Motivasi dan Pandangan Responden Terhadap Migran Sirkuler

49 Teori itu menjadi kurang tepat ketika melihat data bahwa migran sirkuler yang berasal dari wilayah Banten, dimana Pamulang sebagai bagian dari wilayah itu, ternyata angkanya paling rendah 1,81 persen. Rendahnya angka tersebut kemudian dapat dijelaskan oleh Kepala Seksi Kependudukan dan Catatan Sipil Dukcapil Kecamatan Pamulang Filipo Da Costa : .bahwa sesungguhnya cukup banyak migran sirkuler yang berasal dari wilayah Banten yang berdomisili di Pamulang, namun yang bekerja di sektor informal pedagang kaki lima sangat jarang. Kebanyakan mereka bekerja sebagai tukang pijit, pembantu rumah tangga, dan pekerja kasar seperti tukang bangunan . Di bagian lain faktor budaya daerah asal migran sangat menentukan jenis pekerjaan yang akan dipilih ketika menjadi migran sirkuler di daerah tujuan. Ada kecenderungan setiap daerah asal migran mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang fokus dan bahkan menjadi UV WXY Z W V [ pada jenis kegiatan usaha tertentu. Hasil observasi permulaan di lapangan menunjukkan bahwa migran sebagai penjual bakso di sekitar Pamulang pada umumnya berasal dari Wonogiri. Sebagai pedagang kaki lima penjual nasi uduk pecel lele pada umumnya berasal dari Lamongan. Usaha warung tegal atau \ W V U Y ] sebagai sebutan populernya, berasal dari Tegal penjual warteg tidak ada yang masuk sebagai responden. Ciri kedaerahan yang mempengaruhi kecenderungan migran dalam melakukan spesifikasi kesamaan usaha dagang kaki lima diduga karena adanya faktor jaringan sosial migran dari kesamaan daerah asal. Pada Tabel 5.3., pedagang bakso sebanyak 7 tujuh orang berasal dari Jawa Tengah, rata-rata berasal dari daerah Wonogiri. Demikian juga kelompok migran sebanyak 6 enam orang penjual gado-gado dan 4 empat orang penjual bubur berasal dari daerah Jawa Barat.

5.4. Motivasi dan Pandangan Responden Terhadap Migran Sirkuler

Menurut persepsi responden sebagai masyarakat migran sirkuler di Pamulang, terungkap bahwa untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan dalam kehidupan secara sosial ekonomi, prinsipnya harus mau pergi dan bekerja di luar daerah asalnya. Dari hasil kajian terhadap rumah tangga masyarakat migran sirkuler di Pamulang, ada beberapa alasan secara lebih rinci mengapa mereka memilih harus meninggalkan daerah asalnya, kemudian mencari nafkah di daerah lain. Beberapa alasan tersebut dilukiskan pada Gambar 5.5., antara lain 1 migran sirkuler merasa sulit mencari pekerjaannafkah di daerah asal, 2 andaikata ada pekerjaanpun upahnya rendah, 3 tidak punya warisan lahan garapan pertanian yang memadai, 4 pekerjaan menjadi 50 pekerja pertanian tidak menarik terutama bagi angkatan kerja muda. Itulah beberapa motivasi yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan migran, yang pada intinya adalah ingin memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi. Oleh karenanya ada kecenderungan angkatan kerja muda di perdesaan lebih banyak yang melakukan migrasi dari pada angkatan kerja yang sudah tua. Dalam pandangan rumah tangga migran sirkuler di Pamulang, ada beberapa alasan yang menguatkan mengapa mereka memilih kota sebagai tujuan tempat melakukan kegiatan usaha mencari nafkah. Beberapa alasan tersebut yaitu 1 kota dianggap mempunyai banyak menyediakan kesempatan atau peluang pekerjaan, 2 diajak saudara atau teman yang sudah terlebih dahulu berhasil menjadi migran di kota yang memberikan harapan kepada mereka, 3 informasi tentang upah tenaga kerja di kota yang jauh lebih menarik daripada di perdesaan, 4 ditunjang dengan jarak antara daerah perdesaan dan perkotaan yang terasa dekat karena sarana transportasi dan komunikasi yang semakin baik, 5 kota-kota baru berkembang seperti Pamulang lebih banyak menyediakan ruang untuk memulai usaha kegiatan mencari nafkah. Faktor yang paling dominan mengapa angkatan kerja muda di perdesaan cenderung meninggalkan daerahnya, menurut pandangan responden sebagai migran sirkuler, bahwa angkatan kerja muda di perdesaan ada kecenderungan tidak menyukai pekerjaan di bidang pertanian 56.7 persen. Gambar 5.5 : Alasan Rumah Tangga Migran Memilih Harus Meninggalkan Daerah Asalnya Untuk Menjadi Migran Sirkuler, Tahun 2012. 13.3 20,0 10,0 56.7 10 20 30 40 50 60 Alasan Migran Sirkuler Meninggalkan Daerah Asal Sulit mencari pekerjaannafkah di daerah asal Upah rendah Tidak punya warisan lahan garapan pertanian Pekerjaan bidang pertanian tidak menarik 51 Menurut Tarigan 2004, selain terkait dengan pendapatan, kurangnya minat angkatan kerja muda terhadap pekerjaan pertanian lebih disebabkan oleh alasan yang bersifat sosial. Sifat pekerjaan pertanian yang dipandang kotor, melelahkan, dan kurang prospektif, memunculkan perasaan kurang terhormat dengan status sebagai pekerja pertanian. Paling dominan alasan bagi migran sirkuler memilih kota tujuan untuk melakukan aktivitas usaha mata pencaharian adalah ikut saudara atau teman yang sudah terlebih dahulu berhasil menjadi migran di kota 53,3 persen. Dari hasil wawancara terhadap beberapa responden terungkap mengapa memilih ikut saudara atau teman. Salah satu responden Th, 33 tahun, yang pertama kali migrasi ikut saudara menjelaskan : Saya merasa lebih tenang kalau ikut saudara atau ikut teman, karena paling tidak kalau saya sementara sedang mencari pekerjaan atau belajar bekerja di kota itu, saya sudah tidak memikirkan lagi harus mencari tempat tinggal karena dapat ikut di tempat tinggal saudara atau teman saya tersebut . Beberapa responden merasa lebih senang melakukan aktivitas usahanya memulai di daerah yang baru berkembang, seperti halnya di wilayah Pamulang. Penjual rujak buah Iny, 31 tahun, yang menempati lokasi jualan di depan Gedung Serbaguna Komplek Pamulang Indah MA memberikan komentar sebagai berikut : Kulo remen sadean rujak dateng komplek mriki, amargi pados panggenan kangge usaha taksih gampil tur menawi cuacanipun sae ingkang sami tumbas rujak katah, sampun sami langganan. Rencang-rencang kulo ingkang sami sadean sanesipun inggih sami remen. Masyarakat komplek mriki sae-sae . Artinya : Saya suka jualan rujak di komplek ini, sebab cari tempat untuk jualan masih mudah dan kalau cuacanya baik yang beli banyak, sudah menjadi langganan. Teman- teman saya lainnya yang jualan disini juga merasa senang. Masyarakat komplek disini baik-baik . Pada umumnya, rumah tangga masyarakat migran sirkuler berasumsi bahwa menjadi migran sirkuler yang berusaha di sektor informal pedagang kaki lima mempunyai prospek sosial ekonomi yang lebih baik jika dibandingkan apabila menjalani kehidupannya di daerah asal. Dari aspek ekonomi, sebagian besar responden 95 persen mengakui bahwa penghasilan sebagai pekerjausaha migran sirkuler di sektor informal pedagang kaki lima lebih menjanjikan jika dibandingkan ketika mencari nafkah di desa asalnya. Oleh karenanya mereka lebih baik tetap berusaha mencari nafkah di kota, meskipun pada umumnya di hari tua mereka ingin kembali berdomisili di daerah asalnya. Sebesar 86 persen responden menyatakan mempunyai rencana tinggal dan menikmati kehidupan hari tua di kampung halaman bersama anak cucunya. 52

5.5. Jejaring Sosial Sebagai Pelengkap Teori Migrasi Lee