ANALISIS KIMIA C-ORGANIK, P-TERSEDIA, N-TOTAL, K-TOTAL, DAN PB PADA SAMPEL TANAH

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur hara merupakan suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membantu mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal. Tumbuhan memerlukan asupan unsur hara baik yang tersedia dialam (tanah) maupun yang diaplikasikan atau diberikan oleh manusia untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan siklus hidupnya, sama dengan manusia memerlukan makan untuk hidup. Unsur hara harus diberikan secara seimbang untuk mendapatkan suatu hasil produksi tanaman yang optimal. Pemupukan seimbang yaitu pupuk yang diberikan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada tanaman itu sendiri. Jumlah kebutuhan akan unsur hara untuk jenis tanaman memiliki perbedaan. Unsur hara esensial merupakan suatu kebutuhan tanaman yang sangat penting dan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dari semua jenis unsur hara. Unsur hara esensial terdiri dari menjadi dua unsur yaitu unsur hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S)

Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklushidupnya dengan sempurna.

Layaknya manusia, tumbuhan juga membutuhkan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur makro dan unsur mikro merupakan makanan bagi tanaman. Bedanya hanya pada takaran yang dipakai oleh tanaman tersebut. Jika tanaman kekurangan satu unsur hara saja (makro/mikro), walaupun unsur hara yang lain cukup banyak, maka produktivitas pertumbuhan tanaman akan terganggu. Kunci nya adalah, pengelompokan kandungan unsur hara makro dan mikro dalam tanah dapat kita gunakan untuk memperkirakan kebutuhan unsur hara tanaman. Dengan itu kita dapat memberikan unsur hara (pupuk) dalam jumlah yang lengkap dan seimbang sehingga kebutuhan sumber hara pada tanah akan optimal dan terjaga.

Bahan organik dalam tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat dalam tanah Alfisol berkisar antara (0,05-5) % dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan pertanian, dan untuk tanah


(2)

organik mendekati 60 % dan pada Titik oleh kadar bahan organik memperlihatkan kecenderungan yang menurun. (Pairunan, dkk., 1985).

Sumber nitrogen terbesar bagi tanaman berasal dari N atmosfer. Nitrogen organik yang dibenamkan ke dalam tanah merupakan N organik tanah yang bentuk kimianya tidak dapat diserap begitu saja oleh tanaman. Dalam bentuk NO3-, nitrogen mudah keluar dari daerah perakaran. Ia mudah tercuci karena besar muatan listrik positif tanah biasanya sangat kecil. Nitrogen dalam bentuk NO3- juga dapat tereduksi secara mikrobiologis menjadi NO, N2O, atau N2 yang menguap.

Unsur fosfor (P) sifatnya mobil dalam tanaman, mudah dipindahkan dari bagian daun yang tuda ke titik tumbuh. Gejala kekahatan: tanaman kerdil, pertumbuhan akar buruk, kedewasaan terlambat, warna daun hijau kelam, muncul warna keunguan misalnya pada jagung. Jika P berlebihan meskipun tidak secara langsung meracuni tanaman, akan menyebabkan merangsang pertumbuhan organisme perairan, mempercepat eutrofikasi, P tanah yang berlebih meningkatkan pengangkutan P dalam sedimen, air limpasan.

Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan N. K tidak menjadi komponen struktur dalam senyawa organik, tetapi bentuknya semata ionik, K+berada dalam larutan atau terikat oleh muatan negatif dari permukaan jaringan misalnya: R-COO–K+. Fungsi utama K adalah mengaktifkan ensim-ensim dan menjaga air sel.

Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan dengan timbal (Pb). Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327°C dan titik didih 1.620°C. Pada suhu 550-600°C. Timbal (Pb) menguap dan membentuk oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II). Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal (Pb) sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal (Pb) dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat.

1.2 Tujuan


(3)

Untuk mengetahui kandungan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total, dan Pb dalam sampel tanah.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui alat dan bahan pemeriksaan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total dan Pb dalam sampel tanah.

2. Untuk mengetahui cara kerja pemeriksaan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total dan Pb dalam sampel tanah.

3. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total dan Pb dalam sampel tanah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tanah

Tanah bertalian erat dengan lingkungan yang dapat dicermati dari kuatnya keterlibatan tanah dalam pengaliran energi dan pandauran bahan yang berlangsung di permukaan daratan bumi. Tanah dapat terlibat secara sendirian selaku ekosistem atau sistem


(4)

energi dan dapat terlibat secara bekerja sama dengan subsistem lahan lain yang berasosiasi dengan tanah, terutama biosfer.

Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan berwujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (disadur dari Schroeder,1984). Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam. Namun demikian banyak tanah yang memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen. (Notohadiprawiro,1999)

Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman mestinya dapat segera diperbaharui sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah. (Novizan,200)

Tanah yang dikehandaki tanaman adalah yang berstruktur gembur, di dalamnya terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara. Air tanah dan udara sangat penting bagi pertumbuhan akar tanaman.

Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang kita kehendaki ialah struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur tanah demikian ialah udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan jasad renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Oleh Karena itu, untuk memperbaiki struktur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau). (Lingga P. dan Marsono, 2005)

Guna tekstur tanah secara fisik berperan pada struktur, aerasi dan suhu tanah, dan secara kimia berperan dalam pertukaran ion-ion, sifat penyangga kejenuhan basa dan sebagainya. Fraksi liat tergolong bagian tnah yang aktif, sedangkan fraksi pasir dandebu non aktif. Penetapan di lapangan dengan cara perasa. Ambil contoh tanah dan basahi dengan air sedikit demi sedikit sambil dirasakan. (Kuswandi,1993).

2.2 Fungsi Tanah

a. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran

b. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)

c. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)


(5)

d. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

2.2 Definisi C-Organik

Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, di rombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air (Anonim, 2010).

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya (Nabilussalam, 2010).

2.3 Karakter C-Organik

Tanah Titik I memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan Titik II. Hal ini terjadi karena Titik I merupakan Titik permukaan, dimana pada Titik ini tidak terjadi proses pencucian yang dapat menyebabkan tingginya bahan organik yang dikandungnya dan selain itu proses humufikasi berlangsung pada Titik ini. Kandungan bahan organik tertinggi adalah tanah berada pada Titik I, karena adanya proses pelapukan sisa-sisa mikroorganisme yang mati dan berakumulasi diTitik ini.

Tanah Titik II, memiliki kandungan bahan organik yaitu 0,0879 %,ini menunjukkan kandungan bahan organiknya lebih rendah daripada Titik I. Hal ini terjadi karena pada Titik II tidak terdapat humus, dimana humus ini merupakan polimer dari bahan organik. Lagipula Titik II bukan merupakan Titik permukaan. Tanah yang mengandung bahan organik adalah tanah Titik atas atau top soil, karena semakin ke bawah suatu Titik tanah maka kandungan bahan organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras.

Titik III memiliki kandungan bahan organik lebih rendah dibandingkan Titik I, II. Hal ini terjadi karena Titik III merupakan Titik paling dalam dimana semakin dalam tanah semakin kurang kandungan bahan organiknya. Hal ini juga disebabkan karena tingginya kandungan liat tanah Titik terdalam. Karena terjadi pencucian dan akibatnya bahan organiknya kurang tersedia. Jumlah kandungan bahan organik sangat ditentukan oleh faktor kedalaman tanah dan tekstur tanah itu, dan semakin tinggi kandungan liat suatu Titik tanah


(6)

maka semakin rendah kandungan bahan organiknya. Semakin dalam suatu Titik tanah dan semakin tinggi kandungan liatnya maka kandungan bahan organiknya semakin rendah pula.

Kandungan c-organik pada setiap tanah bervariasi, mulai dari kurang dari 1% pada tanah berpasir, sampai lebih dari 20% pada tanah yang berlumpur. Warna tanah menunjukkan kandungan c-organik tanah tersebut. Tanah yang berwarna hitam kelam mengandung C-organik lebih tinggi. Makin cerah warna tanah kandungan C-C-organik makin rendah (Darliana, 2011)

2.4 Fungsi C-Organik

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 2009).

Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah.

2.5 Pengertian Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur penting dalam protein, jadi penting bagi tumbuhan dan hewan. Dibanding dengan oksigen, nitrogen tersedia empat kali lebih banyak di atmosfir, tetapi kebanyakan organisme tidak dapat mempergunakan nitrogen atmosfir secara langsung. Hampir semua tanaman dan hewan dapat menggunakan nitrogen secara langsung. Oleh karena itu siklus nitrogen menyediakan banyak jembatan antara cadangan atmosfir dan komunitas biologis. (Kristanto, 2002)

2.6 Sumber Nitrogen

Beberapa sumber N adalah 1. perombakan bahan organik 2. daur n


(7)

4. simbiotik dan non simbiotik

5. deposisi atmosfir karena muatan listrik dan kegiatan industri 6. pupuk n dan rabuk

7. kompos dan biosolid. 2.7 Pengertian Fosfor

Fosfor (P) adalah salah satu jenis unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif besar dan juga termasuk dalam hara makro. namun jumlah P ini di dalam tanaman diketahui lebih kecil di bandingan unsur N dan K, namun peran P ini snagat penting bagi tanaman karena kunci dari kehidpan tanaman tersebut. unsur P yang berada di dalam tanah didapat dari berbagai sumber baik dari bahan organik, pupuk buatan, seperti kompos serta mineral tanah.

2.8 Bentuk Dan Fungsi Fosfat Di Dalam Jaringan Tanaman

1. P dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar, sedikit lebih kecil dibawah N dan K, setara dengan S, Ca dan Mg

2. Fosfat: unsur P sangat reaktif, di alam ditemukan dalam bentuk gugus fosfat 3. ATP : transfer energi

4. NADP : fotosintesis

5. Asam nukleat: bahan DNA, RNA

6. Lemak fosfat (phospholipids): membran sel dan organ dalam sel 2.9 Pengertian Kalium

kalium adalah unsur keempat dalam kolom pertama dari tabel periodik. kalium diklasifikasikan sebagai logam alkali. atom kalium memiliki 19 elektron dan 19 proton dengan satu elektron valensi di kulit terluar. kalium dianggap senyawa yang mirip dengan natrium, logam alkali di atas pada tabel periodik.

2.10 Bentuk Dan Fungsi K Dalam Tanaman

Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan N. K tidak menjadi komponen struktur dalam senyawa organik, tetapi bentuknya semata ionik,


(8)

K+berada dalam larutan atau terikat oleh muatan negatif dari permukaan jaringan misalnya: R-COO–K+. Fungsi utama K adalah mengaktifkan ensim-ensim dan menjaga air sel.

Ensim yang diaktifkan antara lain: sintesis pati, pembuatan ATP, fotosintesis, reduksi nitrat, translokasi gula ke biji, buah, umbi atau akar. Pengaturan air sel: K+ mengatur potensial air sel dan osmosis, Na+ dapat menggantikan fungsi K+ pada sebagian spesies. Turgor sel: ketegaran tanaman, pembukaan dan penutupan stomata. Pengambilan air oleh akar: tarikan osmotik. K dan ketahanan terhadap cekaman: ketahanan terhadap kekeringan: mengatur transpirasi dan penyerapan air oleh akar, musim dingin atau beku, ketahanan terhadap serangan penyakit jamur, ketahanan terhadap serangan serangga, mengurangi kerebahan : batang lebih kuat.

2.11 Pengertian Timbal

Pb merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau oksidator (Anonim, 2008). 2.12 Unsur Hara Dalam Tanah

Berdasarkan jumlah yang diperlukan tanaman, unsur hara dibedakan menjadi unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak, apabila kurang, pertumbuhan tanaman dan produksi akan berkurang. Mineral yang termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, dan Mg. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, apabila kurang sedikit saja pertumbuhan tanaman akan terganggu, dan apabila kelebihan sedikit saja tanaman akan beracun. Unsur hara mikro antara lain adalah B, Cu, dan Zn.(Pahan.I,2008)

Unsur hara di dalam tanah terbagi dalam unsur makro dan unsur mikro. Mengenai faedah atau kegunaan unsur-unsur hara tersebut bagi tanaman, berikut ulasannya.


(9)

Peranan utama Nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, Nitrogen pun berperan penting dalam pembentukkan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

b. Fosfor

Unsur fosfor (P) bagi tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukkan sejumlah protein tertentu; membantu asimilasi san pernapasan; serta mempercepat pembuangan, pemasakan biji, dan buah.

c. Kalium

Fungsi utama Kalium (K) ialah membantu pembentukkan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tak biasa dilupakan ialah Kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit.

d. Magnesium

Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak, magnesiumlah biangnya. Magnesium (Mg) pun memegang

peranan penting dalam transportasi Fosfat dalam tanaman. Dengan demikian, kandungan Fosfat dalam tanaman dapat dinaikkan dengan jalan menambah unsur Magnesium.

e. Kalsium

Bagi tanaman, Kalsium (Ca) bertugas untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukkan biji. Kalsium yang terdapat pada batang dan daun ini berkhasiat untuk menetralisasikan senyawa atau suasana yang tidak menguntungkan pada tanah.

f. Belerang

Belerang (S) berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Sulfur ini merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti asam amino. Unsur ini pun membantu pertumbuhan anak ikan. Selain itu, sulfur


(10)

merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain.

g. Klor

Memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti tembakau, kapas, kentang, dan tanaman sayuran umumnya adalah peran dari Klor (Cl). Unsur ini pun banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman.

h. Besi

Untuk pernapasan tanaman dan pembentukkan hijau daun merupakan peran dari Besi (Fe). Kehadirannya tidak boleh dianggap enteng. Sekali tidak ada, terutama pada tanah yang mengandung banyak kapur, tanaman akan langsung merana.

i. Mangan

Peranan Mangan (Mn) tak jauh beda dengan unsur Besi. Selain sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi, unsur ini pun merupakan komponen penting dalam berbagai enzim.

j. Tembaga

Fungsi Tembaga (Cu) ini pun baru sedikit diketahui. Kehadirannya dapat mendorong terbentuknya hijau daun dan dapat menjadi bahan utama dalam berbagai enzim.

k. Boron

Boron (B) berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman pdan mengisap unsur Kalsium. Selain itu, Boron berperan dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman penghasil biji, unsur ini pun berpengaruh terhadap pembagian sel. Dan, yang paling penting nyata ialah perannya dalam menaikkan mutu tanaman sayuran dan tanaman buah.

l. Molibdenum

Sama halnya dengan tembaga, hingga kini diketahui masih sedikit peranan molybdenum (Mo) bagi tanaman. Unsur ini sangat berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran. Untuk tanaman pupuk hijau, Molybdenum membantu mengikat bagian dari komponen penyusun enzim-enzim pada Bakteri Nodula akar tanaman pupuk hijau.


(11)

m. Seng

Seng (Zn) memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena diduga Zn dapat berfungsi membentuk hormon tubuh. (Hanafiah,K.A, 2005)

- Gejala Kekurangan Unsur Hara 1. Nitrogen

- Daun menjadi kuning pucat dimulai dari daun termuda - Daun pendek dan keras

2. Fospor

- Daun memendek dan anak daun keungu-unguan - Daun rumputan di sekitar tanaman bewarna ungu

memanjang

- Batang dan tandan mengecil 3. Kalium

- Pada daun terapat bercak berwarna kuning (tembus cahaya)

4. Magnesium

- Daun menguning merata pada daun yang tua, dimulai dari ujung daun sampai ke pangkal daun

- Gejala berat ditandai dengan jaringan yang mati, ditemui dari pinggir daun sampai ke anak daun - Gejala tersebut hanya ditemukan pada daun yang

terkena cahaya matahari (Pahan.I, 2008) 5. Boron

- Ujung anak daun berbentuk pancing (hook leaf) - Terdapat daun mengeriting seperti tanda bahaya pada

gardu listrik

BAB III

HASIL

3.1 Waktu Dan Tempat Pratikum


(12)

Pukul : 8.30 WIB – 11.30 WIB

Tempat : Laboratorium Tanah Universitas Andalas Padang 3.2 Uji N-Total

3.2.1 Alat

Nama Alat Jumlah

Labu kjeldahl

Pipet ukur 10 ml Karet penghisap Gelas ukur 100 ml

Destruksi Destilasi Erlenmeyer 100 ml

Neraca analitik Buret Shaker

1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 buah I buah 1 buah 1 bauh 1 bauh 1 Buah 3.2.2 Bahan

Bahan Jumlah

Sampel Tanah Selen Aquadest Naoh 40% Asam Borat Indikator Conway

H2SO4 0,1 N

0,5 gr 0,5 gr 40 ml 20 ml 10 ml 1-3 Tetes Secukupnya 3.2.3 Cara Kerja

Persiapan Destilasi

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Masukan H3BO3 10 ml ke dalam erlenmeyer 100 ml.

3. Tambahkan 1-3 tetes indikator conway. 4. Lalu pasangkan erlenmeyer ke alat destilasi. Persiapan Sampel


(13)

2. Tambahkan 0,5 gr selen dan 5 ml H2SO4 pekat.

3. Lalu destruksi sampai warna berubah menjadi putih susu dan dinginkan. 4. Tambahkan aquadest 40 ml dan 20 ml NaOH 40% ke dalam labu kjeldal. 5. Lalu pasang labu kjeldal ke bagian atas alat destilasi.

6. Lalu destilasi sampai warna berubah menjadi hijau dan bersisa 40 ml.

7. Kemudian titrasi larutan menggunakan H2SO4 0,1 N sampai larutan berubah menjadi warna merah muda.

8. Kemudian catat pemakaiannya. Hasil titrasi:

Blanko 0,1 ml

Sampel 1,1 ml

Rumus %N:

Perhitungan :

%N=ml penitarml blanko x N(0,1)x BEN(14)

berat(mg) X100

%N=0,7−0,1x0,1x14

500 X100 %N=

0,7−0,1x1,4 500 X100 %N=0,6−0,14

500 X100

%N = 0,092 % 3.3 Uji K-Total

3.3.1 Alat

Nama Alat Jumlah

Botol Kocok Labu Ukur 50 ml

Botol Film Mesin Kocok

1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah

%N=ml penitarml blanko x N(0,1)x BEN(14)


(14)

Neraca Analitik Kertas Penyaring

Corong Erlenmeyer 100 ml Gelas Ukur 100 ml Pipet Ukur 10 ml

Karet Hisap Shaker Kertas Saring

1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 3.3.2 Bahan

Bahan Jumlah

Sampel Tanah Amonium Asetat

Aquadest

1 gr 50 gr Secukupnya 3.3.3 Cara Kerja

Pembuatan larutan

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Timbang 1 gram sampel tanah dan masukkan ke dalam erlenmeyer. 3. Tambahkan 50 ml amonium asetat.

4. Homogenkan di shaker selama 30 menit. 5. Biarkan selama 24 jam.

6. Setelah didiamkan, homogenkan lagi menggunakan shaker selama ½ jam. 7. Saring dan masukkan ke dalam labu ukur 50 ml.

8. Paskan dengan aquadest. 9. Ukur menggunakan AAS.

10. Catat hasil yang telah di dapatkan.

Larutan Standar (mg/l) Absorban

0 0,000

2,0 0,083

4,0 0,195

6,0 0,282

8,0 0,356

10,0 0,455

Sampel K Absorban C Out (Ppm)


(15)

3.4 Uji Pb 3.4.1 Alat

Nama Alat Jumlah

Erlenmeyer 100 ml Pipet Ukur 10 ml Gelas Ukur 50 ml

Karet Hisap Labu Ukur 50 ml

Corong Kertas Penyaring

Botol Film

1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 3.4.2 Bahan

Bahan Jumlah

Sampel Tanah Asam Nitrat Pekat

Aquadest

0,5 gr 5 ml Secukupnya

3.4.3 Cara Kerja

Pembuatan larutan

1. Timbang 0,5 gram sampel tanah dan masukkan ke dalam erlenmeyer. 2. Tambahkan 5 ml HNO3 dan 0,5 ml HCl.

3. Diamkan selama 24 jam dan setelah didiamkan 24 jam, didestruksi selama ½ jam atau sampai volume menjadi ½ ml.

4. Masukkan didalam labu ukur 25 ml dengan cara disaring. 5. Paskan dengan aquadest.

6. Ukur menggunakan AAS.

7. Lalu catat hasil yang di dapatkan.

Larutan Standar (mg/l) Absorban

0 0,000

0,2 0,054

0,4 0,112

0,6 0,148


(16)

1,0 0,238

Sampel Pb Absorban C Out (Ppm)

A3 0,153 0,627

3.5 Uji C -ORGANIK 3.5.1 Alat

Nama Alat Jumlah

Gelas Ukur 50 ml Kertas Penyaring

Corong Neraca Analitik Erlenmeyer 50 ml

Pipet Ukur 10 ml Karet Penghisap Erlenmeyer 250 ml

1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 3.5.2 Bahan

Bahan Jumlah

Sampel K2aCr2o7

H2SO4 Pekat (96%)

Bacl2

0,5 gr 10 gr 20 ml 100 ml 3.5.3 Cara Kerja

Metode yang digunakan : metode Walkoy nd Black 1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Timbang sampel tanah 0,5 gram dan masukkan ke dalam erlenmeyer 100ml. 3. Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 dan homogenkan sebanyak 3 kali.

4. Tambahkan 20 ml H2SO4 pekat dan diamkan selama 30 menit.

5. Lalu tambahkan 100 ml BaCl2.

6. Diamkan selama 24 jam hingga membentuk endapan, lalu saring dengan kertas saring.

7. Kemudian ukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 645nm. Cara kerja spektrofotometer:

1. Nyalakan alat spektrofotometer.


(17)

3. Atur panjang gelombang.

4. Masukan cuver satu per satu ke dalam spektrofotometri. 5. Lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar

kondisi setting blank (dalam bentuk teks). Standarn

(x)

Absorban (y)

x.y x2

0 0,000 0 0

5 0,030 0,15 25

10 0,045 0,45 100

15 0,066 0,99 225

20 0,075 1,5 400

25 0,092 2,3 625

∑ x=75 ∑Y=0,388 ∑ x . y=5,39 x2

¿1375

Sampel 0,084

Rumus:

Cara perhitungan:

1. Rata-rata x = ∑ xnx 2. = 75

6

1. Rata-rata Y =

∑Y ny 2. Rata-rata X =

∑ x nx

3. a = Rata-rata Y – b . Rata-rata X

4.b=

∑ x . y−(∑ x . ∑Y)

n ∑ x2

−(∑ x . ∑Y)

n

5. Rata-rata X sampe (mg/kurva) =

Yna b

6.%C=X Sampel

mgTanah 7. %BO = %C X 1,72


(18)

3. = 12,5

4.

2. Rata-rata y = ∑ yny 5.

=

0,308 6

6. = 0,051

7. b =

∑ x . y−(∑ x .∑ y)

n ∑ x2

−(∑ x . ∑ x)

n

8.

=

5,39−(75 .0,308)

6 1375−(75 .75)

6

9.

= 13755,39187,53,85

10.

= 1187,51,54

11. = 0,0013

12. a = rata-rata y – b. rata-rata x 13. = 0,051 – 0,0013 . 12,5

14. = 0,6213

15.

Rata-rata x sampel (mg/kurva) = yna

b

16.

=

60,6213 0,0013

17.

=

5,379 0,0013 18. = 4137,7

19.

% C = mgTanahX Sampel

x

KKA

20. =

19

500mg

x

1,14

21. = 0,043 %

22. % BO = % C x 1,72

23. = 0,043 x

1,72

24. = 0,074 %

25.

26. 3.6 Uji P-ORGANIK 27. 3.6.1 Alat

28. Nama Alat 29. Jumlah

30. Botol Kocok 31. Kertas Saring

32. Corong 33. Neraca Analitik 34. Erlenmeyer 50 ml

35. Pipet Ukur 10 ml

37. 1 Buah 38. 1 Buah 39. 1 Buah 40. 1 Buah 41. 1 Buah 42. 1 Buah


(19)

36. Karet Penghisap 43. 1 Buah

44. 3.6.2 Bahan

45. Bahan 46. Jumlah

47. Pereaksi P 48.Pereaksi C

49. 25 gr 50. 5 gr 51.

52. 3.6.3 Cara Kerja

53. Metode yang digunakan : metode Bray 1

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Timbang 2,5 gram sampel tanah dan masukkan ke dalam botol kocok. 3. Tambahkan 25 ml pereaksi P.

4. Homogenkan sampel menggunakan shaker selama 30 menit. 5. Diamkan beberapa menit sampai tanah terpisah dengan air.

6. Setelah tanah terpisah dengan air, lalu saring menggunakan kertas saring. 7. Dari 25 ml larutan yang disaring ambil ekstraknya 5 ml.

8. Lalu tambahkan 5 ml pewarna C.

9. Kemudian ukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 889 nm.

54. Cara kerja spektrofotometer: 1. Nyalakan alat spektrofotometer.

2. Isi cuvet dengan larutan blanko, standar dan sampel. 3. Atur panjang gelombang.

4. Masukan cuver satu per satu ke dalam spektrofotometri. 5. Lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar

kondisi setting blank (dalam bentuk teks). 55. Sta

nda rn (x)

56. Abs orb an (y)

57. x.y 58. x2

59. 0 60. 0,0 00


(20)

63. 1 64. 0,0 67

65. 0,067 66. 1 67. 2 68. 0,1

55

69. 0,31 70. 4 71. 3 72. 0,2

44

73. 0,732 74. 9 75. 4 76. 0,2

88

77. 1,152 78. 16 79. 5 80. 0,4

39

81. 2,195 82. 25 83.

∑ x=75

84.

∑Y=1,193 85.

∑ x . y=4,456 86.

x2

¿55 87.Sam pel 88.0,233 89. 90. Rumus: 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106.

107.

Cara perhitungan:

2. Rata-rata X =

∑ x nx

1. Rata-rata Y =

∑Y ny

7. %BO = %C X 1,72

6.%C=X Sampel

mgTanah

5. Rata-rata X sampe (mg/kurva) =

Yna b

4.b=

∑ x . y−(∑ x . ∑Y)

n ∑ x2−(∑ x . ∑Y)

n


(21)

1. Rata-rata x = ∑ xnx

= 156 2. = 2,5 3. Rata-rata y = ∑ y

ny

4.

= 1,1936 5. = 0,199

6. 3. b =

∑ x . y−(∑ x .∑ y)

n ∑ x2−(∑ x . ∑ x)

n

7.

=

4,456−(15.1,193)

6 55−(15 .15)

6

8.

=

4,456−2,98 55−37,5

9.

= 1,47617,5

10. = 0,084

11. 4. a = rata-rata y – b. rata-rata x 12. = 0,199 – 0,084 . 2,5

13. = 0,288

14.

5. Rata-rata x fosfor =

yna b

15. =

60,0840,288

16.

=

5,7120,084

17. = 68

18. 6. P tersedia = X sampel x

25 2,5 x 10

5 x KKA 19. = 2,95 x 10 x 2 x 1,14


(22)

21. 3.7 Pembahasan

22. Analisa kandungan C-organik yang dilakukan diperoleh kandungan C-organik 0,074% bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan C-organik dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sangat rendah yang berarti sampel tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan tanah yang baik untuk digunakan bercocok tanam karena kandungan C-organik dalam sampel tanah tersebut rendah dan kesuburan pada tanah tersebut juga dapat dipastikan rendah.

23. Analisa kandungan P-tersedia yang dilakukan diperoleh kandungan P-tersedia 67,26 bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan P-tersedia dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sangat tinggi yang berarti sampel tanah tersebut memenuhi persyaratan tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok tanam karena fosfor berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah secara fisika, kimia dan biologi.

24. Analisa kandungan N-total yang dilakukan diperoleh kandungan N-total 0,28%, bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan N-total dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sedang yang berarti sampel tanah tersebut termasuk tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok tanam karena nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan seperti batang, cabang dan daun.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.


(23)

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

BAB IV

46.

PENUTUP

47. 48.

4.1 Kesimpulan

49. Pada pemeriksaan kandungan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total, dan Pb dalam sampel tanah digunakan alat erlenmeyer, labu kjedal, destilasi, gelas kimia, pipet ukur, gelas ukur, corong, karet hisap, neraca analitik, shaker, spektrofotometer, dan AAS serta bahan yang digunakan yaitu sampel tanah, aquades, kertas saring, pereaksi P, pewarna P, H3BO3, NaOH, H2SO4, selen, indicator conway, dan ammonium asetat.

50. Analisa kandungan C-organik yang dilakukan diperoleh kandungan C-organik 0,074% bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan C-organik dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sangat rendah yang berarti sampel tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan tanah yang baik untuk digunakan bercocok tanam karena kandungan C-organik dalam sampel tanah tersebut rendah dan kesuburan pada tanah tersebut juga dapat dipastikan rendah.

51. Analisa kandungan P-tersedia yang dilakukan diperoleh kandungan P-tersedia 67,26 bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan P-tersedia dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sangat tinggi yang berarti sampel tanah tersebut memenuhi persyaratan tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok tanam karena fosfor berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah secara fisika, kimia dan biologi.

52. Analisa kandungan N-total yang dilakukan diperoleh kandungan N-total 0,28%, bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari


(24)

hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan N-total dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sedang yang berarti sampel tanah tersebut termasuk tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok tanam karena nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan seperti batang, cabang dan daun.

53. 4.2 Saran

54. Kepada industri-industri kecil maupun besar diharapkan untuk dapat melakukan pengolahan limbah industry terlebih, agar tidak mencemari air maupun tanah karena bahan kimia atau logam berat seperti Pb sangat mencemari tanah dan tanaman produktif yang tumbuh ditanah tercemar tersebut.

55. Kepada masyarakat diharapkan untuk memisahkan sampah-sampah rumah tangga seperti sampah organic dan non organic. Untuk sampah organic dapat dijadikan pupuk kompos, karena kompos merupakan sumber bahan organic yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman seperti batang, cabang dan daun.

56. Kepada masyakat yang suka bercocok tanam, gunakanlah pupuk yang mengandung unsur hara tanah seperti C-organik, Nitrogen, Fosfor dan Kalium.

57. 58. 59.


(1)

36. Karet Penghisap 43. 1 Buah

44. 3.6.2 Bahan

45. Bahan 46. Jumlah

47. Pereaksi P 48.Pereaksi C

49. 25 gr 50. 5 gr 51.

52. 3.6.3 Cara Kerja

53. Metode yang digunakan : metode Bray 1

1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Timbang 2,5 gram sampel tanah dan masukkan ke dalam botol kocok. 3. Tambahkan 25 ml pereaksi P.

4. Homogenkan sampel menggunakan shaker selama 30 menit. 5. Diamkan beberapa menit sampai tanah terpisah dengan air.

6. Setelah tanah terpisah dengan air, lalu saring menggunakan kertas saring. 7. Dari 25 ml larutan yang disaring ambil ekstraknya 5 ml.

8. Lalu tambahkan 5 ml pewarna C.

9. Kemudian ukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 889 nm.

54. Cara kerja spektrofotometer: 1. Nyalakan alat spektrofotometer.

2. Isi cuvet dengan larutan blanko, standar dan sampel. 3. Atur panjang gelombang.

4. Masukan cuver satu per satu ke dalam spektrofotometri. 5. Lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar

kondisi setting blank (dalam bentuk teks). 55. Sta

nda rn (x)

56. Abs orb an (y)

57. x.y 58. x2


(2)

63. 1 64. 0,0 67

65. 0,067 66. 1 67. 2 68. 0,1

55

69. 0,31 70. 4 71. 3 72. 0,2

44

73. 0,732 74. 9 75. 4 76. 0,2

88

77. 1,152 78. 16 79. 5 80. 0,4

39

81. 2,195 82. 25 83.

∑ x=75

84.

∑Y=1,193 85.

∑ x . y=4,456 86.

x2

¿55 87.Sam pel 88.0,233 89. 90. Rumus: 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106.

107.

Cara perhitungan:

2. Rata-rata X = ∑ x

nx

1. Rata-rata Y = ∑Y

ny

7. %BO = %C X 1,72 6.%C=X Sampel

mgTanah

5. Rata-rata X sampe (mg/kurva) = Yna

b 4.b=

∑ x . y−(∑ x . ∑Y)

n ∑ x2−(∑ x . ∑Y)

n


(3)

1. Rata-rata x = ∑ xnx

= 156 2. = 2,5 3. Rata-rata y = ∑ y

ny

4.

= 1,1936 5. = 0,199 6. 3. b =

∑ x . y−(∑ x .∑ y)

n ∑ x2−(∑ x . ∑ x)

n

7.

=

4,456−(15.1,193)

6 55−(15 .15)

6

8.

=

4,456−2,98 55−37,5

9.

= 1,47617,5 10. = 0,084

11. 4. a = rata-rata y – b. rata-rata x 12. = 0,199 – 0,084 . 2,5

13. = 0,288

14.

5. Rata-rata x fosfor =

yna b

15. =

60,0840,288

16.

=

5,7120,084

17. = 68

18. 6. P tersedia = X sampel x

25 2,5 x 10

5 x KKA 19. = 2,95 x 10 x 2 x 1,14


(4)

21. 3.7 Pembahasan

22. Analisa kandungan C-organik yang dilakukan diperoleh kandungan C-organik 0,074% bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan C-organik dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sangat rendah yang berarti sampel tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan tanah yang baik untuk digunakan bercocok tanam karena kandungan C-organik dalam sampel tanah tersebut rendah dan kesuburan pada tanah tersebut juga dapat dipastikan rendah.

23. Analisa kandungan P-tersedia yang dilakukan diperoleh kandungan P-tersedia 67,26 bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan P-tersedia dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sangat tinggi yang berarti sampel tanah tersebut memenuhi persyaratan tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok tanam karena fosfor berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah secara fisika, kimia dan biologi.

24. Analisa kandungan N-total yang dilakukan diperoleh kandungan N-total 0,28%, bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan N-total dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sedang yang berarti sampel tanah tersebut termasuk tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok tanam karena nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan seperti batang, cabang dan daun.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.


(5)

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

BAB IV

46.

PENUTUP

47. 48.

4.1 Kesimpulan

49. Pada pemeriksaan kandungan C-organik, P-tersedia, N-total, K-total, dan Pb dalam sampel tanah digunakan alat erlenmeyer, labu kjedal, destilasi, gelas kimia, pipet ukur, gelas ukur, corong, karet hisap, neraca analitik, shaker, spektrofotometer, dan AAS serta bahan yang digunakan yaitu sampel tanah, aquades, kertas saring, pereaksi P, pewarna P, H3BO3, NaOH, H2SO4, selen, indicator conway, dan ammonium asetat.

50. Analisa kandungan C-organik yang dilakukan diperoleh kandungan C-organik 0,074% bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan C-organik dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sangat rendah yang berarti sampel tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan tanah yang baik untuk digunakan bercocok tanam karena kandungan C-organik dalam sampel tanah tersebut rendah dan kesuburan pada tanah tersebut juga dapat dipastikan rendah.

51. Analisa kandungan P-tersedia yang dilakukan diperoleh kandungan P-tersedia 67,26 bila merujuk pada kriteria penilaian tanah yang tercantum di lampiran maka, dari hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan P-tersedia dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sangat tinggi yang berarti sampel tanah tersebut memenuhi persyaratan tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok tanam karena fosfor berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah secara fisika, kimia dan biologi.


(6)

hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan N-total dalam sampel tanah termasuk dalam kriteria sedang yang berarti sampel tanah tersebut termasuk tanah yang baik dan dapat digunakan untuk bercocok tanam karena nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan seperti batang, cabang dan daun.

53. 4.2 Saran

54. Kepada industri-industri kecil maupun besar diharapkan untuk dapat melakukan pengolahan limbah industry terlebih, agar tidak mencemari air maupun tanah karena bahan kimia atau logam berat seperti Pb sangat mencemari tanah dan tanaman produktif yang tumbuh ditanah tercemar tersebut.

55. Kepada masyarakat diharapkan untuk memisahkan sampah-sampah rumah tangga seperti sampah organic dan non organic. Untuk sampah organic dapat dijadikan pupuk kompos, karena kompos merupakan sumber bahan organic yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman seperti batang, cabang dan daun.

56. Kepada masyakat yang suka bercocok tanam, gunakanlah pupuk yang mengandung unsur hara tanah seperti C-organik, Nitrogen, Fosfor dan Kalium.

57. 58. 59.