6. Memfasilitasi perawatan gigi lainnya, membantu perawatan restorasi, prostodonsi, atau terapi periodontal.
Ketidakpuasan terhadap penampilan dentofasial, rekomendasi dari seorang dokter gigi, dorongan dari orang tua, dan pengaruh dari teman sekelas yang
menggunakan behel adalah merupakan beberapa faktor utama yang terlibat secara langsung terhadap tuntutan perawatan ortodonti. Jenis kelamin, usia, tingkat
pengetahuan, kelas sosial, dan tingkat keparahan maloklusi juga telah ditemukan berhubungan dengan keinginan melakukan perawatan ortodonti. Pengalaman diejek
yang sering oleh karena penampilan gigi yang tidak baik juga dapat meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan ortodonti dengan menggunakan piranti
ortodonti cekat. Shaw dkk menemukan bahwa anak-anak dan remaja lebih sering diejek tentang penampilan gigi mereka dibandingkan hal yang lain pada diri mereka
seperti pakaian, berat badan, telinga, dll. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut tergantung pada karakteristik sosial dan budaya setiap subkelompok populasi.
1,3,16
Masyarakat luas umumnya sangat memperhatikan penampilan, dan ortodonti menjadi penting bagi kebanyakan individu karena mereka merespons tekanan dari
teman sebaya dan berusaha untuk mencari sesuatu yang normal pada komunitasnya. Teman sebaya sering bertindak sebagai standar perbandingan dan kritikan atas
penampilan remaja. Penyuluhan oleh profesional tentang perawatan ortodonti biasanya didasari pertimbangan dampak fisiologis dan estetik dari maloklusi,
sedangkan di antara non profesional, penampilan biasanya merupakan motivasi yang dominan untuk melakukan perawatan.
17
2.1 Karakteristik Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Dengan kata lain, karakteristik
adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan sesuatu.
18
Karakteristik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah ciri khas individu dalam memakai piranti ortodonti cekat yang terdiri atas lama pemakaian, tempat
pemasangan, harga pemasangan, kondisi piranti, serta kontrol piranti ortodonti cekat.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Motivasi
2.2.1 Konsep Dasar dan Pengertian Motivasi
Istilah motivasi mengacu pada keadaan yang memberi arah terhadap apa yang seseorang pikirkan, rasakan, dan lakukan.
19
Motivasi menunjuk kepada alasan yang melatarbelakangi perilaku yang ditandai dengan kesediaan dan kemauan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
20
Ada banyak pengertian mengenai motivasi atau dorongan. Pengertian motivasi menurut Notoatmodjo adalah suatu
dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Berelson dan Steiner mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan di dalam diri
seseorang inner state yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan.
19,21
Motivasi merupakan salah satu determinan yang terpenting bagi keberhasilan individu dalam mencapai prestasi atau kepuasan tertentu, sehingga motivasi dapat
juga diartikan sebagai kemauan untuk berbuat sesuatu sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan atau tujuan. Seseorang akan mempunyai kemauan yang efektif jika
memperhatikan dengan baik lingkungannya untuk selanjutnya menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan tujuan atau keinginannya. Tanpa
adanya motivasi, tujuan yang diharapkan akan sulit dicapai. Paraphrasing Gredler, Broussard dan Garrison secara luas mendefinisikan motivasi sebagai segala sesuatu
yang mendorong individu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
20
Suatu perilaku dimulai dengan adanya suatu ketidakseimbangan dalam diri individu. Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu yang
bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan tersebut. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk
berbuat sesuatu. Setelah perbuatan itu dilakukan maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu, dan timbul perasaan puas. Keadaan seimbang itu sendiri tidak
berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat akan timbul ketidakseimbangan baru yang akan menyebabkan seluruh proses motivasi di atas
diulang. Oleh sebab itu proses motivasi merupakan suatu lingkaran tak terputus yang
Universitas Sumatera Utara
disebut lingkaran motivasi motivation circle, seperti yang digambarkan di bawah ini:
21
Motivasi
Tujuan Perilaku
Gambar 1. Lingkaran motivasi Motif manusia didasarkan atas kebutuhan, yang disadari ataupun yang tidak
disadari. Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, yaitu kebutuhan fisiologis akan air, udara, makanan, tidur dan tempat tinggal. Kebutuhan yang lainnya adalah
kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan akan harga diri, status, kasih sayang, prestasi dan penonjolan diri.
19,21
Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu dapat lebih berupaya dan antusias untuk meningkatkan kesehatannya, sehingga tujuan
penyuluhan kesehatan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mempelajari motivasi seseorang dapat dilakukan dengan wawancara perorangan secara mendalam.
21
Motivasi melibatkan kumpulan dari kepercayaan, persepsi, nilai, ketertarikan, dan aksi yang saling berhubungan dengan erat. Sebagai hasil, bermacam pendekatan
motivasi dapat menghasilkan perilaku kognitif seperti memonitor dan penggunaan strategi, aspek non kognitif seperti persepsi, kepercayaan, dan sikap, atau
keduanya. Motivasi antar individu cenderung bervariasi pada lingkup area yang sama.
20
Motivasi tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor dari dalam diri individu seperti faktor-faktor biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan
kebudayaan. Petri mengemukakan bahwa ada lima faktor penyebab timbulnya motivasi, yaitu: 1 kekuatan dalam tubuh yang menimbulkan rangsangan untuk
melakukan suatu kegiatan tertentu, 2 faktor keturunan yang menimbulkan keinginan-keinginan naluriah, 3 hasil proses belajar, 4 hasil dari interaksi sosial,
dan 5 akibat dari proses kognisi.
21
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Klasifikasi Motivasi
Menurut Reece dan Brandt motivasi dalam mencari perawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu:
19-21
1. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik ditandai dengan dorongan yang tidak menentu. Motivasi
ekstrinsik adalah tindakan yang timbul karena adanya rangsangan dari luar sehingga motivasi ini tidak melekat secara langsung pada aktivitas yang dilakukan. Jika
seorang anak yang tidak suka mengerjakan tugas matematika terdorong untuk mengerjakannya karena mendapatkan hadiah, maka anak tersebut telah termotivasi
secara ekstrinsik. Dengan kata lain, anak tersebut bersedia mengerjakan tugas oleh karena dorongan dari luar yaitu hadiah yang diterimanya dan bukan karena minat
intrinsik pada bidang studi matematika. Orang tua, guru, teman dan media massa dapat bertindak sebagai sumber motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan efeknya segera hilang bilamana tujuannya telah tercapai, namun memberikan motivasi ekstrinsik
umumnya jauh lebih mudah daripada membangun motivasi intrinsik dalam diri seseorang.
2. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ditandai dengan kenikmatan pribadi,
minat, atau kesenangan. As Deci dkk mengobservasi bahwa motivasi intrinsik mendorong dan memungkinkan tindakan melalui kepuasan diri. Hal tersebut
bermanifestasi pada perilaku seperti eksplorasi dan pencarian tantangan yang sering dilakukan orang untuk mendapatkan penghargaan. Dengan kata lain, motivasi
intrinsik berasal dari keinginan individu sendiri untuk melakukan perawatan untuk memperbaiki kekurangan yang ia rasakan pada dirinya sendiri, bukan kekurangan
yang ditunjuk oleh sosok ahli yang penilaiannya sering ditolak. Individu yang bersedia membaca buku ilmiah yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya hanya
karena merasa tertarik untuk mempelajari hal baru, maka individu tersebut termotivasi secara intrinsik.
Motivasi intrinsik pada umumnya lebih menguntungkan daripada motivasi
Universitas Sumatera Utara
ekstrinsik karena dapat bertahan lebih lama. Oleh karena itu motivasi intrinsik dianggap mempunyai daya motivasi yang lebih baik.
2.3 Piranti Ortodonti
Piranti ortodonti terdiri atas alat cekat dan lepasan yang digunakan untuk menggerakkan gigi menuju oklusi yang normal serta mendukung pertumbuhan dan
perkembangan rahang.
2
Piranti ortodonti cekat memiliki kelebihan dibandingkan dengan piranti ortodonti lepasan dalam hal mendapatkan pergerakan gigi yang
kompleks pada beberapa gigi seperti pergerakan bodily dan rotasi gigi.
15,22
2.3.1 Pengertian Piranti Ortodonti Cekat
Piranti ortodonti cekat adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk menempel cekat ke permukaan gigi. Piranti ini dapat menempel ke permukaan gigi
secara langsung melalui ikatan ke permukaan enamel dengan semen komposit atau disemenkan melalui cincin yang mengelilingi mahkota gigi. Piranti ini tidak dapat
dilepas oleh pasien. Kawat gigi kemudian dilekatkan ke behel atau tabung dengan menggunakan klip, ligature yang terbuat dari baja, atau elastomeric o-rings untuk
membentuk keseluruhan piranti cekat dan ketika diaktifkan akan mengakibatkan pergerakan gigi.
23,24
Perawatan ortodonti cekat bermula dengan menggunakan band dan kawat gigi terbuat dari emas yang besar dari Dr. Angle menjadi piranti yang kecil dan bernilai
estetis tinggi yang terbuat dari bermacam-macam bahan, termasuk stainless steel, titanium, dan keramik, ataupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Desain behel
yang menakjubkan dan perkembangan kawat telah merubah perawatan ortodonti yang semula merupakan perawatan yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan
memerlukan waktu yang lama, sekarang menjadi perawatan yang lebih mudah, efisien, dan dapat dipercaya, dan hal ini memberikan nilai tambah yang sangat luar
biasa dalam meningkatkan kualitas hidup jutaan pasien.
23
Hanya dokter gigi spesialis ortodonti yang berkualifikasi dalam melakukan perawatan dengan menggunakan piranti ortodonti cekat. Mahasiswa kedokteran gigi
Universitas Sumatera Utara
bahkan dokter gigi umum tidak boleh mencoba meniru dokter gigi spesialis ortodonti dalam hal melakukan perawatan menggunakan piranti ortodonti cekat.
24
2.3.2 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Piranti Ortodonti Cekat
Penggunaan piranti ortodonti cekat diindikasikan pada individu yang mengalami maloklusi gigi dan membutuhkan pergerakan beberapa gigi misalnya
untuk mengintrusi, merotasi, mengontrol penutupan ruang bekas pencabutan gigi, dan menggerakan gigi secara bodily.
24
Kontraindikasi penggunaan piranti ortodonti cekat adalah pada kondisi berikut:
24
1. Pasien yang biasanya tidak dapat melakukan prosedur oral higiene dengan baik secara rutin, tidak diharapkan dapat mempertahankan kondisi oral higiene yang
baik ketika piranti ortodonti cekat berada di dalam mulutnya. 2. Jika maloklusi yang terjadi berada di luar ruang lingkup piranti ortodonti
cekat seperti maloklusi yang terjadi pada skeletal secara alami.
2.3.3 Konsekuensi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat
Perawatan ortodonti memiliki keuntungan seperti peningkatan kesehatan gigi, fungsi pengunyahan, fonetik, penampilan wajah, rasa percaya diri bahkan
peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun seperti perawatan medis lainnya, perawatan ortodonti dengan menggunakan piranti ortodonti cekat juga
memiliki beberapa risiko dan konsekuensi. Keputusan untuk melakukan perawatan ortodonti membutuhkan perhitungan risiko dan keuntungan yang berpotensi terjadi.
Saat ini banyak pasien remaja yang mempertimbangkan atau sedang melakukan perawatan ortodonti. Sangatlah penting bagi mereka untuk mengerti dan memahami
risiko yang berpotensi terjadi pada penggunaan piranti ortodonti cekat.
1,25,26
Perawatan ortodonti menggunakan piranti ortodonti cekat mempunyai beberapa konsekuensi yang berhubungan dengan pelaksanaan perawatan.
Konsekuensi tersebut dapat berhubungan dengan pasien atau tempat pemasangan piranti, namun beberapa konsekuensi tersebut tidak sepenuhnya dimengerti.
25,26
Universitas Sumatera Utara
Konsekuensi menggunakan piranti ortodonti cekat yang mungkin timbul jika piranti tidak dirawat dengan baik konsekuensi yang berhubungan dengan pasien adalah
sebagai berikut:
1,2,25-7
1. Kerusakan enamel Kontrol oral higiene yang buruk dapat menyebabkan kerusakan gigi di sekitar
kawat gigi. Karies gigi dini dekalsifikasi akan terjadi ketika plak menumpuk di sekitar piranti cekat pada kondisi konsumsi gula yang sering. Nasehat diet, kontrol
oral higiene yang baik, dan penggunaan suplemen fluor dapat dilakukan secara rutin untuk mengurangi risiko tersebut. Fraktur enamel berupa retakan yang kecil juga
dapat terjadi pada permukaan enamel setelah pelepasan braket ortodonti. Retakan tersebut menyediakan area penumpukan plak sehingga dapat menyebabkan
perkembangan karies, dapat menyebabkan fraktur gigi sebagian, atau terjadinya diskolorisasi gigi.
2. Bau mulut Bau mulut dapat terjadi oleh karena beberapa sebab seperti adanya penyakit
jaringan pendukung gigi dan menumpuknya sisa-sisa makanan pada daerah yang sulit dibersihkan seperti daerah disekitar kawat gigi.
3. Rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan rasa sakit 4. Hilangnya dukungan periodontal
Jika oral higiene pasien buruk selama perawatan berlangsung, perawatan ortodonti akan memperburuk inflamasi gingiva gingivitis dan kerentanan terhadap
penyakit periodontal dan jika tidak ditangani maka lama kelamaan akan menyebabkan goyangnya gigi.
5. Kerusakan akibat bahan piranti ortodonti Bahan piranti ortodonti dapat menginduksi terjadinya reaksi alergi dengan
tanda intraoral berupa area eritema.
2.4 Motivasi Menggunakan Piranti Ortodonti Cekat
Pada perawatan ortodonti, motivasi ekstrinsik untuk menggunakan piranti ortodonti cekat berasal dari tekanan orang lain seperti dorongan dari orang tua.
15,20,21
Universitas Sumatera Utara
Trulsson dkk mewawancarai 28 remaja Swedia mengenai faktor yang memotivasi mereka untuk melakukan perawatan ortodonti. Hasil menunjukkan bahwa keputusan
untuk melakukan perawatan didasari oleh pengaruh luar yang besar. Hal ini termasuk pengaruh teman sebaya, dan juga paparan untuk mengoptimalkan penampilan pada
media massa secara terus menerus.
17
Dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis ortodonti memiliki peran yang penting dalam merekomendasikan perawatan ortodonti jika mendeteksi kelainan pada
gigi pada saat kunjungan berkala pasien ke dokter gigi. Jika individu melakukan perawatan ortodonti setelah mendapat rekomendasi dari dokter gigi maka individu
tersebut telah termotivasi secara ekstrinsik.
1,11
Motivasi intrinsik dalam perawatan ortodonti merupakan dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan perawatan ortodonti menggunakan piranti ortodonti
cekat seperti keinginan untuk meningkatkan penampilan gigi.
1,21
Timbulnya masalah terhadap pengunyahan, kelainan atau rasa sakit pada sendi rahang, dan rasa sakit pada
kepala karena dampak dari maloklusi dapat menjadi motivasi intrinsik untuk mencari perawatan ortodonti.
11
Universitas Sumatera Utara
14
2.5 Kerangka Konsep