

hari dan diberikan kesehatan, serta kemudahan dalam segala hal, Aamiin Ya Rabbal Alamin.


(16)

Sesungguhnya bersama Kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila

kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). dan berharaplah kepada

Tuhanmu

Q.S Al Insyirah : 6-8

Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri

– Q.S Al-Ankabut : 6

Do not try to be same, but be better– NN

Fall down six times, get up seven

– NN

Succes is not a final, only an achievement

NN

When you want to give up something, remember why

you started

– Susana Oktavia.


(17)

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam disanjung agungkan kepada Nabi kita Rasulullah SAW. Karena Rahmat dan Hidayah Allah SWT. Skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Pengungkit Keuangan, Likudiitas, dan Profitabilitas terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014” adalah salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Ibu Dr. R.r. Erlina, S.E., M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen; 3. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E. M.Si., selaku Pembimbing Utama atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Bapak Muslimin, S.E. M.Si., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

5. Bapak Syatibi CH, S.E., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi. Terima kasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal terdahulu;


(18)

7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi FEB unila;

8. Seluruh rekan, Rika, ‘ncik’ Rischa, Eka, Rika Kacil, Pita, Ita,my strawberry asem-asem manis hihihi. Rekan seminar, Delta dan Edo.

Albet, Yandi, Darma, Tanjung, Agil, Deri, Arman, Ilham “BOYBAND”

yang lain terima kasih atas doa, dukungan, dan kebersamaan kalian. 9. Seluruh rekan-rekan manajemen keuangan 2012, Fina, Epi, Dewi, Dwi,

Liana, Cipta, Sella, Ayu, Endah, Annisa, Herna, Tari, Yenni, Wenika, Rama Dewi, Pipit, Brenda, Siska, Winy, Donna, Lia, Merta, Ika, Septi, Isti, Dinda, Rendy, Zenicko, Mukhlisin, terima kasih atas doa, dukungan, dan kebersamaan kalian.

10.Rekan-rekan Manajemen 2012, Lusy, Rama, Warits, Vinie, Uthe, Ine, Any, Heylin, Alnia, Cisca, Atsil, Nopi, Kenny, Tasya, Wahid, dan rekan manajemen 2012 yang lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu, terima kasih atas doa, dukungan, dan kebersamaan kalian.

11.Rekan setiaku rekan seangkatan Al12 dimanapun berada, Annisa Anggita Putri, Hartati, Marisa Triana Mazta, Dian Novitriani, Dian Eka Fitriani, Ririn Aristiyani, M. Hajriantoso, Monica Haviliana, Sharon Dina Amalina, Dyaning Septa Arini, Amany Endiska Putri. terima kasih atas doa, dukungan, dan kebersamaan kalian.

12.Semua rekan-rekan KKN Margasari Tulang Bawang Barat 2015, Mbk Olla, Teteh Mufli, Mba Rani, Azizah, Dwi, Santi, Dyah, Bang Septian,


(19)

13.Yunika Suci Wulandari dan Jorgi Maridho terima kasih atas doa, dukungan, dan kebersamaan kalian.

14.Semua pihak yang memberikan bantuan dan dukungan kepada peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada peneliti. Semoga hasil penelitian skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Februari 2016


(20)

1.1 Latar Belakang

Perusahaan pertambangan batubara merupakan perusahaan yang menghasilkan batubara, baik penambangan batubara maupun pengelolaan hasil batubara. Batubara sebagai salah satu sumber energi yang melimpah di Indonesia,

memberikan kontribusi yang cukup besar untuk kemajuan perekonomian di tanah air. Potensi inilah yang membuat perusahaan pertambangan batubara banyak berdiri di Indonesia.

Karakteristik industri pertambangan batubara terdiri dari beberapa hal seperti, perusahaan pertambangan padat modal, artinya sangat memerlukan modal yang besar untuk keperluan perusahaan tambang tersebut, misalnya alat berat,

transportasi, gaji karyawan. Penambangan batubara juga sangat tergantung pada keadaan geologi daerah dan keadaan lapisan batubara.

Ciri pokok lain yang juga mencerminkan perusahaan pertambangan yaitu, biasanya perusahaan pertambangan terletak jauh dari kota karena lokasi penambangan biasanya berada di daerah yang terpencil. Selanjutnya, industri pertambangan memiliki risiko yang besar seperti dalam sebuah eksplorasi penambangan tidak menemukan bahan galiannya maka pemilik perusahaan


(21)

tersebut harus menerima kerugian yang tidak bisa dibilang sedikit, selain itu resiko pencemaran lingkungan yang tidak bisa dianggap remeh karena pada dasarnya lingkungan bekas tambang tidak bisa dikembalikan lagi seperti awal sebelum adanya kegiatan penambangan. Terdapat 22 perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Perusahaan Pertambangan Batubara yang Tercatat di BEI Tahun 2010-2014

No Kode Nama Emiten Tanggal IPO

1 ADRO Adaro Energy Tbk. 16 Juli 2008

2 ARII Atlas Resources Tbk. 8 November 2011

3 ATPK ATPK Resources Tbk. 17 April 2002

4 BORN Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk. 26 November 2010

5 BRAU Berau Coal Energy Tbk. 19 Agustus 2010

6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk. 8 November 2012

7 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk. 30 Juli 1990

8 BYAN Bayan Resources Tbk. 12 Agustus 2008

9 DEWA Darma Henwa Tbk. 26 September 2007

10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 15 Juni 2001

11 GEMS Golden Energy Mines Tbk. 17 November 2011

12 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk. 9 Juli 2009

13 HRUM Harum Energy Tbk. 6 Oktober 2010

14 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 18 Desember 2007

15 KKGI Resource alam Indonesia Tbk. 1 Juli 1991

16 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk. 10 Juli 2014

17 MYOH Samindo Resources Tbk. 27 Juli 2000

18 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. 11 Juli 2007

19 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 23 Desember 2002

20 PTRO Petrosea Tbk. 21 Mei 1990

21 SMMT Golden Eagle Energy Tbk. 29 Februari 2000

22 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk. 6 Juli 2012

Sumber:www.idx.co.id

Tabel 1. menunjukkan terdapat 22 perusahaan pertambangan batubara yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Tahun 1990 hingga Tahun 2014. Namun setelah diteliti hanya ada 18 perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dari Tahun 2010-2014. Jika dilihat dari jumlah perusahaan batubara yang terdaftar di BEI, jumlah ini sudah tergolong banyak


(22)

apalagi bila ditambahkan dengan perusahaan yang belum tercatat di BEI. Banyaknya perusahaan ini disebabkan oleh hasil tambang batubara yang

melimpah di tanah air kita, selain itu biaya untuk menambang batubara sangatlah besar. Karena itulah perusahaan ini butuh pendanaan eksternal berupa pengungkit keuangan.

Perusahan sering menggunakan modal pinjaman, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dalam istilah keuangan disebut dengan pengungkit. Pengungkit keuangan merupakan dana yang berasal dari luar perusahaan yang bisa digunakan untuk meningkatkan keuntungan yang diharapkan bagi perusahaan. Pengungkit (leverage) sendiri terbagi menjadi 2 (dua), yakni pengungkit operasional (operating leverage)dan pengungkit finansial (financial leverage).

Watson dan Head (2010) dalam Gatsi,dkk (2013) mengatakan bahwadegree of operating leverage menjelaskan tentang sejauh mana perusahaan menggunakan biaya tetap untuk memaksimalkan keuntungan. Artinya, ketikadegree of operating leverage meningkat secara terus-menerus, ada kemungkinan

peningkatan proporsi yang sama dalam biaya operasional tetap dari perusahaan yang memiliki kecenderungan penurunan EBIT perusahaan dalam jangka panjang.

Pengungkit operasional (operating leverage) dapat diartikan sebagai penggunaan aset yang menimbulkan biaya tetap operasional yang bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan yang bisa menutup biaya tetap dan biaya variabel. Biaya operasi tetap dikeluarkan agar volume penjualan dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar daripada seluruh biaya operasi tetap dan variabel.


(23)

Tabel 2. Data Hasil PerhitunganDegree of Operating Leverage Pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Tahun 2014

No Kode Emiten DOL No Kode Emiten DOL

1 ADRO -6,00 11 HRUM 2,05

2 ARII -1,35 12 ITMG 1,04

3 ATPK 6,34 13 KKGI 1,66

4 BRAU 5,51 14 MYOH 2,46

5 BRMS 3,38 15 PKPK 0,03

6 BYAN -7,05 16 PTBA 0,36

7 DEWA -20,28 17 PTRO 6,02

8 DOID -1,94 18 SMMT 0,55

9 GEMS -2,82

10 GTBO 2,40 Rata-Rata -0,42

Sumber:www.idx.co.id, data diolah

Tabel 2. menggambarkan perhitungandegree of operating leverage pada tahun 2014 pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil perhitungan pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa DOL pada perusahaan pertambangan sangat berfluktuatif, ada perusahaan yang memiliki DOL yang sangat tinggi bahkan ada juga yang memiliki DOL negatif.

Perhitungan DOL yang nol atau bahkan negatif artinya setiap perubahan (naik/turun) 1% dari penjualan akan mengakibatkan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang diterima nol atau negatif. Artinya pengungkit operasional tidak membantu perusahaan mengoptimalkan biaya tetap operasionalnya namun justru merugikan bagi perusahaan.

Pengungkit finansial (financial leverage) mengambil alih apa yang dilupakan oleh pengungkit operasional (operating leverage), yaitu makin memperbesar dampak tingkat penjualan terhadap laba per saham (EPS). Karena itulahoperating leverage sering disebut dengan pengungkit(leverage) tingkat pertama dan

financial leverage sebagai pengungkit tingkat kedua. Pengungkit finansial didefinisikan sebagai rasio persentase perubahan laba bersih yang tersedia untuk


(24)

pemegang saham dengan persentase perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) (Weston dan Copeland, 1991).

Pengungkit finansial (financial leverage) berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan perusahaan biasanya disebut dengan beban tetap keuangan. Pembicaraanfinancial leverage berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga) yang tinggi berarti menggunakan utang yang tinggi, yang berartidegree of financial leverage

perusahaan juga tinggi.

Degree of financial leveragemempunyai dampak terhadapearning per share.

Untuk perusahaan yang memiliki DFL yang tinggi, perubahan EBIT akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi pula. Seperti halnyadegree of

operating leverage.Degree of financial leverage seperti pisau bermata dua: jika EBIT meningkat, EPS akan meningkat secara signifikan, sebaliknya, jika EBIT turun , EPS juga akan turun secara signifikan (Hanafi, 2011). DFL bisa diartikan sebagai efek perubahan EBIT terhadap pendapatan (profit).

Modal kerja adalah investasi perusahaan jangka pendek yang terdiri dari berbagai komponen aktiva lancar seperti kas, surat berharga, piutang dan persediaan (Putra, 2012) dalam Sufiana dan Purwanti (2012). Perusahaan harus mengelola modal kerja dengan baik karena menyangkut operasional perusahaan. Jika perusahaan kelebihan modal kerja akan menyebabkan dana yang menganggur, sehingga dapat memperkecil profitabilitas. Apabila kekurangan modal kerjanya, maka akan menghambat kegiatan operasional perusahaan (Sufiana dan Purwanti, 2012).


(25)

Noor dan Lestari (2012) menyatakan bahwa pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena meliputi pengambilan

keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana

membiayai aktiva ini. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup utang lancar sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Modal kerja yang berlebihan dapat menyebabkan banyak dana yang tidak dimanfaatkan dengan baik yang mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan tidak efisien sehingga akan mengurangi atau memperkecil kemungkinan perusahaan mendapatkan laba maksimal (Laraswati, 2015). Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berputar dalam satu periode. Perputaran persediaan yang lambat menunjukkan lamanya persediaan tersimpan di perusahaan, sehingga hal ini dapat memperbesar biaya persediaan, dan akan mempengaruhi laba perusahaan (Fitri, 2013). Persediaan barang (inventory)merupakan salah satu elemen utama dari modal kerja berupa aktiva yang juga selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.

Tujuan penilaian tingkat perputaran persediaan adalah untuk mengetahui apakah terdapat persediaan barang yang terlalu banyak atau tidak. Adanya kelebihan persediaan menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena kualitas persediaan akan menurun seiring dengan lamanya masa penyimpanan, selain itu akan ada biaya simpan tambahan yang akan menurunkan keuntungan bagi perusahaan.


(26)

Komponen modal kerja lain yang tak kalah jauh penting adalah piutang. Piutang perusahaan timbul karena adanya penjualan kredit, semakin besar penjualan kredit maka semakin besar pula investasi suatu perusahaan tersebut dalam piutang dan akibatnya risiko atau biaya yang dikeluarkan akan semakin besar pula (Santoso dan Nur, 2008) dalam (Sufiana dan Purwanti, 2012). Agar modal kerja yang diinvestasikan dalam sektor piutang dapat diperkecil, perusahaan perlu memberikan potongan harga. Kebijakan ini dilakukan selain bertujuan untuk menarik debitur untuk segera membayar utangnya, juga untuk memperkecil kemungkinan risiko utang yang tidak tertagih (macet) (Kasmir, 2014).

Putri H, dkk (2015) menyatakan bahwa likuiditas sebagai alat pengukur seberapa besar kemampuan perusahaan di dalam memenuhi kebutuhan kas untuk

membayar kewajiban jangka pendek maupun untuk membiayai operasional sehari-hari sebagai modal kerja. Likuiditas mempunyai hubungan yang erat dengan profitabilitas, karena likuiditas menunjukkan tingkat ketersediaan modal kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional. Tingkat likuiditas perlu diperhatikan untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan dalam menjalankan perusahaannya.

Pengelolaan modal kerja yang efisien di dalam perusahaan dihadapkan pada pertukaran antara faktor likuiditas dan profitabilitas, jika perusahaan memutuskan untuk menginvestasikan modal kerja dalam jumlah yang besar, likuiditas akan terjamin. Namun, kesempatan memperoleh laba yang besar akan menurun pula dan berdampak juga pada penurunan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Jadi, profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas, makin baik likuiditas


(27)

Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas yang memberikan indikasi penting mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan menggunakan aktiva lancar, yang dihitung dengan membandingkan aktiva lancar dengan utang lancar. Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut tergolongliquid, dan apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan dalam keadaanilliquid (Kasmir, 2014).

Tabel 3. Data Aktiva Lancar dan Utang Lancar Pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di BEI Tahun 2014 (dalam ribuan dolar AS)

No Kode Emiten Aktiva Lancar Utang Lancar No Kode Emiten Aktiva Lancar Utang Lancar

1 ADRO 1.271.632 774.595 11 HRUM 280.935 78.548

2 ARII 48.490 147.597 12 ITMG 569.553 364.170

3 ATPK 55.924 17.399 13 KKGI 39728 23.566

4 BRAU 866.649 1.287.872 14 MYOH 82.100 44.092

5 BRMS 2.346.892 6.798.673 15 PKPK 15.047 12.535

6 BYAN. 323.240 518.794 16 PTBA 596.206 287.309

7 DEWA 160.791 114.626 17 PTRO 176.832 107.514

8 DOID 301.906 127.104 18 SMMT 12.915 10.704

9 GEMS 141.302 64.054

10 GTBO 11.705 5.825 Rata-Rata 405.658 599.165

Sumber:www.idx.co.id, data diolah

Tabel 3. menyajikan data aktiva lancar dan utang lancar. Pada Tahun 2014 aktiva tertinggi dicapai oleh PT Bumi Resources Energy Tbk sebesar US$2.346.892.000 namun utang tertinggi juga dicapai oleh perusahaan yang sama yaitu PT Bumi Resources Energy Tbk. sebesar US$ 6.798.673.000 . Perusahaan yang memiliki aktiva terendah yaitu PT Garda Tujuh Buana Tbk sebesar US$ 11.705.000 dan perusahaan yang memiliki utang terendah dicapai oleh perusahaan yang sama yaitu PT Garda Tujuh Buana Tbk. sebesar US$ 5.825.000 dapat dilihat pula dari


(28)

tabel bahwa terdapat beberapa perusahaan yang memiliki aktiva lancar yang tinggi namun juga memiliki utang lancar yang lebih tinggi pula seperti pada PT Bumi Resources Energy Tbk. perusahaan ini memiliki aktiva tertinggi selama Tahun 2014 diantara perusahaan pertambangan batubara lainnya, namun juga memiliki utang yang tertinggi, artinya perusahaan ini belum mampu membiayai kewajiban jangka pendeknya.

Laba atau profitmenjadi salah satu tujuan utama semua perusahaan, baik itu perusahaan dagang, perusahaan pertambangan, jasa maupun perusahaan manufaktur. Ambarwati, dkk (2015) menyatakan, setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan lebih terjamin. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuannya yaitu berkembang (growth), bertahan hidup (going concern), tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Laba yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat dicapai dengan menjual barang dan jasa. Semakin besar penjualan barang dan jasa, maka laba yang dihasilkan perusahaan juga akan semakin besar. Kelangsungan hidup perusahaan (going concern) dipengaruhi oleh banyak hal antara lain profitabilitas perusahaan itu sendiri. Berikut ini akan disajikan laba bersih perusahaan sektor pertambangan batubara yang terdaftar di BEI:


(29)

Tabel 4. Data Laba Bersih Pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014 (dalam ribuan dolar AS)

No Kode Emiten Laba Bersih No Kode Emiten Laba Bersih

1 ADRO 150.523 11 HRUM 3.889

2 ARII -24.621 12 ITMG 200.218

3 ATPK 4.256 13 KKGI 8.002

4 BRAU -84.900 14 MYOH 22.392

5 BRMS -465.905 15 PKPK -2.285

6 BYAN. -189.619 16 PTBA 170.712

7 DEWA 299 17 PTRO 2.251

8 DOID 22.601 18 SMMT -282

9 GEMS 11.144

10 GTBO -4.610 Rata-rata -9.774

Sumber: www.idx.co.id, data diolah

Tabel 4. menyajikan data laba bersih Tahun 2014 pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI. Dari tabel ini dapat dilihat bahwa laba bersih tertinggi dicapai oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk.. sebesar US$

200.218.000 dan perusahaan yang tidak memperoleh laba dan cenderung merugi ada pada PT Bumi Resources Energy Tbk. sebesar US$ -465.905.000 dan rata-rata laba bersih untuk industri pertambangan batubara pada Tahun 2014 adalah sebesar US$ -6.063.000 artinya secara umum banyak diantara perusahaan pertambangan batubara ini mengalami kerugian selama Tahun 2014.

Gambar 1. Aktiva Lancar, Utang Lancar dan Laba Bersih Tahun 2014 Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar Di BEI.


(30)

Gambar 1. menyajikan grafik aktiva lancar, utang lancar serta laba bersih

perusahaan pertambangan selama Tahun 2014. Terlihat dari grafik bahwa proporsi utang lancar pada beberapa perusahaan lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancarnya. Besarnya aktiva lancar ataupun utang lancarpun ternyata belum mampu membuat peningkatan laba bersih atau justru menurunkan laba bersih hingga nilainya menjadi minus. Fenomena inilah yang menarik bagi penulis untuk menelitinya.

Penelitian ini menganalisis pengaruh pengungkit keuangan, likuiditas, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas yang dilakukan dengan mengukuroperating leverage(DOL), financial leverage (DFL),current ratio,

inventory turnover (INTO), danreceivable turnover(ARTO) sertareturn on asset

(ROA) secara lebih mendalam pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI. Karena sektor pertambangan merupakan sumber pendapatan yang paling besar bagi Indonesia. Kondisi ekonomi pertambangan mampu berdampak positif atau negatif bagi stabilitas ekonomi Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini variabel pengungkit keuangan akan diwakili oleh pengungkit operasional (operating leverage) dan pengungkit finansial (financial leverage), variabel likuiditas diproksikan melalui rasio lancar (current ratio)dan perputaran modal kerja diwakili oleh perputaran persediaan (inventory turnover) dan perputaran piutang (receivable turnover)

sebagai variabel-variabel bebas yang berpengaruh terhadap profitabilitas, dimana profitabilitas diproksikan melaluireturn on asset(ROA). Berdasarkan gambaran tersebut, Peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian


(31)

ANALISIS PENGARUH PENGUNGKIT KEUANGAN, LIKUIDITAS DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini, yaitu;

1. Bagaimana perkembangan pengungkit operasional, pengungkit finansial, likuiditas, perputaran persediaan, perputaran piutang, dan profitabilitas perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

2. Apakah pengungkit operasional, pengungkit finansial, likuiditas,

perputaran persediaan dan perputaran piutang secara parsial dan bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:


(32)

1. Untuk mengetahui perkembangan pengungkit operasional, pengungkit finansial, likuiditas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan profitabilitas perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengungkit operasional, pengungkit finansial, likuiditas, perputaran persediaan, perputaran piutang secara parsial dan bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kontribusi sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan

mengenai manajemen keuangan khususnya profitabilitas dan sebagai bahan referensi dalam pengembangan pengetahuan.

2. Bagi Peneliti

Meningkatkan pemahaman dan pengenalan terhadap permasalahan mengenai pengungkit operasional, pengungkit finansial, likuiditas, perputaran persediaan, perputaran piutang serta bagaimana


(33)

menerapkan teori yang selama ini diperoleh selama masa perkuliahan dan bisa menerapkan dengan baik ketika telah memasuki dunia kerja. 3. Bagi Investor

Sebagai alat bantu pengambil keputusan bagi investor dalam menilai suatu perusahaan yang tercermin melalui labanya dan bisa menjadi pertimbangan untuk melakukan investasi.

1.5 Kerangka Pemikiran

Profitabilitas adalah salah satu rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba melalui penjualan. Profitabilitas dapat diukur melalui berbagai rasio salah satunya ROA. Dengan mengetahui ROA, akan dapat terlihat apakah perusahaan mampu mengelola aktivanya secara efisien dalam kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu peneliti memilih proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalahreturn on asset (ROA) sebagai variabel dependen karena ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

Pengungkit operasional (operating leverage) diartikan sebagai rasio yang mengukur besarnya beban tetap operasional yang digunakan perusahaan untuk mengubah volume penjualan yang menghasilkan laba ataupun rugi yang diterima perusahaan. Ketika perusahaan dapat memanfaatkanleverage ini dengan baik maka tujuan penggunaannya akan tercapai, dan apabila tidak tercapai maka akan meningkatkan resiko bagi perusahaan itu sendiri.


(34)

Pengungkit finansial (financial leverage) diartikan sebagai rasio yang mengukur besarnya kemampuan perusahaan untuk menggunakan beban tetap keuangan yang berhubungan dengan bunga dari utang yang dimiliki perusahaan untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT pada EPS dan keuntungan. DFL

digunakan untuk mengukur berapa banyak penggunaan utang untuk pembiayaan perusahaan yang mempunyai dampak terhadap laba yang diterima perusahaan. Likuiditas, berkaitan dengan kualitas modal kerja, yang mana rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan memiliki jumlah aktiva yang lebih besar daripada jumlah

kewajibannya hal ini dapat menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk

meningkatkan kepercayaan bagi investor agar mau berinvestasi pada perusahaan tersebut. Rasio ini bisa diukur melalui beberapa cara, salah satunya melalui

current ratio. Penelitian ini diproksikan oleh current ratio karena profitabilitas bisa dilihat dengan cara mengukur perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar.

Persediaan merupakan salah satu elemen penting dalam perusahaan. Apabila persediaan dalam suatu perusahaan terlalu besar hal ini juga tidak berdampak baik bagi perusahaan karena hal ini bisa memperbesar biaya penyimpanan,

memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas produk hingga akhirnya menurunkan laba yang didapatkan perusahaan. Apabila penawaran dan permintaan yang tinggi akan produk pada suatu perusahaan akan meningkatkan produksi pada perusahaan tersebut dan membuat perputaran persediaan akan semakin tinggi, persediaan pun akan terus berganti. Hal inilah yang akan berdampak pada meningkatnya laba perusahaan. Oleh karena itu,


(35)

peneliti menggunakan proksiInventory Turnover (INTO) karena persediaan merupakan elemen utama yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Komponen modal kerja lain yang frekuensi aktivitasnya dapat diukur selain persediaan yaitu piutang, piutang timbul ketika perusahaan menjual barang dan jasa secara kredit. Semakin tinggi perputaran piutang dalam perusahaan

menandakan semakin lancar aliran kas yang masuk dalam perusahaan yang berasal dari penjualan kredit. Artinya pemenuhan kewajiban debitur juga tinggi, hal ini berdampak pada meningkatnya laba yang diterima pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu peneliti memilih perputaran piutang karena perputaran piutang dan perputaran persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang terus-menerus mengalami perputaran. Pengelolaan perputaran persediaan dan

perputaran piutang yang efektif dan efisien dalam perusahaan memegang peranan penting dalam perusahaan sehingga modal yang dibutuhkan semakin kecil dan perusahaan bisa mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi (Naibaho dan Sri, 2013).

Berdasarkan latar belakang dan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut.


(36)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti ragu dan tesis yang berarti benar. Jadi hipotesis adalah kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis termasuk salah satu proposisi disamping proposisi-proposisi lainnya. Oleh karena itu, hipotesis merupakan hasil pemikiran rasional yang dilandasi oleh teori, dalil, hukum dan sebagainya yang sudah ada sebelumnya.

PROFITABILITAS (Y)

PENGUNGKIT OPERASIONAL

(X1)

LIKUIDITAS (X3)

PERPUTARAN PERSEDIAAN

(X4)

PERPUTARAN PIUTANG

(X5) PENGUNGKIT

FINANSIAL (X2)


(37)

Hipotesis dapat juga berupa pernyataan yang menggambarkan atau memprediksi hubungan-hubungan tertentu di antara dua variabel atau lebih, yang kebenaran hubungan tersebut tunduk pada peluang untuk menyimpang dari kebenaran (Sanusi, 2014). Hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan cara menguji ketepatan perkiraan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel dependen dan variabel independen, yakni sebagai berikut:

H1 : Pengungkit operasional berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014. H2 : Pengungkit finansial berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar terdaftar di BEI Tahun 2010-2014.

H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014.

H4 : Perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014.

H5: Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.


(38)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalma menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011).

2.2 Laporan Keuangan

Myer dalam Munawir (2004) mengatakan bahwa yang dimaksud laporan

keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi

keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).


(39)

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atu aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2004). Jadi laporan keuangan adalah sederet daftar laporan mengenai keuangan perusahaan yang berasal dari proses pengolahan akuntansi yang berguna baik untuk perusahaan tersebut ataupun pihak lain yang membutuhkan informasinya.

Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam satu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti (Kasmir, 2014):

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal

4. Laporan catatan atas laporan keuangan, dan 5. Laporan kas

Adapun tujuan laporan keuangan bagi manajemen perusahaan itu sendiri (Munawir, 2004):

a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

b. Untuk menentukan efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perushaan yang bersangkutan.

c. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab.


(40)

d. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Dalam laporan keuangan juga memiliki keterbatasan, seperti dijelaskan sebagai berikut (Munawir, 2004) :

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.

b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang keliatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda-beda atau berubah-ubah

c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam bentuk rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga.

d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.


(41)

2.3 Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004) analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan – hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisis (alat-alat analisis) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.

Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan vertikal. Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan yaitu, analisis perbandingan laporan keuangan, tren atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase, laporan dengan persentase per komponen (common size), analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis sumber dan

penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan laba kotor, analisis break-even

(Munawir, 2004).

2.4 Modal Kerja

Munawir (2004), menyebutkan “Modal kerja berarti net working capital atau kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar, sedangkan untuk modal kerja sebagai aktiva lancar digunakan istilah modal kerja bruto (gross working capital)”.


(42)

Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari. Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak

memperoleh keuntungan karena pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan sehingga tidak terjadi piutang tersebut (Munawir, 2004).

Munawir (2004) menerangkan bahwa manajemen keuangan jangka pendek adalah manajemen aktiva lancar dan pasiva lancar perusahaan. Sasaran manajemen keuangan jangka pendek adalah untuk mengelola setiap aktiva lancar perusahaan (kas, surat berharga, piutang dan persediaan) dan pasiva lancar (utang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko yang memberi kontribusi positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya:

1. Aktiva lancar dalam jumlah besar akibatnya mengurangi laba.

2. Aktiva lancar dalam jumlah kecil akibatnya meningkatkan risiko tidak dapat membayar.

3. Utang lancar dalam jumlah besar akibatnya dapat meningkatkan risiko yaitu tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.

Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam (Kasmir, 2014), yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagiamana mencukupi kebutuhan dana


(43)

untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja kotor (gross working capital). Menurut Munawir (2004) dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik, utang jangka panjang maupun utang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar tidak mencerminkan margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar juga, bahkan modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

2. Konsep Kualitatif

Konsep kualitatif merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para kreditur kepada pihak perusahaan

sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditur (Kasmir, 2014).

3. Konsep Fungsional

Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki

perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan utntuk meningkatkan laba perusahaan. semakin banyak dana yang digunakan banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian pula


(44)

sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian (Kasmir, 2014).

Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan antara lain: (Kasmir, 2014): 1. Guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan;

2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya;

3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya;

4. Memungkinkan perusahaan untuk memeperoleh tambahan dana dari para kreditur, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat;

5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya.

6. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba;

7. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.

2.5 Analisis Rasio Keuangan

Munawir (2004) berpendapat bahwa rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Tujuan tiap penganalisis pada umumnya adalah untuk


(45)

bersangkutan, oleh karena itu angka-angka rasio pada dasarnya juga dapat digolongkan antara rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis (Munawir, 2004).

2.5.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menganalisis dan

menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengefisiensi modal kerja yang digunakan dalam

perusahaan. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Melalui rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa di dapatkan mengenai kompetensi keuangan saat ini perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah, Horne (2009) dalam Laraswati (2015). Berikut adalah beberapa rasio likuiditas.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin safety) kreditur jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang tersebut. Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah . Rumusnya sebagai berikut (Kasmir, 2014):


(46)

b. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory) (Kasmir, 2014). Sedangkan Munawir (2004) mengungkapkan bahwa quick ratio merupakan perbandingan antara (aktiva lancar-persediaan) dengan utang lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Rumusnya adalah sebagai berikut (Kasmir, 2014):

c. Cash Ratio

Kasmir (2014) mengungkapkan bahwa terkadang perusahaan juga ingin mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap untuk digunakan untuk membayar utangnya. Artinya dalam hal ini

perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasio lancar. Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi utang lancar dengan kata lain rasio kas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen


(47)

kewajiban lancar tahun yang bersangkutan. Rumusnya sebagai berikut (Kasmir, 2014):

2.5.2 Rasio Profitabilitas

Profitability ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan (Sudana, 2011) dalam Laraswati (2015). Kasmir (2014) mengungkapkan bahwa rasio

profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Brigham dan Daves (2010) dalam Yuliati (2013) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan pengukuran ini akan memungkinkan untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.


(48)

Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan antara lain: a. Return on Equity (ROE)

Tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasionya, maka semakin baik posisi pemilik perusahaan. Rumus untuk mencari return on equity yang digunakan oleh perusahaan adalah (Kasmir, 2014):

Atau dapat pula dihitung dengan menggunakan pendekatan Du Pont sebagai berikut (Kasmir, 2014) :

b. Profit Margin

Margin laba adalah rasio yang membandingkan laba bersih seteah pajak dengan penjualan bersih. Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan. Sedangkan, margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan.


(49)

1. Untuk margin laba kotor (Kasmir, 2014) :

2. Untuk margin laba bersih (Kasmir, 2014)

c. Return on Asset (ROA)

ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan aktiva atau ekuitas yang diinvestasikan di perusahaan. ROA yang konsisten untuk terus tinggi menunujukkan tanda bahwa manajemen tersebut telah efektif. Seluruh faktor yang terdapat pada besarnya ROA dapat mengungkapkan sumber dan keterbatasan pengembalian suatu perusahaan.

Jadi, pengukuran ROA bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan dana yang ditanamkan secara keseluruhan dalam aktivanya yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, dengan mengetahui rasio ini akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam operasional perusahaan. Rumus untuk mencari returnon asset (ROA) dapat digunakan sebagai berikut (Puspitasari dan Akbar, 2013).


(50)

Penulis menggunakan Earnings Before Interest and Tax (EBIT) sebagai

pembanding total aktiva karena untuk melihat produktivitas aset pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.

2.5.3 Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya (Kasmir, 2014)

a. Pertumbuhan penjualan

Rasio ini menunjukan persentasi kenaikan penjualan tahun ini

dibandingkan dengan penjualan tahun lalu. Apabila nilainya semakin tinggi, maka akan semakin baik bagi perusahaan.

b. Pertumbuhan Laba Bersih

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih tahun ini dibandingkan laba besih tahun lalu.


(51)

2.5.4 Rasio Aktivitas

Munawir (2004) menyatakan bahwa rasio aktivitas yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan piutang, maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki.

Rasio aktivitas ini antara lain:

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persedian adalah rasio antara penjualan dengan rata-rata persediaan yang dinilai berdasar harga jual atau kalau memungkinkan rasio ini dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu tahun atau periode, makin besar turnover berarti makin baik. Rumusnya sebagai berikut (Munawir, 2004):

b. Perputaran Piutang

Piutang yang dimilki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran

pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut (receivable turnover), yaitu dengan membagi total penjualan kredit / neto dengan piutang rata-rata. Rata-rata piutang jika memungkinkan dapat dihitung secara bulanan atau tahunan yaitu saldo


(52)

awal tahun ditambah saldo akhir tahun (Munawir, 2004). Rumusnya sebagai berikut (Munawir, 2004).

c. Average Collection Periode

Rasio ini adalah rasio antara piutang dengan penjualan neto per hari secara kredit. Rasio ini menunjukkan berapa lamanya dana perusahaan

ditanamkan dalam komponen piutang atau berapa lama periode penagihan piutang. Dari rasio ini akan dapat diketahui likuiditas piutang. Makin kecil rasio ini makin baik. Rumusnya sebagai berikut.

d. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)

Rasio ini memperhitungkan antara penjualan neto dengan aktiva tetap. Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif utnuk meningkatkan pendapatan. Jika perputarannya rendah kemungkinan terdapat kapasitas yang terlalu besar yang kurang dimanfaatkan, atau disebabkan oleh investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. rumusnya sebagai berikut (Kasmir, 2014).


(53)

2.5.5 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dari utang. Dengan mengetahui rasio solvabilitas akan dapat dinilai tentang posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal (Munawir,2004). Macam-macam rasio solvabilitas yaitu:

a. Debt To Equity Ratio

Yaitu rasio antara total utang dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Bagi perusahaan makin besar rasio ini akan semakin menguntungkan, tetapi bagi pihak bank makin besar rasio ini berarti akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi. Jadi yang paling baik adalah apabila

Debt Ratio mengalami penurunan. Suatu perusahaan yang solvabel berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya. Begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar utang-utangnya disebut perusahaan yang insovabel (Kasmir, 2014). Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut.


(54)

b. Total Debt to Total Asset Ratio

Rasio total utang dengan total aktiva mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari utang. Yang dimaksud dengan utang adalah semua utang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah sebab tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Untuk mengukur debt ratio biasanya menggunakan rumus sebagai berikut:

2.6 Pengungkit Keuangan

Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban yang berat. Dalam keuangan, pengungkit (leverage) juga memiliki maksud yang serupa. Lebih spesifik lagi, leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan (Hanafi, 2011). Selain itu, leverage juga memiliki makna bahwa dalam suatu bisnis, uang dipinjam untuk membiayai penambahan aset. Pudjiastuti (2002) dalam Puspitasari dan Akbar (2013) memberikan pengertian leverage adalah penggunaan aktiva atas dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutupi biaya atau membayar beban tetap.

Pengungkittidak selamanya buruk bagi perusahaan. Pengungkit sangat berguna untuk mendanai pertumbuhan dan perkembangan perusahaan melalui

pembelian/penambahan aset. Tetapi apabila suatu perusahaan terlalu banyak pinjaman, dikhawatirkan perusahaan tidak mampu untuk membayar


(55)

kewajibannya. Leverage terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu pengungkit operasional (operating leverage) dan pengungkit finansial (financial leverage) serta

kombinasi dari keduanya yang menghasilkan degree of combined leverage (DCL).

1. Pengungkit Operasional

Pengungkit operasional bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan

menggunakan biaya tetap operasional. Beban tetap operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat tetap (misal gaji bulanan karyawan). Kebalikan dari biaya tetap operasional adalah beban (biaya) variabel operasional. Contoh biaya variabel operasional adalah biaya kerja berdasarkan produk yang dihasilkan (Hanafi, 2011)

Perusahaan yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif terhadap biaya variabel) diaktakan menggunakan pengungkit operasional yang tinggi. Jika perusahaan memiliki tingkat pengungkit operasional (degree of operating leverage/DOL)yang tinggi, tingkat penjualan yang tinggi akan

menghasilkan pendapatan yang tinggi. Namun sebaliknya, jika tingkat penjualan turun , perusahan akan mengalami kerugian. Dengan demikian DOL seperti pisau dengan dua mata, bisa membawa manfaat, sebaliknya bisa merugikan (Hanafi, 2011). Degree of operating leverage (DOL) adalah rasio yang mengukur seberapa besar modal pinjaman yang digunakan untuk menghasilkan tingkat penjualan (Langko, 2010) dalam Puspitasari dan Akbar (2013).

J.B. Patel (2014) mengatakan bahwa pengungkit operasional diakibatkan oleh adanya beban tetap operasional untuk memperbesar dampak perubahan penjualan pada laba.Pengungkitoperasional tergantung pada proporsi beban tetap


(56)

operasional dalam total biaya operasional pada perusahaan. Biasanya, pengungkit operasional lebih besar untuk perusahaan dengan proporsi biaya tetap operasional yang lebih tinggi. Secara rinci, untuk kenaikan persentase pada penjualan,

pengungkit operasional akan lebih tinggi pula, dan memperbesar persentase kenaikan laba.

Biaya tetap yang lebih tinggi biasanya terkait dengan otomatis yang lebih tinggi, modal insentif perusahaan dan industri. Bagaimanapun, perusahaan yang

mempekerjakan pekerja dengan skill yang tinggi yang harus tetap bertahan dan digaji walaupun terjadi resesi juga memiliki biaya tetap yang relatif tinggi, seperti perusahaan dengan biaya pengembangan produk yang tinggi, karena amortisasi biaya pengembangan adalah bagian dari biaya tetap.

Apabila persentase biaya ditetapkan, perusahaan akan memiliki degree of

operating leverage yang tinggi. Dalam terminologi bisnis, yang tinggi, faktor lain konstan, menyatakan secara tidak langsung bahwa sebuah perubahan yang relatif kecil pada penjualan akan meyebabkan perubahan besar pada ROE (Brigham dan Houston, 2007).

Jika perusahaan mempunyai pengungkit operasional yang tinggi, titik impasnya (BEP) terletak pada tingkat penjualan yang relatif tinggi, dan dampak perubahan tingkat penjualan terhadap laba akan semakin besar. Makin tinggi faktor leverage

makin tinggi pula jumlah penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas dan makin besar pula dampak perubahan volume penjualan terhadap laba (Weston dan Copeland, 1991). Bagaimanapun juga risiko bisnis meningkat jika pengungkit operasional meningkat pula dan wawasan kualitatif lebih baik daripada kuantitatif


(57)

ketika mengevaluasi perencanaan dengan tingkat pengungkit operasional (DOL) yangberbeda (Brigham dan Ehrhardt, 2011). Pada hakikatnya, DOL adalah sebuah indeks angka yang mengukur dampak perubahan penjualan dan EAT. Rumusnya adalah sebagai berikut (Weston dan Copeland, 1991)

DOL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah (naik/turun) sebesar n% maka EAT akan berubah searah sebesar m% ×DOL. Jadi DOL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap labanya.

2. Pengungkit Finansial

Pengungkit finansial bisa diartikan sebagai besarnya beban tetap keuangan (finansial) yang digunakan oleh perusahaan. Beban tetap keuangan perusahaan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga) yang tinggi berarti menggunakan utang yang tinggi, perusahaan tersebut dikatakan memilki

leverage keuangan yang tinggi, yang berarti tingkat pengungkit finansial (degree of financial leverage/DFL) untuk perusahaan tersebut juga tinggi (Hanafi, 2011)

Pengungkit finansial merupakan kemampuan perusahaan untuk menggunakan beban fixed financial untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT pada earning per share dan keuntungan. Pengungkit finansial melibatkan penggunaan dana yang diperoleh dengan fixed cost dengan harapan meningkatkan return kepada pemegang saham di masa depan Khan (2007) dalam Puspitasari dan Akbar (2013).


(58)

Saleem dan Muhammad (2012) dalam Puspitasari dan Akbar (2013) menerangkan bahwa pengungkit finansial adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa banyak penggunaan utang untuk pembiayaan perusahaan.Pengungkit finansialmengakibatkan timbulnya resiko keuangan. Rumus tingkat pengungkit finansial (degree of financial leverage) adalahsebagai berikut (Hanafi, 2011).

3. Pengungkit Kombinasi (Combined Leverage)

Pengungkit operasional dan pengungkit finansial bersama-sama mempengaruhi fluktuasi EPS untuk perubahan yang diberikan dalam penjualan. Hal ini dapat dihitung dengan mengalikan pengungkit operasional dan pengungkit finansial. Manajemen harus mampu merancang kombinasi yang tepat dari pengungkit operasional dan pengungkit finansial, perusahaan dengan jumlah penjualan yang berfluktuasi tak menentu harus menghindari penggunaan leverage yang tinggi karena akan meningkatkan risiko perusahaan (Saleem dan Muhammad, 2012) dalam Puspitasari dan Akbar (2013). Degree of combine leverage menunjukkan total risiko perusahaan karena penggunaan leverage bersama. Rumusnya sebagai berikut (Weston dan Copeland, 1991).

( ) ( )


(59)

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian Ambarwati, dkk (2015), tentang pengaruh modal kerja, likuiditas, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas, aktivitas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, secara simultan modal kerja, likuiditas, aktivitas, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Penelitian J. B. Patel (2014), tentang dampak leverage terhadap profitabilitas studi pada Sabar Dairy Gujarat (India). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

koefisien DOL, DFL dan DTL berpengaruh positif terhadap ROCE namun tidak signifikan, bagaimanapun secara keseluruhan model secara statistik berpengaruh signifikan. Koefisien DOL, DFL, dan DTL positif terhadap ROE namun tidak signifikan. Bagaimanapun secara keseluruhan model secara statistik berpengaruh signifikan. Koefisien DOL dan ROA berpengaruh signifikan positif, koefisien DFL dan ROA negatif dan Koefisien DTL dan ROA positif namun tidak signifikan. Koefisien DOL, DFL dan DTL berpengaruh positif terhadap EPS namun tidak signifikan. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa Sabar Diary Gujarat


(60)

(India) menggunakan operating leverage, financial leverage dan total leverage

secara baik.

Penelitian Naibaho dan Rahayu (2013), tentang Pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas, perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prfotabilitas, dan secara simultan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Penelitian Puspitasari dan Akbar (2013), tentang analisis pengaruh leverage

terhadap profitabilitas perusahaan industri makanan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa baik pengujian secara individu DOL dengan profitabilitas dan DFL dengan profitabilitas maupun pengujian bersama DOL dan DFL terhadap profitabilitas didapatkan hasil yang sama yaitu pada α =1% DOL berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan Profitabilitas perusahaan (ROE, ROI, ROA, dan EPS, sementara untuk DFL didapatkan hasil DFL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan profitabilitas perusahaan.

Penelitian Sufiana dan Purnawati (2012), tentang pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengeruh secara simultan terhadap profitabilitas. Pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(61)

Periode 2008-2010. Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang negatif secara parsial terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Diantara ketiga variabel bebas tersebut yang dominan berpengaruh terhadap profitabilitas adalah perputaran piutang.

Tabel 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Analisis Hasil

Novi Sagita Ambarwati, Gede Adi Yuniarta, dan Ni Kadek Sinarwati (2015)

Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.

Regresi Linear Berganda

Modal kerja secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas, likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, aktivitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan modal kerja, likuiditas, aktivitas, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

J. B. Patel (2014)

Impact of Leverage on Profitability: A Study of Sabar Dairy(Dampak

Leverage terhadap Profitabilitas Studi pada Sabar Dairy Gujarat (India)

Analisis Regresi

koefisien DOL, DFL dan DTL berpengaruh positif terhadap ROCE namun tidak signifikan, DOL, DFL, dan DTL positif terhadap ROE namun tidak signifikan, DOL dan ROA berpengaruh signifikan positif, koefisien DFL dan ROA negatif dan Koefisien DTL dan ROA positif namun tidak signifikan. Koefisien DOL, DFL dan DTL

berpengaruh positif terhadap EPS namun tidak signifikan. Hasilnya dapat

disimpulkan bahwa Sabar Diary Gujarat(India) menggunakan operating leverage, financial leverage dan total leverage secara baik.

Erik Pebrin Naibaho dan Sri Rahayu (2013)

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2012) Regresi berganda dan uji asumsi klasik

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prfitabilitas, perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prfotabilitas, dan secara simultan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(62)

Yuvita Puspitasari dan Lisa Fitriyani Akbar (2013) Analisis Pengaruh

Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Makanan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Metode data panel dengan estimasi random effect

DOL dengan profitabilitas dan DFL dengan profitabilitas maupun pengujian bersama DOL dan DFL terhadap profitabilitas didapatkan hasil yang sama yaitu pada α =1% DOL berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan Profitabilitas perusahaan (ROE, ROI, ROA, dan EPS, sementara untuk DFL didapatkan hasil DFL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan profitabilitas perusahaan.

Nina Sufiana dan Ni Ketut Purnawati (2012)

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas Regresi Linear Berganda

Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang negatif secara parsial terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap

profitabilitas. Diantara ketiga variabel bebas tersebut yang dominan

berpengaruh terhadap profitabilitas adalah perputaran piutang.


(63)

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun pengamatan 2010-2014.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sanusi (2014) populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang

menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam sektor

pertambangan Periode 2010-2014 sebanyak 22 perusahaan. Namun, setelah diteliti, perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap dari tahun 2010-2014 ada 18, jadi populasi perusahaannya ada 18. Sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi terpilih, satuan sampling adalah sesuatu yang dijadikan kesatuan yang akan dipilih. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan secarapurposive sampling,cara pengambilan sampel tipe ini disebut pula denganjudgement sampling,yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sanusi, 2014). Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.


(64)

1. Perusahaan pertambangan batubara yanggo public di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

2. Perusahaan pertambangan batubara yang rutin menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama Periode 2010-2014.

3. Memiliki nilai ROA yang positif

4. Memiliki nilai DOL yang positif atau paling maksimal ada dua nilai negatif selama Periode 2010-2014.

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel perusahaan pertambangan batubara sebanyak 7 perusahaan yang akan dijadikan sebagai objek penelitian yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 6. Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Batubara yang menjadi Objek Penelitian Periode 2010-2014

No Kode Nama Emiten

1 ADRO Adaro Energy Tbk.

2 BRAU Berau Coal Energy Tbk.

3 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk.

4 HRUM Harum Energy Tbk.

5 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

6 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.

7 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk.

Sumber:www.idx.co.id

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data lebih cenderung pada pengertian data macam apa yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Adapun sumber data cenderung pada pengertian darimana (sumbernya) data itu berasal (Sanusi, 2014). Dalam penelitian ini

penulis menggunakan data sekunder yang berasal dari informasi laporan keuangan tahunan yang diambil dari Bursa Efek Indonesia melaluiwww.idx.co.id. Data


(65)

sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. terkait dengan data sekunder, peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya (Sanusi, 2014). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai laporan keuangan tahunan pada perusahaan yang bergerak pada industri pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 sampai 2014.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian ini terdiri atas variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Dijabarkan sebagai berikut.

3.4.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat atau tergantung adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain (Sanusi, 2014). Variabel dependen ini dinyatakan dengan notasi Y. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini yaitu profitabilitas yang diproksikan oleh

return on asset. ROA dapat dihitung dengan rumus berikut:

Penulis menggunakan Earnings Before Interest and Tax (EBIT) sebagai

pembanding total aktiva karena untuk melihat produktivitas aset pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI Periode 2010-2014.


(66)

3.4.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel lain ( Sanusi, 2014). Variabel independen ini dinyatakan dalam notasi X. Variabel independen dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel bebas (X1, X2, X3,X4, dan X5), yaitu:

1. Pengungkit Operasional (DOL)

Pengungkit operasional (DOL) merupakan salah satu jenis pengungkit yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana sebuah perusahaan bergantung pada biaya tetap dalam usahanya untuk memaksimalkan keuntungan operasi. Pengungkit operasional (DOL) dapat dihitung menggunakan rumus:

2. Pengungkit Finansial (DFL)

Pengungkit keuangan diartikan sebagai rasio yang mengukur seberapa banyak penggunaan utang untuk pembiayaan perusahaan. Pengungkit keuangan dihitung mengguankan rumus sebagai berikut.

3. Likuiditas

Dalam penelitian ini likuiditas diukur dengan menggunakancurrent ratio


(67)

perusahaan bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Current ratio(CR) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

4. Perputaran Persediaan

Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu tahun atau periode, makin besarturnover berarti makin baik. Rumusnya sebagai berikut:

5. Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang merupakan rasio yang mengukur perbandingan penjualan kredit dengan piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio ini maka penagihan piutang perusahaan juga tinggi, artinya aliran kas perusahaan tergolong lancar. Dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti cara survei, cara observasi, dan cara dokumentasi (Sanusi, 2014). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. Cara

dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data-datanya seperti:laporan keuangan,rekapitulasi personalia, struktur organisasi,


(68)

peraturan-peraturan, data produksi, surat wasiat, riwayat hidup, riwayat perusahaan, dan sebagainya (Sanusi, 2014).

Metode dokumentasi penelitian ini adalah dengan mendapatkan data laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit dan telah dikeluarkan oleh perusahaan. Data tersebut diperoleh dariwebsite resmi yang dimiliki oleh BEI, yakniwww.idx.co.id. Analisis rasio yang digunakan berdasarkan data yang diambil pada laporan keuangan perusahaan yang aktif pada Tahun 2010– 2014. Kemudian dianalisis dengan analisis regresi linear berganda.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Regresi linear berganda merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, dimana regresi linear

sederhana hanya menggunakan satu variabel independen (Sanusi, 2014). Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan demikian, regresi linear berganda dinyatakan dalam persamaan matematika sebagi berikut.

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5+e

Keterangan:

Y =Return on asset


(1)

✛✜ ✛

3. Perkembangan Perputaran Modal Kerja

Inventory turnover ratioperusahaan pertambangan batubara Tahun 2010–

2014 secara keseluruhan menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) perusahaan menunjukkan peningkatan selama periode penelitian 2010-2014 yaitu PT Berau Coal Energy Tbk., PT Bumi Resources Minerals Tbk., dan PT Harum Energy Tbk. Perusahaan terbaik pertama yang memilikiinventory turnover ratiotertinggi adalah PT Berau Coal Energy Tbk. dengan nilai 44,05 kali artinya periode kelancaran perputaran persediaan sebesar 8 hari. Kemudian pada urutan terbaik selanjutnya yaitu PT Bumi Resources Minerals Tbk., dan PT Harum Energy Tbk.

Receivable turnover ratioperusahaan pertambangan batubara Tahun 2010

– 2014 secara keseluruhan menunjukkan bahwa 2 (dua) perusahaan yang menunjukkan peningkatan selama periode penelitian yaitu PT Resource Alam Indonesia Tbk. dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. perusahaan yang menyandang peringkat terbaik pertama adalah PT Resource Alam Indonesia Tbk. peringkat terbaik kedua adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. dan pada 5 (sampel) lainnya ada yang berfluktuatif, naik lalu turun, ataupun yang perkembangan perputaran piutangnya menurun.

4. Perkembangan Profitabilitas

Return on asset (ROA) perusahaan pertambangan batubara Tahun 2010

2014 secara keseluruhan menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan sedang mengalami penurunan kinerja. Penurunan ROA dari Tahun 2011


(2)

✢✣ ✤

hingga 2014 menunjukkan bahwa secara keseluruhan kondisi perusahaan pertambangan batubara yang dijadikan sampel dalam kondisi yang kurang baik dari segi profitabilitas karena terjadi penurunan ROA selama 3 tahun berturut-turut. Perusahaan yang memiliki ROA yang cukup baik di antara semua sampel adalah PT Resource Alam Indonesia Tbk. dengan rata-rata ROA selama tahun 2010-2014 sebesar 0,36.

5. Hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel bebasoperating leverage(X1), financial leverage(X2), current ratio(X3), inventory turnover ratio(X4), dan receivable turnover ratio(X5) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabelreturn on asset(Y) pertambangan batubara Tahun 2010

– 2014 yang terdaftar di BEI. Hal tersebut ditunjukkan dari tingkat signifikasi yang lebih besar dari 0.05 (0.096 > 0.05).

6. Hasil pengujian secara individu/parsial menunjukkan bahwa semua variabel bebasoperating leverage(X1),financial leverage(X2), current ratio(X3), inventory turnover ratio(X4),dan receivable turnover ratio (X5) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabelreturn on asset (Y) pertambangan batubara tahun 2010– 2014 yang terdaftar di BEI. Variabel DOL, DFL, CR, INTO, ARTO memiliki t hitung yang lebih kecil bila dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,508 (berdasarkan tabel distibusi t). Nilai signifikasi kelima variabel independen juga lebih besar dari 0,05


(3)

✥✦ ✧

maka Ho diterima karena Ho : b = 0 , artinya tidak memenuhi syarat α=5% dan derajat kepercayaan 95% yang sudah ditetapkan dalam penelitian ini

7. Dilihat dari nilai koefisien determinasi ( ) menunjukkanoperating leverage, financial leverage, current ratio, inventory turnover ratio,dan receivable turnover ratioberkontribusi pada profitabilitas sebesar 34,1 %, sisanya 65,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

5.2 Saran

Peneliti memberikan saran berdasarkan pada penelitian ini yaitu dari hasil

penelitian mengindikasikan bahwa terjadi ketidakefisienan pengelolaan dana pada perusahaan pertambangan batubara periode 2010-2014 sehingga membuat semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen baik melalui uji hipotesis secara bersama-sama maupun individual/parsial. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang efisiensi pembiayaan pada perusahaan pertambangan batubara.


(4)

Daftar Pustaka

Ambarwati, Novi Sagita, Gede Adi Yuniarta, dan Ni Kadek Sinarwati .2015. Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan

terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.e-Journal Jurusan Akuntansi S1 (Volume 3 No.1 2015). Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2007.Fundamentals of Financial Management, Eleventh Edition. Thomson Higher Education. United States of America.

Ehrhardt, Michael C, dan Eugene F. Brigham. 2011.Financial

Management:Theory and Practice, Thirteen Edition. South Western Cengage Learning. United States of America.

Fahmi, Irham. 2011.Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta. Bandung.

Fitri, Meria. 2013. Pengaruh Perputaran Piutang Usaha dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.(Skripsi). Universitas Negeri Padang. Padang

Gatsi, John Gartchie, Samuel Gameli Gadzo, dan Richard Kofi Akoto. 2013. Degree of Financial and Operating Leverage and Profitability of Insurance Firms in Ghana. International Business and Management Vol. 7 No. 2,2013,pp. 57-65. University of Cape Coast. Ghana.

Ghozali, Imam. 2013.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi, edisi 7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.


(5)

Hanafi, Mamduh M., 2011.Manajemen Keuangan. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

J. B. Patel. 2014. Impact of Leverage on Profitability: A Study of Sabar Diary. International Multidisciplinary Research Journal Volume 1 Issue-3, October 2014. N.C. Bodiwala and Prin.M.C. DesaiCommerce College, Ahmedabat. Gujarat (India).

Kasmir, 2014.Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.

Laraswati, Elizabeth Ayu. 2015. Pengaruh Working Capital Management

Terhadap Profitabilitas Perusahaan Farmasi yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Munawir. 2004.Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.

Naibaho, Erik Pebrin dan Sri Rahayu. 2013. Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2012). Universitas Telkom. Bandung.

Noor, Aris Setia, Berta Lestari. 2012. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada

Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia).Jurnal Spread-Oktober 2012, Volume 2 Nomor 2. Universitas Islam Kalimantan Muhammad

Arsyad Al Banjary. Banjarmasin.

Puspitasari, Yuvita dan Lisa Fitriyani Akbar. 2013. Analisis Pengaruh Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Makanan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta.

Putri H, Novita Sari., Ervita Safitri, dan Trisnadi Wijaya. 2015. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas. STIE MDP. Palembang.

Sanusi, Anwar. 2014.Metodologi Penelitian Bisnis.Salemba Empat. Jakarta.

Sufiana, Nina dan Ni Ketut Purnawati. 2012. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas. Universitas Udayana. Denpasar.


(6)

Weston, J Fred dan Thomas E. Copeland. 1991.Manajemen Keuangan. Jilid 2 Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta.

Yuliati, Ni Wayan. 2013. Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap

Profitabilitas pada perusahaan Hotel dan Restoran di Bursa Efek Indonesia. (Tesis). Universitas Udayana. Denpasar.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 28 21

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 16 21

Pengaruh Perputaran Piutang Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Return On Assets ) Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014

1 11 1

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 6 21

Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Peningkatkan Profitabilitas pada Perusahaan Textile yang Terdaftar di BEI 2010-2012

1 9 15

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN PIUTANG, PROFITABILITAS, DAN RETURN SPREAD TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 5 26

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 6 16

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS MELALUI LIKUIDITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014)

0 0 106

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambangan di Kalimantan Yang Terdaftar di BEI tahun 2011 - 2015 - UWKS - Library

0 0 15

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

0 1 15