SISTEM MANAJEMEN PENGEDARAN UANG PADA KEGIATAN OPERASIONAL KAS DI KANTOR BANK INDONESIA SOLO
commit to user
SISTEM MANAJEMEN PENGEDARAN UANG PADA KEGIATAN OPERASIONAL KAS DI KANTOR BANK INDONESIA SOLO
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan
Oleh :
AGUSTY DWI PUTRANTI NIM. F3608010
DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul “SISTEM MANAJEMEN PENGEDARAN UANG PADA KEGIATAN OPERASIONAL KAS DI BANK INDONESIA
SOLO” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna memperoleh
gelar Ahli Madya Program DIII Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
(3)
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surkarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk
(4)
commit to user KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera bagi kita semua segala puji dan syukur penulis naikkan kepada Tuhan atas penyertaan kasih-Nya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Tugas Akhir yang berjudul
“ SISTEM MANAJEMEN PENGEDARAN UANG PADA KEGIATAN OPERASIONAL KAS DI KANTOR BANK INDONESIA SOLO “
. Tugas Akhir ini ditulis sebagai pemenuhan sebagian syarat perolehan derajat Ahli Madya. Penulis memiliki keterbatasan waktu untuk menyelesaikan pembuatan Tugas Akhir, sehingga Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis telah dibantu oleh banyak pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Wisnu Untoro selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, Msi. selaku Ketua Program Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. BRM Bambang Irawan, Msi selaku Pembimbing Akademis. 4. Bapak Drs. Supriyono, Msi selaku dosen pembimbing pembuatan Tugas
Akhir yang telah bersedia untuk membimbing dalam pembuatan karya ini. 5. Bapak Doni P. Joewono selaku Pimpinan Bank Indonesia Solo.
(5)
commit to user
6. Ibu Sri Harini, selaku pembimbing magang di Kantor Bank Indonesia Solo.
7. Bapak Agus Indrajayanto seksi Pembayaran Tunai Kantor Bank Indonesia Solo yang telah membantu penulis.
8. Seluruh karyawan Kantor Bank Indonesia Solo yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
9. Bapak, Ibu, dan saudara-saudaraku yang telah mendukung penuh.
10. Sahabat-sahabat dan teman-teman Keuangan Perbankan 2008 yang telah banyak membantu penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini telah penulis buat semaksimal mungkin, tetapi jika masih ada banyak kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulisan makalah yang selanjutnya bisa lebih baik lagi. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberi manfaat yang lebh bagi pembaca.
Surakarta , 13 Juni 2011
(6)
commit to user MOTTO
Serahkanlah perbuatanmu kepada tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu
( Amsal 1:3 )
Rasa malas akan membuat pekerjaanmu terhambat,
entah sekarang ataupun besok, kamu pasti melakukan
pekerjaanmu, jadi kerjakan tugasmu sesegera mungkin
dan jangan menunda!
( Penulis )
Karir, Keberhasilan, dan Masa Depan
Apa pun yang Anda lakukan, lakukanlah
dengan sebaik mungkin.
( Mario Teguh )
Segala kekuatiranku kuserahkan pada Tuhan, karena Ia memberi pertolongan tepat pada waktuNya, Ia memberikan jalan terang bagi setiap
usahaku sebab rancangan Tuhan bagiku bukan rancangan kecelakaan, tetapi rancangan yang penuh damai sejahtera untuk hari esok
(7)
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus
2. Bapak dan Ibu atas segala restunya
3. Mbak Wid dan Dik Intan yang mendukungku 4. Mas Rendra Vidian Utomo atas segala saranmu
(8)
commit to user DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Abstraksi... ii
Halaman Persetujuan... iv
Halaman Pengesahan... v
Kata Pengantar... vi
Motto... viii
Halaman Persembahan... ix
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel... xii
Daftar Gambar... xii
Daftar Lampiran... BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian... 8
E. Metode Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11
A. Tinjauan Bank Secara Umum... 11
(9)
commit to user
BAB III PEMBAHASAN... 26
A. Fungsi Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral... 26
B. Profil Kantor Bank Indonesia Solo... 38
C. Pembahasan... 62
BAB IV PENUTUP... 90
A. Kesimpulan... 90
B. Saran... 91 DAFTAR PUSTAKA
(10)
commit to user DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Inflasi 4 Kota di Jawa Tengah ……… 4 Tabel 1.2 Data Jumlah Uang Beredar di Indonesia Periode 2007-2010…….. 7 Tabel 3.1 Data Jumlah Setoran (Inflow) Uang Kertas dan uang Logam
Periode Tahun 2008 – 2010
... 72
Tabel 3.2 Data Bayaran (Outflow) Uang Kertas dan uang Logam Periode
Tahun 2008 – 2010
... ... 74
Tabel 3.3 Data Hasil Penukaran Uang Kertas dan Uang Logam Periode
2008 – 2010
... ... 77
Tabel 3.4 Data Jumlah Hasil Penukaran Uang Kertas dan Uang Logam Melalui Kegiatan Kas Keliling Periode Tahun 2008 – 2010 ... ... 80
Tabel 3.5 Data Hasil Pengolahan MRUK Periode Tahun 2008 – 2010 ... ... 85
(11)
commit to user DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar 3.1 Struktur Bank Indonesia Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia
... ... 38
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Solo ... ... 47
Diagram
Diagram 3.1 Distribusi Pegawai Kantor Bank Indonesia Solo ... ... 45
Diagram 3.2 Jumlah Setoran (Inflow) Uang Kertas dan Uang Logam
Periode Tahun 2008 – 2010
... ... 73
Diagram 3.3 Jumlah Bayaran (Outflow) Uang Kertas dan Uang Logam
Periode Tahun 2008 – 2010
... ... 75
Diagram 3.4 Hasil Penukaran Uang Kertas Dan Uang Logam Periode Tahun
2008 – 2010
... ... 78
(12)
(13)
commit to user
ABSTRAKSI
“SISTEM MANAJEMEN PENGEDARAN UANG PADA KEGIATAN OPERASIONAL KAS DI KANTOR BANK INDONESIA SOLO”
AGUSTY DWI PUTRANTI NIM F.3608010
Bank Indonesia adalah bank sentral yang memiliki kebijakan penuh untuk mengatur, menjaga kestabilan uang yang beredar dan meningkatkan kebijakan uang bersih di masyarakat. Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui deskripsi umum tentang Kantor Bank Indonesia Solo. Selain itu juga untuk mengetahui sistem pengedaran uang pada kegiatan operasional kas Bank Indonesia Solo. Metodologi penelitian yang dapat digunakan ialah metode analisis deskriptif, metode kepustakaan, metode observasi dan metode wawancara untuk mengetahui sejauh mana fungsi dan peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam melakukan pengedaran uang di masyarakat
Pembahasan Tugas Akhir ini secara khusus melihat bagaimana sistem manajemen pengedaran uang yang dilakukan dalam melaksanakan kebijakan uang bersih dan mencegah peredaran uang palsu di masyarakat. Secara keseluruhan dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa Kantor Bank Indonesia Solo telah melakukan sistem pengedaran uang dengan baik sehingga kebutuhan akan uang di masyarakat Solo dapat terpenuhi
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat diambil saran yang membangun yaitu pada saat cara penanganan pembuangan limbah briket UTLE hasil racik olahan hendaknya ditangani secara tepat, sehingga lingkungan Solo tetap terjaga kebersihannya.Saat ini pengedaran uang yang dilakukan Bank Indonesia dapat dikatakan berhasil, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah kurangnya SDM Perkasan yang telah tersedia, pengolahan limbah yang tepat guna di masyarakat, dan sosialisasi yang mendukung kebijakan uang bersih di masyarakat.
(14)
commit to user
ABSTRAKSI
“SISTEM MANAJEMEN PENGEDARAN UANG PADA KEGIATAN OPERASIONAL KAS DI KANTOR BANK INDONESIA SOLO”
AGUSTY DWI PUTRANTI NIM F.3608010
Bank Indonesia is the central bank that has a full policy to manage, maintain a stable money supply and increase net cash in the policy community. Final goal of this study was to determine the general description of the local Bank Indonesia Solo. In addition to knowing the system of money circulation of cash in operations of Bank Indonesia Solo. Research methodology that can be used is descriptive analysis method, the method of literature, methods of observation and interview methods to determine the extent to which the function and role of the Office of Bank Indonesia Solo in making money in public circulation
Final discussion is specifically looking at how the management system of circulation of money made in implementing the policy of money supply and prevent the circulation of counterfeit money in the community. Overall it can be concluded from this study is that the Office of Bank Indonesia Solo circulation of money has made the system so well that the need for money in the community are met Solo
Based on the above conclusion, it can take to constructive suggestions on ways of handling the disposal of waste processed briquettes UTLE racik results should be handled appropriately, so that the environment is maintained kebersihannya.Saat Solo circulation of money was conducted by Bank Indonesia can be said to succeed, but there are some things that Noteworthy is the lack of human resources you have available Perkasan, appropriate waste treatment in the community, and socialization that supports clean money on public policy.
(15)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dunia perekonomian semakin berkembang, hal ini dilihat dari laju perkembangan ekonomi yang ada di tiap negara. Efek dari perdagangan bebas membuat kebutuhan setiap elemen masyarakat semakin meningkat.Komponen yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan dalam masyarakat adalah uang. Uang sebagai salah satu komponen penting dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi suatu masyarakat, dengan uang orang dapat membeli apa saja yang sesuai kebutuhannya. Uang adalah alat pembayaran yang berfungsi aktif di dalam sistem pembayaran. Uang juga menjadi media bagi laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Uang dapat berpengaruh terhadap kegiatan transaksi, kita masih ingat bahwa jaman dahulu transaksi dilakukan dengan sistem barter, tetapi karena adanya uang, maka segala kegiatan yang berkaitan dengan transaksi dapat menjadi lebih mudah. Uang digunakan juga dalam mengukur nilai suatu barang, Besar jumlah uang yang beredar di masyarakat perlu diatur, oleh karena itu diperlukan suaru sistem yang mengatur pengedaran uang di masyarakat. Sistem ini mengatur uang yang sedang diolah hingga uang yang akan dicabut dari peredaran. Sistem manajemen ini hanya boleh dilakukan oleh Bank Indonesia.
Bank Indonesia selaku Bank Sentral memiliki hak untuk mengatur dan memproses jumlah peredaran uang yang ada di masyarakat.Ada dua sistem pembayaran yang berlaku pada Bank Indonesia, yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran non tunai. Sistem pembayaran tunai berlaku
(16)
commit to user
hanya untuk uang kartal, yang berupa uang kertas dan uang logam, sedangkan sistem pembayaran non tunai berlaku untuk uang giral yang berupa cek,giro pos,wesel dan surat berharga.
Pembahasan tugas akhir ini akan mengulas tentang sistem pembayaran tunai yang berupa uang kertas dan uang logam. Bank Indonesia merupakan lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Republik Indonesia. Sebagai pelaksana dari kewenangan tersebut, Bank Indonesia mempunyai visi untuk menjadikan uang rupiah sebagai alat pembayaran tunai yang berkualitas, dipercaya, dan diterima oleh masyarakat.
Bank Indonesia mempunyai misi yaitu dapat memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar. Selanjutnya visi dan misi Bank Indonesia yang terkait dengan kewenangan untuk mengedarkan uang tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/14/PBI/2004 tanggal 22 Juni 2004, tentang Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan, serta Pemusnahan Uang Rupiah, yang mengatur peranan Bank Indonesia dalam memberikan layanan bayaran dan layanan setoran kepada bank atau pihak lain yang ditujukan oleh bank.
Peran Bank Indonesia yang lain adalah sebagai pelaku utama dalam manajemen pengedaran uang. Ada empat sistem pengedaran uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia, antara lain : sistem perencanaan, sistem pengadaan, sistem distribusi, dan sistem penarikan. Semua sistem ini dilakukan oleh Bank Indonesia dalam mencapai tujuan menjadikan uang sebagai alat
(17)
commit to user
pembayaran tunai yang berkualitas, dipercaya dan diterima di elemen masyarakat.
Bank Indonesia juga turut berperan aktif dalam mengawasi peredaran uang di masyarakat, baik uang yang layak edar maupun uang yang tidak layak edar baik dalam pelaksanaan klarifikasi, pencabutan, penarikan, pemusnahan uang yang beredar, ditambahkan pula secara sosialisasi langsung kepada masyarakat. Jika jumlah peredaran uang di masyarakat tidak diatur jumlahnya, maka uang yang beredar di masyarakat tidak terkendali sehingga akan mengakibatkan terjadinya inflasi dimana banyak uang yang beredar di masyarakat yang tidak diimbangi dengan jumlah barang kebutuhan. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan jumlah inflasi yang terjadi di wilayah Jawa Tengah (Purwokerto, Surakarta, Semarang, Tegal)
(18)
commit to user
Tabel 1.1
INFLASI 4 KOTA DI JAWA TENGAH
Tahun/ Bulan Purwokerto Surakarta Semarang Tegal Jawa Tengah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1990* 9,48 8,41 9,02 11,29 9,02 1991** 12,39 10,46 9,62 9,47 9,62 1992 6,97 5,41 11,55 4,13 11,55 1993 11,79 9,93 9,37 8,93 9,37 1994 11,78 9,74 6,50 8,88 7,00
1995 8,53 8,63 8,45 7,45 8,45
1996 6,16 8,25 4,37 4,77 4,37
1997 9,38 9,07 10,88 10,44 10,88 1998 80,93 66,38 67,19 67,73 70,28 1999*** 0,99 0,46 1,51 1,11 1,33
2000 10,02 7,89 8,73 7,85 8,57 2001 11,76 15,58 13,98 11,26 13,81 2002 8,77 8,64 13,56 11,27 11,52 2003 2,89 1,73 6,07 1,86 4,19 2004 6,32 5,15 5,98 5,25 5,76 2005 14,54 13,88 16,46 18,39 15,97 2006 8,45 6,18 6,08 7,73 6,50 2007 6,15 3,28 6,75 8,89 6,24 2008**** 12,06 6,96 10,34 8,52 9,55 2009 2,83 2,63 3,19 5,83 3,32 2010 6,04 6,65 7,11 6,73 6,88 2011
Januari 0,95 0,63 0,60 0,32 0,61 Pebruari 0,18 -0,66 -0,12 -0,13 -0,21
Kalender Februari 2011 1,13 -0,03 0,48 0,19 0,39
YoY Februari 2011 5,70 5,64 6,32 6,00 6,09 *) Tahun dasar April 1978-Maret 1979=100
**) Sampai dengan bulan Maret 1998 menggunakan tahun dasar April 1990-Maret 1991=100
***) Tahun dasar 1996=100
****) Mulai Bulan Juni 2008 menggunakan Tahun Dasar (2007 =100)
Tabel diatas menunjukkan angka inflasi selama periode tahun 1990 hingga 2011. Angka inflasi diatas mengalami fluktuasi pada setiap tahunnya.
(19)
commit to user
Pengedaran uang tidak terlepas dari jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang beredar di masyarakat Indonesia selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
(20)
commit to user Tabel 1.2
Jumlah Uang Beredar di Indonesia Periode Tahun 2007-2010
. Kategori
Moneter
Periode
I.2. NERACA ANALITIS OTORITAS MONETER
Uang Kartal Yang Diedarkan
Jan-2003 s.d Feb-2011
01 - 2007 158,735.00
02 - 2007 154,776.00
03 - 2007 155,498.00
04 - 2007 158,440.00
05 - 2007 164,154.00
06 - 2007 173,888.00
07 - 2007 173,588.00
08 - 2007 177,105.00
09 - 2007 189,221.00
10 - 2007 194,521.00
11 - 2007 190,483.00
12 - 2007 220,785.00
01 - 2008 202,588.00
02 - 2008 196,916.00
03 - 2008 198,940.00
04 - 2008 202,477.00
05 - 2008 209,801.00
06 - 2008 224,342.00
07 - 2008 225,033.00
08 - 2008 225,530.00
09 - 2008 270,243.00
10 - 2008 232,817.00
11 - 2008 232,480.00
12 - 2008 264,391.00
01 - 2009 236,885.48
02 - 2009 225,488.68
03 - 2009 226,671.67
04 - 2009 230,274.84
05 - 2009 231,368.04
06 - 2009 244,633.90
07 - 2009 242,408.30
(21)
commit to user
09 - 2009 273,744.38
10 - 2009 246,950.00
11 - 2009 257,459.34
12 - 2009 279,028.77
01 - 2010 258,118.00
02 - 2010 255,417.91
03 - 2010 250,611.81
04 - 2010 253,934.39
05 - 2010 262,751.81
06 - 2010 269,371.94
07 - 2010 274,462.81
08 - 2010 295,092.72
09 - 2010 288,845.97
10 - 2010 283,068.28
11 - 2010 289,888.95
12 - 2010 318,575.31
Data diatas menunjukkan jumlah uang yang beredar di Indonesia, Bank Indonesia berperan sebagai pengatur uang beredar yang terpusat dan memiliki tujuan penuh bagi pencapaian kebijakan uang bersih di masyarakat.
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dilakukan penelitian tentang sistem pembayaran tunai pada Bank Indonesia yang kemudian akan dituangkan dalam bentuk tugas akhir yang berjudul sebagai berikut :
“SISTEM MANAJEMEN PENGEDARAN UANG PADA KEGIATAN OPERASIONAL KAS DI KANTOR BANK INDONESIA SOLO.”
B. Perumusan Masalah
Pada penelitian ini, untuk mempermudah pelaksanaan penulisan dan supaya sasaran yang ingin dicapai menjadi jelas, tegas, terarah, dan mencapai hasil yang diharapkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
(22)
commit to user
1. Bagaimanakah sistem manajemen pengedaran uang yang dilakukan oleh
Kantor Bank Indonesia Solo?
2. Bagaimana implementasi dan pengaruh kegiatan operasional kas Bank
Indonesia pada masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah diatas, maka penulisan tugas akhir ini mempunyai tujuan :
1. Untuk mengetahui sistem manajemen pengedaran uang yang dilakukan oleh
Kantor Bank Indonesia Solo.
2. Untuk mengetahui implementasi dan pengaruh kegiatan operasional kas Bank Indonesia pada masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui secara langsung kegiatan operasional kas dan manajemen sistem pembayaran tunai pada Bank Indonesia.
2. Bagi Instansi Terkait
Bank Indonesia dapat secara langsung menginformasikan sistem manajemen pengedaran uang kepada mahasiswa.
3. Bagi Pembaca
Melalui penulisan ini, pembaca dapat lebih mengetahui kegiatan operasional kas yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
(23)
commit to user
Menambah pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan operasional kas pada Kantor Bank Indonesia Solo serta pengetahuan tentang sistem manajemen pengedaran uang di masyarakat.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dapat digunakan berupa data kualitatif, yaitu data yang diuraikan dengan kalimat-kalimat yang dipisahkan sesuai dengan kategori sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Data kualitatif ini akan membandingkan antara teori dan fakta yang terjadi yaitu penggambaran sistem manajemen uang beredar dari kegiatan operasional kas.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Bank Indonesia Solo yang beralamat di Jalan Jendral Soedirman no.4, Telepon (0271) 647755 yang berfungsi sebagai kantor kebanksentralan di wilayah Subosukowonosraten yang meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Klaten.
3. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Data ini diambil dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung melalui proses observasi dan wawancara dari sumber yang terkait.
(24)
commit to user
Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari subyek penelitian, data ini meliputi segala dokomen dan literatur yang diperoleh dari instansi yang bermanfaat untuk penelitian Tugas akhir ini.
4. Tehnik Pengumpulan Data a. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan ahli di bidang sistem pembayaran tunai.
b. Metode Observasi
Pengamatan langsung dilakukan pada obyek yang akan diteliti, hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai obyek penelitian. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan cara mengamati kegiata operasional kas selama kegiatan magang berlangsung.
5. Tehnik Pembahasan
Model pembahasan yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah model pembahasan deskriptif yaitu teknik penelitian yang memiliki fokus penjelasan dan penggambaran secara utuh berdasar data-data yang ada. Media pendukung model pembahasan deskriptif ini adalah melalui penyertaan gambar, grafik, dan tabel yang bertujuan untuk memperjelas pembahasan secara deskriptif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(25)
commit to user
1. Definisi Bank
Istilah bank berasal dari bahasa Italia “banco” yang berarti bangku. Bangku inilah yang digunakan oleh bankir saat itu untuk melayani kegiatan operasional kepada nasabah. Istilah bangku kemudian berkembang dan secara resmi berubah nama menjadi Bank.
Bank adalah lembaga perantara (intermediasi) yang membantu kelancaran sistem pembayaran. Bank bertindak sebagai penyalur dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke masyarakat yang kekurangan dana. Bank juga menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter ( Suseno 2004 :1)
Definisi bank menurut Pierson adalah sebagai berikut :
“ Bank is a company wich accept credit, but didn’t give credit”
(Bank adalah badan usaha yang menerima kredit tetapi tidak memberikan kredit). Teori Pierson ini menyatakan bahwa dalam operasionalnya, bank hanya bersifat pasif, yaitu hanya menerima titipan uang saja. ( Malayu S.P. Hasibuan,2002:1)
Definisi bank menurut Verryn Stuart adalah sebagai berikut :
“ Bank is a company who satisfied other people by giving a credit with the money they accept as a gamble to the other, eventhough they should supply the new money”.
(Bank adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberi kepuasan nasabah dengan memberikan kredit yang berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan cara mengeluarkan uang baru, baik uang kertas maupun uang logam). Teori ini menyatakan bahwa didalam kegiatan operasionalnya, bank bersifat pasif dan aktif, maksudnya adalah
(26)
commit to user
bank dapat mengumpulkan dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus spending unit-SSU) dan menyalurkan kredit kepada masyarakat
yang membutuhkan dana (deficit spending unit-DSU). (Malayu S.P.
Hasibuan,2002:2).
Definisi bank menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 adalah jenis
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
2. Penggolongan Bank
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, maka bank digolongkan sebagai berikut: a. Berdasar jenisnya
1) Bank Umum
2) Bank Perkreditan Rakyat b. Berdasar kepemilikannya
1) Bank milik Pemerintah
2) Bank milik Pemerintah Daerah 3) Bank milik Swasta Nasional 4) Bank milik Koperasi
5) Bank Asing
c. Berdasarkan bentuk hukumnya
1) Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah 2) Bank berbentuk hukum Perseroan
(27)
commit to user
3) Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas 4) Bank berbentuk hukum Koperasi
d. Berdasarkan kegiatan usahanya 1) Bank Devisa
2) Bank Bukan Devisa
e. Berdasarkan sistem pembayaran jasa
1) Bank berdasar sistem pembayaran bunga (bank konvensional) 2) Bank berdasar pembayaran berupa sistem bagi hasil (bank syariah).
3. Fungsi dan Peran Bank
Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu :
1. Penciptaan Uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan
(28)
commit to user
karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
4. Mendukung Kelancaran Kegiatan Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
(29)
commit to user
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pihak yang menggunakannya.
Secara spesifik, fungsi dan peran bank yank lainnya adalah sebagai berikut (Totok, 2006:9)
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal perhimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dana di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan.
2. Agent of Development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektormoneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut saling berinteraksi dan
(30)
commit to user
saling memengaruhi. Sektor riil tidak akan berkembang dengan baik jika sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil.
3. Agent of Service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
Ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution).
B. Uang
1. Definisi Uang
Uang adalah sesuatu yang dijadikan sebagai alat untuk melakukan transaksi pembayaran ekonomi di mana sesuatu yang dijadikan sebagai uang diterima, dipercaya dan disukai oleh masyarakat atau orang-orang yang melakukan transaksi ekonomi. Uang pada jaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Sebelum uang ditemukan manusia menggunakan sistem barter
(31)
commit to user
atau sistem pertukaran antara barang atau jasa dengan barang atau jasa lainnya. Akibat sulitnya untuk menemukan kesamaan keinginan dalam pertukaran barang dengan sistem barter maka dipergunakanlah uang sebagai alat pembayaran yang sah dan diterima dengan suka rela. Pada zaman dahulu kala uang tidak seperti pada saat sekarang yang berbentuk koin dan kertas. Dulu orang sempat menggunakan kerang, garam, dan lain sebagainya dalam melakukan transaksi ekonominya. Pada masa sekarang uang umumnya dapat berupa uang kertas dan uang logam serta sesuatu yang dianggap setara dengan uang seperti cek, giro, surat berharga, dan sebagainya. Uang juga dipandang sebagai kekayaan yang dimiliki seseorang yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah tertentu utang dengan kepastian dan tanpa penundaan. Menurut tingkat likuiditas, uang dapat dbedakan menjadi :
a. M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk
rekening koran
b. M2 adalah M1 ditambah tabungan ditambah deposito berjangka pada bank umum
c. M3 adalah M2 ditambah tabungan ditambah deposito berjangka pada lembaga keuangan non bank.
2. Jenis− Jenis Uang
Berdasarkan nilainya, uang dibedakan :
a. Uang bernilai penuh (Full bodied money)
Uang bernilai penuh adalah mata uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya. Biasanya uang ini terbuat dari logam mulia emas dan perak. Agar nilai uang tetap sama dengan nilai materinya, maka harus dipenuhi dua syarat sebagai berikut (Mugiharjo 2009:6) :
(32)
commit to user
1. Masyarakat diberi kebebasan untukmelebur dan menempa mata uang ke pabrik uang milik pemerintah tanpa biaya yang cukup berarti
2. Adanya kebebasan bagi masyarakat untuk jual beli logam tersebut serta bebas menyimpannya.
b. Uang tidak bernilai penuh (Token money)
Uang tidak bernilai penuh adalah mata uang yang nilai nominalnya lebih besar daripada nilai materinya, oleh karena itu uang kertas dan uang logam yang digunakan sekarang ini berupa token money karena memiliki nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsiknya.
Berdasarkan perkembangan ekonominya, uang dibedakan :
a. Uang kartal (Currencies)
Uang kartal adalah uang yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam kehidupan sehari-hari. Uang kartal berupa uang logam dan uang
kertas, mata uang negara kita adalah Rupiah, uang pertama yang
dibuat oleh Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia.
Lembaga yang bertugas dan mengawasi peredaran uang rupiah adalah
Bank Indonesia, sedangkan perusahaan yang mencetak uang rupiah
adalah Perum Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia).
b. Uang Giral (Deposit money)
Uang giral adalah surat berharga yang dapat diuangkan di bank atau dikantor pos. Contoh uang giral, cek, giro pos, wesel dan surat berharga.Uang giral biasanya digunakan untuk transaksi dengan nilai uang yang sangat besar.
(33)
commit to user
a. Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang digunakan sebagai alat pembayaran yang memiliki bahan dasar berasal dari kertas. Banyak negara menggunakan uang berbahan kertas karena :
1. Biaya pembuatan uang kertas lebih murah daripada biaya pembuatan uang logam.
2. Uang berbahan kertas lebih mudah dibawa dan lebih ringan daripada uang berbahan logam.
3. Supply bahan kertas cukup banyak, sehingga pemerintah jika sewaktu-waktu ingin menambah jumlah uang, tidak akan menemui kesulitan.
Uang kertas sering disebut sebagai “Fiat money” atau uang
kepercayaan, karena uang kertas berasal dari pemerintah, jadi pemerintah mengharapkan agar masyarakat percaya terhadap uang kertas seperti yang tertera pada mata uang tersebut.
Berdasarkan UU No. 13 tahun 1968, Bank Indonesia selaku bank sentral diberikan hak aktif mengeluarkan uang kertas dan uang logam. b. Uang logam
Uang logam adalah jenis uang yang memiliki bahan dasar logam mulia
emas dan perak. Uang ini dapat berupa full bodied money dan token
money, karena biaya pembuatan ini tidak bisa dipastikan, tergantung dari bahan dasar yang digunakan, jadi terkadang nilai materi uang ini sama dengan nilai nominalnya, dan terkadang juga nilai materi uang ini jauh dibawah nilai nominalnya.
(34)
commit to user
Kegunaan uang tercermin dalam fungsi-fungsi uang. Fungsi uang dibagi atas 2, yaitu :
Fungsi Uang Berdasarkan Fungsi Asli
Fungsi asli disebut juga fungsi primer dari uang. Fungsi asli ini terdiri dari 2, yaitu:
a. Sebagai alat tukar (medium of exchange)
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang dapat berfungsi dengan baik diperlukan kepercayaan masyarakat. Masyarakat harus bersedia dan rela menerimanya.
b. Sebagai alat satuan hitung ( a unit of account)
Untuk menentukan harga sejenis barang diperlukan satuan hitung, juga dengan adanya satuan hitung, kita dapat mengadakan perbandingan harga satu barang dengan barang lain.
Fungsi Uang Berdasarkan Fungsi Turunan
Fungsi turunan sebagai akibat dari Fungsi asli, dengan adanya fungsi asli uang muncul fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu fungsi turunan, antara lain :
a. Sebagai alat pembayaran yang sah
Tidak semua orang dapat menciptakan uang terutama uang kartal, karena uang hanya dikeluarkan oleh lembaga tertentu. Lembaga di Indonesia yang berhak mengedarkan uang adalah Bank Indonesia, yaitu selaku Bank Sentral di negara kita.
(35)
commit to user
Kekayaan masyarakat berupa tanah, gedung, dll. Dapat dipindahtangankan kepemilikannya.
c. Sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang stabil, maka orang akan senang menggunakan uang dalam kegiatan ekonomi, dan selanjutnya apabila kegiatan ekonomi meningkat, maka jumlah uang yang beredar harus ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
d. Sebagai standart pembayaran masa depan
Uang dapat berfungsi untuk melakukan pembayaran di kemudian hari, saat pembayaran berjangka panjang maupun saat pencicilan utang.
4. Syarat agar uang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya adalah :
a. Acceptability dan Cognizability ( uang dapat diterima dan dketahui
umum )
Persyaratan utama dari sesuatu menjadi uang adalah diterima dan diketahui secara umum. Diterima secara umum serta penggunaannya sebagai alat tukar, penimbun kekayaan, standar cicilan utang tumbuh secara luas karena kegunaan uang untuk ditukarkan dengan barang dan jasa.
b. Stability of Value ( uang bernilai stabil )
Manfaat dari sesuatu yang memenuhi definisi uang akan memberikan nilai uang, maka diperlukan usaha untuk menjaga nilai uang agar tetap stabil, karena jika tidak, uang tidak akan diterima secara umum dan masyarakat mencoba kekayaannya dalam bentuk barang yang nilainya stabil.
(36)
commit to user
Jumlah uang beredar harus mencukupi kebutuhan dunia usaha. Oleh karena itu, bank sentral sebagai pencipta uang tunggal harus mampu melihat perkembangan perekonomian dan selanjutnya harus mampu menyediakan uang yang cukup bagi perkembangan perekonomian tersebut.
d. Portability ( uang mudaj dibawa )
Uang harus mudah dibawa untuk urusan setiap hari. Bahkan transaksi dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan uang dalam jumlah yang kecil jika nilainya besar.
e. Durability ( terjaga nilai fisiknya )
Dalam pemindahan uang dari tangan ke tangan maka uang harus terjaga nilai fisiknya, karena jika uang robek atau rusak, maka uang akan menurun nilainya dan merusak kegunaan moneter uang tersebut.
f. Divisibility ( bernilai tetap )
Uang digunakan untuk memantapkan transaksi dari berbagai jumlah, sehingga uang dari berbagai nilai nominal harus dicetak untuk melancarkan transaksi pembayaran.
5. Motif-motif memegang uang ( Mugi Raharjo 2009 :5 )
a. Motif transaksi
Motif transaksi adalah dorongan orang untuk memegang uang untuk melakukan transaksi atau pembayaran bagi rumah tangga konsumsi atau rumah tangga perusahaan misalnya untukmembeli keperluan rumah tangga, untuk membayar upah, untuk pengeluaran perusahaan, dan sebagainya. Dalam teori ekonomi moneter pengeluaran uang untuk motif ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan.
(37)
commit to user
b. Motif berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga adalah keperluan memegang uang tunai untuk melayani kebutuhan yang datangnya tidak terduga. Keperluan memegang uang untuk berjaga-jaga ini cukup penting bagi rumah tangga dan perusahaan.
c. Motif memegang uang untuk keperluan
Motif memegang uang untuk keperluan spekulsi merupakan tindak lanjut dari fungsi uang menumbun kekayaan. Dalam teori uang klasik tidak dijumpai motif memegang uang hanya untuk transaksi dan berjaga-jaga.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Fungsi Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral
Tugas utama Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
(38)
commit to user
Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.
Bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu
kebijakan yang disebut inflationtargeting framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki
(39)
commit to user
pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat
kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti
yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya
penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi
perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to
settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat
menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat
sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat
real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia
(40)
commit to user
memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.
Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam
stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank
Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi
potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem
keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan
indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan.
Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman
sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort
(LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari
(41)
commit to user
terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.
1. Sejarah Umum Bank Indonesia
Munculnya Bank Indonesia berawal dari hasil keputusan Konferensi Meja Bundar yang berlangsung di Den Haag Belanda pada tahun 1949. Keputusan yang diambil adalah menunjuk De Javasche Bank sebagai bank sentral bagi negara Indonesia. Adapun De Javasche Bank adalah bank komersial pemerintah Belanda yang didirikan sejak tahun 1828. Hasil sidang Konferensi Meja Bundar mengesahkan bahwa De Javasche Bank telah diputuskan dan disepakati oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda sebagai bank sentral, namun pada kenyataannya pemerintah Belanda masih turut campur tangan sebagai penentu kebijakan, sehingga pada saat itu Indonesia memiliki bank sentral yang berada di bawah pengaruh kepentingan negara lain, bahkan dalam perumusan kebijakan moneter, De Javasche Bank sangat terpengaruh oleh arahan-arahan yang digariskan pemerintah Belanda. Selain itu, pada kenyataannya pasar uang untuk pendanaan di Indonesia masih berpusat di Belanda, dan segala keuntungan dari kegiatan operasional bank diserahkan kepada pemerintahan Belanda.
Melihat kenyataan bahwa Belanda masih turut campur tangan dalam mengatur ekonomi dan moneter Indonesia, maka pemerintah Republik Indonesia terdorong untuk memiliki bank sentral secara utuh dan tidak dicampuri oleh pihak lain. Langkah yang dilakukan adalah pada bulan Juli 1959, pemerintah RI melakukan pembelian saham pada De Javasche Bank sebesar 97% melalui Bursa Saham Belanda dengan harga 20% diatas nilai
(42)
commit to user
nominal. Sebagai tindak lanjut pembelian saham ini, maka segera dibentuk Panitia Nasionalisasi De Javasche Bank pada 2 Juli 1951 yang berdasarkan UU No. 24 tahun 1951 tentang Nasionalisasi De Javasche Bank. Panitia Nasionalisasi De Javasche Bank bertugas untuk menyiapkan suatu rancangan undang-undang yang berisi tentang pendirian Bank Indonesia. Gagasan Rancangan Undang- Undang tersebut kemudian disampaikan kepada kabinet parlemen pada bulan September 1952, menimbang dari Rancangan Undang-Undang tersebut maka parlemen berhasil memutuskan pada tanggal 10 April 1953 dan pengesahan dari Presiden didapatkan tanggal 29 Mei 1953.
Undang-Undang No. 11 tahun 1953 tentang Undang-undang Pokok Bank Indonesia
diumumkan pada tanggal 2 Juni 1953 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953. Dengan demikian pada tanggal 1 Juli ditetapkan sebagai hari lahirnya Bank Indonesia. Pembentukan Bank Indonesia tersebut merupakan hasil nasionalisasi yang meneruskan dan mengembangkan lebih lanjut fungsi dan peranan De Javasche Bank yang telah dijalankan sejak tahun 1828.
Sejak keberadaan Bank Indonesia sebagai bank sentral hingga tahun 1968, tugas pokok Bank Indonesia selain menjaga stabilitas moneter, mengedarkan uang, dan mengembangkan sistem perbankan, juga masih tetap melaksanakan beberapa fungsi sebagaimana dilakukan bank komersil. Namun demikian, tanggungjawab kebijakan moneter berada di tangan pemerintah melalui pembentukan Dewan Moneter yang bertugas menentukan kebijakan moneter yang harus dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Selain itu Dewan Moneter juga bertugas memberikan petunjuk kepada Direksi Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan nilai mata uang dan memajukan perkembangan perkreditan dan perbankan. Kesemuanya ini mencerminkan bahwa kedudukan
(43)
commit to user
Bank Indonesia pada periode tersebut masih merupakan bagian dari pemerintah.
Pada tahun 1968 dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 13 tahun 1968 Bank Indonesia tidak lagi berfungsi ganda karena beberapa fungsi sebagaimana dilakukan oleh bank komersil telah dihapuskan. Namun demikian misi Bank Indonesia sebagai agent pembangunan masih melekat, demikian juga tugas-tugas sebagai kasir pemerintah dan Banker’s bank. Selain itu Dewan Moneter sebagai pembuat kebijakan yang berperan sebagai perumus kebijakan moneter masih tetap dipertahankan. Tugas Bank Indonesia sebagai agent pembangunan tercermin pada tugas pokoknya, yaitu pertama mengatur, menjaga, dan memelihara stabilits nilai rupiah, dan kedua mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna menungkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Status dan Kedudukan Bank Indonesia
a. Lembaga Negara yang Independen
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah Undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan UU. No 3/2004 tanggal 15 Januari 2004. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya.
(44)
commit to user
Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun juga.
Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.
b. Lembaga Negara yang Memiliki Badan Hukum
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan Undang-Undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.
(45)
commit to user
Menurut UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Rumusan tersebut merupakan pedoman Bank Indonesia dalam menetapkan misi dan visinya. Enetapan misi dan visi tersebut merupakan hal yang penting karena perumusan misi dan visi dapat memperjelas tujuan organisasi, mempermudah pengkoordinasian unit-unit dalam organisasi. Adapun mengenai misi, visi, nilai-nilai, dan sasaran strategis Bank Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Visi Bank Indonesia
Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.
b. Misi Bank Indonesia
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.
c. Nilai-Nilai Strategis
Nilai-nilai strategis adalah nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen, dan seluruh karyawan bank Indonesia untuk bertindak dan berperilaku. Nilai-nilai strategis yang ada di bank Indonesia berpedoman pada azas KITA-kompak, yang memiliki arti yaitu :
(46)
commit to user
Adalah suatu kondisi yang dimana para karyawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan kualitas yang ditetapkan.
Integritas (Integrity)
Suatu sikap yang dibutuhkan untuk selalu menjaga konsistensi dan kepatuhan terhadap nilai moral, kejujuran, mengutamakan kepentingan organisasi, dan gerakan anti KKN.
Transparansi (Transparancy)
Sikap keterbukaan dan kejelasan dalam mencapai tujuan dan langkah kerja baik dari individu ataupun organisasi
Akuntabilitas (Accountability)
Adanya pertanggungjawaban yang jelas dari segala hal yang dilakukan dengan disertai konsekuensi yang ada, terutama saat penyelesaian didalam tugas dan pengambilan keputusan yang benar.
Kebersamaan (Cohesiveness)
Adalah sikap kompak didalam organisasi, sikap ini diukur dari kedekatan dengan sesama karyawan dan satuan kerja sehingga tercipta komunikasi dan kerjasama yang baik yang akan berujung pada peningkatan produktivitas kerja.
Manfaat dari nilai-nilai strategis diatas dalam terapan di dunia kerja adalah :
1) Menetapkan karakteristik sumber daya manusia yang mampu bekerja
secara efektif.
2) Menentukan ekspektasi organisasi dan mengkomunikasikannya
(47)
commit to user
3) Menentukan kedalaman, ruang lingkup, dan prioritas upaya organisasi
dalam mencapai visi dan misinya.
4) Menentukan bagaimana organisasi akan menjalankan tugas dan
kegiatannya.
d. Sasaran Strategis Bank Indonesia
Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu :
1) Terpeliharanya Kestabilan Moneter,
2) Terpeliharanya Stabilitas Sistem Keuangan,
3) Terpeliharanya kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat dan akuntabel,
4) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen moneter,
5) Memelihara keamanan dan efisiensi sistem pembayaran,
6) Meningkatkan kapabilitas organisasi, SDM dan sistem informasi,
7) Memperkuat institusi melalui good governance dan efektivitas
komunikasi hukum.
8) Mengoptimalkan pencapaian dan manfaat inisiatif Bank Indonesia.
(48)
commit to user
Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Gambar 3.1
Struktur BI Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia
Sumber : Bank Indonesia (2000)
Bank Indonesi
Kepala Pemerintaha
n Peraturan
Bank Indonesia
Peraturan
MPR
DPR DPA BPK MA
Kepala Negar
a
(49)
commit to user
B. Profil Kantor Bank Indonesia Solo
1. Sejarah Kantor Bank Indonesia Solo
Kantor Bank Indonesia Solo didirikan pada tanggal 25 November 1867 dengan nama “Agentschap Soerakarta”sebagai kantor cabang pembantu keenam dari De Javasche Bank. KBI Solo membawahi se-eks karesidenan Surakarta ( Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten). Pada tanggal 10 November 1908 gedung KBI Solo dibangun dengan peletakan batu pertama oleh Moej.A.Roulfs dengan dirancang oleh Biro Arsitek dan Insinyur “Vermont Cuypers & Hulswits” dan gedung baru yang beralamat di Jl. Jendral Soedirman no.4 ini mulai bisa digunakan sejak 1 Agustus 1910 dan periode KBI Solo mulai dibuka sejak tanggal 15 Januari 1949 dengan status kelas 3.
2. Visi dan Misi Bank Indonesia Solo a. Visi Bank Indonesia
Menjadi kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya didaerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan
b. Misi Bank Indonesia
Mendukung pencapaian kebijakan bank indonesia di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran secara efisien dan optimal, serta memberikan saran kepada Pemerintah Daerah dan embaga terkait lain dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.
(50)
commit to user
Core function KBI Solo adalah sistem kebijakan sedangkan pendukung tambahannya adalah sistem operasional. Oleh karena itu, KBI Solo tidak boleh melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan oleh Bank Umum dan BPR, yang antara lain seperti menghimpun dana dari masyarakat maupun menyalurkan dana dalam bentuk kredit ke masyarakat.
d. Sasaran strategis Kantor Bank Indonesia Solo
1) Mengendalikan inflasi daerah dan tersedianya informasi ekonomi regional
2) Terwujudnya industri perbankan yang sehat
3) Terpeliharanya kehandalan sistem pembayaran dan pengedaran uang
4) Mendukung upaya pengendalian inflasi
5) Mendorong upaya penyehatan industri perbankan
6) Memelihara keamanan dan kehandalan sistem pembayaran
7) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran
8) Memperkuat dukungan organisasi dan kepemimpinan pegawai, serta mengembangkan potensi pegawai
9) Memperbaiki sistem pelaksanaan pemerintahan kota Surakarta
3. Budaya Kerja Kantor Bank Indonesia Solo
Suatu organisasi dapat dibentuk jika terdapat visi yang akan dicapai oleh organisasi tersebut. Dalam mewujudkan visi tersebut, maka diperlukan suatu misi yang menjadi pendukung untuk pencapaian visi. Misi dijelaskan lebih
(51)
commit to user
jauh lagi di dalam sasaran strategis yang berupa tugas-tugas dalam pelaksanaan kerja di Bank Indonesia.
Penguatan nilai-nilai yang dimiliki oleh Bank Indonesia merupakan suatu cara untuk mencapai visi. Nilai-nilai yang ada pada suatu organisasi terbagi menjadi dua besaran yaitu core value (nilai inti) yang mutlak dibutuhkan oleh Bank Indonesia sebagai suatu kesatuan organisasi, dan shared value, yaitu nilai-nilai yang harus dimiliki oleh pegawai Bank Indonesia yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran strategis. Setiap pegawai Bank Indonesia mempunyai nilai-nilai berbeda yang dianut, oleh karena itu, untuk memelihara, menguatkan shared value diperlukan suatu budaya kerja. Budaya Kerja Bank Indonesia merupakan cara untuk menguatkan nilai-nilai KITA-Kompak sebagai karakter Bank Indonesia yang diaplikasikan alam kegiatan kerja sehari-hari dan diharapkan setiap pegawai memiliki nilai-nilai tersebut.
Program budaya kerja diantaranya adalah Program Penyelarasan Kultur (PPK) yang sebelumnya merupakan Program Prakarsa Terfokus. Dalam PPK KBI Solo tahun 2007, telah diawali dengan adanya penyesuaian motto dan
yel-yel yang semula “High Performance in Harmony” dan “Mari Kita” menjadi
“Nyambut Gawe Sing Kepenak Nanging Ojo Sakkepenake Dewe” dan “Ya, Aku Bisa”. Motto diatas memiliki makna sebagai berikut :
Nyambut Gawe Sing Kepenak
Dalam bahasa Indonesia berarti bekerjalah dengan perasaan nyaman dan senang karena bekerja itu ibadah. Bekerjalah dengan dilandasi rasa tulus ikhlas karena adanya ibadah dan amanah, maka saat bekerja akan timbul perasaan nikmat, senang, dan nyaman tanpa beban apapun.
(52)
commit to user
Nanging Ojo Sak Kepenake Dewe
Dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi tetapi jangan seenaknya sendiri. Maksud dari motto diatas adalah bagi setiap pegawai harus patuh terhadap peraturan dan ketentuan yang bersifat mengikat, dan memiliki perilaku yang sesuai dengan value added lembaga. Namun bukan berarti menjadi pegawai Bank Indonesia harus kaku, tetapi harus memiliki daya adaptasi yang tinggi, sehingga akan luwes dan tidak menutup diri dari semua gagasan baru yang bersifat inovatif. Interaksi antar pegawai juga harus dijaga dengan baik. Untuk lingkup yang lebih luasnya yaitu saat berhubungan dengan pihak luar/eksternal, pegawai tidak bisa semaunya sendiri, tetapi tetap harus menghormati pihak lain, terbuka dan siap membangun kerjasama yang baik.
Budaya yel-yel AKU BISA oleh KBI Solo dicanangkan pada seluruh karyawan KBI Solo. Ketika instruktur/pemimpin/fasilitator meneriakkan “Aku Bisa” maka seluruh karyawan akan menjawab “Ya, Aku Bisa” dan diikuti tepuk tangan bersama. Akronim dan penjelasan singkat dari AKU BISA adalah sebagai berikut :
A adalah Allah is always in my heart
Memiliki arti bahwa Allah senantiasa ada di dalam hati setiap manusia, disini manajemen bermaksud mengajak seluruh pegawai agar dalam melaksanakan kerja, karyawan selalu ingat kepasa Tuhan, sehingga setiap akan berbuat curang, maka akan selalu ingat pada Tuhan YME.
(53)
commit to user
Maksudnya adalah pengetahuan adalah suatu kekuatan, dan manajemen mengajak kepada seluruh pegawai agar didalam bekerja akan terus menerus meningkatkan ilmu dengan cara memanfaatkan seluruh sumber ilmu yang telah disediakan lembaga maupun sumber ilmu lainnya.
U adalah Undefetable
Semboyan “tak terkalahkan” maksudnya supaya pegawai KBI agar menjadi pegawai yang tidak terkalahkansecara fisik dan psikis. Berpedoman bahwa dari tubuh yang sehat akan terdapat jiwa yang kuat dan mampu melawan hal-hal yang keliru dan tidak benar.
B adalah Be Positive
Berpikiran positif didalam mengatasi segala permasalahan. Manajemen mengajak seluruh karyawan supaya mengatasi masalah dengan akal sehat, menghilangkan segala hal yang negatif dan menunjukkan sikap positif.
I adalah Impressive
Manajemen mengajak seluruh karyawan BI supaya berperilaku yang menyenangkan dan mengesankan. Menjadi pribadi yang disenangi banyak orang karena setiap tindakan selalu dinilai oleh orang lain, sehingga penting untuk menunjukkan kecerdasan sosial dan empatinya.
S adalah Success Oriented
Manajemen mengajak seluuh karyawan Bank Indonesia supaya tetap berorientasi terhadap kesuksesan dan keberhasilan dalam mengabdi di Bank Indonesia. Didalam meraih kesuksesan tidak perlu takut terhadap tantangan, penderitaan ataupun kegagalan karena hal itu adalah modal besar untuk meraih kesuksesan.
(54)
commit to user
A adalah Action
Segala kata-kata diatas tidak akan berguna jika tanpa aksi/tindakan yang nyata, jadi pelaksanaan haruslah dilakukan dengan penjiwaan yang sungguh-sungguh.
Kantor Bank Indonesia Solo juga memiliki berbagai macam kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh karyawan.Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : a. Doa pagi bersama pada pukul 07.10 sebelum bekerja.
b. Siraman rohani bagi masing-masing agama yang diadakan setiap 2 minggu sekali.
c. Selasa Berbagi Ilmu (SBI) diadakan setiap hari Selasa pagi sebagai kegiatan belajar dan berbagi ilmu kepada setiap pegawai.
d. Kegiatan senam atau jalan sehat yang diadakan setiap Jumat pagi.
e. Kegiatan olahraga lain seperti karate, pingpong, bulu tangkis, tenis, futsal, dan bersepeda sesuai jadwal yang telah ditentukan.
f. Kegiatan seni (menyanyi) yang diadakan setiap Jumat malam pukul 19.00
g. Kegiatan apel pagi satpam yang dilakukan setiap hari Senin pagi.
h. Kegiatan insidentil semacam ulang tahun BI di bulan juli, ulang tahun pegawai, peringatan hari besar keagamaan, kegiatan sosial donor darah, dll
Adapun penghargaan yang telah diterima KBI Solo dari BI pusat dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Pelaksana terbaik organisasi berbasis pengetahuan (2004) b. Konsistensi pelaksanaan budaya belajar dan berbagi (2004)
(55)
commit to user
c. Pelaksana terbaik III kelompok kantor Bank Indonesia dalam program budaya kerja BI Prakarsa Terfokus (2004)
4. Komposisi Pegawai di Kantor Bank Indonesia Solo
Jumlah pegawai Kantor Bank Indonesia Solo sampai saat ini adalah 78 pegawai tetap dan 27 pegawai honorer/outsoucing (struktur organisasi terlampir). Komposisi pegawai per seksi dapat tersaji dalam diagram batang distribusi jumlah pegawai KBI Solo
Diagram 3.1
(56)
commit to user
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2011)
Dipandang dari pola distribusi pegawai per seksi dapat dilihat bahwa pegawai terbanyak berada pada Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern yaitu pada seksi Sumber Daya, LNPK, dan Operasional Kas.
Selain pegawai tetap, Kantor Bank Indonesia Solo juga dibantu oleh
tenaga-tenaga honorer/outsourching sebagai konsultan PUMKM, Data
Entry Operation (DEO), Messenger, Driver, Security, dan operator telepon.
Berdasarkan diagram distribusi tenaga honorer/outsourching tersebut dapat dilihat bahwa distribusi tenaga honorervterbanyak adalah tenaga Security (pengamanan) dengan jumlah 11 orang (41%) dan distribusi terbanyak terdapat pada Seksi Sumber Daya. Tenaga Outsourching yang ada sekarang adalah hasil kerjasama KBI Solo dengan PT Bina Karya Sejahtera
(57)
commit to user
5. Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Solo
(58)
commit to user
Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Solo
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2011)
Struktur organisasi Bank lndonesia menggambarkan 3 pilar departemenisasi, posisi staf, tanggung jawab dan dibagi menjadi tiga kelas. Kelas I memiliki tugas dan wewenang secara nasional. Kelas ll memiliki tugas dan wewenang di wilayah propinsi atau koordinator Kantor Bank
(59)
commit to user
Indonesia wilayah propinsi, Kelas III memiliki tugas dan wewenang di daerah dan Kelas IV memiliki tugas dan wewenang daerah yang sedang dirintis. Kantor Bank Indonesia Solo sebagai KBI Kelas III dipimpin oleh satu orang Pemimpin Bank Indonesia (PBI) yang membawahi 3 bidang, yaitu:
a. Bidang Ekonomi Moneter
Bidang Ekonomi Moneter membawahi 2 kelompok yaitu : 1) Kelompok Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM (KPSRU). 2) Kelompok Kajian Statistik dan Survei (KKSS).
b. Bidang Perbankan
Bidang Perbankan membawahi 4 Kelompok Pengawasan Bank yaitu:
1) Kelompok Pengawasan Bank I 2) Kelompok Pengawasan Bank II 3) Kelompok Pengawasan Bank Ill 4) Kelompok Pengawasan Bank IV
c. Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern.
Bidang SP & MI membawahi 3 seksi. yaitu: 1) Seksi Operasional Kas
2) Seksi Layanan Nasabah dan Penyelenggaraan Kliring
3) Seksi Sumber Daya (terintegrasi di dalamnya Logistik. Protokol, PAM.dan Kesekretariatan),
Adapun deskrips jabatan tiap bidang dapat dijelaskan seperti di bawah ini :
a. Bidang Ekonomi Moneter
1. Kelompok Pemberdayaan Sektor Riil dan
(60)
commit to user
Tugas pokok yang dijalankan antara lain :
a. Melakukan identifikasi hasil-hasil kajian penelitian terprogram
yang potensi dalam pengembangan sector riil dan atau melaksanakan identifikasi permasalahan secara spesifik yang terjadi pada komoditi/industry/bidang usaha tertentu.
b. Menyusun program pemberdayaan sector riil (korporasi, BUMN,
dan UMKM) berdasarkan hasil identifikasi.
c. Melaksanakan program pemberdayaan sector riil yang ditetapkan.
d. Melakukan koordinasi dengan stakeholder daerah untuk memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada perbankan dan BDSP dalam rangka pemberdayaan sector riil atau UMKM.
e. Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi berbasis penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi perbankan dalam rangka pemberdayaan sector riil atau UMKM.
f. Mengkomunikasikan hasil penelitian dalam rangka mendorong
perbankan dalam pembiaan UMKM.
g. Menyediakan data profil UMKM yang potensial dibiayai oleh lembaga keuangan yang disajikan melalui website.
h. Melaksanakan pembebanan rekening khusus dalam rangka bantuan luar negeri.
i. Menata usahakan Kredit Bank Indonesia (KLBI) termasuk
(61)
commit to user
j. Membantu melakukan pengawasan atas pengelolaan KLBI dan
TSL terhadap bank yang berada di wilayah kerjanya.
k. Melaksanakan pemberian izin, pengawasan dan pembinaan serta pengelolaan data informasi Pedagang Valuta Asing (PVA) Di daerah.
l. Mendukung kegiatan koordinasi dengan KKBI dalam rangka
pelaksanaan tugas-tugas pemberdayaan sector riil (Korporasi, BUMN, UMKM
2. Kelompok Kajian Statistik dan Survei (KKSS) Tugas pokok yang dilakukan antara lain ::
a) Menyusun Kajian Ekonomi daerah dan perkiraan perkrmbangan ekonomi dan harga.
b) Melakukan penelitian ekonomi daerah yang berbasis kajian lapangan dan studi kepustakaan.
c) Melakukan kajian ad hoc atas inisiatif KBI ataupun kerjasama dengan Kantor Pusat atau stakeholders daerah.
d) Menyusun rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada PEMDA dan stakeholders.
e) Menyusun dan melaksanakan program komunikasi atas hasil – hasil kebijakan ekonomi dan penelitian daerah.
f) Melakukan diseminasi atas kebijakan moneter, perbankan, dan system pembayaran.
(62)
commit to user
g) Melaksanakan kegiatan kehumasan.
h) Monitoring Pinjaman luar Negri (Pinjaman Daerah, Swasta, TSL dan pinjaman Syariah)
i) Melakukan kegiatan fungsi investor relation program.
j) Mendukung terlaksananya koordinasi dengan KKBI dalam rangka pelaksanaan tugas – tugas kajian ekonomi.
k) Menerima, memverifikasikan, mengirim ke kantor pusat, menata usahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank.
l) Mengumpulkan dan menyusun data informasi ekonomi, keuangan, perbankan dan demografi di wilayah kerja.
m) Melakukan kegiatan survey untuk kepentingan kantor pusat dan KBI.
n) Melakukan kegiatan liaison dalam rangka pengumpulan dan informasi dari pelaku ekonomi (Perusahaan, Lembaga Riset, pemerintah, perbankan, dan asosiasi).
o) Mengelola dan mengembangkan data base informasi perekonomian daerah.
p) Melaksanakan tugas sebagai pusat informasi.
q) Mendukung terlaksananya koordinasi dengan KKBI dalam rangka pelaksanaan tugas – tugas statistic dan survey.
(63)
commit to user
Ada beberapa catatan terkait dengan KKSS bahwa kelompok ini melakukan fungsi lain, yaitu kehumasan yang sedianya dilakukan oleh Manajemen Intern berkait dengan tugasnya pada protokoler dan secretariat. Fungsi ini menjadi strategis dilaksanakan oleh KKSS karena diseminasi kebijakan moneter maupun langkah- langkah yang dilakukan di KBI Solo tertampu semua di KKSS.
b. Bidang Perbankan
Tugas pokok yang dilakukan antara lain :
1) Melakukan pembinaan terhadap bank umum, BPR, yang menjadi objek pengawasan.
2) Melakukan pengawasan terhadap bank umum dan BPR yang menjadi objek pengawasannya.
3) Menyelesaikan permohonan ijin yang berkaitan dengan kelembagaan dan kegiatan operasional bank umum dan bpr yang menjadi objek pengawasannya.
4) Menyediakan informasi tentang kondisi dan permasalahan bank umum dan BPR yang menjadi objek pengawasannya.
5) Menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bank umum dan BPR yang menjadi objek pengawasannya.
6) Menyelesaikan proses pencabutan ijin usaha bank umum dan BPR serta tindak lanjutnya.
7) Membantu pemeriksaan dan pengawasan terhadap bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja.
(64)
commit to user
8) Melakukan peran aktif dalam menciptakan perkembangan perbankan yang sehat di wilayah kerja.
9) Melakukan evaluasi kesesuaian antara komposisi tim atau kelompok pengawasan dengan beban tugasnya.
10) Melakukan mediasi perbankan.
11) Melakukan investigasi terhadap tindak pidana bidang perbankan termasuk sebagai saksi ahli.
12) Menyelenggarakan administrasi dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan bank.
13) Membuat data yang lengkap tentang profil Bank Umum dan BPR secara individu dan gabungan di wilayah kerjanya.
14) Menyampaikan laporan yang terkait dengan database perbankan nasional secara berkala ke kantor pusat.
15) Memenuhi permintaan bank – bank tentang informasi ketentuan perbankan.
16) Melakukan proses perijinan operasional bagi kantor pusat bank yang berkedudukan di wilayah kerja KBI. Melakukan penelitian Laporan Bank Umum (LBU)
17) Melakukan pendendaan atas kelambatan dan kesalahan laporan.
18) Menjadi liaison officer dalam penanganan tindak pidana perbankan (SKB Jaksa Agung, Kapolri, dan GBI)
(65)
commit to user
19) Melaksanakan pertemuan tim kerja dan tim pleno di KBI sehubungan dengan SKB, Kejagung, Kapolri, GBI.
20) Melakukan monitoring ketentuan perbankan.
21) Membantu proses intermediasi perbankan.
22) Melakukan tugas – tugas kesekretariatan Badan Musyawarah Perbankan Daerah. (BMPD).
23) Mengelola anggaran
24) Mendukung koordinasi dalam hal pelaksanaan pengawasan bank dengan KKBI.
Fungsi pengawasan yang ditetapkan melalui system dedicated team, pola kerja berdasarkan team, dan rotasi sumber daya manusia dilakukan secara berkala terhadap pemeriksa bank. Untuk di KBI, kelompok pengawas bank dipimpin oleh seorang koordinator bidang Perbankan/Pengawas Bank Eksekutif Senior/Kepala Bidang yang membawahi sub kelompok pengawasan. Kelompok ini melakukan pengawasan BPR dan bank umum yang berkantor pusat di wilayah kerja KBI yang dimaksud. Tugas dan porduk pokok tersebut terbagi dalam empat seksi Kelompok Pengawas Bank I, II,III, dan IV. Kelompok Pengawas Bank I, II,III lebih fokus pada tugas pengawasan dan pembinaan bank wilayah kerja KBI Solo sedangkan KPB IV ditambah tugas Administrasi dan Informasi.
c. Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern
1. Bidang Sistem Pembayaran Tunai Memiliki tugas pokok antara lain :
(66)
commit to user
a) Melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/monitoring kebutuhan uang.
b) Melakukan pengelolaan khazanah yaitu penyiapan dan pengembalian modal kerja, pengelolaan persediaan kas (termasuk kas besar titipan DPU), pemeriksaan fisik uang, pengelolaan barang/surat-surat berharga serta pencucian dan pengamanan khazanah.
c) Melakukan tindak lanjut atas temuan selisish lebih/kurang hasil hitung ulang yang disebabkan karena selisish jumlah, perbedaan, dan uang palsu.
d) Laporan temuan uang palsu dari stakeholder
e) Laporan terkait dengan uang dan system pengedaran uang.
f) Mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang dan cara memperlakukan uang.
g) Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas akhir, dan anggaran operasional kas.
h) Menyiapkan dan melaksanakan proses penunjukan pihak ketiga sebagai pelaksana jasa kas, seperti PPUPK dan peleburan uang logam tidak layak edar.
i) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pihak ketiga pelaksanaan jasa kas, seperti Perusahaan Penukaran Uang Pecahan
(1)
commit to user
Juni 175.791.410.500 19.071.569.000 307.980.649.800
Juli 230.616.994.000 16.195.736.000 325.570.897.000
Agustus 201.000.882.000 7.408.786.800 343.006.143.000 September 122.834.378.000 106.419.264.000 663.206.815.900 Oktober 348.708.203.500 246.823.444.500 627.204.707.000 Nopember 207.163.402.000 215.459.702.000 383.832.436.000 Desember 36.459.460.000 194.980.019.000 398.750.029.000
Jumlah 2.409.848.012.000 987.912.863.000 4.131.868.854.200
Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2010)
Kegiatan pengolahan uang dengan mesin racik dilakukan setiap hari oleh Bank Indonesia. Dilihat dari tahun 2008 hingga 2010 jumlah uang yang diracik tidak dapat dipastikan naik atau turunnya, hal ini dikarenakan jumlah UTLE yang diracik setiap harinya juga berbeda-beda. Jumlah data per bulan seperti ada diatas adalah jumlah akumulasi dari peracikan uang setiap harinya.
3) Kegiatan Distribusi Uang
Tujuan distribusi uang adalah untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan remise (retur uang) dari Kantor Bank Indonesia Solo ke Kantor Regional Bank Indonesia (KRBI) Semarang. Frekuensi kegiatan remise masuk/keluar ke KRBI Semarang periode tahun 2008 s/d 2010 adalah sebagaimana tabel berikut :
i) Tahun 2008 remise masuk sebanyak 7 kali kegiatan dan remise
(2)
commit to user
ii) Tahun 2009 remise masuk sebanyak 6 kali kegiatan dan remise keluar sebanyak 21. kali kegiatan.
iii) Tahun 2010 remise masuk sebanyak 13 kali kegiatan dan remise keluar sebanyak 7 kali kegiatan.
b. Sumber Daya Manusia (SDM) Kasir KBI Solo.
Seksi Operasional Kas KBI Solo saat ini memiliki SDM Kasir sebanyak 16 (enam belas) orang kasir, dengan uraian berdasarkan Golongan dan Jabatan adalah sebagai berikut :
1. 1 (satu) orang G.IV / Kasir Muda Senior (KsMuS).
2. 1 (satu) orang G.III / Kasir Muda I (KsMu I).
3. 6 (enam) orang G.III / Kasir Muda II (KsMu II).
4. 2 (satu) orang G.II / Kasir Pertama (KSRPE).
5. 9 (Sembilan) orang G.I / Kasir Dasar (KsDa).
Terbagi ke dalam 3 (tiga) kelompok tugas sebagai berikut :
i) Layanan fiat bayar, penukaran, bayaran, setoran non bank dan admin kas, terdiri dari 7 (tujuh) orang Kasir, diantaranya : 1 (satu) orang KsMuS, 1 (satu) orang KsMu I, 2 (tiga) orang KsMu II, 1 (satu) orang KSRPE dan 3 (dua) orang KsDa.
ii) Layanan Loket Setoran Bank, terdiri dari 5 (lima) orang Kasir, diantaranya : 2 (dua) orang KsMu II, dan 3 (dua) orang KsDa. iii) Layanan Hitung Ulang Manual, terdiri dari 5 (lima) orang Kasir,
diantaranya : 2 (dua) orang KsMu II, dan 3 (tiga) orang KsDa. c. Implementasi dan pengaruh pengedaran uang pada masyarakat
Operasional kas yang dilakukan Bank Indonesia memiliki tujuan dan pengaruh penerapan di masyarakat, adapun pengaruh pengedaran uang dan
(3)
commit to user
sistem manajemen operasional kas Bank Indonesia Solo pada masyarakat di Surakarta adalah :
1. Melaksanakan Kebijakan Clean Money Policy
Clean money policy adalah kebijakan dimana uang yang layak digunakan adalah uang yang bersih, tidak lusuh, dan tidak robek. Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar. Penyetoran UTLE ini merupakan bagian tugas dan peranan Bank Indonesia dalam Clean Money Policy atau mengedarkan uang sesuai nilai pecahannya dalam kondisi segar dan bersih. Dalam program ini, kantor BI Solo siap mengganti berapa pun jumlah UTLE yang disetorkan perbankan maupun masyarakat dengan uang yang masih baru ( ULE ).
2. Melayani Masyarakat Dalam Proses Pencabutan Uang.
Masyarakat dapat dilayani dengan baik oleh Bank Indonesia melalui penarikan uang, proses pencabutan uang yang dimaksud yaitu pencabutan uang yang sudah kadaluarsa dan harus ditarik dari peredaran, emisi tahun yang dihitung adalah 10 tahun dari tahun sekarang, jadi jika emisi tahun pengedaran uang yang ditukar melebihi dari 10 tahun, maka tidak bisa ditukar dengan uang baru.
3. Filter Penangkal Peredaran Uang Palsu
Peran Bank Indonesia salah satunya adalah sebagai media penanggulangan peredaran uang palsu. Uang palsu adallah benda yang bentuknya menyerupai uang dan tidak memiliki tanda keaslian uang
(4)
commit to user
sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia ( Surat Edaran Uang palsu yang beredar di masyarakat sangat meresahkan, banyak oknum yang terlibat dalam peredaran uang palsu, oleh karena itu Bank Indonesia berupaya semaksimal mungkin dalam menanggulangi peredaran uang palsu ini supaya masyarakat tetap percaya bahwa uang adalah alat pembayaran yang sah dan dapat dipercaya.
4. Tempat Pemeliharaan Rekening dan Setoran Bank-Bank
Bank umum dan BPR menyimpan kas keuangannya pada bank Indonesia, bank sewaktu-waktu bisa mengambil dan menyimpan uangnya pada Bank Indonesia sesuai dengan tingkat likuiditas bank tersebut. Disamping itu bank Indonesia berhak menyortir ulang uang yang disetor, dan bank akan menerima uang kebutuhan kas dengan uang yang baru/uang layak edar.
5. Tempat Penukaran Uang Pecahan Kecil
Bank Indonesia berfungsi sebagai tempat penukaran Uang Pecahan Kecil (UPK) bagi masyarakat. Kerjasama Bank Indonesia dengan instansi pemerintah sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan uang pecahan kecil. Sasaran Bank Indonesia diutamakan kepada para pedagang dan retailer.
(5)
commit to user BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan masalah pada penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut ;
1. Kegiatan perasional kas pada Kantor Bank Indonesia Solo sudah berjalan lancar, sehingga dapat memenuhi kebutuhan uang masyarakat Solo dan sekitarnya. Kegiatan ini juga didukung oleh peralatan mesin yang canggih dan mampu untuk menyortir Uang Layak Edar dan meracik Uang Tidak Layak
(6)
commit to user
Edar. Pelaksanaan kegiatan tersebut masih banyak ditemui berbagai macam kendala. Adapun kendala yang dihadapi antara lain :
a) Kendala dalam distribusi uang terjadi pada saat pelaksanaan distribusi.
b) Kendala pada sumber daya kas yang ada sekarang ini
c) Kendala dalam pembuangan limbah pada saat pemusnahan uang
2. Implementasi dan pengaruh pengedaran uang di masyarakat sangat baik, ditunjukkan dengan adanya peningkatan penukaran uang yang bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dalam meningkatkan kebijakan Clean Money Policy karena kebijakan uang bersih tidak akan pernah tercapai jika tanpa kerjasama dari masyarakat. Sosialisasi kepada masyarakat umum sangat dibutuhkan untuk dapat membantu kegiatan operasional kas ini.
B. SARAN
Sistem manajemen pengedaran uang di Bank Indonesia sebenarnya sudah berjalan baik, akan tetapi terdapat banyak kendala seperti di atas, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Melihat dari jumlah sumber daya manusia di bagian perkasan Kantor Bank
Indonesia Solo saat ini masih kurang, maka ada baiknya jika Bank Indonesia Solo dapat menambah jumlah pegawai sesuai kebutuhan yang memadai.sehingga sistem operasional kas dapat berjalan dengan lebih baik, kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, dan kelancaran distribusi uang juga