Proses Pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram Sebelum Perbaikan

16 produksi diperlukan perbaikan operasional dengan cara mereduksi kedua hal tersebut. Lost Time Waktu produksi yang hilang per mesin per shift kerja memiliki rata – rata sebesar 119 menit atau 22.34 dari waktu produksi total 480 menit, sehingga waktu produksi yang benar – benar tersedia per shift kerja untuk masing – masing mesin wrapping ruida adalah sekitar 361 menit. Secara teoritis, hal tersebut menyebabkan penurunan jumlah produksi Tim Tam renceng 10.5 gram sebesar 74 karton per mesin per shift atau sebesar 222 karton per shift produksi, sehingga jumlah produksi Tim Tam renceng 10.5 gram menurun dari 921 karton menjadi 699 karton. Data waktu produksi yang hilang lost time yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan diagram pareto untuk mengetahui penyebab utama hilangnya waktu produksi pada proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram packing. Akumulasi data waktu produksi yang hilang lost time yang digunakan dalam pengolahan diagram pareto dapat dilihat pada Tabel 8. Diagram pareto yang dibuat berdasarkan data tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Tabel 8 Akumulasi Data Waktu yang Hilang pada proses Pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram Sebelum Perbaikan Operasional Penyebab Waktu Pengemasan yang Hilang Frekuensi menit Frekuensi Akumulasi T setting 723.34 33.68 33.68 cutter error 376.86 17.55 51.23 Conveyor error 373.01 17.37 68.60 Peters off 170.00 7.92 76.52 Product changes 126.00 5.87 82.38 Intershift 110.00 5.12 87.50 collision 89.17 4.15 91.66 stuck 79.67 3.71 95.37 OPP error 70.00 3.26 98.63 Cleaning in process 16.00 0.75 99.37 coding error 13.50 0.63 100.00 metal det. Error 0.00 0.00 100.00 Sealer error 0.00 0.00 100.00 Total 2148 100.00 17 Diagram pareto menunjukkan bahwa penyebab utama timbulnya lost time pada proses packing adalah perbaikan pemanas heater mesin wrapping ruida yang digunakan dalam proses penyegelan sealing kemasan Tim Tam renceng 10.5 gram, proses pengaturan pisau pemotong pada mesin wrapping ruida, di mana pisau ini berfungsi untuk memotong rencengan Tim Tam setiap sepuluh pieces, tidak berfungsinya konveyor yang memasok Tim Tam menuju mesin wrapping ruida, dan kerusakan pada mesin peters sandwiching yang memproduksi biskuit lapis Pemanas pada mesin wrapping ruida merupakan faktor penting dalam proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram, khususnya dalam proses penyegelan kemasan sealing. Selain itu, panas yang dihasilkan juga dialirkan menuju pisau pemotong yang akan memisahkan rencengan Tim Tam setiap 10 pieces. Tidak berfungsinya pemanas pada mesin wrapping ruida akan menyebabkan proses pengemasan terhenti. Keadaan di lapangan menunjukkan panas yang dihasilkan ole pemanas sering kali berfluktuasi, hal ini selain berakibat pada tingginya waktu produksi yang hilang lost time juga menimbulkan banyak kehilangan produksi yang harus diproses ulang rewind scrap. Suhu pemanas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kemasan plastik Tim Tam renceng menjadi mengkerut dan proses penyegegelan kemasan menjadi tidak sempurna dan tidak memenuhi standar kualitas. Selain itu panas yang terlalu tinggi pada pisau pemotong akan menyebabkan rencengan Tim Tam menjadi mudah putus hingga menghasilkan rencengan Tim Tam yang tidak berjumlah sepuluh pieces tiap rencengnya. Tim Tam renceng dengan kondisi demikian akan dikemas kembali rewind melalui mesin wrapping ruida sehingga beban pekerjaan menjadi berlipat ganda untuk jumlah keluaran output yang sama. Proses produksi Tim Tam renceng 10.5 gram merupakan proses yang kontinu dari pembuatan biskuit lapis hingga pengemasan dalam karton – karton. Pada setiap proses produksi yang kontinu peran suatu tahapan proses Gambar 6 Penyebab Utama Timbulnya Waktu Pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram Sebelum Perbaikan Operasional 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 500 1000 1500 2000 T s et ti n g cut te r er ro r C o n v ey o r er ro r P et er s o ff P ro duc t ch an ge s In te rs h if t co ll is io n st uc k OPP e rr o r C le ani n g in … co di n g er ro r m et al det . E rr o r S ea ler er ro r A kum ul a si W akt u y an g Hi la n g W a k tu y a n g H il a n g m en it Penyebab Waktu Pengemasan yang Hilang 18 dan peran konveyor dalam mendistribusikan produk dari satu proses ke proses lainnya menjadi sangat vital. Tidak berfungsinya konveyor pada bagian pengemasan akan berdampak langsung pada terhentinya proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram. Tidak berfungsinya konveyor pada bagian pengemasan disebabkan karena sumbu putar konveyor yang kotor sehingga putaran sabuk konveyor conveyor belt menjadi terhambat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram merupakan proses yang tidak berdiri sendiri dependent, sehingga kelancaran proses – proses sebelum pengemasan menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram. Kerusakan pada mesin peters sandwiching secara otomatis akan menghentikan proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram karena kekosongan pasokan biskuit. Hal ini juga mempertegas bahwa perbaikan operasional tidak hanya perlu dilakukan pada proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram packing, tetapi juga pada proses pembuatan biskuit lapis sandwiching. Scrap Berbeda dengan proses pembuatan biskuit lapis, pada proses pengemasan Tim Tam renceng dihasilkan dua jenis kehilangan produksi, yaitu kehilangan produksi yang akan dibuang waste dan kehilangan produksi yang akan dikemas kembali rewind scrap. Kehilangan produksi yang akan dibuang waste berasal dari biskuit Tim Tam yang terjatuh ke lantai selama proses pengemasan, biskuit Tim Tam yang patah atau hancur karena proses pemotongan rencengan Tim Tam yang tidak sempurna sehingga mengenai badan biskuit, dan biskuit Tim Tam dengan lapisan coating yang mencair karena efek dari panas mesin wrapping ruida yang terlalu tinggi, sedangkan kehilangan produksi yang akan dikemas kembali rewind scrap berasal dari Tim Tam renceng yang tidak berjumlah sepuluh pieces tiap rencengnya dan Tim Tam renceng dengan kemasan yang tidak memenuhi standar kualitas mengkerut dan tidak ada kode produksi. Jumlah kehilangan produksi yang akan dibuang waste sangat kecil dibandingkan dengan kehilangan produksi yang akan dikemas kembali rewind scrap, sehingga dalam penelitian ini kehilangan produksi yang akan dibuang waste tidak diperhatikan karena dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap kapasitas produksi Tim Tam renceng 10.5 gram secara keseluruhan. Oleh karena itu, kehilangan produksi yang akan dibahas dalam bagian ini adalah kehilangan produksi yang akan dikemas kembali rewind scrap. Secara teoritis kehilangan produksi rewind scrap yang dihasilkan per mesin per shift kerja rata – rata sebesar 1,753 pieces Tim Tam renceng 4 karton atau 1.70 dari jumlah produksi total Tim Tam renceng per mesin atau secara keseluruhan kehilangan produksi yang dihasilkan oleh tiga mesin wrapping ruida adalah 5,259 pieces 12 karton atau 4.21 dari jumlah produksi total Tim Tam renceng. Adanya kehilangan produksi menyebabkan penurunan jumlah produksi Tim Tam renceng dari 233 karton menjadi 229 karton per mesin atau secara keseluruhan tiga mesin wrapping ruida dari 699 karton menjadi 687 karton , dengan kata lain telah terjadi penurunan produksi 19 sebesar 1.72 akibat kehilangan produksi pada proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram. Data kapasitas dan kehilangan produksi aktual pada mesin wrapping ruida sebelum dilakukannya perbaikan operasional menunjukkan bahwa waktu produksi yang hilang lost time dan kehilangan produksi rewind scrap dari mesin wrapping ruida merupakan faktor penting yang mempengaruhi kapasitas produksi Tim Tam renceng 10.5 gram, sedangkan kecepatan mesin wrapping ruida aktual saat ini bukan merupakan penyebabkan penurunan kapasitas produksi Tim Tam renceng 10.5 gram karena kecepatan mesin wrapping ruida aktual masih lebih tinggi dari kebutuhan dari target produksi yang ditetapkan. Namun, kecepatan mesin yang tinggi tanpa diimbangi dengan hasil produksi yang sesuai menunjukkan bahwa efisiensi proses pengemasan dengan mesin wrapping ruida masih rendah dan bisa ditingkatkan.. Secara keseluruhan, tingginya waktu produksi yang hilang dan kehilangan produksi menyebabkan penurunan kapasitas produksi dari 799 karton 383,520 pieces menjadi 682 karton 327,360 pieces per shift kerja. Nilai penurunan kapasitas ini setara dengan penurunan produksi sebesar 14.64 dari jumlah produksi teoritis maksimum biskuit lapis yang dihasilkan mesin peters sandwiching. 2.2 Perbaikan Operasional Proses Pengemasan Packing Tim Tam Renceng 10.5 gram Perbaikan operasional pada operasi mesin wrapping ruida telah dilakukan pada tanggal 20 Mei 2013 hingga 31 Mei 2013. Data laporan hasil perbaikan mesin wrapping ruida tidak dapat dipublikasikan dalam skripsi penelitian ini karena perbaikan operasional sendiri dilakukan oleh pihak distributor mesin dari China dan laporan perbaikan bersifat tertutup bagi kalangan tertentu. Namun, secara umum perbaikan operasional pada mesin wrapping ruida meliputi pergantian beberapa komponen yang telah melewati masa layak pakai dan sering mengalami kerusakan, seperti gear, as sumbu putar, bearing, pemanas, dan motor. Perbaikan operasional yang dapat diketahui tanpa melihat laporan hasil perbaikan operasional adalah penggunaan sistem pendingin ruangan baru. Sebelum perbaikan operasional, ruang pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram menggunakan pendingin ruangan dengan tipe AC split yang umum digunakan di perumahan dan perkantoran, sedangkan setelah perbaikan operasional telah digunakan pendingin ruangan tipe AC sentral yang umum digunakan di ruang produksi pabrik, pusat perbelanjaan, dan gedung – gedung bertingkat bersamaan dengan penggunaan AC split. Penggunaan sistem pendingin ruangan yang baru bertujuan untuk mendinginkan biskuit Tim Tam yang sudah dilapisi dengan cokelat cair untuk mencegah melelehnya lapisan cokelat tersebut. Melelehnya lapisan cokelat pada biskuit Tim Tam menyebabkan sabuk konveyor menjadi kotor dan lengket sehingga sering kali mengalami gangguan seperti macet dan tidak berputar dan berdampak pada meningkatnya waktu pengemasan yang hilang lost time, menghambat aliran biskuit menuju mesin wrapping ruida sehingga kehilangan produksi meningkat, dan mengotori mesin wrapping ruida. 20 Perbaikan ini diharapkan secara langsung dapat menurunkan jumlah kehilangan proses produksi scrap dan waktu produksi yang hilang lost time. 2.3 Proses Pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram Packing Setelah Perbaikan Operasional Pegukuran kapasitas dan kehilangan produksi aktual proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram setelah perbaikan operasional dilakukan pada shift 1 produksi selama enam hari, yakni pada tanggal 4 Juni 2013, 12 Juni 2013, 13 Juni 2013, 19 Juni 2013, 21 Juni 2013, dan 25 Juni 2013. Hasil pengukuran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20 s.d. Lampiran 25. Ringkasan singkat dari hasil pengukuran kapasitas dan kehilangan produksi aktual pada proses pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram packing dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini, sedangkan ringkasan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28. Kapasitas Pengemasan Setelah dilakukannya perbaikan operasional, mesin wrapping ruida dioperasikan dengan kecepatan rata – rata 305 pieces per menit. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan mesin wrapping ruida tidak perlu ditingkatkan lebih tinggi lagi untuk mencapai target produksi yang diinginkan dan kecepatan mesin bukanlah faktor yang menyebabkan penurunan kapasitas pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram. Peningkatan efisiensi pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram diharapkan dapat meningkat seiring dengan keluaran yang lebih tinggi setelah perbaikan operasional dengan kondisi lost time dan scrap yang lebih rendah. Perbandingan antara kapasitas aktual pengemasan Tim Tam renceng 10.5 gram sebelum dan setelah perbaikan operasional dapat dilihat pada Gambar 7. Tabel 9 Kapasitas dan Kehilangan Produksi Aktual pada Proses Pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram Setelah Perbaikan Operasional Parameter per machine Mean Wrapping Output pieces 305 Total Lost time minutes 57 Total Lost time 11.83 Total Lost time Output Loss cases 36 Total Packing Scrap pieces 799 Total Packing Scrap 0.64 Total Packing Scrap Output Loss cases 2 Calculated Output cases 802 Actual Output cases 808 21 Lost Time Setelah dilakukannya perbaikan operasional, waktu pengemasan yang hilang lost time per mesin per shift kerja mengalami penurunan dari rata – rata sebesar 119 menit atau 22.34 dari waktu produksi total 480 menit menjadi 57 menit atau 11.83 . Penurunan waktu produksi yang hilang berdampak pada penurunan kehilangan produksi akibat lost time dari rata – rata 74 karton menjadi 36 karton per mesin per shift kerja. Secara keseluruhan, perbaikan operasional telah berhasil mereduksi waktu produksi yang hilang sebesar 62 menit dan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 114 karton per shift kerja. Akumulasi data waktu produksi yang hilang lost time yang digunakan dalam pengolahan diagram pareto dapat dilihat pada Tabel 10, sedangkan perbandingan antara waktu pengemasan yang hilang sebelum dan setelah perbaikan operasional dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 7 Perbandingan antara Kapasitas Aktual Pengemasan Timtam Renceng 10.5 gram Sebelum dan Setelah Perbaikan Operasional 650 750 850 950 Wrapping Output Calculated Output Actual Output T in gka t Pr o duks i ka rt o n Parameter Produksi Sebelum Setelah Tabel 10 Akumulasi Data Waktu Produksi yang Hilang pada Proses Pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram Setelah Perbaikan Operasional Penyebab Waktu Pengemasan yang Hilang Frekuensi menit Frekuensi Akumulasi Cutter error 298.00 26.82 26.82 Intershift 230.00 20.70 47.51 Peters off 204.00 18.36 65.87 Product changes 90.00 8.10 73.97 OPP error 84.17 7.57 81.54 Stuck 84.13 7.57 89.11 Sealer error 37.00 3.33 92.44 Conveyor error 36.50 3.28 95.73 Collision 23.00 2.07 97.80 Metal det. Error 15.00 1.35 99.15 coding error 7.00 0.63 99.78 T setting 2.50 0.22 100.00 Cleaning in process 0.00 0.00 100.00 Total 1111.00 100 22 Scrap Setelah dilakukan perbaikan operasional pada lini pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram, kehilangan produksi rewind scrap yang dihasilkan per mesin per shift kerja rata – rata sebesar 869 pieces Tim Tam renceng 2 karton atau 0.70 dari jumlah produksi total Tim Tam renceng per mesin. Perbaikan operasional telah cukup baik mereduksi kehilangan produksi yang dihasilkan dalam proses pengemasan dari 12 karton menjadi 6 karton, atau dari 4.21 menjadi 2.1 . Perbandingan antara kehilangan produksi pengemasan Tim Tam renceng sebelum dan setelah perbaikan opersional dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 8 Perbandingan Waktu Produksi yang Hilang pada Proses Pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram Sebelum dan Setelah Perbaikan Operasional 200 400 600 T setting Cutter error Conveyor error Peters off Product changes Intershift Collision Stuck OPP error Cleaning in process Coding error Metal det. Error Sealer error Waktu Pengemasan yang Hilang menit P en y eb ab W akt u P en ge m as a n y an g Hi la n g Setelah Sebelum Gambar 9 Perbandingan antara Kehilangan Produksi Scrap Pengemasan Tim Tam Renceng 10.5 gram Sebelum dan Setelah Perbaikan Operasional 2 4 6 8 10 12 L im ba h P ro du ks i kar to n Sebelum Setelah 23

2.4 Uji Perbedaan Rata – Rata

Secara umum perbaikan operasional telah berhasil mereduksi kehilangan produksi dan waktu produksi yang hilang pada proses pengemasan Tim Tam renceng. Untuk mengetahui signifikansi dampak dari perbaikan operasional terhadap reduksi kehilangan produksi dan waktu produksi yang hilang maka dilakukan uji perbedaan rata – rata berpasangan paired sampel t-test terhadap kedua sampel tersebut. Kehilangan produksi pada proses pembuatan biskuit lapis dapat dilihat pada Tabel 11, sedangkan waktu produksi yang hilang pada proses pembuatan biskuit lapis dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan uji perbedaan rata – rata yang telah dilakukan, nilai probabilitas untuk kehilangan produksi dan waktu produksi yang hilang pada proses pembuatan biskuit lapis berturut – turut adalah 0.015 dan 0.044 di mana nilai ini kurang dari 0.05. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa terbukti secara meyakinkan bahwa terdapat perbedaan rata – rata skor kehilangan produksi maupun waktu produksi yang hilang yang signifikan sebelum dan setelah perbaikan operasional pada taraf kepercayaan 95 . Hasil uji perbedaan rata – rata terhadap kehilangan produksi dan waktu produksi yang hilang pada proses pembuatan biskuit lapis dapat dilihat pada lampiran 27 dan 28. Tabel 11 Kehilangan Produksi pada Proses Pengemasan Tim Tam Renceng Hari Ke- Kehilangan Produksi Sebelum Perbaikan Operasional Setelah Perbaikan Operasional 1 6 2 2 3 2 3 3 1 4 4 1 5 4 1 6 2 2 Tabel 12 Waktu Produksi yang Hilang pada Proses Pengemasan Tim Tam Renceng Hari Ke- Waktu Pengemasan yang Hilang Sebelum Perbaikan Operasional Setelah Perbaikan Operasional 1 70 73 2 132 79 3 122 41 4 50 38 5 118 43 6 225 68 24 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbaikan operasional pada proses produksi Tim Tam renceng 10.5 gram telah berhasil mereduksi waktu produksi yang hilang lost time dan kehilangan produksi scrap pada operasional produksi sehingga diperoleh peningkatan efisiensi produksi Tim Tam Renceng 10.5 gram. Penelitian menunjukkan bahwa reduksi lost time dan scrap dari proses produksi Tim Tam renceng memiliki korelasi yang positif dengan peningkatan kapasitas produksi Tim Tam renceng. Perbaikan operasional telah berhasil mengatasi masalah distribusi biskuit dan input krim pada proses pembuatan biskuit lapis, sedangkan pada proses pengemasan Tim Tam Renceng perbaikan operasional telah berhasil mengatasi masalah suhu pemanas dan konveyor mesin wrapping ruida. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, agar tercapai suatu proses produksi yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan berkelanjutan maka penulis merekomendasikan saran – saran sebagai berikut : 1. Pengamatan data kapasitas produksi aktual dari proses pembuatan Tim Tam renceng juga dapat dilakukan pada shift kerja lainnya shift 2 atau shift 3 agar data yang diperoleh lebih valid dan lebih mewakili proses produksi secara keseluruhan 2. Pengamatan data kapasitas produksi aktual dapat dilakukan oleh 2-3 orang untuk meringankan beban pengamat dalam berusaha memperoleh data yang benar – benar aktual dari proses produksi Tim Tam renceng 10.5 gram dan meningkatkan jumlah ulangan dari data yang diperoleh 3. Efisiensi proses produksi Tim Tam renceng tidak hanya ditentukan oleh kinerja mesin, peralatan, dan fasilitas lainnya, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan para pekerjanya, sehingga diperlukan suatu program untuk menjamin bahwa seluruh pekerja memiliki kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan untuk menopang target efisiensi produksi yang tinggi, dalam hal ini seharusnya dapat dihindari sistem tenaga kerja kontrak yang menimbulkan kebutuhan untuk pelatihan on the job training setiap kali terjadi pergantian pekerja kontrak yang berdampak pada penurunan efisiensi produksi 4. Tanggung jawab pekerja akan tercapainya target produksi harus lebih ditingkatkan, karena target produksi yang telah ditetapkan bukan hanya tanggung jawab dari supervisor produksi, namun juga merupakan tanggung jawab seluruh pekerja di bagian produksi 5. Agenda untuk pemeliharaan mesin maintenance yang sudah dijadwalkan harus dapat dimanfaatkan jauh lebih baik, dalam hal ini maintenance seharusnya tidak hanya berfokus untuk membersihkan dan mengondisikan mesin secara rutin, tetapi juga dimanfaatkan untuk mengatasi masalah – masalah yang teridentifikasi selama proses produksi, sehingga permasalahan pada alur produksi dapat dicegah sedini mungkin 25 6. Komunikasi antar pekerja dari 4 grup produksi, maupun antar departemen produksi, operation improvement, HRD, RnD, QA, dsb harus dilakukan secara intensif untuk membahas masalah – masalah yang ditemui pada proses produksi DAFTAR PUSTAKA Arifin, Imamul. 2007. Membuka Cakrawala Ekonomi. Bandung: PT Setia Purna Inves Besterfield D. 1990. Quality Control. New Jersey: Prentice Hall, Cl Domingo, R.T. 2005. Identifying and Eliminating The Seven Wastes or Muda International Journal of Economics, Finance, and Management Sciences. Vol. 1, No. 2, 2013, pp. 68-80 Fellows, P. 2000. Food Processing Technology : Principles and Practice, 2 nd edition. New York : CRC Press Gaspersz, Vincent. 2005. Ekonomi Manajerial - Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta : Gramedia Hines, Peter and Rich, Nick. 1997. The Seven Value Stream Mapping Tools. International Journal of Operations Production Management, Vol. 17 Iss: I pp. 46-64 Koswara, Sutrisno. 2012. Modul Praktikum Aplikasi Komputer : Analisis Data dengan SPSS 15. Bogor : IPB Kanawaty, George. 1992. Introduction to Work Study. Geneva : International labour organization Narotama. 2012. Pengembangan Informasi Nilai Gizi Pangan Produk Biskuit, Cookies, Crackers, Wafer, dan Wafer Stik untuk Tujuan Klaim Produk di PT Arnott’s Indonesia. Skripsi. Institut Pertanian Bogor Toledo, Romeo T. 2007. Fundamentals of Food Process Engineering, 3 th edition. Athens : Aspen Publishers Pereira, Ron. 2009. The Seven Wastes. iSixSigma Magazine Vol. 5, No. 5