187 9.
Sudaryanto. 1994. Predikat-objek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan.
10. Sugono, Dendy. 1995. Pelesapan Subjek dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud. 11.
Verhaar. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Jogjakarta: Gajah Mada University Press.
5.2 Analisis Penerapan Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa
Indonesia dengan Teknik Rekursif-Diagram Di FKIP Uninus Bandung
Penerapan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif- diagram ini dilakukan di kelas. Adapun pembelajar yang mengikuti pembelajaran
klausa relatif adalah pembelajar semester empat Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Sebagaimana halnya klausa relatif yang merupakan
bagian integral sintaksis, penerapan model ini berada pada matakuliah sintaksis, yakni sintaksis II. Berikut ini pemerian penerapan model pembelajaran klausa
relatif teknik rekursif-diagram yang akan dirinci melalui kegiatan pembelajaran, hasil pembelajaran, dan angket tanggapan pembelajar.
5.2.1 Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini berlangsung dalam empat pertemuan.
Adapun pemerian kegiatan pembelajaran ini terfokus pada dua hal, yakni:
188 1 proses mengolah serta menyajikan klausa relatif;dan
2 kegiatan pembelajar mempelajari klausa relatif.
5.2.1.1 Proses Mengolah Serta Menyajikan Klausa Relatif
Klausa relatif sebagai salah satu unsur terpenting dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram diolah dan disajikan
melalui proses penyeleksian dan pengurutan. Proses ini tentu saja tidak terlepas dari faktor tujuan, tingkat atau jenjang, dan faktor waktu Hamied, 1987. Ketiga
faktor tersebut saling berkaitan. Penentuan faktor yang satu akan menentukan faktor lainnya.
Sekaitan dengan ketiga faktor tersebut pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini memiliki tujuan yang mengarah pada penguasaan
bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Pembelajar diharapkan dapat menyusun dan menggunakan kalimat luas yang mengandung klausa relatif dengan baik dan
mudah dipahami, baik dalam berkomunikasi secara lisan atau pun tulisan. Tujuan pembelajaran
yang memiliki
spesifikasi memerinci,
mengklasifikasi, membedakan, dan menyimpulkan akan menjadikan para pembelajar dapat
mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep, dan dapat menggunakan simbol-simbol verbal dan nonverbal dalam klausa relatif.
Pembelajar diharapkan dapat merasakan kebergunaan dan kebermanfaatan klausa relatif yang dipelajarinya.
Klausa relatif diberikan kepada para pembelajar pada jenjang atau tingkatan yang telah mempelajari materi sintaksis I. Adapun ruang lingkup
189 sintaksis I mengenai seluk beluk frase. Sementara itu, klausa relatif berada pada
tataran sintaksis II yang ruang lingkupnya klausa dan kalimat. Klausa relatif dalam penelitian ini diberikan pada semester IV Program Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung.
Agar pembelajaran klausa relatif ini diberikan secara proporsional maka penyajiannya memerlukan waktu yang relatif banyak. Akan tetapi, mengingat
materi ini merupakan bagian dari sintaksis II sehingga waktu yang tersedia hanya empat pertemuan, setiap pertemuan berdurasi 200 menit.
Selain ketiga faktor yang telah dikemukakan, hal lain yang menjadi bahan pertimbangan pengolahan klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram adalah
ragam bahasa. Sekaitan dengan ragam bahasa ini, klausa relatif disajikan melalui wacana yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja
pertimbangan ragam ini disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun tingkat keformalan wacana yang digunakan
berada pada ragam baku sedangkan wacananya berwujud wacana tulis. Apabila dilihat dari frekuensi penggunaannya maka klausa relatif
cenderung sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bahasa lisan atau pun tulisan. Kisaran dalam wacana terpilih pun tersebar secara merata. Hal
ini berarti klausa relatif memiliki pula kebergunaan yang cukup tinggi. Sekaitan dangan hal ini Hidayat dkk. 2000: 71 menyebutnya sebagai materi yang
memiliki kriteria paling sering digunakan, paling berguna, dan paling mudah mengajarkannya.
190 Adapun urutan materi klausa relatif dalam model pembelajaran klausa
relatif dengan teknik rekursif-diagram ini adalah sebagai berikut.
1. Struktur Klausa Relatif
Struktur klausa relatif bahasa Indonesia: a.
nomina inti 1
pengertian nomina inti 2
jenis-jenis nomina inti a
berdasarkan referennya nomina inti dibagi menjadi dua: 1
nomina inti referensial 2
nomina inti nonreferensial b
berdasarkan jenis pronominanya, nomina inti dibagi menjadi tiga, yakni: 1
nomina inti berjenis pronomina persona 2
nomina inti berjenis promina interogatifiva 3
nomina inti berjenis pronomina demonstrativa c
berdasarkan fungsi sintaksisnya dalam klausa utama, nomina inti dapat menduduki fungsi:
1 subjek
2 predikat
3 objek
4 pelengkap
5 keterangan
191 b.
pemarkah klausa relatif: 1
pemarkah yang 2
pemarkah tempat c.
fungsi sintaksis dalam klausa relatif: 1
subjek 2
predikat 3
objek 4
pelengkap 5
keterangan
2. Tipe-Tipe Klausa Relatif
Tipe klausa relatif bahasa Indonesia ada tiga belas. Ketiga belas tipe
tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut. a.
Berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas, klausa relatif bertipe: 1
klausa relatif restrektif 2
klausa relatif nonrestriktif b.
Berdasarkan letaknya dalam kalimat luas, klausa relatif dapat bertipe: 1
klausa relatif posnomina 2
klausa relatif ekstraposisi c.
Berdasarkan jenis referen nomina intinya, klausa relatif bertipe: 1
klausa relatif referensial 2
klausa relatif nonreferensial
192 d.
Berdasarkan kategori fungsi sintaksis yang membentuknya, klausa relatif bertipe:
1 klausa relatif nominal
2 klausa relatif verbal
3 klausa relatif ajektival
4 klausa relatif numeral
5 klausa relatif preposisional
Dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif- diagram ini klausa relatif disajikan melalui tahap-tahap yang dikembangkan Ur
dalam Nunan, 1991; 154-155. Oleh karenanya, pembelajaran klausa relatif ini melalui empat tahap.
Tahap pertama, klausa relatif disajikan melalui wacana tulis. Dalam wacana tulis tersebut terdapat contoh-contoh klausa relatif. Tahap ini disebut
dengan tahap presentasi. Tahap kedua, adalah tahap pengklasifikasian dan penjelasan. Pada tahap
ini contoh-contoh klausa relatif diklasifikasikan berdasarkan materi dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah diklasifikasikan klausa relatif tersebut
dijelaskan berdasarkan karakteristik yang dimilikinya mulai dari nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe-tipenya.
Tahap ketiga adalah tahap pelatihan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti akan keterpahaman pembelajar terhadap kaidah klausa
relatif. Pelatihan diberikan secara tertulis. Pembelajar menyusun kalimat luas yang
193 mengandung klausa relatif. Klausa relatif yang diproduksinya itu kemudian
dianalisis seperti yang dilakukannya pada tahap sebelumnya. Tahap terakhir adalah tahap pengevaluasian. Tahap ini dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar para pembelajar dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram.
5.2.1.2 Kegiatan Pembelajar Mempelajari Klausa Relatif
Kegiatan pembelajar dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram sangat bervariasi. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
membaca wacana. Mereka tampak sangat antusias melakukannya. Pada saat membaca wacana, tidak satu pun pembelajar berbincang-bincang. Mereka begitu
ingin menemukan klausa relatif yang baru diketahuinya sebagai klausa subordinatif yang menjelaskan salah satu unsur klausa utama. Unsur tersebut
berkategori nomina. Kegiatan membaca wacana ini berlangsung selama tiga puluh menit. Dalam tahap presentasi ini pula pembelajar menandai klausa-klausa yang
memiliki ciri menjelaskan salah satu unsur klausa utama berkategori nomina. Kegiatan menandai ini pun berlangsung selama tiga puluh menit. Klausa-klausa
relatif, yang ditemukannya itu, dicatat pada lembar kegiatan yang sudah disediakan. Beberapa pembelajar terlihat masih ragu untuk menuliskan hasil
temuannya klausa relatif. Tahap ini diakhiri dengan berdiskusi. Diskusi terjadi antara pembelajar dengan pembelajar, kemudian antara pengajar dengan
pembelajar. Adapun hal yang didiskusikan adalah mengenai karakteristik klausa relatif secara umum. Pembahasan karakteristik secara umum ini hanya pada
194 penentuan tepat tidaknya klausa relatif yang ditemukan beserta unsur klausa
utama yang dijelaskannya. Pada tahap ini tampak kegiatan pembelajaran klausa relatif terpusat pada pembelajar.
Pada tahap kedua, kegiatan pembelajar adalah menyimak penjelasan pengajar mengenai karakteristik klausa relatif. Pemerian karakteristik klausa
relatif dimulai dengan struktur klausa relatif yang ruang lingkupnya meliputi nomina inti, pemarkah, dan fungsi-fungsi sintaksis klausa relatif. Selanjutnya
pembelajaran berkaitan dengan tipe-tipe klausa relatif. Namun, pemerian mengenai struktur klausa relatif, ini tidaklah sempurna. Nomina inti hanya
dijelaskan pada jenis nomina inti berdasarkan referennya dan fungsi sintaksisnya dalam klausa utama. Sementara itu, pemerian mengenai satu kategori lainnya tak
tersampaikan. Begitu halnya pada pemerian tipe-tipe klausa relatif, yakni pemerian tipe klausa relatif berdasarkan kategori unsur predikatnya pun tak
tersampaikan. Hal ini terjadi disebabkan oleh waktu yang tersedia tidaklah memadai dan karakteristik pembelajar yang mengikuti pembelajaran klausa
relatif. Agar pemerian klausa relatif ini dapat dipahami dengan baik maka
pemeriannya disampaikan dengan menggunakan rekursif-diagram. Pada tahap ini terjadi tanya jawab dan diskusi antara pembelajar dengan pengajar. Hal yang
didiskusikan menyangkut penentuan nomina inti sebagai unsur klausa utama yang dijelaskan klausa relatif. Hal lain yang didiskusikan dan tampaknya dianggap
sulit oleh pembelajar adalah konsep klausa relatif yang tertukar dengan frase. Di samping itu, penentuan fungsi-fungsi sintaksis pun dianggapnya sulit dipahami.
195 Kegiatan pemerian klausa relatif ini diikuti para pembelajar dengan intens.
Selanjutnya para pembelajar mengaplikasikan teori tadi. Adapun aplikasinya dalam bentuk menganalisis klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah,
fungsi sintaksis klausa relatif dan tipe-tipe klausa relatif. Kegiatan menganalisis dengan rekursif-diagram sehingga semua klausa relatif yang dianalisis dan
diklasifikasikan harus berupa rekursif-diagram. Melalui kegiatan menganalisis dan mengklasifikasikan ini pemahaman
pembelajar tampak relatif lebih baik dibandingkan pada tahap sebelumnya. Pada kedua kegiatan ini terjadi diskusi antar pembelajar dengan pengajar.
Tahap kedua ini diakhiri dengan kegiatan penjelasan. Pembelajar menjelaskan hasil penganalisisan dan pengklasifikasiannya terhadap klausa relatif
dengan menggunakan rekursif-diagram. Pada tahap ketiga kegiatan pembelajaran klausa relatif terfokus pada
pembelajar untuk berlatih menggunakan klausa relatif dalam kalimat-kalimatnya. Produk verbalnya tersebut diwujudkan dalam bentuk tulisan singkat mengenai
kehidupannya sehari-hari. Agar setiap pembelajar mendapat kesempatan untuk mengungkapkan kalimat-kalimatnya maka kalimat yang harus disusunnya cukup
dua kalimat yang masing-masing mengandung klausa relatif. Klausa relatif-klausa relatif tersebut dijadikan data untuk dianalisis dan diklasifikasikan seperti halnya
mereka lakukan pada tahap kedua. Tahap ketiga ini diakhiri dengan penyajian hasil analisis pembelajar terhadap klausa relatif yang diproduksinya dan
penyimpulan karakteristik klausa relatif.
196 Pada tahap keempat pembelajar menjawab soal-soal yang terdapat dalam
lembar evaluasi yang diberikan pengajar. Di samping itu pada tahap ini pun para pembelajar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lembar angket.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram..
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang demikian, secara singkat dapatlah dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran klausa relatif dengan teknik
rekursif-diagram ini dapat mengembangkan kemampuan memahami klausa relatif, kemampuan memproduksi klausa relatif, dan kemampuan memahami dan
memproduksi klausa relatif dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan. Di samping itu mengembangkan kemampuan pembelajar menggunakan simbol-simbol
nonverbal, yakni rekursif dan diagram.
5.2.2 Hasil Pembelajaran Klausa Relatif