Angka kematian bayi IMR

2. Alat pengendalian terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut agar bisa diketahui dengan segala kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk dapat dilakukan perbaikan atau koreksi. Dasar evaluasi, apakah realisasi hasil kerja dilapangan sesuai dengan proyeksi yang telah ditetapkan, kurang dari itu atau bahkan melampaui. Kalau proyeksi tidak tercapai, faktor-faktor apa yang menyebabkannya, untuk itu semuadiperlukan data dan analisis.

2.3. Angka kematian bayi IMR

Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua sibayi. Kemampuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya angka kematian bayi. Oleh karena itu angka kematian bayi dipakai sebagi indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan serta kondisi sosial masyarakat. Dengan demikian angka kematian bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya interfensi yang dilakukan pemerintah,khususnya dibidang kesehatan. Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan bagian pembangunan sumber daya manusia dalam rangkamencapai bangsa yang Universitas Sumatera Utara mandiri. Tujuan pembangunan dalam bidang kesehatan adalah untuk membentuk manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Program bidang kesehatan dilaksanakan pada seluruh siklus hidup manusia, mulai dari masa kandungan, anak-anak, remaja, hingga masa lanjut usia. Demikian halnya dengan pemerintah Kabupaten Langkat yang selalu menurunkan angka kematian bayi.

2.3.1 Angka Harapan Hidup AHH

Angka harapan hidup AHH pada suatu umur di definisikan sebagai rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tepat dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial-ekonomi secara umum. Indikator yang sering dipakai adalah angka harapan hidup waktu lahir expection of live at birth yang didefinisikan sebagai rata-rata tahun kehidupan yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir. Seiring dengan menurunnya angka kematian bayi maka angka harapan hidup mengalami kenaikan. Di Kabupaten Langkat sendiri angka harapan hidup terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis moneter nasional yang berpengaruh terhadap sosial- ekonomi masyarakat. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Hubungan tingkat IMR dan AHH di Kabupaten Langkat

2.3.2 Mekanisme Penurunan Angka Kematian Bayi

Faktor sosial ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi. Namun faktor sosial-ekonomi tidak bersifat langsung, yaitu harus melalui mekanisme biologi tertentu variabel antara yang kemudian menimbulkan resiko morbiditas, dan selanjutnya bayi sakit dan apabila tidak sembuh akhirnya cacat atau meninggal. Dalam mekanisme ini, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi kematian bayi itu sendiri. Faktor sosial-ekonomi juga sangat mempengaruhi kematian bayi. Yang termasuk faktor sosial-ekonomi adalah faktor-faktor yang ada dalam individu, keluarga, dan masyarakat. Pengetahuan dan sumber ekonomi merupakan faktor individu dan keluarga, sedangkan suasana politik, ekonomi dan keamanan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dalam masyarakat. 20 40 60 80 100 120 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 JUML A H HUBUNGAN TINGKAT IMR DAN AHH AHH IMR Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor material, lingkungan, gizi, penolong persalinan pertama, dan pelayanan kesehatan merupakan beberapa variabel antara yang dapat mempengaruhi angka kematian bayi. Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik di Indonesia