Daerah Asal Migran Sirkuler

48 pedagang sektor informal kaki lima ini merupakan strategi nafkah yang utama bagi para migran sirkuler di Kecamatan Pamulang.

5.3. Daerah Asal Migran Sirkuler

Dari seluruh responden yang berhasil diwawancarai, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.3. sebesar 43,33 persen migran sirkuler berasal dari Jawa Barat, 41,67 persen dari Jawa Tengah, 8,33 persen dari Jawa Timur serta sisanya berasal dari Banten dan Lampung. Jika membandingkan besarnya jumlah responden yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, maka ada kecenderungan bahwa ruang gerak migran sirkuler semakin jauh asal migran dari daerah tujuan, maka akan semakin menurun jumlahnya. Keadaan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh E.G. Ravenstain dalam Munir 1981, bahwa semakin jauh jarak antara daerah asal dengan daerah tujuan menunjukkan kecenderungan volume migran yang semakin menurun. Pada Tabel 5.3. memberikan informasi tentang jumlah responden berdasarkan daerah asal dan jenis pekerjaan responden pada saat ini di wilayah tujuan migrasi yaitu di wilayah Kecamatan Pamulang. Tabel 5.3. Penyebaran Responden Migran Sirkuler Berdasarkan Daerah Asal dan Jenis Pekerjaan Responden, Tahun 2012 No Jenis Pekerjaan Daerah Asal Responden Total Beda Kabupaten Luar Jawa Jabar Jateng Jatim 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Jual soto 2 4 1 2 9 2 Jual bakso 7 7 3 Jual bubur 4 4 4 Jual empal gentong 1 1 5 Jual empek-empek 1 1 6 Jual es 2 2 7 Jual gado-gado 6 6 8 Jual gorengan 1 1 2 9 Jual Jamu 1 1 10 Jual kebab 1 1 11 Jual ketoprak 2 2 12 Jual martabak 1 1 13 Jual mie 1 1 3 4 1 10 14 Jual nasi goreng 2 2 15 Jual pecel lele 3 3 16 Jual rujak 1 1 17 Jual sate padang 1 1 18 Jual siomay 3 3 19 Jual susu kedelai 1 1 Jumlah 1 3 26 25 5 60 1,67 5,00 43,33 41,67 8,33 100 F G HI JK L MN O N P K Q H J K , R S T R 49 Teori itu menjadi kurang tepat ketika melihat data bahwa migran sirkuler yang berasal dari wilayah Banten, dimana Pamulang sebagai bagian dari wilayah itu, ternyata angkanya paling rendah 1,81 persen. Rendahnya angka tersebut kemudian dapat dijelaskan oleh Kepala Seksi Kependudukan dan Catatan Sipil Dukcapil Kecamatan Pamulang Filipo Da Costa : .bahwa sesungguhnya cukup banyak migran sirkuler yang berasal dari wilayah Banten yang berdomisili di Pamulang, namun yang bekerja di sektor informal pedagang kaki lima sangat jarang. Kebanyakan mereka bekerja sebagai tukang pijit, pembantu rumah tangga, dan pekerja kasar seperti tukang bangunan . Di bagian lain faktor budaya daerah asal migran sangat menentukan jenis pekerjaan yang akan dipilih ketika menjadi migran sirkuler di daerah tujuan. Ada kecenderungan setiap daerah asal migran mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang fokus dan bahkan menjadi UV WXY Z W V [ pada jenis kegiatan usaha tertentu. Hasil observasi permulaan di lapangan menunjukkan bahwa migran sebagai penjual bakso di sekitar Pamulang pada umumnya berasal dari Wonogiri. Sebagai pedagang kaki lima penjual nasi uduk pecel lele pada umumnya berasal dari Lamongan. Usaha warung tegal atau \ W V U Y ] sebagai sebutan populernya, berasal dari Tegal penjual warteg tidak ada yang masuk sebagai responden. Ciri kedaerahan yang mempengaruhi kecenderungan migran dalam melakukan spesifikasi kesamaan usaha dagang kaki lima diduga karena adanya faktor jaringan sosial migran dari kesamaan daerah asal. Pada Tabel 5.3., pedagang bakso sebanyak 7 tujuh orang berasal dari Jawa Tengah, rata-rata berasal dari daerah Wonogiri. Demikian juga kelompok migran sebanyak 6 enam orang penjual gado-gado dan 4 empat orang penjual bubur berasal dari daerah Jawa Barat.

5.4. Motivasi dan Pandangan Responden Terhadap Migran Sirkuler