Faktor Pendorong dan Penghambat Ibu-ibu Rumah Tangga dalam Pekerjaan Membuat Tempe

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-TadulakoUNTAD 5. Pendapatan Perbulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa pendapatan ibu-ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pembuat tempe setiap bulannya berkisar antara Rp.2000.000-Rp.4000.000

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Ibu-ibu Rumah Tangga dalam Pekerjaan Membuat Tempe

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sausu menunjukkan bahwa yang menjadi pendorong ibu-ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pembuat tempe, mereka memilih pekerjaan tersebut disebabkan oleh 2 faktor yakni faktor ekonomi dan faktor keinginan menyekolahkan anak kejenjang yang lebih tinggi. Faktor ekonomi merupakan faktor penunjang dalam kehidupan rumah tangga. Ketika faktor ini tidak mendukung maka kebutuhan rumah tangga akan tidak terpenuhi segalanya termasuk kebutuhan menempuh pendidikan. Penghasilan yang minim ditengah mahalnya pendidikan saat ini sangat sulit dirasakan orang tua dalam menyekolahkan anaknya. Keinginan menyekolahkan anak kejenjang yang lebih tinggi itu selalu dirasakan oleh setiap orang tua, karena pendidikan itu sangat penting bagi orang tua yang mengerti betapa pentingnya arti pendidikan. Hal tersebut yang dirasakan oleh semua ibu-ibu rumah tangga Desa Sausu yang bekerja sebagai pembuat tempe, mereka rela bantig tulang demi membantu suami dalam menyekolahkan anak-anaknya dengan bekerja sebagai pembuat tempe. Pekerjaan tersebut mereka geluti setiap hari tanpa Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-TadulakoUNTAD kenal lelah, meskipun harus bersusah payah dalam proses pembuatan tempe tersebut mereka tidak peduli. Selain faktor pendorong di atas ada juga yang menjadi faktor penghambat ibu- ibu tersebut di dalam bekerja membuat tempe. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sausu menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penghambat ibu-ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pembuat tempe adalah: 1. Menurunnya Tingkat Kesehatan Di bagian awal pembahasan telah dipaparkan bahwa salah satu yang menjadi faktor penghambat dalam pembuatan tempe adalah menurunnya tingkat kesehatan. Hal ini merupakan faktor penghambat dalam usaha pembuatan tempe, hasil penelitian menunjukkan bahwa semua pelaku usaha yaitu ibu-ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pembuat tempe sudah menginjak usia tua yang relatif sangat rentan oleh penyakit. 2. Kenaikan Harga Bahan Baku Naik turun harga suatu barang itu sudah biasa terjadi di Negara kita ini. Naiknya bahan baku tempe atau kedelai ternyata bagi ibu-ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pembuat tempe itu merupakan faktor penghambat didalam pembuatan tempe. Harga kedelai yang tiba-tiba naik membuat ibu-ibu rumah tangga tersebut cenderung untuk membelinya.Jika harga kedelai naik ibu-ibu rumah tangga tersebut lebih memilih untuk membeli kedelai yang biasa dan jika tidak ada kedelai yang biasa ibu-ibu lebih memilih untuk istirahat sejenak sampai harga kedelai normal kembali. 3. Pemadaman Listrik Dengan melihat data berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan ibu-ibu rumah tangga Desa Sausu yang bekerja sebagai pembuat tempe menunjukkan bahwa air yang ibu-ibu rumah tangga tersebut gunakan dalam membuat tempe adalah air Dap. Air tersebut dapat digunakan jika ada daya listrik dan jika listrik tidak ada atau padam maka air tersebut tidak bisa digunakan.Oleh karena itu, ibu-ibu rumah tangga tersebut selalu menampung air dalam bak yang cukup besar untuk digunakan pada saat listrik padam.Namun yang jadi masalah disini adalah apabila air hasil tampungan tersebut habis dan listrik mulai padam, ibu-ibu cenderung tidak bisa bekerja. 4. Air yang Keruh Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong telah membuktikan bahwa sebenarnya air yang keruh termasuk juga faktor penghambat di dalam pembuatan tempe. Hal tersebut dikajii dari Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-TadulakoUNTAD hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Air yang keruh dapat mengakibatkan hasil tempe yang tidak baik atau bahkan tempe yang dibuat cenderung tidak akan jadi.

3. Apakah Penghasilan Ibu-ibu Rumah Tangga yang Bekerja Sebagai Pembuat

Dokumen yang terkait

Manfaat Mangrove sebagai Pelestarian Lingkngan Hidup di Desa Olaya Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong | Aflaha | GeoTadulako 2617 7868 1 PB

0 0 16

Pemetaan Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2007 dan 2013 | Andresi | GeoTadulako 2610 7840 1 PB

0 0 17

PERANAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA DI MTsN SAUSU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MAUTONG | Irwanto | EDU CIVIC 6146 20328 1 PB

0 1 15

NILAI MANFAAT HUTAN MANGROVE DI DESA SAUSU PEORE KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Motoku | Jurnal Warta Rimba 3619 11395 1 PB

0 1 10

FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN POPULASI MALEO SENKAWOR DI DESA SAUSU PIORE KABUPATEN PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH | Arista | Jurnal Warta Rimba 6341 20989 1 PB

1 2 8

Faktor Pendorong dan Penarik Transmigran di Desa Kotaraya Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong | Ika Listiqowati | Geotadulako 6029 20106 1 PB

0 0 11

STUDI KOMPARASI KONDISI SOSIAL EKONOMI PROFIL RUMAH TANGGA PETANI (KASUS DI DESA SAUSU TRANS DENGAN DESA SAUSU PIORE KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Fauzi | GeoTadulako 9027 29593 1 SM

0 0 16

AGIHAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH (Eugenia aromatica L.) DI DESA SAUSU TORONO KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Elyas | GeoTadulako 9009 29531 1 SM

0 0 13

this PDF file IDENTIFIKASI ZONA MINERALISASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Suryaningsih | Gravitasi 1 PB

2 5 6

this PDF file IDENTIFIKASI SEBARAN AQUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Manawu | Gravitasi 3 PB

0 0 8