Warna Penentuan Kondisi Proses pada Tahap Conditioning

24 kerapatan semakin tinggi sehingga sinar yang datang akan dibiaskan mendekati garis normal.

d. Putaran Optik

Setyaningsih 2013 menyatakan bahwa suatu senyawa dikatakan optis aktif bila senyawa tersebut memiliki atom karbon asimetris, yaitu atom karbon yang mengikat empat atom atau molekul yang berbeda. Perbedaan atom dan molekul yang terikat pada atom karbon akan menyebabkan elektronegativitas yang digambarkan oleh besar polaritas dan ikatan kimia, sehingga menghasilkan momen dwikutub yang akan memutar bidang terpolarisasi ke arah kanan detrorotary dan ke arah kiri levorotary. Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada Tabel 10, Tabel 11, dan Tabel 12 maka fraksi kaya sitronelal, sitronelol, dan geraniol pada kondisi proses dengan rasio refkuls 10:10 memenuhi syarat SNI 06-0026-1987 dan SNI 06-0027-1987. Fraksi kaya sitronelal cenderung memutar bidang terpolarisasi ke kanan dan fraksi kaya sitronelol dan geraniol cenderung memutar bidang terpolarisasi ke arah kiri.

e. Kelarutan dalam Alkohol

Fraksi kaya sitronelal, sitronelol, dan geraniol larut dalam alkohol dengan perbandingan 1:1 jernih dan seterusnya.Menurut Guenther 2006, banyak minyak atsiri larut dalam alkohol dan jarang yang larut dalam air, sehingga kelarutannya dapat dengan mudah diketahui dengan menggunakan alkohol pada berbagai tingkat konsentrasi. Konsentrasi alkohol yang sering digunakan yaitu 50 - 60 - 70 - 80 - 95 dan kadang-kadang 65 - 75 . Minyak yang kaya akan komponen oxygenated lebih mudah larut dalam alkohol daripada yang kaya akan terpen. Berdasarkan data hasil analisis kelarutan dalam alkohol pada Tabel 10, Tabel 11, dan Tabel 12, maka fraksi kaya sitronelal, sitronelol, dan geraniol telah memenuhi syarat SNI 06-0026-1987 dan SNI 06-0027-1987. Kelarutan dalam alkohol dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya pemalsuan pada minyak atsiri, karena terkadang bahan pemalsu tersebut terpisah dari minyak.Kelarutan minyak juga dapat berubah karena pengaruh umur. Hal ini disebabkan karena proses polimerisasi menurunkan daya kelarutan, sehingga untuk melarutkannya diperlukan konsentrasi alkohol yang lebih tinggi. Kondisi penyimpanan yang kurang baik dapat mempercepat proses polimerisasi, di samping itu, faktor lain seperti cahaya, udara, dan adanya air biasanya menimbulkan pengaruh yang tidak baik. Kelarutan minyak atsiri lebih baik disebabkan karena proses aging Guenther 2006.

f. Bilangan Asam

Sebagian besar minyak atsiri mengandung sejumlah kecil asam bebas Guenther 2006. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH 0.1 N yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Analisis bilangan asam ini dapat menjadi suatu cara untuk memantau seberapa jauh reaksi hidrolisis telah terjadi dan untuk menentukan tingkat kerusakan akibat reaksi hidrolisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa bilangan asam tertinggi dihasilkan oleh fraksi kaya sitronelol. Semakin tinggi bilangan asam menunjukkan semakin banyak asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram sampel. Jika dibandingkan dengan SNI 06-0026-1987, maka fraksi kaya sitronelal masih sesuai dengan SNI, yaitu 2.7993 dan syarat SNI adalah 3. 25 Bilangan asam suatu minyak atsiri bertambah bila umur simpan minyak bertambah, terutama bila cara penyimpanan minyak kurang baik. Proses seperti oksidasi aldehida dan hidrolisa ester akan menambah bilangan asam. Minyak yang telah dikeringkan dan dilindungi dari udara dan sinar mempunyai jumlah asam bebas yang relatif kecil Guenther 2006. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Komponen-komponen utama dari minyak sereh wangi yang berupa sitronelal, sitronelol, dan geraniol dapat dipisahkan menggunakan distilasi fraksinasi vakum.Variasi rasio refluks dapat digunakan untuk mempertajam perolehan komponen sitronelal, sitronelol, dan geraniol tersebut. Rasio refluks yang lebih tinggi 30:1 menghasilkan komponen sitronelal, sitronelol, dan geraniol yang semakin baik daripada saat digunakan rasio refluks yang lebih rendah 10:1 pada proses conditioning. Kondisi proses terbaik diperoleh pada perlakuan rasio refluks 10:10 dengan perolehan kadar sitronelal sebesar 90.670 dengan volume 620 ml pada fraksi kaya sitronelal, sitronelol sebesar 41.101 dengan volume 160 ml pada fraksi kaya sitronelol, dan geraniol sebesar 53.581 dengan volume 500 ml pada fraksi kaya geraniol. Kondisi proses dengan rasio refluks 10:10 dapat menghasilkan tingkat kemurnian yang tinggi, waktu proses yang singkat, serta tidak beresiko terjadi loss yang besar. Hasil analisis sifat fisik dan kimia pada fraksi kaya sitronelal, sitronelol, dan geraniol telah sesuai dengan syarat SNI 06-0026-1987 dan SNI 06-0027-1987, sehingga produk yang dihasilkan pada penelitian ini sudah layak diperdagangkan di Indonesia. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variasi rasio refluks pada proses distilasi fraksinasi vakum untuk pemisahan komponen sitronelal, sitronelol, dan geraniol. Variasi rasio refluks hendaknya dilakukan pada saat pengambilan fraksi sitronelal, fraksi sitronelol, dan fraksi geraniol agar perolehan komponen yang diinginkan menjadi semakin tajam. Peningkatan konsentrasi sitronelol dan geraniol juga dapat ditingkatkan dengan me-redistilasi campuran fraksi kaya sitronelol dan geraniol.