AGIHAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH (Eugenia aromatica L.) DI DESA SAUSU TORONO KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Elyas | GeoTadulako 9009 29531 1 SM

AGIHAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH
(Eugenia aromatica L.) DI DESA SAUSU TORONO
KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG

MUHAMMAD ELYAS

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADUAKO
TAHUN 2017
1
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

AGIHAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN CENGKEH
(Eugenia aromatica L.) DI DESA SAUSU TORONO
KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Muhammad Elyas1), Iwan Alim Saputra1), Irmasari2)

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan PIPS, FKIP, Universitas Tadulako.
2)
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako.
Jalan Soekarno Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah Telp. 0451-429738
1)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran tingkat kesesuaian lahan untuk
pengembangan tanaman cengkeh di Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi
Moutong. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif menggunakan metode survei dengan
melakukan survei langsung dilapangan, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Pendekatan geografi yang digunakan yaitu pendekatan keruangan.Penelitian ini
dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2017 sampai dengan bulan April 2017. Penelitian dilakukan
dengan empat tahap yaitu tahap (1) persiapan, (2) kegiatan lapangan, (3) analisis laboratorium,
(4) pengolahan data, pembuatan peta serta penyususnan laporan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual untuk pengembangan cengkeh di Desa Sausu
Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong yaitu kelas S2 (cukup sesuai) terdapat pada
satuan peta medan (SPM) 1 dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f
(retensi hara), dan n (hara tersedia), setelah dilakukan perbaikan menjadi kelas kesesuaian lahan
potensial faktor pembatas berkurang menjadi t (temperature), dan w (ketersediaan air). Kelas S3

(sesuai marginal) terdapat pada satuan peta medan (SPM) 5 dan 6 pada kelas kesesuaian lahan
aktual dengan faktor pembatas meliputi f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya erosi), setelah
dilakukan perbaikan maka kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi S2 (cukup sesuai) dengan
faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara), n (hara tersedia) dan e
(tingkat bahaya erosi). Kelas N1 (tidak sesuai saat ini) terdapat pada stuan peta medan (SPM) 2, 3
dan 4 pada kelas kesesuaian lahan aktual dengan faktor pembatas meliputi f (retensi hara) dan e
(tingkat bahaya erosi), setelah dilakukan perbaikan maka kelas kesesuaian lahan potensialnya
menjadi S3 (sesuai marginal) dengan faktor pembatas, f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya
erosi).
Kata kunci: agihan, kesesuaian lahan, tanaman cengkeh

1
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan yang diakibatkan oleh persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian
dan sektor non-pertanian terutama pada tingkat pendapatan, serta akan berpengaruh pada tingkat
kesejahteraan masyarakat petani itu sendiri, untuk itu memerlukan strategi penanganan atau

pengendalian tepat guna dalam upaya mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan.
Cengkeh merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang
tinggi dan menjadi sumber devisa yang besar, dimana sebagian besar masyarakat Sulawesi
Tengah mulai banyak menjadikan sebagai tanaman pokok perkebunan. Perkembangan
perkebunan cengkeh di Sulawesi Tengah terus meningkat. Kenyataan dilapangan menunjukkan
bahwa produktifitas yang dihasilkan masih di bawah rata-rata produktivitas nasional. Rendahnya
produksi dari tanaman cengkeh ini disebabkan oleh lingkungan yang tidak sesuai dengan
persyaratan tumbuh tanaman cengkeh. (Hadiwijaya T., 1981).
Kesesuaian lahan merupakan gambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu
penggunaan lahan tertentu. Tingkat kesesuaian suatu lahan untuk tanaman cengkeh berpengaruh
terhadap produktivitas cengkeh, (Sarwono dan Widiatmika, 2007 dalam Apala H., 2015).
Berdasarkan hal tersebut, salah satu cara untuk meningkatkan produksi cengkeh adalah
mengetahui sebaran tingkat kesesuaian lahannya untuk pengembangan tanaman cengkeh
sehingga dapat diketahui wilayah yang cocok. Evaluasi kesesuaian lahan akan menunjukkan
faktor apa saja yang perlu diperhatikan agar dapat dilakukan usaha-usaha perbaikan untuk
meningkatkan kelas lahannya, perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi
perkebunan cengkeh yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di
Desa Sausu Torono.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan

yaitu bagaimana sebaran tingkat kesesuaian lahan dan usaha perbaikan yang perlu dilakukan
2
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

untuk pengembangan (budidaya) tanaman cengkeh di Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu
Kabupaten Parigi Moutong?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran tingkat kesesuaian lahan dan
rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan untuk pengembangan tanaman cengkeh di Desa
Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana yang berupa laporan
penelitian akhir (skripsi).
2. Manfaat bagi masyarakat, dapat mengetahui sebaran tingkat kesesuaian lahan untuk
pengembangan tanaman cengkeh di daerah tersebut dan langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan hasil perkebunan.
3. Manfaat bagi pemerintah, sebagai rekomendasi awal pengambilan keputusan dalam tataguna
lahan, yang berupa data spasial sebaran tingkat kesesuaian lahan tanaman cengkeh.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei, dengan
melakukan survei langsung dilapangan, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. penentuan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai
dengan tujuan penelitian, penentuan masing-masing titik sampel mewakili satuan peta medan
(SPM) berdasarkan karakteristik medan (penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah dan
litologi) untuk membandingkan tingkat kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh
pada masing-masing satuan peta medan (SPM). Pendekatan geografi yang digunakan yaitu
pendekatan keruangan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai sampai dengan
bulan Mei 2017. Bertempat di Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong.
Analisis sifat fisik dan kimia tanah dilakukan di Laboratorium Unit Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako Penelitian dilakukan dengan empat tahap yaitu tahap (1)

3
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

persiapan, (2) kegiatan lapangan, (3) analisis laboratorium, (4) pengolahan data, pembuatan peta
serta penyususnan laporan.


GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Desa Sausu Torono terletak pada 120o 47’ 40,46” BT dan

1o 03’ 03’ 92,09” LS. Secara

aministrasi Desa Sausu Torono berbatasan dengan: sebelah utara berbatasan dengan Desa Sausu
Peore, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sausu Pakareme,Sebelah barat berbatasan dengan
Desa Sausu Trans, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Maleyali. Desa Sausu Torono
beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim musim dengan curah hujan rata-rata di bawah 2000
mm/tahun. Suhu udara berkisar antara 28 oC sampai 32 oC dengan kelembaban antara 78% pada
musim hujan dan 70% pada musim kemarau, curah hujan rata-rata 1.987 mm/thn, dengan bulan
basah (BB) terdapat pada bulan Mei, bulan Juni, bulan Juli, bulan Agustus dan bulan September.
Sedangkan untuk bulan lembab (BL) terdapat pada bulan Maret, Bulan April, bulan Oktober dan
bulan November. Bulan Kering (BK) terdapat pada bulan Januari, bulan Februari dan bulan
Desember. Lahan di Desa Sausu Torono termasuk lahan kering yang digunakan untuk lahan
pertanian, perkebunan, kehutanan, perumahan dan bangunan lain. Desa Sausu Torono terdiri dari
dataran rendah, perbukitan dan pegunungan. Jenis tanah yang terdapat di Desa Sausu Torono
yaitu tanah inceptisol dan jenis batuan yang ada di Desa Sausu Torono adalah batuan sedimen
Peta satuan medan Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong dapat
dilihat pada gambar 1.


Gambar 1. Peta satuan medan
4
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebaran Kesesuaian Lahan Cengkeh
Satuan peta medan (SPM) 1 dengan luas 1.260,18 ha. berdasarkan hasil analisis bahwa
sifat fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM I), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun, curah
hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung liat berpasir
(fraksi pasir 52,3%, debu 26,2% dan liat 21.4%), bahaya erosi sangat rendah, kemiringan lereng
0-8%. Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan
nilai (5,31) bernilai masam, sedangkan kadar N-total (0,17%) bernilai rendah dan kadar P2O5
(18,86 mg/100g) bernilai rendah, K2O (19,83 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria
klasifikasi kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM I termasuk
dalam kategori kelas kesesuaian actual S2-twfn (cukup sesuai) dengan faktor pembatas yaitu
temperatur (t) meliputi rata-rata tahunan oC, ketersediaan air (w) meliputi bulan kering/tahun dan
curah hujan/tahun, retensi hara (f) meliputi pH tanah, hara tersedia (n) meliputi N-total, P2O5 dan
K2O. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan melakukan

usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran dengan memberikan kapur dolomit, menurut
Kartasaputra A. G. (1991), pengapuran tidak boleh dilakukan secara sembarangan, akan tetapi
harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan tanah dan dosis kapur yang diperlukan,
serta pemupukan organik dan anorganik sehingga dapat memperbaiki kondisi kimia tanah dan
mengganti unsur hara yang hilang dalam tanah, serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara bagi tanaman, untuk mengatasi tanah-tanah basa dilakukan dengan cara pemberian pupuk
Urea secara berkala. Dengan upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian
potensialnya menjadi kelas S2-tw (cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperature) dan w
(ketersediaan air).
Satuan peta medan (SPM) 2 dengan luas 5,37 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa sifat
fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM I), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun, curah
hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung berpasir (fraksi
pasir 63,3%, debu 22,7% dan liat 14,0%), bahaya erosi sangat rendah, kemiringan lereng 0-8%.
Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai
5
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

(4,43) bernilai sangat masam, kadar N-total (0,12%) bernilai rendah dan kadar P2O5 (15,30
mg/100g) bernilai rendah, K2O (13,86 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria klasifikasi

kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM 2 termasuk dalam kategori
kelas kesesuaian aktual N1-f (tidak sesuai saat ini) dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (f)
meliputi pH tanah. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan
melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran dengan memberikan kapur dolomit,
menurut Kartasaputra A. G. (1991), pengapuran tidak boleh dilakukan secara sembarangan, akan
tetapi harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan tanah dan dosis kapur yang
diperlukan, serta pemupukan organik dan anorganik sehingga dapat memperbaiki kondisi kimia
tanah dan mengganti unsur hara yang hilang dalam tanah, serta bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara bagi tanaman, untuk mengatasi tanah-tanah basa dilakukan dengan cara
pemberian pupuk Urea secara berkala. Dari upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas
kesesuaian potensialnya menjadi kelas S3-f (sesuai marginal) dengan faktor pembatas f (retensi
hara).
Satuan peta medan (SPM) 3 dengan luas 593,86 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa
sifat fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM 3), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun,
curah hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung liat berpasir
(fraksi pasir 34,0%, debu 39,7% dan liat 26,3%), bahaya erosi rendah, kemiringan lereng 8-15%.
Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai
(4.48) bernilai sangat masam, kadar

N-total (0,13%) bernilai rendah dan kadar P2O5 (15,28


mg/100g) bernilai rendah, K2O (13,71 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria klasifikasi
kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM 3 termasuk dalam kategori
kelas kesesuaian aktual N1-f (tidak sesuai saat ini) dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (f)
meliputi pH tanah. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan
melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran dengan memberikan kapur dolomit,
menurut Kartasaputra A. G. (1991), pengapuran tidak boleh dilakukan secara sembarangan, akan
tetapi harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan tanah dan dosis kapur yang
diperlukan, serta pemupukan organik dan anorganik sehingga dapat memperbaiki kondisi kimia
tanah dan mengganti unsur hara yang hilang dalam tanah, serta bertujuan untuk memenuhi
6
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

kebutuhan unsur hara bagi tanaman, untuk mengatasi tanah-tanah basa dilakukan dengan cara
pemberian pupuk Urea secara berkala. Dari upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas
kesesuaian potensialnya menjadi kelas S3-f (sesuai marginal) dengan faktor pembatas f (retensi
hara).
Satuan peta medan (SPM) 4 dengan luas 291,13 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa
sifat fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM 4), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun,

curah hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung berliat
(fraksi pasir 29,9%, debu 39,1% dan liat 31,0%), bahaya erosi besar, kemiringan lereng 25-40%
Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai
(4.92) bernilai masam, kadar N-total (0,14%) bernilai rendah dan kadar P2O5 (16,89 mg/100g)
bernilai rendah, K2O (14,79 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria klasifikasi kesesuaian
lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM 4 termasuk dalam kategori kelas
kesesuaian aktual N1-e (tidak sesuai saat ini) dengan faktor pembatas yaitu tingkat bahaya erosi
(e) meliputi bahaya erosi dan lereng. Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas
kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan melalui penanaman tanaman penutup
tanah untuk melindungi dari pukulan air hujan yang lansung jatuh di atas permukaan tanah dan
mengurangi aliran air di atas permukaan tanah serta pembuatan teras individu untuk mengurangi
bahaya erosi. Dari upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya
menjadi kelas S3-e (sesuai marginal) dengan faktor pembatas e (tingkat bahaya erosi).
Satuan peta medan (SPM) 5 dengan luas 7,85 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa sifat
fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM 5), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun, curah
hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung (fraksi pasir
46,2%, debu 34,7% dan liat 19,1%), tingkat bahaya erosi sedang, kemiringan lereng 15-25%.
Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai
(4,78) bernilai masam, kadar N-total (0,13%) bernilai rendah dan kadar P2O5 (16,02 mg/100g)
bernilai rendah, K2O (14,23 mg/100g) bernilai rendah. Berdasarkan kriteria klasifikasi kesesuaian
lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh, maka SPM 5 termasuk dalam kategori kelas
kesesuaian aktual S3-fe (cukup sesuai) dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (f) meliputi pH
tanah, tingkat bahaya erosi (e). Kesesuaian aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas
7
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan melalui pengapuran dengan
memberikan kapur dolomit, menurut Kartasaputra A. G. (1991) , pengapuran tidak boleh
dilakukan secara sembarangan, akan tetapi harus didahului dengan penyelidikan tentang keadaan
tanah dan dosis kapur yang diperlukan. Penanaman tanaman penutup tanah untuk melindungi dari
pukulan air hujan yang lansung jatuh di atas permukaan tanah dan mengurangi aliran air di atas
permukaan tanah serta pembuatan teras individu untuk mengurangi tingkat bahaya erosi. Dari
upaya perbaikan-perbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya menjadi kelas S2-twfe
(cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan e
( tingkat bahaya erosi).
Satuan peta medan (SPM) 6 dengan luas 430,24 ha, berdasarkan hasil analisis bahwa
sifat fisik lahan pada lokasi penelitian (SPM 6), yaitu: rata-rata tahunan, bulan kering/tahun,
curah hujan/tahun dan kelembaban cukup baik, drainase tanah baik, tekstur lempung (fraksi pasir
47,7%, debu 32,5% dan liat 18,8%), tingkat bahaya erosi sedang, kemiringan lereng 15-25%.
Sedangkan hasil analisis sifat kimia tanah diketahui tingkat kemasaman tanah (pH) dengan nilai
(5,03) bernilai masam, kadar N-total (0,16%) bernilai rendah dan kadar P2O5 (18,81 mg/100g)
bernilai rendah, K2O (19,11 mg/100g) bernilai rendah.
Berdasarkan kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman cengkeh
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 12, maka SPM 6 termasuk dalam kategori kelas kesesuaian
aktual S3-e (cukup sesuai) dengan faktor pembatas yaitu tingkat bahaya erosi (e). Kesesuaian
aktual tersebut dapat ditingkatkan kelas kesesuaiannya dengan melakukan usaha-usaha perbaikan
melalui Penanaman tanaman penutup tanah untuk melindungi dari pukulan air hujan yang
lansung jatuh di atas permukaan tanah dan mengurangi aliran air di atas permukaan tanah serta
pembuatan teras individu untuk mengurangi tingkat bahaya erosi. Dari upaya perbaikanperbaikan tersebut, maka kelas kesesuaian potensialnya menjadi kelas S2-twe (cukup sesuai)
dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air) dan e (tingkat bahaya erosi).
Berdasarkan dari hasil analisis tersebut, berikut disajikan peta kesesuaian lahan aktual pada
gambar 2 dan peta kesesuian lahan potensial pada gambar 3.

8
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

Gambar 2. Peta Kesesuaian Lahan Aktual

Gambar 3. Peta Kesesuaian Lahan Potensial
Sebaran Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Usulan Penggunaan Lahan Terpilih
Pengembangan Tanaman Cengkeh
Penentuan lahan terpilih pengembangan tanaman cengkeh didasarkan atas hasil analisis
kesesuaian lahan tanaman cengkeh, sehingga dapat menunjang keberhasilan pengembangan
tanaman cengkeh di Desa Sausu Torono, adapun areal yang diusulkan untuk pengembangan
tanaman cengkeh yaitu dapat di lihat pada Tabel berikut.
Tabel. Usulan Penggunaan Lahan Terpilih Untuk Pengembangan Tanaman Cengkeh
No.

Lokasi

Aktual

Potensial

Luas areal (ha)

1.

SPM I

S2-twfn

S2-tw

1.260,18

2.

SPM 5

S3-f

S2-twfe

7,85

3.

SPM 6

S3-e

S2-twe

430,24

9
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

Jumlah

1.698,27

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan tanaman cengkah maka areal yang diusulkan
untuk pengembangan tanaman cengkeh terdapat pada kawasan SPM 1, kesesuaian lahan aktual
menggambarkan bahwa tingkat kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) dengan Faktor pembatas t
(temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan n (hara tersedia) setelah dilakukan
perbaikan kesesuaian lahan potensial menjadi S2 dengan faktor pembatas hanya t (temperature)
dan w (ketersediaan air). Pada kawasan SPM 1 masyarakat sudah mulai mengembangkan
tanaman cengkeh yang terdapat pada beberapa titik. Pada kawasan SPM 5, kesesuaian lahan
aktual menggaambarkan bahwa tingkat kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal) dengan faktor
pembatas f (retensi hara), setelah dilakukan perbaikan kesesuaian lahan potensial menjadi S2
(cukup sesuai) dengan faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan e
(tingkat bahaya erosi). pada kawasan SPM 6, kesesuaian lahan aktual menggaambarkan bahwa
tingkat kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal) dengan faktor pembatas e (tingkat bahaya erosi),
setelah dilakukan perbaikan kesesuaian lahan potensial menjadi S2 (cukup sesuai) dengan faktor
pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), dan e (tingkat bahaya erosi).
Secara umum kesesuaian lahan di Desa Sausu Torono untuk pengembangan tanaman
cengkeh di pengaruhi t (temperatur), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya
erosi). sehingga hasil produksinya masih dibawah standar nasional, menurut najiyati dan danarti
(2003), produksi tanaman Cengkeh pada umur 15-20 tahun akan menghasilkan produksi bunga
Cengkeh berkisar antara 12-15 kg cengkeh kering/pohon/tahun. Sedangkan hasil produksi
tanaman Cengkeh yang ada di Desa Susu Torono pada umur 15-20 tahun hasil produksinya
hanya berkisar antara 3-7 kg Cengkeh kering/pohon/tahun. Dengan upaya perbaikan yang
dilakukan akan dapat meningkatkan hasil produksi tanaman cengkeh yang ada di Desa Sausu
Torono meskipun hasil produksinya tidak sama dengan hasil produksi nasional Karena
10
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

dipengaruhi t (temperatur) dan w (ketersediaan air), hal tersebut sangat berpengaruh karena tidak
dapat dilakukan usaha perbaikan.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh bahwa kelas kesesuaian untuk
pengembangan tanaman cengkeh (Eugenia aromatica L.) di daerah penelitian yaitu sebaran kelas
kesesuaian lahan aktual untuk tanaman cengkeh di daerah penelitian terdapat 1 (satu) subkelas
yaitu kelas S2 (cukup sesuai), pada SPM 1 dengan luas 1.260,18 ha dengan faktor pembatas t
(temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan n (hara tersedia). Kelas S3 (sesuai
marginal) terdapat pada SPM 5 dengan luas 7,85 ha dengan faktor pembatas f (retensi hara), e
(tingkat bahaya erosi). dan SPM 6 dengan luas 430,24 ha dengan faktor pembatas e (tingkat
bahaya erosi). Kelas N1 (tidak sesuai saat ini) pada SPM 2 dengan luas 5,37 ha dengan faktor
pembatas f (retensi hara), SPM 3 dengan luas 593, 86 ha dengan faktor pembatas f (retensi hara)
dan SPM 4 dengan luas 291,13 ha dengan faktor pembatas e (tingkat bahaya erosi). Setelah
dilakukan upaya perbaikan-perbaikan pada SPM 1 melalui pengapuran, pemupukan organik dan
anorganik sehingga faktor pembatasnya dapat berkurang menjadi t (temperature) dan w
(ketersediaan air). pada SPM 5 dan SPM 6 melalui pengapuran, penanaman tanaman penutup
tanah dan pembuatan teras individu sehingga didapatkan 1 subkelas potensial yaitu kelas S2
(cukup sesuai) dengan Faktor pembatas t (temperature), w (ketersediaan air), f (retensi hara) dan
e (tingkat bahaya erosi). pada SPM 2, SPM3 dan SPM 4 melalui pengapuran, penanaman
tanaman penutup tanah dan pembuatan teras individu sehingga didapatkan 1 subkelas potensial
yaitu kelas S3 (sesuai marginal) dengan Faktor f (retensi hara) dan e (tingkat bahaya erosi).
Saran, Setelah mengetahui sebaran tingkat kesesuaian lahan di Desa Sausu Torono diharapkan
pembudidaya memperhatikan penggunaan lahan dan memberikan beberapa masukan teknologi
diantaranyan penggunaan bibit unggul, pemupukan, tanaman penutup tanah, Pengolahan Sisasisa Tanaman dan konservasi tanah dan air untuk menunjan hasil produksi yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

11
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com

Apala H. (2015). Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu Di Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu: Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu
pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Jurnal
Jppendidikandd151204 .
Hadiwijaya T. (1981). Cengkeh, Data dan Petunjuk ke arah Swasembada. PT Gunung Agung,
Jakarta.
Kartasaputra A. G. (1991). Teknologi Konservasi Tanah dan air. Ed. 2. Rineka Cipta, Jakarta.

12
Mahasiswa Program StudiPend. Geografi. P. IPS FKIP UNTAD
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: muhammadelyas990@yahoo.com