3.8.2 Analisis Regresi Berganda
Model yang digunakan dalam penelitian adalah model regresi linier berganda. Hal ini disebabkan penelitian dirancang untuk mengetahui arah,
pengaruh dan kekuatan hubungan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Keterangan:
Y = Pembayaran dividen PD
a = Konstanta persamaan regresi
b1, b2, = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen X
1
= Corporate governace CG X
2
= Struktur modal SM X
3
= Struktur Kepemilikan manajerial SKM e
= Variabel Residual Besarnya konstanta tercermin dalam “a” dan besarnya koefisien regresi
dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan b1, b2 dan b3. Pada model persamaan di atas dapat diketahui tanda positif atau negatif dari masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen.
3.8.3 Pengujian Hipotesis
3.8.3.1 Uji t t-tes
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dengan hipotesa sebagai berikut Ghozali, 2012 : 84:
Universitas Sumatera Utara
a. Hipotesis nol atau Ho : bi = 0 artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Hipotesis alternatif atau Ha : bi ≠ 0 artinya variabel independen merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara
individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t hitung dengan t tabel
Sulaiman, 2004 : 87. Dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Bila t hitung t tabel atau probabilitas tingkat signifikansi Sig 0,05,
maka menolak Ho dan menerima Ha. b. Bila t hitung t tabel atau probabilitas tingkat signifikansi Sig 0,05
maka menerima Ho dan menolak Ha.
3.8.3.2 Uji F F-tes
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat Ghozali, 2012 : 84. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut:
a. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama.
b. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari
variabel bebas secara bersama-sama. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan
melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Dengan cara sebagai berikut: a. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig
≤ 0,05, maka hipotesis ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig
≥ 0,05, maka hipotesis diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.8.3.3 Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi R² mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2005 : 83. Nilai R²
mempunyai interval antara 0 sampai 1 0 ≤ R² ≤ 1. Semakin besar R² mendekati
1, semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel
dependen Sulaiman, 2004 : 86. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen Ghozali, 2012: 83.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan investasi di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indenesia BEI tahun 2010-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
diperoleh 10 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode 2010-2013. Daftar perusahaan yang dijadikan
sebagai sampel dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar sampel perusahaan investasi
No Kode
Nama perusahaan Tgl berdiri
1 ABMM
PT ABM Investama Tbk 6-Des-2011
2 BHIT
PT Bhakti Investama Tbk 24-Nov-1997
3 BMTR
PT Global Mediacom Tbk 17-Jul-1995
4 BNBR
PT Bakrie and Brothers Tbk 28-Agus-1989
5 BRMS
PT Bumi Resources Minerals Tbk 9-Des-2010
6 MLPL
PT Multipolar Tbk 6-Nov-1989
7 MYRX
PT Hanson International Tbk 31-Okt-1990
8 PLAS
PT Polaris Investama Tbk 16-Mar-2001
9 POOL
PT Pool Advista Indonesia Tbk 20-May-1991
10 SRTG
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk 26-Jun-2013
Sumber : Data diolah penulis, 2014
Universitas Sumatera Utara
4.2 Corporate Governace, Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan
4.2.1 Corporate Governace
Corporate Governance dapat dimasukkan dalam dua kategori. Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang
diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham, dan stakeholders. Kategori kedua lebih cenderung pada
kerangka secara normatif, yaitu segala ketentuan hukum baik yang berasal dari sistem hukum, sistem peradilan, pasar keuangan, dan sebagainya yang
mempengaruhi perilaku perusahaan. Corporate Governance merupakan kumpulan hukum, peraturan dan kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat
mendorong kinerja perusahaan agar bekerja secara efisien, dan mampu menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi
para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Tabel 4.2
Corporate Governace tahun 2010-2013
No Nama Perusahaan
Kode Corporate Governace
X
1
2010 2011
2012 2013
1 PT ABM Investama Tbk
ABMM 56.25
75 50
50 2
PT Bhakti Investama Tbk BHIT
73.33 80
80 80
3 PT Global Mediacom Tbk
BMTR 38.88 38.55 38.55
30.55 4
PT Bakrie and Brothers Tbk BNBR
35.13 35.13 15.13 15.13
5 PT Bumi Resources Minerals Tbk
BRMS 34.69 34.69 46.93
32.65 6
PT Multipolar Tbk MLPL
31.42 34.28 31.42 42.85
7 PT Hanson International Tbk
MYRX 54.54 54.54 54.54
54.54 8
PT Polaris Investama Tbk PLAS
23.33 23.33 23.33 23.33
9 PT Pool Advista Indonesia Tbk
POOL 40.00 40.00 40.00
40.00 10
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk SRTG 76.92 76.92 76.92
76.92 Sumber : Data diolah penulis, 2014
Universitas Sumatera Utara
Sepuluh perusahaan PT ABM Investama Tbk, PT Bhakti Investama Tbk, PT Global Mediacom Tbk, PT Bakrie and Brothers Tbk, PT Bumi Resources
Minerals Tbk, PT Multipolar Tbk, PT Hanson International Tbk, PT Polaris Investama Tbk dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dengan Corporate
Governance X
1
yang terendah PT Pool Advista Indonesia Tbk selama periode 2010-2013. Hal ini Corporate Governance dalam suatu perusahaan tercermin
pada pertanggungjawaban manajer kepada stakeholder perusahaan tersebut. Apabila Corporate Governance perusahaan kuat, yang berarti ada perlindungi atas
hak-hak pemegang saham minoritas. Berangkat dari pemikiran ini, dapat dikatakan bahwa Corporate Governance berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan khususnya mengenai kebijakan dividen.
4.2.2 Struktur Modal