............................................................................18
di mana : Ps = Bagian harga bawang merah yang diterima petani produsen
Pf = Harga bawang merah di tingkat petani produsen Pr = Harga bawang merah di tingkat konsumen
4. Marjin Pemasaran dan Rasio Profit Marjin Secara umum, marjin pemasaran adalah perbedaan harga suatu
barang yang diterima produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen. Untuk melihat efisiensi pemasaran melalui analisis
marjin dapat digunakan sebaran rasio marjin keuntungan atau rasio profit marjin RPM pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat
dalam proses pemasaran. Rasio margin keuntungan adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan
biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran yang bersangkutan.
Menurut Saefuddin 1983 dalam Susanto 2007, semua kegiatan ekonomi, termasuk pemasaran, menghendaki adanya efisiensi.
Kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran ada empat macam, yaitu 1 marjin pemasaran, 2 harga pada
tingkat konsumen, 3 tersedianya fasilitas fisik dan pemasaran, dan 4 tingkat persaingan pasar. Namun, indikator marjin
pemasaran lebih sering digunakan karena melalui analisis marjin pemasaran dapat diketahui tingkat efisiensi operasional teknologi
serta efisiensi harga ekonomi dari suatu pemasaran.
Secara matematis perhitungan marjin pemasaran dirumuskan sebagai :
mj
i
= Ps
i
Pb
i
................................................................................ 19
atau mj
i
= bt
i
+
i
............................................................................... 20 Total marjin pemasaran yang diperoleh saluran lembaga pemasaran
yang terlibat dalam pemasaran dirumuskan sebagai :
Mji = mji ................................................................................... 21
Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase keuntungan terhadap biaya pemasaran yang dikenal dengan Ratio
Profit MarginRPM pada masing-masing lembaga pemasaran. RPM dirumuskan sebagai :
……………………………………………………...22
di mana : mji = Marjin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Mji = Total marjin pada satu saluran pemasaran ke-i
Psi = Harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Pbi = Harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
bti = Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i
πi = Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i Pr = Harga pada tingkat konsumen
Pf = Harga pada tingkat petani produsen i = 1,2,3,4 …..n
B. Kajian Penelitian Terdahulu
1. Analisis Pendapatan
Hasil penelitian Fatimah 2010, yang berjudul “Analisis produksi dan pendapatan Usahatani Padi Unggul di Kecamatan Terbanggi Besar
Kabupaten Lampung Tengah” , menyatakan bahwa usahatani petani padi unggul di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah
menguntungkan, dengan nilai RC atas biaya tunai sebesar 4,55, dan nilai RC atas biaya total sebesar 3,26.
2. Analisis Efisiensi Pemasaran
Penelitian Rosalia 2010 yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Jagung Varietas Hibrida Pada Lahan Sawah Irigasi di
Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan” , menyatakan bahwa usahatani jagung hibrida pada lahan sawah irigasi di Kecamatan Palas
Kabupaten Lampung Selatan menguntungkan bagi petani, dengan rasio antara penerimaan dengan total biaya sebesar 1,55. Sistem pemasaran
jagung varietas hibrida di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan berlangsung secara tidak efisien. Hal ini ditunjukkan oleh rantai
pemasaran yang masih panjang, Ratio Profit Margin RPM tidak merata, dan nilai elastisitas transmisi harga lebih dari satu, yaitu sebesar 1,483
yang menunjukkan bahwa pasar yang terjadi adalah pasar tidak bersaing sempurna.
Menurut penelitian Passiamanto 2006, yang berjudul tentang “Analisis Efisiensi Pemasaran Karang Hias di Pulau Panggang Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu”,diketahui menyatakan bahwa dilihat dari struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar yang terbentuk maka
pemasaran karang hias di Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tidak efisien. Struktur pasar yang terbentuk mengarah
pada pasar persaingan tidak sempurna. Dari perilaku pasar diketahui bahwa praktek-praktek dalam menjalankan fungsi-sungsi pemasaran lebih
banyak merugikan nelayan dan sangat menguntungkan bagi lembaga pemasaran yang ada diatasnya. Dari keragaan pasar diketahui bahwa
bagian harga yang diterima nelayan relatif rendah, keuntungan antar lembaga pemasaran tidak menyebar merata, biaya pemasaran relatif tinggi,
dan margin pemasaran cukup tinggi.
C. Kerangka Pemikiran
Kegiatan usahatani merupakan suatu proses kegiatan produksi di sektor pertanian, yaitu dengan memasukkan faktor alam dengan faktor-faktor
produksi lain untuk menghasilkan output pertanian barang atau jasa. Produksi adalah suatu metode atau teknik dalam menghasilkan produk
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia. Penggunaan faktor-faktor produksi yang efesien merupakan hal yang mutlak ada dalam
proses produksi untuk keberhasilan produksi, karena keuntungan maksimum hanya akan tercapai dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi secara
efesien.
Faktor-faktor produksi dalam usahatani bawang merah adalah luas lahan, bibit, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk SP36, pestisida, dan tenaga kerja.
Lahan merupakan faktor produksi utama yang menentukan tingkat keberhasilan pada usahatani bawang merah dengan asumsi tingkat kesuburan
lahan tersebut cukup bagus. Bibit juga merupakan salah satu faktor yang berperan dalam peningkatan produksi. Tanaman bawang merah dapat
tumbuh subur dengan adanya ketersediaan unsur hara yang cukup, sehingga pemupukan harus dilakukan secara tepat dan berimbang.
Penggunaan pestisida juga merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam usahatani bawang merah, karena sangat berpengaruh terhadap jumlah
produksi yang dihasilkan. Penggunaan pestisida bertujuan untuk memberantas serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produksi
bawang merah, yang tentunya mempengaruhi besarnya pendapatan. Faktor tenaga kerja juga berperan penting dalam usahatani bawang merah yang
berkaitan dengan pengolahan lahan sampai pada pengelolaan hasil panen. Jumlah tenaga kerja yang digunakan harus sesuai dengan lahan yang tersedia.
Apabila lahan yang tersedia luas, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan cukup banyak, dan sebaliknya.
Kegiatan usahatani memiliki tujuan yaitu ingin memperoleh keuntungan maksimum. Pengertian keuntungan adalah selisih antara biaya yang
dikeluarkan dengan penerimaan. Besarnya keuntungan yang diterima petani ditentukan oleh harga hasil produksi dan harga input. Oleh sebab itu,
semakin tinggi harga yang diterima petani, maka akan semakin tinggi
keuntungan petani. Keuntungan maksimum akan diperoleh petani jika petani mampu mengalokasikan dan memanfaatkan faktor-faktor produksi secara
optimal, sehingga mampu mencapai kondisi efisiensi produksi. Selain itu, keuntungan yang diperoleh petani juga bergantung kepada jumlah komoditi
yang dijual, tingkat harga yang diterima, dan sistem pemasaran komoditi tersebut. Oleh karena itu, sistem pemasaran sangat penting untuk diketahui,
karena sistem pemasaran juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani. Paradigma kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 2.