Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keadaan Geografis Pulau Bali

3 nematoda gastrointestinal, antara lain Strongyloides sp. 6,3, Strongyle sp. 24,0, Capillaria sp. 2,1, Toxocara sp. 12,5, dan Trichuris sp. 6,8 Purwaningsih, 2012. Penelitian terkait dengan prevalensi infeksi cacing Trichuris spp. pada sapi bali Bos sondaicus berdasarkan letak geografis di Provinsi Bali belum pernah dilaporkan, maka penelitian ini menarik dan perlu dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Berapa besar prevalensi infeksi cacing Trichuris spp. pada sapi bali Bos sondaicus berdasarkan letak geografis Provinsi Bali? 2. Bagaimana hubungan letak geografis di Provinsi Bali dengan prevalensi infeksi cacing Trichuris spp. pada sapi bali Bos sondaicus Provinsi Bali?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui besarnya prevalensi infeksi cacing Trichuris spp. pada sapi bali Bos sondaicus berdasarkan letak geografis Provinsi Bali. 2. Mengetahui ada tidaknya hubungan letak geografis di Provinsi Bali dengan prevalensi infeksi cacing Trichuris spp. pada sapi bali Bos sondaicus Provinsi Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai prevalensi infeksi dari cacing Trichuris spp. pada sapi bali Bos sondaicus berdasarkan letak geografis Provinsi Bali yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam upaya mencegah dan pemberantasannya. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keadaan Geografis Pulau Bali

Pulau bali mempunyai luas areal 5.621 km 2 yang terbagi menjadi dua bagian oleh rantai pegunungan yang melintang dari arah Timur ke arah Barat. Bentuk wilayah datar, berombak sampai bergelombang terdapat sepanjang pantai pada ketinggian letak 0-500 meter di atas permukaan laut. Akibat deretan gunung yang melintang dari arah Timur ke arah Barat, menyebabkan angin yang berhembus dari arah Tenggara ke Barat Daya menjatuhkan hujan sepanjang dataran sebelah Selatan Pulau Bali, sehingga dataran rendah Selatan Pulau Bali memiliki curah hujan tinggi dengan bulan basah hampir sepanjang tahun. Sedangkan di dataran rendah Utara Pulau Bali memiliki curah hujan per tahun yang rendah dengan bulan basah yang sangat pendek BMKG dalam Suweta, 1982. Dilihat dari variasi bentuk wilayah pada masing-masing wilayah tampak bahwa daerah dataran rendah pada elevasi 0-500 meter dari permukaan laut mempunyai suhu udara rata-rata bulanan sekitar 27,2 o C. Suhu dataran rendah Selatan Pulau Bali lebih rendah dari pada suhu dataran rendah pantai Utara Pulau Bali, hal ini disebabkan udara yang bertiup di pantai Utara merupakan angin kering yang sangat kurang mengandung uap air. Sedangkan pada daerah-daerah dataran tinggi pada elevasi 500 meter ke atas dari permukaan laut mempunyai suhu rata-rata bulanan sekitar 18,9 o C. Hal ini terjadi oleh karena setiap kenaikkan elevasi 100 meter pada ketinggian 0-1500 meter akan terjadi penurunan suhu udara sekitar 0,5 o C Oldeman, 1977; BMKG dalam Suweta, 1982.

2.2 Sapi bali