Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

pemakaian alat. Semua responden mengatakan bahwa pelayanannya dimulai tepat waktu. Ada sepuluh orang responden menyatakan bahwa responden selalu berobat gigi ke puskesmas dengan alasan biayanya yang lebih murah dari pada berobat ke rumah sakit atau praktek dokter. Kualitasnya baik karena pengobatan dilakukan dokter gigi dalam jumlah yang cukup, dan tempatnya strategis. Ada dua orang responden menyatakan bahwa responden tidak selalu berobat gigi ke puskesmas dengan alasan hanya kebetulan lewat dari depan puskesmas, dan biasanya lebih sering berobat ke rumah sakit.

4.4 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Puskesmas Padang Bulan melaksanakan UKGS dengan sasaran yaitu siswa SD, SMP, dan SMA. Sekolah yang melaksanakan UKGS yaitu 25 SD, 10 SMP, dan 5 SMA. UKGS yang dilaksanakan di SD terdiri atas UKGS tahap II 10 SD dan tahap III 15 SD. Pada penelitian ini, yang diteliti yaitu sekolah yang melaksanakan UKGS tahap III yaitu SD N 060884. Sasaran UKGS Tahap III yaitu kelas 5-6 dengan jumlah siswa 159 orang. Petugas pelaksana program UKGS terdiri atas satu dokter gigi atau perawat gigi ke setiap sekolah. Petugas pelaksana UKGS turun ke sekolah setelah memberikan surat pemberitahuan ke sekolah untuk melaksanakan UKGS di sekolah tersebut. Setelah sekolah memberikan izin, maka petugas pelaksana turun ke sekolah untuk melaksanakan kegiatan UKGS. Pihak sekolah pada umumnya memberikan izin untuk melaksanakan UKGS. Namun, apabila sekolah akan mengadakan ujian, maka Universitas Sumatera Utara sekolah biasanya tidak memberikan izin dan petugas pelaksana tidak akan turun ke sekolah tersebut. Sarana dan prasarana yang ada di UKGS yaitu kartu status, alat peraga, alat pemeriksaan gigi sonde, prob, dan kaca mulut, selebaran yang akan dibagikan ke siswa, data perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi setiap tahunnya. Obat dan peralatan kedokteran gigi tidak tersedia di UKGS. Transportasi yang digunakan ambulans tetapi tenaga kesehatan gigi lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dari pada menggunakan ambulans. Hal ini disebabkan, tenaga kesehatan gigi lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi dari pada ambulans. Faktor pendukung dalam pelaksanaan UKGS yaitu adanya kendaraan pribadi tenaga kesehatan gigi, adanya enam puluh orang dokter kecil dan lima belas guru UKGS di sekolah. Kendaraan pribadi tenaga kesehatan gigi akan membawa alat peraga, kartu status, alat pemeriksaan gigi, dan selebaran ke sekolah. Guru UKGS dan dokter kecil yang dipilih akan membantu tenaga kesehatan gigi dalam pelaksanaan upaya preventif dan promotif seperti, penyuluhan kesehatan gigi, dan pelaksanaan sikat gigi masal. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan UKGS yaitu obat dan peralatan kedokteran gigi di sekolah tidak tersedia. Frekuensi kunjungan tenaga kesehatan gigi ke setiap sekolah yaitu satu kali per tahun. Kegiatan yang dilaksanakan pada UKGS tahap III yaitu penyuluhan, penjaringan, sikat gigi masal satu kali per tahun ke setiap sekolah, dan rujukan. Penjaringan dilakukan dengan memeriksa status kesehatan gigi dan mulut khususnya siswa kelas satu. Saat penjaringan, siswa yang membutuhkan pelayanan kesehatan gigi akan dirujuk ke puskesmas. Siswa yang dari sekolah dirujuk ke puskesmas oleh Universitas Sumatera Utara tenaga kesehatan gigi maupun guru olahraga. Kasus yang dirujuk ke puskesmas yaitu gangren, gingivitis, dan abses. Jumlah rujukan bagi yang memerlukan ada 159 siswa. Kumur-kumur fluor tidak dilaksanakan dan sikat gigi masal hanya sekali setahun dilaksanakan karena keterbatasan biaya. Biaya operasional kegiatan UKGS seperti biaya transportasi, biaya pelayanan gigi darurat, biaya pelatihan guru dan dokter kecil, konsumsi petugas, dan biaya insentif petugas, berasal dari Dinas Kesehatan. Biaya yang dari Dinas Kesehatan hanya mencukupi pelayanan UKGS untuk sepuluh sekolah saja, sedangkan jumlah SD yang berada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan ada 25. Jadi, untuk melaksanakan pelayanan UKGS ke lima belas SD lainnya maka puskesmas menyediakan biaya operasional yang diperoleh dari pengalokasian dana APBD yaitu biaya penyuluhan Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SD N 060884, faktor pendukung pelaksanaan UKGS yaitu guru olahraga yang melanjutkan pembinaan kesehatan gigi dan mulut ke siswa dan orang tua siswa yang mendukung dalam hal biaya pembuatan baju seragam dokter kecil. Pihak sekolah juga berharap agar UKGS tetap dilaksanakan karena UKGS dirasakan sangat bermanfaat khususnya bagi siswa SD N 060884. Melalui UKGS, siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan gigi, cara menjaga kebersihan gigi yang tidak pernah diberikan di sekolah.

4.5 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat