Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA
PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan mengumpulkan data-data selama
penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengukuran yang digunakan yaitu berupa instrumen tes pre-test dan post-test untuk mengukur ranah kognitif dan
instrumen non-tes observasi,pengamatan,dll untuk mengukur ranah afektif dan psikomotorik.
1. Instrumen Tes
Pengambilan data untuk instrumen tes ini munggunakan tes hasil belajar yaitu memberikan pre-test tes awal sebelum mendapat perlakuan dan post-test
tes akhir setelah mendapat perlakuan. Lembar soal pre-test dan post-test yang diberikan dari bank soal sudah teruji validitas dan reabilitasnya.
Sebelum instrumen tes digunakan terlebih dahulu dilakukan pengujian soal agar data yang diperoleh baik dan dapat membuktikan hipotesis yang
diajukan. Arikunto 2010, hlm. 211 mengemukakan instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.
a. Analisis Validitas
“Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur” Arikunto, 2012, hlm. 73. Validitas suatu instrument atau tes
mempermasalahkan apakah tes atau instrument tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
Sugiyono 2010, hlm. 172 menyatakan bahwa “hasil penelitian yang valid
bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.” Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid, artinya berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Untuk mengetahui mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan
rumus point biserial correlation :
Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA
PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Surapranata,2006, hlm. 61
Keterangan persamaan: r
p i
:
Koefisien korelasi point biserial Mp
: Mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes
Mt : Mean Skor Total
St : Standar deviasi skor total
p : proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut
=
� � � � � �
� � ℎ �
ℎ �
q : Proporsi siswa yang menjawab salah q=1-p
Kemudian hasil perolehan r
pbis
dibandingkan dengan r
tabel
pada n = 30 dan taraf signifikansi = 5. Apabila r
hitung
r
tabel
, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila r
hitung
r
tabel
, maka item soal dinyatakan tidak valid. Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai
validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
r≥ 0,90 0,70
≤ r 0,90 0,40
≤ r 0,70 0,20
≤ r 0,40 r 0,20
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah
Abdurahman,2011, hlm. 40
r
p i
= M
p
− M S
√ p
q
Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA
PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Analisis Reabilitas
Reabilitas merupakan salah satu syarat penting bagi suatu perangkat tes, “reabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” Arikunto, 1998:170.
Sugiyono 2012 :172 menambahkan bahwa “hasil penelitian yang reliabel,
bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.” Reabilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan persamaan
Kuder-Richardson K-R.20:
Surapranata, 2006:114 Keterangan persamaan:
r
11 :
reabilitas tes secara keseluruhan p
: proporsi subyek yang menjawab item denganbenar q
: proporsi subyek yag menjawab item dengan salah q=1-p Σpq
:
jumlah hasil perkalian antara p dan q n
: banyaknya item S
2
: standar deviasi dari tes akar varians Selanjutnya harga r
11
dibandingkan dengan r
tabel
pada n = 30 dan taraf signifikansi = 5. Apabila r
11
r
tabel
, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila r
11
r
tabel
, instrumen dinyatakan tidak reliabel. Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel
3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Koefisian Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
r ≥ 0,90 0,70
≤ r 0,90 0,40
≤ r 0,70 0,20
≤ r 0,40 Sangat Tinggi
Tinggi Cikup
Rendah
r = n
n − S − Σpq
S
Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA
PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
r 0,20 Sangat Rendah
Abdurahman,2011, hlm. 41
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran yaitu tibgkat seberapa sukarsulit soal yang telah dibuat. “Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan.
“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.” Arikunto, 2012:207. Taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui
taraf kesukaran soal. Taraf kesukaran soal dapat diketahui dengan menggunakan persamaan
berikut ini: P =
B JS
Arikunto, 2012, hlm. 223
Keterangan persamaan: P
: indeks kesukaran B
: jumlah siswa yang menjawab butir soal dengan benar JS
: jumlah seluruh siswa
Klarifikasi indeks kesukaran ditunjukan pada tabel 3.4 berikut : Tabel 3.4 Klarifikasi Indeks Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Kriteria
0,00 – 0,30
0,31 – 0,70
0,71 – 1,00
Soal Sukar Soal Sedang
Soal Mudah
Arikunto, 2012, hlm. 225
Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA
PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
d. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pintar dan siswa yang tidak pintar. Arikunto 2012:211
mengungkapkan “daya pembeda soal adalah kemampuan sola untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa bodoh berkemampuan
rendah. Daya pembeda dapat dituliskan sebagai indesk diskriminasi D.
D = B
J − B
J Arikunto, 2012, hlm. 228
Keterangan persamaan: D
: Daya Pembeda B
A
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar J
A
: Banyaknya peserta tes kelompok atas J
B
: Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Klarifikasi daya pembeda dapat ditunjukan pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Klarifikasi Indeks Daya Penbeda
Indeks Daya Pembeda Kualifikasi
d 0,20 0,2
≤ d 0,40 0,41
≤ d 0,70 d ≥ 0,71
Negatif Jelek poor
Cukup satisfactory Baik good
Baik Sekali excellent Tidak Baik, Harus Dibuang
Arikunto, 2010, hlm. 218 Daya pembeda bernilai negatif sebaiknya dibuang saja.
Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA
PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Instrumen Observasi