Berdasarkan tabel dapat disimpulakan bahwa untuk tahun 2005 Perubahan Harga saham tertinggi terdapat pada Bank Swadesi sebesar 47, 39, nilai
Perubahan Harga saham terendah adalah Bank Mayapada International sebesar 8,21. Untuk tahun 2006, nilai Perubahan Harga saham tertinggi dimiliki oleh
Bank Swadesi sebesar 51,12 dan nilai Perubahan Harga saham terendah adalah Bank Victoria sebesar 7,29 dan jika kita melihat pada tahun 2009, nilai Perubahan
Harga saham terdapat pada Bank Swadesi sebesar 47,07 dan nilai Perubahan Harga saham terendah adalah Bank Victoria sebesar 7,85.
B. Statistik Deskriptif
Menurut Santoso 2003 : 11 statistic deskriptif adalah proses pengumpulan dan peringkasan data, serta upaya untuk menggambarkan berbagai karakteristik
yang pada data yang telah terorganisasi tersebut. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi Sugiyono: 142 Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata–rata mean, standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness. Peneliti menggunakan statistik deskriptif apabila hanya ingin
mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Statistic Statistic
Statistic Statistic
Statistic PHS
66 -39.58
60.61 6.9291
18.02396 QR
66 7.29
51.12 17.0083
10.13214 BR
66 21.01
102.08 63.7747
18.66018 ROE
66 -36.14
37.92 10.1992
10.54276 Valid N
listwise 66
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
1. Jumlah sampel N sebanyak 66
2. Perubahan harga saham terendah adalah -39,58, perubahan harga saham
tertinggi adalah 60,61 dengan rata-rata 6,92 serta standard deviasi 18, 02. 3.
Quick Ratio terendah adalah 7,29, Quick Ratio tertinggi adalah 51,12 dengan rata-rata 17 serta standard deviasi 10, 13.
4. Banking Ratio terendah adalah 21,01, Banking Ratio tertinggi adalah 102,08
dengan rata-rata 63,77 serta standard deviasi 18, 66. 5.
Return On Equity terendah adalah -36,14, Return On Equity tertinggi adalah 37,92 dengan rata-rata 10,19 serta standard deviasi 10,54.
C. Analisis Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki memiliki distribusi normal. Seperti diketahui
bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji sattistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Setelah melakukan uji normalitas dengan mengunakan software SPSS
diketahui bahwa model regresi penelitian ini berdistribusi secara normal hal ini dapat disimpilkan melalui:
1 Analisis Grafik
Gambar 4.1
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Berdasarkan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini berdistribusi secara normal hal ini
tergambar pada grafik histogram, dimana grafik tidak menceng kekiri atau kekanan grafik seimbang antara kiri dan kanan dan pada grafik normal plot
tampak bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
2 Analisis Statistik
Berdasarkan output SPSS di bawah ini terlihat bahwa nilai asymp sig 2- tailed adalah 0,714 dan di atas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel
residual berdiatribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 16.9204346
Most Extreme Differences Absolute
.086 Positive
.086 Negative
-.076 Kolmogorov-Smirnov Z
.698 Asymp. Sig. 2-tailed
.714 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel–variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant -8.949 9.719
-.921 .361
QR .250
.224 .141 1.116
.269 .893
1.120 BR
.103 .120
.106 .858 .394
.927 1.079
ROE .498
.212 .291 2.342
.022 .921
1.086 a.
Dependent Variable: PHS Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Tabel 4.9 Koefisien Korelasi
Coefficient Correlations
a
Model ROE
BR QR
1 Correlations ROE
1.000 .120
-.224 BR
.120 1.000
.210 QR
-.224 .210
1.000 Covariances
ROE .045
.003 -.011
BR .003
.014 .006
QR -.011
.006 .050
a. Dependent Variable: PHS Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel dependen tampak bahwa hanya variabel ROE yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel QR dengan
tingkat korelasi - 0,224 atau sekitar 22,4 . Oleh karena korelasi ini masih dibawah 95 , maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukan hal yang sama
tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antra variabel independen
dalam model regresi dalam penelitian ini. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut waktu time series karena “gangguan” pada
seseorang individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
Berdasarkan output SPSS di bawah ini diketahui bahwa nilai Dubrin-Watson sebesar 1,591 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi auto korelasi hal ini
bersarkan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Santoso 2002:218 dengan cara melihat besaran Dubrin-Watson D-W sebagai berikut:
• Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
Universitas Sumatera Utara
• Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
• Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negative.
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.345
a
.119 .076
17.32496 1.591
a. Predictors: Constant, ROE, BR, QR b.
Dependent Variable: PHS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
1 Grafik Plot
Grafik Plot menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
2 Uji Glejser
Tabel 4.11 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 11.722
5.181 2.262
.027 QR
-.069 .133
-.067 -.519
.605 BR
.070 .066
.131 1.053
.296 ROE
-.187 .129
-.185 -1.449
.152 a. Dependent Variable: ABS_UT
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan tidak satupun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, hal
Universitas Sumatera Utara
ini terlihat dari nilai signifikansinya di atas 5, jadi dapat disimpulkan tidak terjadi Heteroskedastisitas.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa Variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3, dan seterusnya dengan
variabel terikat yang disebut Y Situmorang, 2008:1090.
Tabel 4.12 Hasil Regresi Linear Berganda
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.345
a
.119 .076
17.32496 a. Predictors: Constant, ROE, BR, QR
b. Dependent Variable: PHS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa R = 0, 345 berarti hubungan antara
Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity terhadap Perubahan Harga Saham sebesar 34,5. Adjusted R Square sebesar 0,076 berarti 7,6 faktor-faktor
Perubahan Harga Saham dapat dijelaskan oleh Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity sedangkan 92,4 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti oleh penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji signifikansi Parameter individual Uji statistik t
Uji secara parsial adalah untuk menguji apakah setiap variabel bebas atau independen memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Bentuk
pengujiannya adalah: Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Ha: bi
≠ 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen tersebut
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan
ketentuan: Jika signifikansi 0,05 maka Ha diterima
Jika signifikansi 0,05 maka Ha ditolak Serta dengan membandingkan nilai statistic t dengan t tabel, apabila
nilai statistik t t tabel maka Ha diterima nilai statistic t t tabel maka Ha ditolak
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Hasil Uji t
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Berdasarkan output tabel diatas diketahui bahwa Quick Ratio tidak berpengaruh terhadap Perubahan Harga Saham hal ini terlihat dari nilai
signifikansi 0,269 di atas atau lebih besar dari 0,05. Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa Quick Ratio tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham dimana nilai t-hitung 1,116 lebih kecil dari nilai t-tabel 1,9983
Banking Ratio juga tidak berpengaruh terhadap Perubahan Harga Saham hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,396 di atas atau lebih besar dari 0,05.
Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa Banking Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham dimana nilai t-hitung
0,858 lebih kecil dari nilai t-tabel 1,9983
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-8.949 9.719
-.921 .361
QR .250
.224 .141
1.116 .269
BR .103
.120 .106
.858 .394
ROE .498
.212 .291
2.342 .022
a. Dependent Variable: PHS
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Return On Equity Berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,022 di
bawah atau lebih kecil dari 0.05. Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap perubahan harga
saham dimana nilai t-hitung 2,342 lebih besar dari nilai t-tabel 1,9983
Berdasrkan tabel di atas maka rumus persamaan regresinya adalah Y = -8,949 + 0,25X
1
+ 0,103X
2
+ 0,498X
3
+ e Konstanta sebesar -8,949 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap
konstan, maka Perubahan Harga Saham sebesar -8,949. Koefisien Return On Equity sebesar 0,498 menyatakan bahwa setiap peningkatan Return On Equity
sebesar 1000 akan meningkatkan perubahan harga saham sebesar 498
b. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F
digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah: Ho: bi = b2 = ……= bk = 0, artinya semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Ha: b1 ≠ b2 ≠…….≠ b3= 0, artinya semua variabel independen
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain semua variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan
ketentuan: Jika signifikansi 0,05 maka Ha diterima
Jika signifikansi 0,05 maka Ha ditolak Serta membandingkan nilai F hasil perhitingan dengan F menurut tabel. Bila nilai
F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima dan sebaliknya.
Tabel 4.14 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 2506.531
3 835.510
2.784 .048
a
Residual 18609.572
62 300.154
Total 21116.103
65 a. Predictors: Constant, ROE, BR, QR
b. Dependent Variable: PHS Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas mengungkapkan bahwa nilai signifikan 0,48 lebih kecil dari 0,05 maka Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Perubahan Harga saham. Jika membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel diketahui bahwa
nilai F hitung 2,784 lebih besar dari nilai F tabel 2,75297 jadi dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Perubahan Harga saham.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN