110
peralatan, dan 13 industri lain; b manufaktur memberikan dampak yang
Kelompok industri agro yang meliputi paling besar terhadap peningkatan PDB
cabang-cabang industri : 1 industri riil. Hal ini disebabkan oleh cakupan
pengolahan dan pengawetan makanan, cabang industri yang masuk ke dalam
2 industri minyak dan lemak, 3 industri klaster industri basis manufaktur relatif
penggilingan padi, 4 industri tepung lebih banyak dan keterkaitan yang kuat
dan sejenisnya, 5 industri pulp dan terhadap dengan klaster-klaster yang
kertas, 6 industri gula, 7 industri lain.
makanan lain, 8 industri minuman, 9 Pengembangan klaster industri
industri rokok, 10 industri pengolahan prioritas secara umum juga mendorong
kayu; dan c Kelompok industri alat pertumbuhan sektor industri selalu lebih
angkut yang hanya terdiri dari industri besar daripada pertumbuhan ekonomi
alat angkut dan perbaikannya. nasional. Hal ini mengakibatkan pangsa
output sektor industri mengalami
1. Dampak terhadap Ekonomi Makro peningkatan sebagai akibat dari
pengembangan klaster industri agro, Dari Tabel 7 terlihat bahwa dampak
klaster industri basis manufaktur dan pengembangan klaster industri agro,
klaster industri alat angkut masing- klaster industri basis manufaktur dan
masing sebesar 0.208 persen, 0.226 klaster industri alat angkut menyebabkan
persen dan 0.196 persen. Hal ini peningkatan PDB riil nasional naik
menunjukkan bahwa kebijakan berturut-turut sebesar 11.61 persen,
pengembangan klaster industri prioritas 12.24 persen dan 11.16 persen yang
melalui reindustrialisasi cukup efektif lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi
mendorong pertumbuhan sektor industri sebelum simulasi dilakukan baseline
dan peningkatan pangsa output sektor y a n g h a n y a 1 0 . 8 9 p e r s e n .
industri. Pengembangan klaster industri basis
Tabel 7. Dampak pengembangan klaster industri prioritas terhadap kinerja ekonomi makro
persen perubahan
Pertumbuhan sektor industri yang lebih besar dibandingkan dengan
lebih besar daripada pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara rata-
ekonomi nasional sebagai akibat dari rata. Hal yang sama terjadi pada
pengembangan klaster industri prioritas peningkatan ekspor produk-produk
karena didorong oleh pertumbuhan industri yang selalu lebih besar
konsumsi rumah tangga untuk komoditas dibandingkan dengan peningkatan
sektor industri yang selalu meningkat ekspor rata-rata komoditas.
Deskripsi Baseline
Agro Basis
Angkut
Neraca Perdagangan delB -1.52
-1.62 -1.67
-1.55 GDP Riil Sisi Pengeluaran x0gdpexp
10.89 11.61
12.24 11.16
GDP Riil Sisi Pengeluaran Sektor Pertanian x0gdpexp_ag 16.88
18.15 19.22
17.33 GDP Riil Sisi Pengeluaran Sektor Industrix0gdpexp_mn
16.55 17.84
19.00 17.03
GDP Riil Sisi Sektor Pertambangan x0gdpexp_mo -5.82
-6.43 -6.84
-6.01 GDP Riil Sisi Pengeluaran Sektor Jasa x0gdpexp_se
9.84 10.39
10.82 10.03
Pengeluaran Riil Agregat Investasi x2tot_i 7.76
7.76 7.76
7.76 Konsumsi Riil Rumahtangga x3tot
16.33 17.69
18.84 16.81
Indeks Volume Ekspor x4tot 8.66
9.22 9.83
8.90 Indeks Volume Impor x0cif_c
12.69 13.50
14.20 12.99
Inventori Riil Agregat x6tot 6.89
7.27 7.68
7.05 InflasiIndeks Harga Konsumen IHK p3tot
-0.116 -0.122
-0.127 -0.118
Pangsa Sektor Pertanian terhadap Total PDB 0.561
0.612 0.653
0.578 Pangsa Sektor Industri terhadap Total PDB
0.189 0.208
0.226 0.196
Pangsa Sektor Pertambangan terhadap Total PDB -1.532
-1.654 -1.749
-1.574 Pangsa Sektor Jasa terhadap Total PDB
-0.022 -0.025
-0.029 -0.023
Reindustrialisasi Dan Dampaknya Terhadap ..... Heru Kustanto
111
Tabel 8. Dampak pengembangan klaster industri prioritas terhadap output sektoral
persen perubahan
No. Sektor
Baseline Agro
Basis Angkut
1 Pertanian
15.58 16.82
17.88 16.02
2 Pertambangan
6.19 6.61
7.05 6.37
3 Industri pengolahan dan pengawetan makanan
36.76 39.77
42.33 37.84
4 Industri minyak dan lemak
9.92 10.60
11.30 10.20
5 Industri penggilingan padi
10.40 11.24
11.95 10.70
6 Industri tepung, segala jenisnya
10.66 11.53
12.26 10.97
7 Industri gula
12.75 13.79
14.68 13.13
8 Industri makanan lainnya
12.51 13.52
14.38 12.87
9 Industri minuman
10.11 10.91
11.58 10.39
10 Industri rokok
10.19 11.03
11.74 10.49
11 Industri pemintalan
14.58 15.66
16.69 15.01
12 Industri tekstil, pakaian dan kulit
17.90 19.29
20.53 18.42
13 Industri bambu, kayu dan rotan
9.14 9.74
10.29 9.37
14 Industri kertas, barang dari kertas dan karton
8.50 9.06
9.59 8.72
15 Industri pupuk dan pestisida
7.43 8.04
8.58 7.66
16 Industri kimia
9.37 10.03
10.66 9.63
17 Pengilangan minyak bumi
5.12 5.47
5.81 5.26
18 Industri barang karet dan plastik
9.76 10.43
11.07 10.03
19 Industri barang-barang dari mineral bukan logam
9.11 9.67
10.19 9.32
20 Industri semen
8.98 9.49
9.95 9.17
21 Industri dasar besi dan baja
7.30 7.77
8.26 7.49
22 Industri logam dasar bukan besi
11.28 12.02
12.81 11.60
23 Industri barang dari logam
9.33 9.91
10.44 9.55
24 Industri mesin, alat -alat dan perlengkapan listrik
8.44 8.98
9.52 8.66
25 Industri alat pengangkutan dan perbaikannya
8.06 8.62
9.15 8.27
26 Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun
14.75 15.84
16.84 15.16
27 Jasa-Jasa
9.03 9.54
9.99 9.22
Jurnal Riset Industri Vol. VI No. 1, 2012, Hal. 97-115
2.Dampak terhadap Output Sektor pemintalan, industri tekstil, industri
Industri kertas, industri pupukpestisida, industri
Secara umum, pengembangan kimia, industri dasar besi dan baja,
ketiga klaster industri prioritas tersebut industri logam dasar bukan besi, industri
mengakibatkan peningkatan output di barang dari logam, industri mesin dan
seluruh cabang industri seperti dapat peralatan, industri barang lain.
dilihat pada Tabel 8. Pengembangan Pengembangan klaster industri agro
klaster industri agro secara langsung juga mendorong pertumbuhan output
mendorong pertumbuhan output klaster industri alat angkut lebih tinggi
cabang-cabang industri berbasis agro daripada kondisi baseline. Hal ini
lebih tinggi daripada kondisi baseline menunjukkan bahwa cabang-cabang
seperti industri pengolahan dan industri yang termasuk klaster industri
pengawetan makanan, industri minyak agro dan klaster industri basis
dan lemak, industri tepung, industri gula, manufaktur serta klaster industri alat
industri makanan lainnya, industri gula, angkut mempunyai keterkaitan yang
industri makanan lainnya dan industri kuat. Klaster industri agro mempunyai
minuman. Pengembangan klaster keterkaitan ke belakang yang relatif
industri agro di sisi lain juga mendorong tinggi backward linkage sehingga
pertumbuhan output beberapa cabang mampu menarik pertumbuhan klaster
industri yang termasuk klaster industri industri basis manufaktur dan klaster
basis manufaktur seperti industri industri alat angkut.
112
Pengembangan klaster industri angkut juga mampu mendorong
basis manufaktur secara langsung pertumbuhan output klaster industri agro
mendorong pertumbuhan output lebih tinggi daripada kondisi baseline.
c a b a n g - c a b a n g i n d u s t r i b a s i s Hal ini mengindikasikan bahwa industri
manufaktur lebih tinggi dari kondisi alat angkut mempunyai keterkaitan ke
baseline seperti industri tekstil, industri belakang yang relatif besar terhadap
pupukpestisida, industri kimia, industri cabang-cabang industri yang termasuk
besi baja, industri logam dasar non besi, klaster industri agro.
industri barang logam, dan industri mesinperalatan. Pengembangan
3. Dampak terhadap Penyerapan Tenaga