Selesai pemutaran ke 500 benda uji dikeluarkan dan disaring dengan saringan ukuran 2,00 mm dan butiran yang tertinggal dihitung.
Nilai ketahanan aus dihitung dengan membagi antara selisih berat benda uji semula dikurangi berat yang tertahan saringan ukuran 2,00
mm setelah putaran ke 500, dengan berat benda uji semula dikalikan 100.
f. Pengujian Permeabilitas batu alam lokal Kabupaten
Gunungkidul.
Untuk pengujian permeabilitas batu alam lokal Kabupaten Gunungkidul benda uji dibuat berbentuk silinder kemudian
dikeringkan sampai beratnya konstan dengan cara dimasukkan ke dalam oven. Setelah kering kemudian benda uji diberi lubang, pipa dan
selang pada permukaan atasnya untuk memasukkan air dengan tekanan tertentu lewat selang tersebut. Pipa selang air bertekanan di-sealed,
diikat dengan klem pada permukaan atas batu alam lokalnya. Benda uji kemudian diberi air bertekanan 1 kgcm
2
selama 48 jam, dilanjutkan air bertekanan 3 kgcm
2
selama 24 jam, dan dilanjutkan air bertekanan 7 kgcm
2
selama 24 jam, kemudian benda uji dibelah. Permeabilitas diukur dari kedalaman penetrasi air yang terjadi
diukur dari permukaan pipa selang sampai kedalaman pada batu alam lokal Kabupaten Gunungkidul. Koefisien permeabilitas dievaluasi
dengan cara setelah benda uji diberi tekanan 7 kgcm
2
selama 24 jam, kemudian benda uji tersebut diatasnya diberi selang yang telah diisi
oleh air. Fungsi dari selang air ini adalah untuk mengetahui penurunan air yang terjadi selama 1 jam, kemudian benda uji dibelah dan
dievaluasi kedalaman penetrasi airnya, diameter sebaran air dan k dievaluasi berdasarkan hukum Darcy. Setup bahan dan alat pengujian
Permeabilitas sebagaimana Gambar 3.10.
Pengujian Permeabilitas
Barometer
Tabung Udara + Air Benda Uji
Pipa Air
L Dh
Gambar 3.10. Setup benda uji dan alat pada Pengujian Permeabilitas
Tahapan pengujian bata merah pejal untuk uji berat volume apparent density
, uji serapan air dan kuat lekat dengan mortar sama dengan pengujian yang dilaksanakan pada batu alam lokal, tetapi untuk
pengujian kuat tekan hanya dengan satu macam benda uji yaitu bata merah pejal dipotong menjadi dua bagian dan direkatkan dengan mortar, untuk
pengujian kuat tekan dengan benda uji berbentuk kubus tidak dilakukan pada bata merah pejal karena penelitian ini langsung mengambil benda uji
bata merah pejal yang telah ada, sehingga tidak membuat benda uji dalam bentuk yang lain.
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kuat tekan batu alam lokal Kabupaten Gunungkidul
a. Kuat Tekan Batu Alam Lokal Kabupaten Gunungkidul dengan benda uji
berbentuk kubus Pengujian kuat tekan batu alam lokal Kabupaten Gunungkidul
dengan benda uji berbentuk kubus berjumlah 5 buah benda uji berukuran ± 100 mm x 100 mm x 100 mm dimaksudkan untuk
mengetahui kekuatannya, yakni kuat tekan karakteristik dan beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji hancur. Tabel 4.1 dan Gambar
Grafik 4.1 menyajikan kuat tekan batu alam lokal Kabupaten Gunungkidul dengan benda uji berbentuk kubus.
Tabel 4.1 Kuat Tekan Batu Alam Lokal Kabupaten Gunungkidul
Dengan benda uji berbentuk kubus. Dimensi
Kode Benda uji
p mm
l mm
t mm
Beban Maks
kN Kuat Tekan
MPa BK 1
104 104
104 35
3,24 BK 2
102 102
102 40
3,84 BK 3
100 103
100 30
2,91 BK 4
100 100
104 30
3,00 BK 5
103 102
100 40
3,81 Rata - rata
3,36