B. Permasalahan
Pengelolaan aktiva tetap seringkali tidak terlalu diperhatikan oleh sebagian perusahaan yang mempunyai aktiva tetap yang hanya untuk mendukung operasi
perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mencoba merumuskan masalah Apakah internal kontrol terhadap aktiva tetap pada Badan Ketahanan
Pangan Provinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan secara efektif dan efisien?
A. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pengawasan intern terhadap aktiva tetap telah dilaksanakan secara efektif.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yaitu : a.
Sebagai bahan masukan untuk dapat terciptanya kebijakan dan penilaian yang baik terhadap aktiva tetap,
b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti berikutnya untuk
menyempurnakan penelitian pada topik yang sama agar hasil penelitian menjadi lebih baik pada masa yang akan datang.
B. Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian terdiri atas Jadwal penelitian dan Laporan penelitian.
1. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dilakukan setelah peneliti menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal survei terdiri dari berbagai
kegiatan. Kegiatan dimulai dari berbagai persiapan melaksanakan survei, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk
penulisan tugas akhir, serta penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel jadwal penelitian berikut ini :
Tabel 1.1 Kegiatan Penulisan Tugas Akhir
NO Kegiatan
Mei Juni
Minggu Minggu
I II
III IV I II
III IV A. Persiapan
1. Pelaksanaan survei untuk
mendapatkan topik tugas akhir. 2.
Bimbingan untuk pelaksanaan tugas akhir.
B. Pelaksanaan
3. Bimbingan untuk pengolahan
data perusahaan. 4.
Pengolahan data perusahaan dalam penyusunan tugas akhir.
C. Pelaporan
5. Bimbingan Tahap Akhir dalam
penyusunan tugas akhir. 6.
Penyempurnaan Tugas Akhir.
2. Laporan Penelitian
Laporan penelitian terdiri dari empat bab yaitu, bab pendahuluan, profil BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA, topik
penelitian, dan penutup. Pada Bab pendahuluan diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penelitian yang
terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian. Pada bab selanjutnya diuraikan mengenai profil dari BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI
UTARA, sejarah ringkas perusahaan, jenis usaha kegiatan, struktur organisasi dan personalia, job deskripsi, , kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan. Pada bab
selanjutnya, peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa. Dalam bab ini penulis mencoba
memberikan analisa dan evaluasi terhadap elemen-elemen , dan pengawasan aktiva tetap berdasarkan teori dan hasil penelitian. Pada bab selanjutnya yaitu
penutup berisi kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva tetap pada BADAN KETAHANAN
PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA dalam menunjang kemajuan yang
akan datang.
BAB II
BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang awal mulanya sebelumnya dilaksanakannya Undang-undang Otonomi Daerah peleburan dari dua
unit kerja yakni Satuan Pengendalian Bimas Departemen Pertanian dan Kantor Wilayah Departemen Pertanian yang terbentuk pada tahun 2001 di bawah
naungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang pangan telah mengamanatkan
bahwa Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
telah menetapkan pembentukan Badan Ketahanan Pangan yang mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam pemeliharaan ketahanan pangan. Disamping
sebagai salah satu lembaga teknis provinsi sumatera utara, Badan Ketahanan Pangan juga berperan secara ex-office sebagai sekretariat dari Dewan Ketahanan
Pangan Provinsi Sumatera Utara yang diketuai oleh Gubenur Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 188.44250KTahun 2002. Hal ini sesuai dan
mengacu kepada Keputusan Presiden R.I. No. 132 Tahun 2001 tentang Dewan Ketahanan Pangan yang ketuanya adalah Presiden R.I.
Ketahanan Pangan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan nasional untuk membentuk manusia Indonesia yang berkualitas,
mandiri, dan sejahtera melalui perwujudan ketersediaan pangan yang cukup, aman
bermutu, bergizi, dan beragam serta tersebar merata diseluuh wilayah indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Karena indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka upaya untuk mewujudkan
ketahanan pangan merupakan tantangan yang harus mendapatakan prioritas untuk kesejahteraan bangsa. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim dengan
sumber daya alam dan sosisal budaya yang beragam, harus dipandang sebagai karunia ilahi untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Berdasarkan dengan hal tersebut di atas dan dengan adanya peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi, pemerintah provinsi sumatera utara turut ambil bagian dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan di daerahnya
dengan keluarnya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 31 Juli 2001 tentang lembaga teknis daerah provinsi sumatera utara.
Dengan keluarnya peraturan tersebut dibentuklah Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara berkantor di Jalan Jenderal Besar Dr.Abdul Haris
Nasution No.24 Gedung Johor Medan, yang dahulunya merupakan kantor Wilayah Departemen Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Adapun pegawai Badan
Ketahanan Pangan adalah peleburan dari pegawai Kantor Wilayah Departemen Provinsi Sumatera Utara dan pegawai Bimas Ketahanan Pangan Provinsi
Sumatera Utara. Sebagai dasar pendukung dari pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan
berpedoman pada Pasal 50 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan
mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat mewujudkan ketahanan pangan diseluruh indonesia, maka keluaran Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, maka seluruh sektor harus
berperan secara aktif dan berkoordinasi secara rapi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, pemerintah desa dan masyarakat
untuk meningkatkan strategi demi mewujudkan ketahanan pangan nasional. Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Sumatera Utara. Visi dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah
terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiiki secara efisien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang
berkualitas dan sejahtera. Adapun misi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah
sebagai berikut: 1.
Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang
dimiliki. 2.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat.
Badan Ketahanan Pangan adalah merupakan unsur penunjang pemerintah provinsi, dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam bidang pemeliharaan pangan.
Fungsi Badan ketahanan Pangan adalah: 1. Menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis dalam lingkup
ketahanan pangan. 2. Menyelenggarakan evaluasi, ketersediaan dan kerawanan pangan, pembinaan
distribusi dan akses pangan serta pembinaan penyeragaman konsumsi mutu dan keamanan pangan sumber daya dalam ketahanan pangan.
3. Melaksanakan tugas lain yang terakait dengan ketahanan pangan sesuai dengan ketetapan kepala daerah.
4. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai
berikut: a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan import.
b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan terjangkau
c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi nonberas, bermutu, bergizi dan aman.
5. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui rapat dewan ketahanan pangan, guna mengantisipasi dalam
memecahkan masalah yang dihadapi melalui hal-hal sebagai berikut: a. Monitoring pelaksanaan kegiatan usaha tani.
b. Monotoring eksportimport bahan strategis.
c. Monitoring harga bahan pangan strategis dan lokal. d. Monitoring pengadaanpenyimpananpenyaluran cadangan pangan.
e. Monitoring daerah rawan pangan. f. Monitoring kewaspadaan pangan bencana alam.
g. Monitoring penganekaagaman konsumsi bahan pangan. h. Monitoring mutu dan keamanan pangan.
i. Supevisi yang terkoodinasi ke lapangan. 6. Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek-aspek
ketahanan pangan ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan pangan.
7. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama 9 sembilan bahan pokok.
8. Mengkoordinasikan pelaporann dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.
B. Jenis Kegiatan