D. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Srikaya
Annona squamosa
L.
a. Sistematika Tanaman
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak Kelas : Magnoliidae
Bangsa : Magnoliales
Suku : Annonaceae
Marga : Annona
Jenis :
Annona squamosa
Linn Cronquist, 1981; Backer
et al.
, 1965 b.
Nama Daerah Tanaman Srikaya mempunyai bermacam-macam julukan di berbagai
daerah. Masyarakat Aceh menyebut tanaman ini dengan delima bintang atau serba bintang, orang Melayu menyebutnya delima srikaya, atau seraikaya di Lampung,
dan sarikaya di Sunda. Tanaman Srikaya di Jawa sering disebut sebagai serkaya atau surikaya, dan sarkaya, serekaya, sirikaya di Madura, Gorontalo, dan Buru.
Masyarakat Timor menyebutnya ata, sedangkan di Bali disebut sirkaya, di Sumbawa disebut srikaya kebo, dan nagametawata di Sumba. Masyarakat Bima
menyebut tanaman Srikaya sebagai garoso, dan disebut atis di daerah Sulawesi Utara, Ternate, dan Tidore, sedangkan di Halmahera tanaman Srikaya disebut atisi
dan hirikaya Achmad dkk., 2007. c.
Deskripsi Tanaman Tanaman Srikaya memiliki ciri-ciri morfologi batang yang gilik,
percabangan simpodial, ujung rebah, dan kulit batang berwarna coklat muda. Daun tanaman Srikaya berupa daun tunggal berseling, helaiannya berbentuk elips
memanjang sampai bentuk lanset, berujung tumpul sampai meruncing pendek. Panjang daun berkisar antara 6-17 cm, lebar 2,5-7,5 cm dengan tepi daun rata,
gundul, daunnya berwarna hijau mengkilat. Bunga tanaman Srikaya adalah bunga tunggal, dalam berkas, letak bunga 1-2 berhadapan atau di samping daun. Daun
kelopak bunga tanaman Srikaya berbentuk segitiga dan sewaktu kuncup
bersambung seperti katup berukuran kecil. Daun mahkota berbentuk segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang daun mahkota berkisar antara 2-2,5 cm,
berwarna putih kekuningan dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat kecil atau mereduksi. Buah Srikaya tumbuh secara
majemuk membentuk agregat, buahnya berbentuk bulat membengkok di ujung, dengan garis tengah 5-10 cm, permukaannya berduri, berlilin, dan bagian buah
dengan ujung melengkung pada waktu masak, sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain, daging buah Srikaya berwarna putih keabu-abuan. Biji
Srikaya dalam satu buah agregat banyak, biji buah yang masak berwarna hitam mengkilat Gunawan dkk, 2001.
d. Khasiat Tanaman
Setiap bagian tanaman Srikaya memiliki berbagai macam manfaat. Akar digunakan sebagai obat pencahar, biji untuk membantu enzim pencernaan, obat
cacing, pembunuh serangga, sedangkan daun untuk mempercepat pemasakan bisul, dan untuk obat kudis Gunawan dkk, 2001. Akar dan kulit batang
digunakan untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan seperti sembelit, diare, dan disentri Achmad, dkk., 2007.
e. Kandungan Kimia
Kandungan kimia biji Srikaya berupa senyawa poliketida, Asetogenin squasmostatin C, D; anonain, anonasin, anonasin A, anostastin, annonin I, IV,
neoanonin; suatu senyawa bistetrahidrofuran yaitu Annonin IV, VIII, IX, XVI, I, II; squamostatin A; bullatasin, bullatasinone, squamon; asetogenin, neo-annonin
B, neo-des-asetilurarisin, neo-retikulatasin A, asetogenin squamosten A, asimisin, skuamosin Gunawan dkk, 2001. Secara umum, pada struktur asetogenin terdapat
substitusi dua gugus hidroksil di antara rangkaian rantai karbon.
Gambar 1. Struktur umum asetogenin pada Annonaceae Orru et al., 1997
Daun Srikaya mengandung alkaloid tetrahidro isokuinolin, p- hidroksibenzil-6,7-dihidroksi-1,2,3,4-tetrahidro-Isokuinolin, HCN Gunawan dkk,
2001. Kulit batang Srikaya mengandung
Annonaceous
asetogenin: bullatasin, bullatasinon, squamon, squamolinon, 9-oksoasimisinon, bullasin B, 4-
deoksianoretikuin, squamoksinon, mosinon A, alkaloid, koridin, isokoridin, anonain, glausin Anonim, 2011.
f. Efek Farmakologi
Tanaman
A. squamosa
L memiliki banyak khasiat. Infusa biji srikaya mempunyai daya larvasida terhadap
Aedes aegypti
. Ekstrak biji
A. squamosa
L. menyebabkan kematian serangga uji secara bermakna. Ekstrak daun
A. squamosa
L. mampu membunuh
Ascaridia galli
Gunawan dkk, 2001. Daun
A. squamosa
L. mempunyai efek antifertilitas dan embriotoksik pada tikus betina, serta mempengaruhi daya reproduksi
Sitophillus oryzae
. Senyawa insektisida yang terdapat dalam biji
A. squamosa
L. mempunyai daya bunuh ektoparasit. Daun mengandung
alkaloid tetrahidroisokuinolin
yang mempunyai
aktivitas kardiotonik.
Higenamin p-hidroksibenzil-6,7-dihidroksi-1,2,3,4-tetrahidro-
isokuinolin yang berinteraksi dengan adrenoreseptor menghasilkan aktivitas inotropik positif pada otot jantung. Senyawa poliketida dan bistetrahidrofuran
memiliki efek antitumor Gunawan dkk, 2001.
2. Kanker