Hasil prediksi signal peptida lipase SP
DAFTAR SINGKATAN
6 APA : Asam 6-amino penilsilanat
CCD : Central Composite Design
LPS : Lipopolisakarida
Larutan CI : Larutan Chloroform Isoamyl alcohol
Larutan PCI : Larutan Phenol Chloroform Isoamyl alcohol Larutan PDAB: Larutan p-dimethylamino-benzaldehyde
LB : Luria Bertani
LB cair-tet : Luria Bertani cair yang ditambah 1 tetrasiklin 12.5 mgmL
LB padat-tet : Luria Bertani padat yang ditambah 1 tetrasiklin 12.5 mgmL MCS
: Multiple Cloning Site OD
: Optical Density PAc
: Penicillin Acylase Penisillin Asilase PCR
: Polymerase Chain Reaction Pen-G
: Penisilin G pMMbtpac-bd1 : Plasmid pMM1525 rekombinan yang disisipkan gen btpac-bd1
RSM : Response Surface Methodology
Tc : Tetracyclin
Xyl
A
: Promotor Xilose A Xyl
R
: Xylose Dependent Repressor
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Antibiotika yang paling banyak digunakan sekitar 19 dari pasar antibiotik dunia adalah penisilin G Pen-G Parmar et al. 2000. Pen-G bekerja dengan
menghambat kerja enzim transpeptidase sehingga pembentukan peptidoglikan dinding sel bakteri tidak terjadi pada fase produksi Madigan et al. 2003. Saat ini
penggunaan penisilin telah mengarah pada resistensi patogen karena digunakan dalam jumlah besar dan secara terus-menerus. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa bakteri patogen dapat memproduksi enzim
β-laktamase yang mampu menghidrolisis cincin β-laktam menjadi penisilin yang tidak aktif penicilloic
acid Navarro et al. 2004. Selain itu, pen-G merupakan antibiotik yang sensitif terhadap β-laktamase dan tidak stabil terhadap asam sehingga menimbulkan alergi
pada beberapa penggunanya Madigan et al. 2005. Oleh karena itu, dikembangkan antibiotik-antibiotik turunan pen-G melalui modifikasi struktur
penisilin dengan membentuk produk penisilin semisintetik yang memiliki sifat- sifat yang lebih baik dari pada penisilin alami agar efektifitas antibiotik ini dapat
diperoleh kembali Wilson 1982; Hammond 1978.
Dalam industri, enzim yang dapat menghidrolisis Pen-G adalah penicillin G acylase PGA atau penisilin asilase PAc yang bekerja dengan memutus
ikatan amida pada rantai samping sehingga menghasilkan inti molekul penisilin atau asam 6-amino penilsilanat 6-APA Wilson 1982; Greenwood 1995. Zat 6-
APA merupakan bahan baku utama untuk produksi penisilin semisintetik seperti metilsilin, ampisilin dan amoksisilin
serta inhibitor β-laktamase asam klavulanat Wilson 1982. Ampisilin dan amoksisilin adalah antibiotik yang dapat bekerja
pada membran sel bakteri gram positif maupun negatif. Zat 6-APA dapat diproduksi melalui proses fermentasi, hidrolisis penisilin secara kimiawi, dan
enzimatik. Proses hidrolisis pen-G menjadi 6-APA menggunakan enzim PAc dijadikan pilihan karena mudah dilakukan dan paling menguntungkan Crueger
dan Crueger 1984; Shewale dan Sivaraman 1989; Carrington 1971.
Langkah awal yang dilakukan untuk menghidrolisis pen-G menjadi 6-APA diperlukan enzim PAc. Peningkatan produksi PAc banyak dilakukan melalui
optimasi rekayasa genetika dan optimasi bioproses berdasarkan komposisi media atau kondisi kultivasi. Penggunaan teknik rekayasa genetika telah berhasil
mengembangkan strain yang menghasilkan PAc dalam jumlah besar, yaitu dengan teknologi DNA rekombinan dengan cara kloning gen pac ke dalam plasmid.
Teknologi DNA rekombinan memungkinkan untuk mengubah urutan-urutan tertentu yang berkaitan dengan pengendalian ekspresi gen secara tepat dan terarah.
Bakteri gram negatif penghasil enzim PAc adalah Escherichia coli Cole 1969, Kluyvera citrophila Barbero et al. 1986, Providencia rettgeri Proteus
rettgeri Klei et al. 1995 dan Alcaligenes faecalis Verhaert et al. 1997. Sedangkan bakteri gram positif berasal dari golongan Arthrobacter viscosus
Ohashi et al. 1989 dan Bacillus megaterium Chiang dan Bennet 1967. Selain B. megaterium, bakteri gram positif lain yang berpotensi dan dapat dieksplorasi
untuk memproduksi enzim PAc adalah B. thuringiensis serovar Huazhongensis BGSC galur 4 CC1, 4 BD1, 4 AJ1 dan 4 AW1. Berdasarkan data sekuens genom
yang tersedia di GenBank keempat galur B. thuringiensis tersebut memiliki gen
2 penyandi enzim PAc. Hasil analisa mikrobiologi menggunakan Serratia
mercescens menunjukkan keempat galur B. thuringiensis tersebut menghasilkan enzim PAc yang mampu menguraikan Pen-G Nurhayati 2009.
Namun bakteri yang memproduksi enzim PAc secara komersial adalah E.coli dan B. megaterium Vandamme dan Voets 1974. B. megaterium dengan
aktivitas protease ekstraseluler yang relatif rendah telah dikembangkan sebagai sel inang untuk produksi protein rekombinan Wittchen dan Meinhart 1995.
Berbeda dengan ekspresi protein rekombinan pada E. coli yang biasanya terjadi secara intraseluler, ekspresi pada B. megaterium dapat dilakukan secara
ekstraseluler, menggunakan vektor ekspresi yang tepat misalnya yang dilakukan oleh Malten et al. 2006. Berbeda dengan ekspresi intraseluler di E. coli,
proses panen dilakukan dengan sentrifugasi dingin karena sekresi protein langsung ke media kultivasi sehingga tahap lisis sel dengan sonikasi seperti
pada E.coli tidak perlu dilakukan Hammond 1978. Kekurangan E. coli lain adalah keberadaan lipopolisakarida LPS sebagai salah satu komponen membran
luar pada bakteri gram negatif yang bersifat racun bagi manusia endotoksin.
Kloning gen pac diamplifikasi dari DNA genom B. thuringiensis BGSC BD1. Produk amplifikasi Polymerase Chain Reaction PCR yaitu gen btpac-bd1
disisipkan ke DNA plasmid pMM1525 dengan menghilangkan sinyal peptida di dalam plasmid. Hal ini dilakukan karena berdasarkan urutan DNA gen btpac-bd1,
diduga enzim PAc yang dihasilkan telah memiliki sinyal peptida sendiri yang mengarahkan untuk sekresi protein rekombinan keluar sel. Hasil konstruksi
plasmid rekombinan diberi nama pMMbtpac-bd1 Nurhayati 2009.
Menurut Yang et al. 2006, B. megaterium YYBm1 menghasilkan PAc tertinggi dengan penambahan xilosa 0.5 dan 2.5 mM CaCl
2
. Pemanfaatan xilosa dapat mendorong promotor xylA untuk meningkatkan produksi enzim
rekombinan yang lebih tinggi Yang et al. 2006. Ion Ca
2+
merupakan kation bivalen yang merupakan modulator positif yang menyebabkan perubahan
konformasi sisi katalitik enzim, yang mempermudah interaksi dengan substrat sehingga meningkatkan aktivitas katalitik enzim Susanti 2003. Kasche et al.
2005 menambahkan bahwa Ca
2+
adalah kofaktor untuk transportasi membran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Yang et al. 2006 salah satunya
adalah metode penelitian. Berbeda dengan penelitian Yang et al. 2006 yang melakukan penelitian dengan metode diskrit dengan melakukan percobaan
berulang-ulang, penelitian ini menggunakan teknik optimasi menggunakan metode permukaan respon Response Surface Methodology atau RSM melalui
software Design-Expert yang menggunakan bantuan model statistika dan matematika untuk mengetahui respon dari kombinasi yang dilakukan. Oleh karena
itu, permasalahan utama dalam penelitian ini adalah belum diperolehnya konsentrasi xilosa dan CaCl
2
serta waktu kultivasi optimal pada produksi PAc. Tujuan dari optimasi adalah untuk meminimumkan usaha yang diperlukan atau
biaya operasional dan memaksimumkan hasil yang diinginkan. berbeda dengan metode diskrit dengan melakukan percobaan berulang-ulang, penggunaan RSM
melalui
software Design-Expert
dapat meningkatkan
keakuratan dan
meminimalisasi terjadinya kesalahan. Dalam optimasi ini, permasalahan akan diselesaikan untuk untuk meningkatkan keakuratan, meminimalisasi kesalahan
dan mendapatkan hasil sesuai dengan batasan yang diberikan Box dan Draper 2007.
3
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah kultur stok bakteri B. megaterium btpacBD1 masih mengandung gen bt-pacbd1
2. Bagaimana pengaruh besarnya kombinasi konsentrasi xilosa dan CaCl
2
terhadap kultivasi produksi enzim PAc rekombinan 3. Bagaimana pengaruh komposisi media terpilih saat dilakukan kultivasi pada
skala bioreaktor 4. Kapan waktu kutivasi terbaik untuk proses panen enzim PAc
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeteksi keberadaan gen btpac-bd1
2. Mendapatkan komposisi media kultivasi optimal untuk produksi enzim PAc rekombinan berdasarkan konsentrasi xilosa dan CaCl
2
dengan metode Central Composite Design CCD
3. Memproduksi enzim PAc rekombinan pada skala bioreaktor 4. Mendapatkan waktu panen enzim PAc terbaik
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk menghasilkan enzim PAc rekombinan yang dapat menghidrolisis antibiotik Pen-G sehingga menghasilkan zat 6-APA
yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan penisilin semisintetik yang memiliki sifat dan kualitas yang lebih baik dari penisilin alami.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian seleksi dan optimasi media kultivasi untuk produksi enzim PAc oleh B. megaterium btpacBD1 rekombinan adalah sebagai
berikut: 1. Penyiapan inokulum meliputi peremajaan sel pada media Luria Bertani
padat yang ditambahkan tetrasiklin 12.5 mgmL sebanyak 1 LB padat- tet dan persiapan prekultur pada media LB cair-tet sebagai media seleksi.
2. Pembuktian keberadaan gen btpac-bd1 dilakukan dengan seleksi B. megaterium btpacBD1 dengan marka genetik, ekstraksi plasmid
pMMbtpac-bd1 dan Polymerase Chain Reaction PCR 3. Kultivasi produksi PAc menggunakan metode CCD dilakukan di inkubator
kocok di dalam baffled erlenmeyer 500 mL dengan volume kerja 100 mL LB cair-tet pH 7 pada suhu 2
8o
C dan agitasi 180 rpm selama 48 jam. 4. Kultivasi produksi PAc dengan bioreaktor berkapasitas 10 liter dengan
volume kerja 5 Liter media hasil optimasi CCD pH 7 pada suhu 28
o
C dan agitasi 150 rpm dengan aerasi 1 vvm selama 60 dan 48 jam.
5. Analisa parameter produksi yang meliputi Optical Density OD, aktivitas enzim PAc UmL, kadar protein mgmL dan aktivitas spesifik enzim
PAc Umg dilakukan setiap 6 jam.
4
2 TINJAUAN PUSTAKA
Penisilin G
Penisilin G Pen-G dikenal sebagai benzilpenisilin yang merupakan substrat dari enzim PAc untuk pengujian aktivitas enzim. Pen-G berbentuk garam
kalium atau natrium yang berupa bubuk putih sampai sedikit kuning, tidak berbau, agak higroskopis relatif stabil di udara. Penisilin dapat menjadi non aktif apabila
terkena pengaruh panas, sistein, NaOH, penicilinase enzim yang terdapat dalam banyak bakteri yang dapat merusak penisilin dan asam hidroklorat. Zat lain yang
dapat merusak Penisilin antara lain adalah logam-logam berat seperti Cu, Ag, Fe, dan Zn Sarah 2002.
Pen-G merupakan suatu antibiotika yang tidak dapat diberikan melalui mulut karena sifatnya yang tidak stabil dengan asam hidroklorat di lambung,
bekerja pada lingkup kerja yang sempit hanya efektif pada bakteri gram positif. Bakteri patogen yang resisten terhadap pen-G adalah Staphylococcus,
Streptococcus, Enterococcus, Pneumococcus, B. antrachis, B. substilis, B. diptheria, Listeria monocytogenes, Clostridia, Gonococcus dan Meningococcus
Wattimena et al. 1991 dan juga dapat menimbulkan alergi gatal-gatal serta reaksi efek samping yang menyebabkan penyakit diare dan superinfeksi dari
kandidiasis. Selain itu pen-G juga sangat sensitif terhadap e
nzim β-laktamase yang dapat memutus ikatan pada cincin
β-laktam. Sifat dari antibiotika ini akan hilang jika cincin terputus karena β-laktamase, karena proses penghambatan
enzim transpeptidase pada pembentukan lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri tidak dapat terjadi. Selain itu, munculnya resistensi bakteri terhadap antibiotika
dipengaruhi oleh adanya gen resistensi yang terdapat dalam plasmid, transposon, atau dalam kromosom bakteri Morin dan Gorman 1995; Madigan et al. 2003.
Penisilin Asilase PAc, EC 3.5.1.11
Penisilin asilase PAc dikenal sebagai penisilin amidase, penisilin transferase dan penisilin amidohidrolase dengan nomor golongan enzim EC
3.5.1.11 Berdasarkan jenis substrat yang dihidrolisis, enzim ini terbagi menjadi: 1 penisilin G asilase yaitu dengan substrat benzilpenisilin; 2 penisilin V asilase
yaitu dengan substrat fenoksimetilpenisilin; 3 Ampisilin asilase yaitu dengan substrat D-
α aminobenzilpenisilin ampisilin. Enzim ini dapat dihasilkan oleh E. coli secara intraselular. Pada gram positif enzim ini dihasilkan oleh B. megaterium
dan Micrococcus roseus. Pada B. megaterium, PAc ini dihasilkan secara ekstraselular Chiang dan Bennet 1967; Huber et al. 1972; Vandamme 1973;
Meevotisom et al. 1983.
5
Gambar 1. Reaksi hidrolisis penisilin G dengan enzim PAc Rajendhran et al. 2004
Xilosa
Xilosa disebut gula kayu karena merupakan senyawa gula yang pertama kali diisolasi dari kayu. Rumus kimia xilosa adalah C
5
H
10
O
5
dengan berat molekul 150,13 gmol dan titik leleh 144
– 145
°
C. Xilosa merupakan salah satu penyusun utama dari hemiselulosa, yang terkandung sekitar 30 dalam tanaman. D-xilosa
dapat diperoleh melalui hidrolisis hemiselulosa xilan baik secara enzimatis maupun asam. Xilosa diklasifikasikan sebagai monosakarida tipe aldopentosa
yang memiliki 5 atom karbon dan satu gugus aldehid.
Kalsium klorida CaCl
2
Kalsium klorida merupakan tipe ion halida yang terdiri dari kalsium Ca dan klorin Cl. Garam ini berwarna putih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
mudah terbakar. Kalsium klorida dapat berfungsi sebagai sumber ion kalsium dalam larutan yang mudah larut dalam air tidak seperti senyawa kalsium lain.
Zat ini dapat berguna untuk menggantikan ion dari larutan. Hasil penelitiam Yang et al. 2006 menunjukkan bahwa penambahan CaCl
2
sebesar 2.5 mM akan meningkatkan biomassa dari B. megaterium YYBm1 dan biomassa akan menurun
jika ditambahkan CaCl
2
sebesar 5 mM. Ion Ca
2+
merupakan kation bivalen yang merupakan modulator positif yang menyebabkan perubahan konformasi sisi
katalitik enzim, yang mempermudah interaksi dengan substrat sehingga meningkatkan aktivitas katalitik enzim Susanti 2003. Hal ini berdasarkan
penelitian Duggleby et al. 1995 yang menunjukkan bahwa Ca
2+
mempengaruhi formasi dari enzim PAc aktif. Hal ini diperkuat oleh Kasche et al. 2005: Ignatova
et al. 2005 yang menyatakan bahwa Ca
2+
adalah kofaktor untuk translokasi membran yang berperan dalam pelipatan dan pematangan enzim di periplasma.
Bacillus megaterium dalam Sistem Ekspresi Protein Rekombinan
Bakteri gram positif B. megaterium mempunyai kelebihan untuk produksi protein rekombinan karena tidak memproduksi protease alkalin ekstraseluler yang
memungkinkan sebuah sistem kloning yang sangat baik dan ekspresi dari protein asing tanpa adanya degradasi dan dinding sel yang bebas dari endotoksin
Meinhardt et al. 1989; Rygus dan Hillen 1991.
6 Kloning gen pac dari DNA B. thuringiensis BGSC BD1 btpacBD1
dilakukan dengan menyisipkannya ke dalam B. megaterium MS941 menggunakan DNA plasmid pMM1525 untuk membentuk konstruk plasmid DNA
rekombinan pMMbtpac-bd1 Nurhayati 2009. Tahap dasar proses kloning adalah memasukkan fragmen DNA asing dengan ukuran yang spesifik ke dalam vektor
dan dimasukkan ke dalam sel inang. Vektor ekspresi memiliki elemen genetik yang dapat mengkontrol proses transkripsi, translasi dan sekresi protein
rekombinan yang akan diekspresikan dalam sel inang. Vektor memiliki sekuen pengatur transkripsi dan translasi gen asing untuk dapat mengekspresikan protein
rekombinan Glick dan Pasternak 2003; Sambrook dan Russell 2001.
Plasmid pMM1525 adalah suatu shuttle vector E.coli dan Bacillus yang dirancang untuk mengekspresikan gen asing, sehingga dapat dikenali oleh sel
inang B. megaterium. Vektor ini dilengkapi dengan sinyal peptida yang memungkinkan disekresikannya enzim rekombinan keluar sel ekstraseluler.
Selain itu, adanya sekuens 6x His-tag membuat protein rekombinan dapat dideteksi dan dipurifikasi dari hasil ekspresi gen. Plasmid pMM1525 juga
mengandung gen xylose-dependent repressor xylR yang merupakan gen pengkode protein represor yang akan menghambat transkripsi gen pac jika tidak
terdapat xilosa Dengan adanya gen xylR, protein represor yang dihasilkan akan semakin banyak, sehingga pengontrolan ekspresi gen juga akan semakin kuat.
Setelah ditambahkan suatu induser yang berupa xilosa, maka xylose repressor pada plasmid akan dibebaskan dengan menginaktivasi protein represor dengan
cara berikatan dengan protein represor tersebut. Protein represor yang tidak aktif tidak dapat berikatan dengan operator sehingga RNA polimerisase sel inang B.
megaterium akan mentranskripsi sekuen gen yang berada di bawah sekuen promotor xylA yang memungkinkan terjadinya transkripsi gen pac jika diinduksi
oleh xilosa. Hasil transkripsi tersebut kemudian ditranslasi menjadi protein rekombinan yang diinginkan MoBiTec 2007.
Gambar 2. Plasmid pMM1525 MoBiTeC 2007 Plasmid pMM1525 berupa DNA ekstrakromosomal bakteri yang berupa
lingkaran heliks ganda, untuk membentuk konstruk plasmid DNA rekombinan
7 yang dirancang sebagai vektor ekspresi yang baik untuk sel prokariot. Plasmid
pMM1525 Gambar 4 mempunyai : 1 Promotor xlyA P
xlyA
untuk dikenali oleh RNA polimerase Bacillus megaterium; 2 Sekuen operator xyl untuk
meningkatkan pengikatan terhadap protein represor; 3 Gen xylR untuk mengkode protein repressor; 4 Multiple cloning site MCS yang dapat didigesti
oleh berbagai enzim-enzim restriksi antara lain BsrGI dan Xmal sehingga beberapa pilihan enzim tersedia untuk menginsersikan gen pada posisi ini; 5
Ribosome binding site RBS untuk meningkatkan laju translasi; 6 pBRColE1 untuk titik replikasi; 7 Gen Tet
R
Bac untuk penyandi gen resistensi tetrasiklin Bacillus; 8 Gen Tet
R’
, Tet R
”
untuk gen penyandi resistensi terhadap antibiotik tetrasiklin 9; Gen Amp
R
untuk gen penyandi resistensi ampisilin; 10 Sekuen purifikasi tag 6xHis, Strep or strep6xHis-double untuk deteksi dan purifikasi
protein rekombinan yang dihasilkan MoBiTec 2007.
Produksi Enzim PAc
Mikroorganisme penghasil PAc dapat beradaptasi dengan variasi komposisi media dan parameter kultivasi yang cocok. Untuk mengoptimasi
produksi PAc, kondisi kultivasi dengan mengubah parameter yang saling terkait telah dilakukan Liu et al. 2000; Maresova et al. 2001 dan berbagai komponen
yang dibutuhkan seperti nutrien, sumber karbon dan sumber nitrogen juga telah dilakukan di jenis bakteri yang berbeda Pinotti et al. 2000; Rajendhran et al.
2002, 2003; Yang et al. 2006; Leonita 2013; Putri 2013. Upaya peningkatan produktivitas PAc dari Bacillus megaterium ATCC 14945 masih terus dilakukan
salah satunya melalui rekayasa genetika Panbangred et al. 2000; Yang et al. 2006; Cecchini et al. 2007; Nurhayati 2009.
Hasil penelitian Rao dan Garcia 1997 menunjukkan bahwa produksi PAc oleh K. citrophila dan diinduksi oleh PAA terbukti mengalami represi katabolit
oleh sumber karbon yang menggunakan glukosa. Menurut Szentirmai 1964, produksi PAc meningkat jika senyawa penginduksi PAA ditambahkan ke dalam
media pertumbuhan, tetapi produksi akan terhambat jika bakteri ditumbuhkan dalam media yang mengandung nutrisi yang dapat langsung diproses untuk
metabolisme seperti glukosa, fruktosa dan gliserol. Menurut Valle et al. 1991, B. megaterium mungkin menghasilkan PAc ekstraseluler untuk mendegradasi PAA
yang dapat digunakan sebagai sumber karbon. Namun represi katabolit tidak terjadi pada produksi enzim PAc oleh B. megaterium btpacBD1. Berdasarkan
hasil penelitian Leonita 2013 yang menggunakan modifikasi media produksi Rajendhran et al. 2002 yaitu tanpa penggunaan senyawa PAA sebagai induser
melaporkan bahwa aktivitas spesifik optimal oleh B. megaterium btpacBD1 adalah sebesar 1018.83 Umg selama 36 jam kultivasi dengan penambahan xilosa
4 pada media kompleks. Hasil penelitian Rajendhran et al. 2003 menunjukkan bahwa aktivitas spesifik optimal oleh strain Bacillus sp. adalah 10.1 Umg selama
16 jam kultivasi fase stasioner. Mardiah et al. 2010 melaporkan bahwa enzim PAc dapat diproduksi dari bakteri B. megaterium NRLL B-1368 pada media cair
yang ditambah induser asam fenil asetat PAA setelah 12 jam kultivasi sebanyak 1.5 gL media. Aktifitas enzim PAc sebesar 9.978 UmL dan aktifitas spesifik
1.2316 Umg protein selama 48 jam.
8 Tabel 1. Penelitian produksi PAc
Metode Penelitian
Bakteri Non Bakteri
Tipe liar Rekombinan
Tipe liar Diskrit
Acevedo dan Cooney 1973
Panbangred et al. 2000 Mardiah et al.
2010 Rao dan Garcia 1997
Liu et al. 2000 Moeis et al. 2000
Maresova et al. 2001 Pinotti et al. 2000
Yang et al. 2006 Agustien et al. 2008
Cecchini et al. 2007 Supartono et al. 2003
Leonita 2013 Ignatova et al. 2005
Putri 2013 Supartono et al. 2008
Savidge 1986 El Enshasy et al. 2009
Mardiah et al. 2010 RSM
Rajendhran et al. 2002 Putri 2014
Rajendhran et al. 2003
Rancangan Optimasi Media
Metode optimasi untuk rancangan percobaan statistik yang paling umum digunakan adalah Response Surface Methodology RSM. Dengan RSM suatu
model empiris dibangun berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan yang telah dirancang sebelumnya. Central composite design diperkenalkan oleh Box
dan Wilson pada tahun 1951 yang merupakan suatu rancangan yang terdiri dari rancangan faktorial tingkat dua dengan dua level tertinggi dan terendah
ditambah dengan beberapa titik yang memungkinkan untuk meramalkan adanya efek interaksi antar faktor yang dicoba. Kelompok titik tambahan yang pertama
disebut starting point yang merupakan matriks bujur sangkar yang diagonal utamanya bernilai ± 2k4, dimana k adalah jumlah faktor yang dioptimasi.
Sedangkan kelompok titik tambahan kedua disebut center point yang merupakan kombinasi dari semua titik tengah faktor yang akan dioptimasi. Central composite
design banyak digunakan peneliti untuk merancang percobaan optimasi setelah faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap hasil akhir yang diinginkan
diketahui melalui percobaan berdasarkan rancangan faktorial yang lain Box dan Draper 2007.
3 METODE
Ruang lingkup penelitian yang dilakukan meliputi tahap pembuktian keberadaan gen btpac-bd1, persiapan inokulum, optimasi xilosa dan CaCl
2
dengan
CCD dan uji coba skala bioreaktor Gambar 3.
9
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan selama 12 bulan mulai bulan Maret 2013 sampai dengan Maret 2014 di Laboratorium Pengembangan Teknologi Industri Agro dan
Biomedika LAPTIAB, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT, Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.
Bahan
Mikroorganisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri rekombinan Bacillus megaterium btpacBD1 yang berasal dari kultur koleksi
Laboratorium Teknologi Bioindustri LTB-BPPT. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah SET buffer, lisozim.
NaOH-SDS segar, kalium asetat 5M dingin, larutan PCI phenol: chloroform: iso amyl alcohol, larutan CI chloroform: iso amyl alcohol, larutan isopropanol,
etanol 70, DNAse, gel agarosa 1 dan larutan EtBr.
Mix PCR yang terdiri dari primer xyl 3 10 M, primer xyl 4 10 M, 10x
KAPA Buffer B with Mg
2+
, dNTP, KAPA Tag polymerase, hasil ekstraksi sel dan ddH
2