mental health profesional continuosly. Increased availability of other resources such a s regulation, psychotropic, budgets and other facilities also play an important role and has got
a chance in the implementation of mental health services.
Mental health services in prima ry care is the answer of the availability of mental
health services accessible to people with mental disorders, it will reduce the treatment gap. That efforts are needed to increase the capacity and competence of existing resources in
primary care Keywords: mental health services, primary care, treatment gap
Staf Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
I. Pendahuluan
Gangguan jiwa memiliki angka kejadian yang cukup tinggi dan telah menjadi masalah kesehatan secara global. Menurut
The World Hea lth Report
tahun 2001, gangguan jiwa dan perilaku diperkirakan terjadi pada 25 penduduk pada suatu saat dalam hidupnya, sedangkan
di Asia Tenggara diperkirakan terjadi pada sepertiga dari populasi.
1
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, Indonesia memiliki angka prevalensi gangguan jiwa cukup
besar.yaitu 6 untuk gangguan mental emosional gejala depresi dan anxietas pada orang yang berusia ≥15 tahun dan gangguan jiwa berat Psikosis 0,17. Hal ini berarti terdapat
lebih dari 14 juta jiwa penderita gangguan mental emosional dan 400.000 gangguan psikosis di Indonesia.
2
Gangguan jiwa memang bukan penyebab kematian secara langsung, yang ditunjukkan dengan rendahnya angka mortalitas dini atau
year of life lost YLLs
. Namun demikian Data Beban Penyakit Dunia
Global Burden Disease
yang dilansir
World Health Organization WHO
menunjukkan bahwa gangguan jiwa menyumbang proporsi beban kecacatan
Global Burden Disease
paling besar yaitu 13.
3,4
Tingginya angka prevalensi gangguan jiwa dan besarnya beban kecacatan, tidak diimbangi dengan ketersediaan layanan yang mudah diakses oleh orang dengan gangguan
jiwa. Hal ini terbukti dengan masih tingginya kesenjangan antara kebutuhan dan penyediaan perawatan
treatment gap
pada orang dengan gangguan jiwa. Sebanyak 76-85 orang dengan gangguan jiwa berat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah termasuk
Indonesia, tidak menerima pengobatan dalam 12 bulan. Hal ini berarti hanya sekitar 15- 24 saja orang dengan gangguan jiwa yang mendapatkan perawatan dalam 12 bulan
pertama.
4
Besarnya
treatment gap
ini antara lain disebabkan oleh sumber daya di bidang kesehatan jiwa yang tersedia tidak mencukupi, tidak terdistribusikan secara merata dan tidak
digunakan secara efisien sehingga akses terhadap layanan kesehatan jiwa menjadi sulit.
5
Integrasi layanan kesehatan jiwa di layanan primer merupakan salah satu jawaban dalam mengatasi besarnya
treatment gap
orang dengan gangguan jiwa. Ketersediaan layanan kesehatan jiwa di layanan primer menjadi langkah awal yang mendasar dalam mengatasi
orang dengan gangguan jiwa secara lebih mudah dan lebih cepat.
1
II. Upaya Layanan Kesehatan Jiwa di Layanan Primer 1.