Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(1)

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

Skripsi

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

NAMA : MARGARETH T. SURBAKTI

NIM : 040503131

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2008


(2)

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 11 Juni 2008 Yang membuat Pernyataan

Margareth T. Surbakti NIM: 040503131


(3)

Segala puji, hormat dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini dilaksanakan dalam memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan dosen wali penulis dan Bapak Fahmi Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak DR. Agusni Pasaribu, MBA, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, M.Si, Ak selaku dosen pembanding II/ penguji yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu DR. Erlina, SE, M.Si, Ak yang telah membantu penulis dalam memperoleh data dan seluruh dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi yang telah memberi banyak ilmu, nasehat dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan, serta kepada seluruh Staff dan Pegawai Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak yang terkasih R. Surbakti (Alm) dan bibiku tersayang P. Surbakti yang telah mencurahkan cinta, kasih sayang, pengorbanan, dukungan serta doa kepada penulis.

8. Orangtuaku yang terkasih S. Surbakti dan L. Tarigan serta adik-adikku Alexander V. Surbakti, Elizabeth M. Surbakti, Chaterine J. Surbakti yang selalu memberi dukungan, semangat dan doa kepada penulis sampai saat ini.

9. Kakak-kakak sepupu, k’Eka beserta keluarga yang selalu menyemangati, dan mendoakan penulis.

10.Sahabat-sahabatku di UKM KMK USU, kak’Sri yang terus mendukung dan mengasihiku dan teman-teman KTB ( Luga dan Seprina) yang selalu


(5)

(Agave dan Sonta) yang aku sayangi.

11.Sahabat-sahabat terbaikku di Akuntansi 2004 ( Keket, Sabet, Fransisca, Delvi, Ira, Lia, Mahyuni, Mia, Tiur, Marsya, Maria dan Septin) yang manjadi teman berbagi dan menyemangati dan juga kepada semua teman-teman Akuntansi stambuk 2004.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 11 Juni 2008 Penulis

Margareth T. Surbakti NIM: 040503131


(6)

penelitian ini adalah rasio likuiditas sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Rasio likuiditas diukur dengan cash ratio (X1), loan to deposit ratio (X2) dan profitabilitas diukur dengan gross profit margin (Y).

Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling, yang merupakan kombinasi antara data cross section dan data time series yang diambil dari laporan tahunan 22 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun periode 2004-2006. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk mengguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial cash ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap gross profit margin, ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Loan to deposit ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap gross profit margin, dapat dillihat dari nilai t hitung < t tabel dengan signifikasi 0,285 > 0,05. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel dengan signifikasi 0,001 < 0,05. Dari hasil uji F ini dapat disimpulkan bahwa cash ratio dan loan to deposit ratio berpengaruh secara bersama-sama terhadap gross profit margin.


(7)

The objective of this research is to know the influence of liquidity ratio to profitability of banking. This research use liquidity ratio as independent variable and profitability as dependent variable. Liquidity ratio measured by cash ratio (X1) and loan to deposit ratio(X2) and profitability measured by gross profit margin (Y).

This research use associative method. Data pooling use in this reseach- combination among cross section and time series data- it’s got from 3 years anual report of 22 bank listing in Bursa Efek Indonesia period 2004-2006. The analysis use statistic: double linear regression, t test and F test. T test use to analysis the partial influence of independent variable to dependent variable. F test use to analysis simultant influence of independent variable to dependent variable.

The result of reseach shows that cash ratio have positive and significant influence to gross profit margin, it show from t arithmatic > t table with significant 0.000 < 0.05. Loan to deposit ratio have positive and unsignificant influence to gross profit margin, it show from t arithmatic < t table with significant 0,285 > 0,05. The result of F test shows F arithmatic > F table with significant 0,001 < 0,05. From the analysis result, can conclused that cash ratio and loan to deposit ratio influence to gross profit margin.


(8)

ABSTRAK……….. v

ABSTRACT……… vi

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR GAMBAR……….. x

DAFTAR TABEL……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN………. xii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah……… 1

B.Batasan Masalah………. 6

C.Perumusan Masalah………... 6

D.Tujuan Penelitian………... 7

E.Manfaat Penelitian………. 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Bank………... 8

1. Pengertian Bank……….. 8

2. Kegiatan Bank………. 9

3. Sumber Dana Bank………. 13

B. Laporan keuangan Bank……….. 15

1. Pengertian Laporan Keuangan……… 15

2. Elemen Laporan Keuangan………. 16

C. Likuiditas... 19

1. Pengertian likuiditas……… 19

2. Fungsi Likuiditas……… 21

3. Sumber Likuiditas………... 21

4. Faktor Penentu Likuiditas……….. 23

5. Pengukuran Likuiditas………. 25


(9)

F.Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian………... 29

1. Kerangka Konseptual………. 29

2. Hipotesis Penelitian……… 30

BAB III. METODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian………... 31

B.Populasi dan Sampel Penelitian………... 31

C.Jenis dan Teknik Pengumpulan Data…………... 33

1. Jenis Data………... 33

2. Teknik Pengumpulan Data……….... 34

D.Variabel Penelitian……….. 35

E. Defenisi Operasional……….. 35

F. Uji Asumsi klasik dan Metode Analisis Data……… 37

1. Uji Asumsi Klasik……….. 37

2. Metode Analisis Data……… 40

BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN A.Data Penelitian……… 42

B.Statistik Penelitian……….. 46

C.Asumsi Klasik………. 47

1. Uji Normalitas……… 47

2. Uji Multikolonieritas………. 52

3. Uji Autokorelasi……… 52

4. Uji Heteroskedastisitas………. 53

D.Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis………. 53

1. Analisis Regresi……… 53

2. Pengujian Hipotesis……….. 55

E.Implikasi Hasil Penelitian………. 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan……… 60

B.Keterbatasan……….. 61


(10)

(11)

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual………. 29

Gambar 4.1 : Histogram………... 48

Gambar 4.2 : Normal P-P Plot Regression……….. 48

Gambar 4.3 : Histogram………... 50

Gambar 4.4 : Normal P-P Plot Regression……….. 51


(12)

Tabel 2.1 : Struktur Neraca Bank Umum………... 16

Tabel 2.2 : Laporan Laba-Rugi Bank………. 17

Tabel 3.1 : Daftar Sampel Emiten……….. 32

Tabel 3.2 : Variabel Penelitian………... 36

Tabel 3.3 : Pengambilan Keputusan ada tidaknya Autokorelasi………….39

Tabel 4.1 : Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel………..42

Tabel 4.2 : Data Variabel Tahun 2004………43

Tabel 4.3 : Data Variabel Tahun 2005………44


(13)

Nomor : Judul

Lampiran 1 : Data Cash Ratio

Lampiran 2 : Data Dana Pihak Ketiga Lampiran 3 : Data Kredit

Lampiran 4 : Data Operating Income Lampiran 5 : Data Operating Expense Lampiran 6 : Hasil Pengolahan SPSS Lampiran 7 : Penelitian Terdahulu Lampiran 8 : Jadwal Penelitian


(14)

penelitian ini adalah rasio likuiditas sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Rasio likuiditas diukur dengan cash ratio (X1), loan to deposit ratio (X2) dan profitabilitas diukur dengan gross profit margin (Y).

Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling, yang merupakan kombinasi antara data cross section dan data time series yang diambil dari laporan tahunan 22 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun periode 2004-2006. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda, uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk mengguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial cash ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap gross profit margin, ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Loan to deposit ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap gross profit margin, dapat dillihat dari nilai t hitung < t tabel dengan signifikasi 0,285 > 0,05. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel dengan signifikasi 0,001 < 0,05. Dari hasil uji F ini dapat disimpulkan bahwa cash ratio dan loan to deposit ratio berpengaruh secara bersama-sama terhadap gross profit margin.


(15)

The objective of this research is to know the influence of liquidity ratio to profitability of banking. This research use liquidity ratio as independent variable and profitability as dependent variable. Liquidity ratio measured by cash ratio (X1) and loan to deposit ratio(X2) and profitability measured by gross profit margin (Y).

This research use associative method. Data pooling use in this reseach- combination among cross section and time series data- it’s got from 3 years anual report of 22 bank listing in Bursa Efek Indonesia period 2004-2006. The analysis use statistic: double linear regression, t test and F test. T test use to analysis the partial influence of independent variable to dependent variable. F test use to analysis simultant influence of independent variable to dependent variable.

The result of reseach shows that cash ratio have positive and significant influence to gross profit margin, it show from t arithmatic > t table with significant 0.000 < 0.05. Loan to deposit ratio have positive and unsignificant influence to gross profit margin, it show from t arithmatic < t table with significant 0,285 > 0,05. The result of F test shows F arithmatic > F table with significant 0,001 < 0,05. From the analysis result, can conclused that cash ratio and loan to deposit ratio influence to gross profit margin.


(16)

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit. Hal ini dimulai dengan adanya deregulasi dalam dunia perbankan yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1983, yang mempengaruhi pola dan strategi manajemen bank baik dari sisi passiva maupun aktiva bank. Berdasarkan data Biro Riset Info Bank, industri perbankan menguasai 90,46% pangsa pasar sektor keuangan di Indonesia.

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dari pengertian ini, diketahui bahwa bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang memberikan jasa kepada unit surplus maupun unit defisit. Unit surplus adalah pihak yang memiliki kelebihan dana, sementara unit defisit adalah pihak yang membutuhkan dana. Perkembangan bisnis perbankan memaksa bank untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber dana. Bertambahnya jumlah bank, menyebabkan persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Setiap bank berlomba untuk menarik dana dari masyarakat sebanyak-banyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Dana merupakan alat utama bagi bank untuk dapat melakukan kegiatannya. Berdasarkan bukti-bukti empiris dana bank yang berasal dari modal sendiri dan


(17)

cadangan modal hanya sebesar 7% sampai dengan 8% dari total dana yang dikelolanya. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar bagi sebuah bank yang mencapai 80% sampai dengan 90% dari total dana yang dikelolanya. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Dana ini sebagian besar bersifat sementara yang setiap saat dapat ditarik oleh masyarakat. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat sebagian besar dialokasikan dalam bentuk kredit. Kredit merupakan rangkaian kegiatan utama suatu bank yang memberikan pendapatan terbesar bagi bank. Besarnya dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat dan kredit yang disalurkan bank pada beberapa periode dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Kredit ( Rp. Milyar)

Data 2004 2005 2006

Kredit 2.306.143 2.809.299 3.087.837

Dana pihak ketiga 3.156.219 3.387.815 3.440.705 Sumber: http// www.bi.go.id

Dari data diatas dapat dilihat pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pertumbuhan dana pihak ketiga ini merupakan indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis perbankan sementara peningkatan kredit merupakan indikasi semakin baiknya fungsi intermediasi yang dilakukan oleh bank.

Penempatan dana yang berhasil dihimpun bank dari masyarakat dalam bentuk kredit menimbulkan conflict of interest ( perbedaan kepentingan) antara likuiditas dengan profitabilitas. Pada waktu bank menyalurkan kredit bank juga harus tetap


(18)

menjaga kemampuan likuiditasnya agar senantiasa dapat memenuhi penarikan yang dilakukan oleh nasabah penyandang dana. Menurut Horne (2005:313) “prinsip dasar keuangan ada dua yaitu: kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas, serta kemampuan memperoleh laba bergerak searah dengan risiko’’.

Perbedaan kepentingan antara likuiditas dan profitabilitas ini mendorong terjadinya pembagian dalam aset perbankan yaitu cash assets dan earning assets. Cash assets adalah asset yang disimpan dalam bentuk alat likuid, dan apabila jumlahnya menumpuk menyebabkan penurunan profit karena dana yang digunakan untuk menghasilkan laba semakin berkurang. Earning assets adalah aset bank yang dialokasikan dalam bentuk kredit dan investasi. Earning assets ini merupakan aset yang memberikan penghasilan bagi bank.

Likuiditas bank adalah kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo serta memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan. Likuiditas merupakan jantung utama bagi bank karena menyangkut kepercayaan masyarakat, mengingat dana bank sebagai alat operasinya lebih didominasi oleh dana yang berasal dari masyarakat. Apabila masyarakat penyandang dana tidak dapat mengambil uang yang disimpan dalam bank akan menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank. Jika ini diketahui oleh penyandang dana lainnya kemungkinan rush (penarikan dana besar-besaran) akan terjadi yang tentunya akan mengganggu kegiatan operasional bank. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan loan to deposit ratio dan cash ratio. Loan to deposit ratio


(19)

merupakan kemampuan bank untuk membayar penarikan deposan dengan mengandalkan kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat. Cash ratio adalah kemampuan bank untuk membayar penarikan nasabah deposan dengan menggunakan alat likuid yang dimiliki bank.

Profitabilitas bank adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba pada satu periode tertentu. Profitabilitas bank dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan gross profit margin. Rasio ini menggambarkan besarnya kemampuan bank dalam menghasilkan laba pada satu periode dilihat dari kegiatan murni bank saja. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar profit suatu bank. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang sangat buruk pada bisnis perbankan yang ada di Indonesia. Kinerja perbankan yang buruk ditandai dengan tingginya non performing loan, tingkat keuntungan minus, dan likuiditas yang rendah memaksa pemerintah untuk membekukan 16 buah bank umum. Hal ini mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan masyarakat terhadap bisnis perbankan dan mendorong terjadinya rush. Peristiwa ini memberi gambaran bahwa aspek likuiditas dan profitabilitas suatu bank sangat menentukan kelangsungan hidup bank tersebut. Untuk itu, manajemen bank harus senantiasa menjaga likuiditasnya tanpa mengabaikan profit, karena selain harus likuid bank juga harus tetap rendebel ( mencari untung).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lo (2001) yang menggunakan rasio keuangan untuk mengukur asosiasi likuiditas, struktur modal, dan kualitas aktiva dengan profitabilitas bank dan menemukan bahwa rasio keuangan ini berkorelasi


(20)

secara signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Fardhan (2007) melakukan penelitian yang sejenis untuk melihat manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Surabaya dan rasio yang digunakan adalah rasio struktur modal, kualitas aktiva, likuiditas dan profitabilitas. Penelitian dilakukan terhadap 23 bank dan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan ini secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Surabaya. Rida (2004) melakukan penelitian pada PT Bank Syariah Mandiri periode 2001-2003 dengan melihat pengaruh loan to deposit ratio terhadap profitabilitas dan menemukan bahwa LDR berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat betapa pentingnya likuiditas dan profitabilitas bagi sebuah bank sehingga peneliti ingin melihat pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Hal ini juga didukung dengan adanya penelitian terdahulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Rida. Letak perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rida adalah variabel independen yang digunakan ditambah dengan cash ratio dan variabel dependen yang digunakan bukan ROA melainkan Gross Profit Margin serta yang menjadi objek penelitian adalah beberapa bank yang listing di BEI. Pertanyaan yang timbul dalam benak peneliti adalah bagaimana pengaruh rasio likuiditas terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(21)

B. Batasan Masalah

Likuiditas dapat diukur dengan cash ratio, loan to deposit ratio, loan to assets ratio dan rasio call money. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan gross profit margin, net profit margin, ROE dan ROA.. Peneliti memberi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu hanya menggunakan rasio likuiditas yang diukur dengan cash ratio dan loan to deposit ratio, sementara profitabilitas diukur dengan menggunakan gross profit margin. Rasio ini digunakan karena peneliti ingin melihat pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas hanya dari kegiatan murni bank saja, jadi rasio yang digunakan adalah yang mengandung unsur dana masyarakat dan kredit. Periode penelitian adalah tahun 2004-2006.

C. Perumusan Masalah

1. Apakah cash ratio berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah loan to deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah cash ratio dan loan to deposit ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin?

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(22)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan:

1. Pengaruh cash ratio secara parsial terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengaruh loan to deposit ratio secara parsial terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3. Pengaruh cash ratio dan loan to deposit ratio secara bersama-sama terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai bahan yang dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan.

2. Bagi manajemen bank, sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan likuiditas dan profitabilitas perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.


(23)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank

1. Pengertian Bank

Pengertian Bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”. Dari defenisi tersebut, maka kegiatan utama bank adalah melakukan penarikan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit. Penyaluran dana dalam bentuk kredit tidak hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan namun juga diarahkan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.31, bank didefenisikan bagai berikut:

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.

Menurut SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990 “Bank adalah merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan


(24)

penghimpunan dana, penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan”.

2. Kegiatan Bank

Kegiatan utama bank umum dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: menghimpun dana dari masyarakat, mengalokasikan dana dalam bentuk kredit dan memberikan jasa-jasa lainnya.

a. Menghimpun Dana dari Masyarakat (Funding)

Dalam menjalankan peran bank sebagai perantara keuangan, maka penghimpunan dana merupakan aktivitas utama yang dilakukan sebelum menyalurkan dana kepada masyarakat. Bank umum dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito dan tabungan. Keberhasilan suatu bank dalam menghimpun dana ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:

1) Kepercayaan masyarakat pada suatu bank. Tingkat kepercayaan ini dipengaruhi oleh kinerja bank, posisi keuangan, integritas dan kredibilitas manajemen bank.

2) Ekspektasi, yaitu perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh penabung dibanding dengan alternatif investasi lain.

3) Keamanan, yaitu jaminan keamanan oleh bank atas dana nasabah. 4) Pengembalian simpanan nasabah yang tepat waktu.

5) Pengelolaan dana bank dengan hati-hati. 6) Pelayanan yang cepat dan fleksibel.


(25)

b. Menyalurkan Dana kepada Masyarakat dalam Bentuk Kredit (Lending)

Menurut UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Terdapat beberapa alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam bentuk penyaluran kredit. Menurut Siamat dalam Abdulah (2005:22), alasan yang mendorong hal tersebut adalah:

a. Sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dan unit defisit.

b. Penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan

c. Melihat posisinya dalam bidang pelaksanaan kebijakan moneter, perbankan merupakan sektor usaha yang kegiatannya paling diatur oleh pemerintah

d. Sumber dana bank berasal dari dana masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

Kredit yang disalurkan kepada masyarakat dapat digolongkan berdasarkan jangka waktu, barang jaminan, segmen usaha, tujuan kredit dan penggunaan kredit.

1) Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibedakan atas: a) Kredit jangka pendek

Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun.


(26)

Kredit jangka menengah adalah kredit yang waktu pengembaliannya satu sampai tiga tahun.

c) Kredit jangka panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari tiga tahun.

2) Penggolongan kredit berdasarkan jaminan, dibedakan atas: a) Kredit dengan jaminan

Kredit dengan jaminan adalah kredit yang disertai dengan jaminan atau agunan. Nilai aset yang menjadi jaminan harus lebih besar dari nilai kredit yang diberikan.

d) Kredit tanpa jaminan

Kredit tanpa jaminan dapat diberikan kepada seseorang atau perusahaan tertentu dengan beberapa alasan. Yang pertama, orang tersebut sudah sangat dikenal, teruji dan dapat dipercaya oleh bank. Yang kedua, prospek usaha debitur sangat baik dan biasanya juga terkait dengan penilian bank mengenai reputasi orang atau perusahaan tersebut.

3) Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya dibedakan atas: a) Kredit komersil

Kredit komersil adalah kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.


(27)

Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.

c) Kredit produktif

Kredit produktif adalah kredit yang diberikan bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi.

4) Penggolongan kredit berdasarkan penggunaanya dibedakan atas: a) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal kerja debitur. Pada prinsipnya ciri modal kerja ini adalah penggunaan modal yang habis dalam satu siklus usaha, yang dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit, kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku (kemudian diproses menjadi barang jadi) lalu dijual sehingga memperoleh uang kas kembali. b) Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk berinvestasi dengan membeli barang-barang modal.

c. Memberikan Jasa-Jasa Lainnya

Bank umum juga menawarkan jasa-jasa lain seperti transfer, kliring, letter of credit (L/C), menerima setoran-setoran dan melayani pembayaran-pembayaran. Transfer adalah jasa bank yang dapat digunakan untuk pengiriman uang baik di


(28)

dalam maupun di luar negeri. Kliring adalah suatu mekanisme penyelesaian transaksi lewat proses pemindahbukuan. Letter of credit adalah jasa yang diberikan bank umum kepada nasabah dalam rangka mempermudah dan memperlancar transaksi, terutama yang berkaitan dengan transaksi internasional.

3. Sumber Dana Bank

Dana yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut:

a. Dana Pihak Kesatu

Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang saham. Dana modal sendiri ini terdiri dari beberapa pos yaitu:

1) Modal disetor, adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham pada saat bank didirikan.

2) Agio saham, adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang saham dibandingkan dengan nilai nominal saham.

3) Cadangan-cadangan, adalah sebagian laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari.

4) Laba ditahan, adalah laba milik para pemegang saham yang diputuskan oleh mereka sendiri melalui rapat umum pemegang saham untuk tidak dibagi sebagai deviden, tetapi dimasukkan kembali dalam modal kerja untuk operasional bank.


(29)

b. Dana pihak kedua

Dana pihak kedua adalah dana pinjaman dari pihak luar, yang terdiri atas dana-dana sebagai berikut:

1) Call Money, adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan bank, jangka waktu call money biasanya tidak lama, yaitu sekitar satu minggu, satu bulan atau beberapa hari saja.

2) Pinjaman Biasa Antar bank, adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman biasa dengan jangka waktu relatif lebih lama.

3) Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), pinjaman dari LKBB ini lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan dalam pasar uang sebelum jatuh tempo.

4) Pinjaman dari Bank Sentral, adalah pinjaman yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank.

c. Dana pihak ketiga

Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari simpanan masyarakat. Dana yang berasal dari masyarakat ini terdiri atas beberapa bentuk yaitu:

1) Giro, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

2) Deposito, adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian.


(30)

3) Tabungan, adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.

B. Laporan Keuangan Bank 1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2004:22), “Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Laporan keuangan menunjukkan kondisi bank yang sesungguhnya serta kinerja manajemen bank dalam satu periode tertentu. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan bank adalah sebagai berikut :

a. Memberi informasi mengenai jumlah dan jenis aktiva yang dimiliki

b. Memberi informasi mengenai jumlah dan jenis kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang

c. Memberi informasi mengenai jumlah dan jenis modal pada waktu tertentu d. Memberi informasi mengenai hasil usaha yang tercermin dalam jumlah

pendapatan dan sumbernya

e. Memberi informasi mengenai biaya yang dikeluarkan

f. Memberi informasi mengenai perubahan aktiva, kewajiban dan modal suatu bank

g. Memberi informasi mengenai kinerja manajemen dalam satu periode tertentu yang tersaji dalam laporan keuangan.


(31)

2. Elemen Laporan Keuangan

Elemen-elemen laporan keuangan yang diwajibkan untuk diterbitkan bank adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

a. Neraca

Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Komponen neraca terdiri dari aktiva, kewajiban, dan modal. Bank menyajikan aktiva dan pasivanya berdasarkan urutan likuiditasnya mulai dari yang paling likuid ke yang kurang likuid. Ketentuan urutan penyajian neraca yang diatur dalam PSAK No. 31 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Struktur Neraca Bank Umum

Aktiva terdiri dari: Kewajiban terdiri dari: Kas

Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain

Penempatan pada bank lain Efek-efek

Efek yang dibeli dengan janji jual kembali Tagihan Derivatif Kredit Tagihan Akseptasi Penyertaan Saham Aktiva Tetap Aktiva lain-lain Kewajiban Segera Simpanan

Simpanan pada Bank lain

Efek yang Dijual dengan Janji Beli kembali

Kewajiban Derivatif Kewajiban Akseptasi

Surat Berharga yang diterbitkan Pinjaman Diterima

Estimasi kerugian komitmen dan kontigensi

Kewajiban lain-lain Pinjaman Subordinasi

Ekuitas terdiri dari: Modal disetor

Tambahan Modal Disetor Saldo Laba Rugi


(32)

b. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang menggambarkan posisi hasil usaha dalam satu periode tertentu. Dalam penyajian laporan laba-rugi pendapatan dan beban dikelompokkan menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk bertahap (multiplestep) yang menggambarkan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan utama dan kegiatan lain atau dengan kata lain laporan laba rugi harus membedakan antara unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.

Tabel 2.2

Laporan Laba-rugi Bank

1. Pendapatan Operasional 1.a Pendapatan Bunga

─ Pendapatan Bunga Kredit ─ Pendapatan Bunga Lainnya 1.b Pendapatan Non Bunga

─Pendapatan Fee

─Pendapatan Non Bunga Lainnya 2. Biaya Operasional

2.a Biaya Bunga

─ Biaya Bunga Simpanan ─ Biaya Bunga Pinjaman 2.b Biaya Non Bunga

─ Gaji dan Tunjangan Karyawan ─ Biaya Non Bunga Lainnya 3.Cadangan Penghapusan Kredit 4. Pendapatan Bersih Operasional 5. Pendapatan dan Biaya Lainnya

5.a Pendapatan Lainnya 5.b Biaya lainnya 6. Pajak Pendapatan

7. Pendapatan Bersih setelah Pajak


(33)

c. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih selama satu periode.

d. Laporan Arus kas

Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa kas itu digunakan.

e. Catatan atas laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan juga mengungkapkan catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta dan penyaluran kredit pengelolaan. Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (2001: II.18) laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:

1) Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau

2) Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna

3) Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran 4) Hanya melaporkan informasi yang material

5) Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian

6) Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas)

7) Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.


(34)

C. Likuiditas

1. Pengertian Likuiditas

Likuiditas bisnis perbankan adalah kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkan. Menurut Simonangkir (2004:141), “Likuiditas adalah kemampuan suatu bank melunasi kewajiban-kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Menurut Crosse & Hampel dalam Latumaerissa (1999:19) “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito/simpanan oleh deposan/penitip”.

Manurung & Rahardja (2004:176) menyatakan likuiditas bank mengacu kepada kemampuan bank menyediakan dana dalam jumlah yang cukup, tepat pada waktunya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban utamanya:

a. Memenuhi ketentuan pemerintah dan bank sentral tentang ketentuan likuiditas

b. Memelihara hubungan baik dengan bank koresponden

c. Memenuhi kebutuhan penarikan dana oleh nasabah penabung, pemilik rekening giro maupun debitur

d. Membayar kewajiban jangka panjang yang telah jatuh tempo.

Menurut Burns dalam Siamat (2004:153), “Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank untuk menghimpun sejumlah tertentu dana dengan biaya tertentu dan dalam jangka waktu tertentu”. Menurut Wood dalam Siamat (2004:153), “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo dan memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan.” Menurut Glavin dalam


(35)

Siamat (2004:153), “Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban”.

Konsep likuiditas dalam bisnis perbankan dapat dibedakan dalam konsep statis dan konsep dinamis. Konsep likuiditas statis adalah konsep likuiditas yang menganggap likuiditas sebagai kesanggupan untuk menyediakan alat-alat lancar sebagai persediaan yang senantiasa ada saat ini. Konsep likuiditas dinamis adalah konsep likuiditas yang mengantisipasi kewajiban financial yang akan tiba dan memproyeksi alat-alat lancar yang akan masuk, baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun yang berasal dari kredit.

Berdasarkan konsep likuiditas ini, manajemen bisnis perbankan membagi likuiditas bisnis perbankan kedalam likuiditas simpanan dan likuiditas portopel. Likuiditas simpanan merupakan likuiditas bisnis perbankan untuk menghadapi penarikan titipan (hari ini). Likuiditas portopel merupakan likuiditas bisnis perbankan yang memproyeksikan pemberian pinjaman yang akan dilakukan sebuah bank di waktu yang akan datang.

Menurut Siamat ( 2004:340) sejalan dengan pemenuhan likuiditas bank, maka suatu bank dianggap likuid apabila:

a. Memiliki sejumlah likuiditas sama dengan jumlah kebutuhan likuiditasnya.

b. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan tetapi bank mempunyai surat-surat berharga yang segera dapat dijadikan kas.

c. Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang.


(36)

2. Fungsi Likuiditas

Menurut Sinkey dalam Latumaerissa (1999:20), ada lima fungsi likuiditas bank yaitu:

a. Menunjukkan bank sebagai tempat yang aman untuk menyimpan uang

Bank harus mampu memberikan rasa aman kepada nasabah deposan, penabung, girant maupun kreditor. Pada umumnya penyimpan uang di bank bersikap risk averse (menghindari risiko) jadi faktor keamanan adalah yang utama. Fungsi utama likuiditas adalah jaminan bahwa uang yang disimpan atau dipinjamkan kepada bank dapat dibayarkan kembali oleh bank pada saat jatuh tempo. b. Memungkinkan bank memenuhi komitmen pinjamannya

Bank menjamin tersedianya dana bagi setiap permohonan kredit yang telah disetujui. Jika bank menolak untuk menyediakan dana atas permohonan kredit yang telah disetujui, debitur mungkin akan pindah ke bank lain. Bank harus memelihara hubungan yang baik dengan debitur khususnya yang mempunyai tingkat kolektibilitas yang prima dan memasukkan kebutuhan kredit yang potensial dalam perhitungan posisi likuiditas yang direncanakan.

c. Menghindari penjualan aktiva yang tidak menguntungkan

Apabila bank menghadapi posisi likuiditas yang buruk dan tidak mendapat pinjaman dari bank lain, salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan dana adalah dengan menjual asset dengan harga yang rendah (merugi).

d. Meghindarkan diri dari penyalahgunaan kemudahaan atau kesan “negatif” dari penguasa moneter karena meminjam dana likuiditas dari bank sentral.

e. Memperkecil penilaian risiko ketidakmampuan membayar kewajiban penarikan dana.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa likuiditas memiliki peran penting dalam kelangsungan operasional bank.

3. Sumber Likuiditas

Melihat fungsi likuiditas yang demikian penting maka manajemen bank harus mampu mengelola likuiditas dan sumber yang dapat memenuhi kebutuhan


(37)

likuiditas tersebut. Likuiditas bank dapat berasal dari asset bank yang akan segera jatuh tempo, pasar uang, sindikasi kredit, cadangan likuiditas, sumber dana yang sifatnya last resort.

a. Asset bank yang akan segera jatuh tempo

Kredit atau pinjaman yang akan segera jatuh tempo dianggap sebagai sumber likuiditas. Disamping itu surat-surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sertifikat deposito pada bank lain yang segera jatuh tempo dapat dianggap sebagai sumber likuiditas.

b. Pasar Uang

Pasar uang adalah salah satu sumber likuiditas bank. Kemampuan bank untuk dapat masuk ke pasar uang dipengaruhi oleh besarnya suatu bank dan persepsi pasar terhadap credit worthiness bank tersebut. Investor yang meminjamkan uangnya ke bank dalam jumlah cukup besar akan sangat selektif dalam mengevaluasi tingkat dan perkembangan pendapatan bank, kualitas asset, reputasi manajemen dan kekuatan modal bank. Credit worthiness bank akan mempengaruhi sampai seberapa tinggi suatu bank harus membayar suku bunga atas dana yang dipinjam dan berapa besar dana yang dapat dipinjam. Semakin tinggi credit worthiness suatu bank, semakin mudah bagi bank untuk memperoleh dana dalam pasar uang.

c. Sindikasi Kredit

Pada saat bank menghadapi kesulitan dalam likuiditasnya, bank tersebut dapat menyindikasi sebagian portofolio kreditnya kepada bank lain. Semakin aktif suatu bank ikut serta dalam suatu sindikasi kredit membuat bank tersebut semakin


(38)

dikenal oleh bank-bank lain. Hal ini akan mempermudah bank dalam memperoleh dana.

d. Cadangan Likuiditas

Bank membentuk cadangan likuiditas dengan cara memelihara saldo kas dan Giro pada Bank Indonesia, sehingga ketika bank menghadapi kesulitan likuiditas bank dapat segera memperoleh dana dari cadangan yang dibentuknya.

e. Sumber dana yang sifatnya Last Resort

Salah satu sumber dana yang umum digunakan bank adalah fasilitas line of credit dari bank lain. Selain itu bank juga dapat memperoleh dana dari bank sentral. Bank sentral bertindak sebagai lender of last resort untuk dunia perbankan atau lembaga keuangan bukan bank. Bantuan dana dari bank sentral biasanya akan dimanfaatkan oleh bank yang mengalami kesulitan likuiditas apabila sumber-sumber likuiditas lainnya tidak cukup untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang dialaminya.

4. Faktor- Faktor Penentu Kebutuhan Likuiditas

Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda, perbedaan ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah perilaku penarikan nasabah, sumber dan jenis dana yang dikelola, dan kredit-kredit yang disalurkan bank.

a. Perilaku penarikan dana oleh nasabah

Perilaku penarikan dana oleh nasabah ada yang dapat diprediksi dengan cukup akurat, agak akurat dan sulit diprediksi. Penarikan dana yang dapat diprediksi dengan cukup akurat antara lain adalah penarikan oleh debitur sesuai


(39)

dengan jadwal yang disepakati, pembayaran-pembayaran utang yang sudah diketahui jatuh temponya, dan deposito berjangka. Untuk penarikan dana yang dapat diprediksi ini bank dapat menyediakan dana dalam jumlah yang efisien.

Penarikan dana yang agak akurat antara lain adalah dana-dana yang dibutuhkan untuk transaksi seperti rekening giro, penarikan dana tunai oleh deposan. Penarikan ini berkaitan dengan siklus ekonomi dan dunia usaha. Penarikan dana yang sulit untuk diprediksi disebabkan oleh faktor-faktor diluar kendali manajemen bank dan jarang terjadi, seperti perkembangan dunia politik dan ekonomi yang diluar dugaan dan bencana alam.

b. Sumber dan jenis dana yang dikelola

Dana yang dikelola bank yang berasal dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito merupakan dana yang memiliki perputaran yang tinggi. Untuk itu sulit bagi bank untuk memprediksi kebutuhan likuiditasnya. Akan mudah bagi bank untuk memprediksi kebutuhan likuiditasnya apabila dana yang dikelola berasal dari modal sendiri maupun pinjaman di pasar uang.

c. Aktiva Kredit

Keragaman, kuantitas dan kualitas kredit yang dimiliki bank turut menentukan tingkat kebutuhan likuiditas. Semakin beragam jumlah kredit yang disalurkan bank membuat kebutuhan likuiditasnya besar. Untuk mengatasi hal ini maka manajemen bank dapat meningkatkan tingkat homogenitas kredit dengan menetapkan prioritas atau spesialisasi. Semakin besar jumlah kredit yang disalurkan semakin besar pula kebutuhan likuiditasnya. Kualitas dari kredit yang disalurkan juga menentukan besarnya kebutuhan likuiditas. Bank-bank yang


(40)

memiliki kredit berkualitas (lancar) akan lebih mudah mengelola likuiditasnya dibandingkan dengan bank yang memiliki kredit bermasalah.

Untuk dapat menjaga likuiditas bank maka manajemen bank melakukan pengelolaan likuiditas secara hati-hati. Untuk itu ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh manajemen bank. Prinsip-prinsip itu adalah bank harus mengelola sumber-sumber dana maupun menempatkannya dengan hati-hati, bank harus memperhatikan different price for different customer didalam penempatan dananya, bank harus menaruh perhatian terhadap umur sumber dananya sehingga tidak ada maturity gap dengan penempatan. Jadi kebutuhan dana jangka pendek dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek dan kebutuhan dana jangka panjang dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang.

5. Pengukuran Likuiditas

Likuiditas dapat diukur dengan menggunakan rasio, yakni membandingkan antara satu item dengan item yang lain. Rasio yang digunakan dalam mengukur likuiditas dalam penelitian ini ada dua yaitu cash ratio dan loan to deposit ratio.

a. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (Cash Ratio)

Cash Ratio digunakan mengukur kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada deposan dengan alat-alat likuid yang dimilikinya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan giro bank yang disimpan di bank Indonesia. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.


(41)

b. Rasio Total Kredit terhadap Dana Pihak ketiga ( Loan to Deposit Ratio)

Loan to Deposit Ratio atau rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga, digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada deposan dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tingkat likuiditas bank yang dianggap sehat apabila LDR-nya antara 85%-110%. Apabila LDR melampaui batas ini maka likuiditas bank terganggu.

D. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam satu periode tertentu. Laba merupakan hal yang penting bagi bisnis perbankan karena sebagian dari laba dapat disisihkan sebagai cadangan. Bertambahnya cadangan akan meningkatkan kredibilitas bank di mata masyarakat. Hal ini akan mendorong pengumpulan dan penyaluran dana masyarakat dapat berjalan dengan baik. Laba diperoleh apabila pendapatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan laporan keuangan bank, pendapatan bunga merupakan komponen pendapatan yang paling besar bagi bank. Komponen ini bisa mencapai 75% dari total pendapatan bank dan 25% lagi berasal dari pendapatan jasa lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan utama bank untuk memperoleh laba adalah dengan menyalurkan kredit. Unsur pendapatan yang lain adalah fee dan hasil penyertaan (investasi portofolio). Biaya-biaya yang dikeluarkan bank sehubungan dengan kegiatan operasinya antara lain, bunga yang dibayar kepada deposan, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. Bunga yang dibayarkan kepada deposan


(42)

merupakan komponen biaya terbesar, yang disusul biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya.

Ada beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan gross profit margin. Gross profit margin merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari kegiatan murninya pada satu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan membagi selisih antara

operating income dan operating expenses dengan operating income. Operating income diperoleh dari pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya, sementara operating expenses diperoleh dari beban bunga dan beban operasional lainnya.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Lo (2001) melakukan penelitian tentang hubungan rasio keuangan yang diukur dengan rasio likuiditas, struktur modal, dan kualitas aktiva dengan profitabilitas. Analisis dilakukan terhadap 161 bank yang tercantum dalam info bank edisi Juli 2000. Data yang digunakan adalah rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan 31 Desember 1998 dan 1999. Likuiditas diukur dengan LDR dan GWM, struktur modal diukur dengan CAR, kualitas aktiva produktif diukur dengan pendapatan bunga dalam penyelesaian terhadap hasil bunga (PBDPHB), sedangkan profitabilitas diukur dengan laba operasional terrhadap pendapatan operasional (LOPO) dan ROE. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis multivariat dengan menggunakan analisis korelasi kanonikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen memiliki korelasi signifikan dengan


(43)

variabel dependen, dengan urutan korelasi yang paling dominan adalah PBDPHB (kualitas aktiva), CAR (struktur modal), LDR (likuiditas), dan GWM.

Rida (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh loan to deposit ratio

terhadap profitabilitas. Profitabilitas pada penelitian ini diukur dengan ROE. Penelitian dilakukan pada PT. Bank Syariah mandiri. Sampel yang digunakan adalah 6 buah laporan keuangan semesteran periode 2001-2003. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan statistik korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri.

Fardhan (2007) melakukan penelitian tentang manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Surabaya. Rasio keuangan yang digunakan adalah CAR, NPL, PPAP, LDR, ROA, ROE, BOPO, dan NIM. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 23 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya. Untuk menganalisis data digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan secara serentak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan. Secara parsial rasio yang mempengaruhi perubahan laba adalah CAR, LDR dan ROA dan yang paling dominan adalah ROA.


(44)

F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kredit adalah salah satu operasi yang memberikan laba bagi bank. Namun, pada saat bank hendak menyalurkan dana dalam bentuk kredit ini timbul conflict of interest antara likuiditas dan profitabilitas. Horne mengatakan kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan kemampuan likuiditas, yang artinya apabila likuiditas tinggi maka profitabilitas rendah. Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan cash ratio dan

loan to deposit ratio sementara profitabilitas diukur dengan menggunakan gross profit margin. Untuk menggambarkan hubungan antara likuiditas dan profitabilitas maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut.

Variabel Independen

Rasio Likuiditas Variabel Dependen

H1

H2

H3 Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Cash ratio

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Gross Profit Margin (GPM)


(45)

2. Hipotesis Penelitian

H1: Terdapat pengaruh signifikan cash ratio secara parsial terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2: Terdapat pengaruh signifikan loan to deposit ratio secara parsial terhadap

gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3: Terdapat pengaruh signifikan cash ratio dan loan to deposit ratio secara bersama-sama terhadap gross profit margin pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(46)

A. Rancangan Penelitian

Dilihat dari tujuannya maka penelitian ini termasuk penelitian asosiatif. Menurut Suliyanto (2006:70), “penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasional maupun hubungan kausal antara satu variabel dengan variabel lainnya”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Unit yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan. Sogiyono (2006:55) menyatakan, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Sugiyono (2006:61), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Beberapa pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel adalah:

1. Bank–bank tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2006.


(47)

2. Bank- bank tersebut tidak delisting pada periode tersebut.

3. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan pada periode 2004-2006.

Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada 25 pada tahun 2004, 23 pada tahun 2005 dan 26 pada tahun 2006. Berdasarkan pertimbangan dan kriteria diatas maka sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Sampel Emiten

No Nama Emiten Kriteria Sampel

1 2 3

2004 2005 2006 1 Bank Artha Graha

Internasional Tbk

- √ √ - - -

2 Bank Artha Niaga Kencana Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 1

3 Bank Buana

Indonesia Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 2

4 Bank Bukopin Tbk - - √ - - -

5 Bank Bumi Artha

Tbk

- - √ - - -

6 Bank Bumiputera

Indonesia Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 3

7 Bank Central Asia Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 4

8 Bank Century Tbk √ √ √ √ √ Sampel 5

9 Bank Danamon Tbk √ √ √ √ √ Sampel 6

10 Bank Danpac Tbk √ - - - - -

11 Bank Eksekutif

Internasional Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 7

12 Bank Himpunan

Saudara 1906 Tbk

- - √ - - -

13 Bank Internasional Indonesia Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 8

14 Bank Inter Pasific Tbk

√ - - - - -

15 Bank Kesawan Tbk √ √ √ √ √ Sampel 9


(48)

17 Bank Mandiri Tbk √ √ √ √ √ Sampel 11

18 Bank Mayapada

Internasional Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 12

19 Bank Mega Tbk √ √ √ √ √ Sampel 13

20 Bank Negara

Indonesia Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 14

21 Bank Niaga Tbk √ √ √ √ √ Sampel 15

22 Bank NISP Tbk √ √ √ √ √ Sampel 16

23 Bank Nusantara

Pharahayangan Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 17

24 Bank Pan Indonesia Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 18

25 Bank Permata Tbk √ √ √ √ √ Sampel 19

26 Bank Pikko √ - - - - -

27 Bank Rakyat

Indonesia Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 20

28 Bank Swadesi Tbk √ √ √ √ √ Sampel 21

29 Bank Victoria

Internasional Tbk

√ √ √ √ √ Sampel 22

Sumber:Penulis

C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik ( Kuncoro, 2003:124). Dilihat dari dimensi waktu, data yang digunakan adalah data pooling, yaitu kombinasi antara data runtun waktu (time series) dengan data silang tempat (cross section),


(49)

( Kuncoro, 2003: 127). Alasan penggunaan data ini adalah untuk memenuhi syarat pengujian parametrik ( sampel ≥ 30). Apabila data yang digunakan hanya data

cross section yaitu laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2006 maka jumlah observasi hanya 22 perusahaan perbankan. Jumlah observasi ini tidak dapat memenuhi syarat dilakukan pengujian parametrik.

Dengan alasan ini, data cross section ini digabung dengan data time series. Data time series pada penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang diterbitkan selama 3 tahun. Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2004-2006. Penggabungan data cross section sebanyak 22 perusahaan perbankan dan data time series selama 3 tahun menghasilkan 66 observasi (22 X 3). Pengujian parametrik dapat dilakukan karena jumlah observasi sudah memenuhi syarat (66 ≥ 30).

Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang diterbitkan periode 2004-2006 dan merupakan data sekunder, yaitu data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain (Umar, 2001:69).

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan cara mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel tiap tahun yaitu tahun 2004, 2005 dan 2006. Data diperoleh dari


(50)

oleh Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dengan cara mendownload melalui situs www. idx.co.id.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi / yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006:3). Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas sebagai variabel independen. Rasio likuiditas yang digunakan adalah Cash Ratio dan LDR. Cash Ratio

disimbolkan dengan (X1) dan LDR dengan (X2).

2. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:3). Profitabilitas merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Profitabilitas diukur dengan gross profit margin dan disimbolkan dengan (Y).

E. Defenisi Operasional

Menurut Jogiyanto (2004:62), “Defenisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di dalam riset”. Berikut ini adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen.


(51)

Table 3.2 Variable Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Rasio Likuiditas Cash Ratio ─LDR Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi penarikan yang dilakukan oleh nasabah deposan. Kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya (Muljono, 2002:129). Kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya (Muljono, 2002:128). Deposit Total Assets Cash Ratio CashDeposit Total Loans Total LDR Rasio Rasio Profitabilitas ─Gross profit margin Kemampuan bank untuk memperoleh laba pada satu periode tertentu. Kemampuan bank untuk

menghasilkan laba dari kegiatan murni perbankan. Income Operating Expense Operating Income Operating

GPM  

Rasio


(52)

F. Uji Asumsi Klasik dan Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan

software statistik yaitu SPSS versi 14, terlebih dahulu peneliti melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heterokedasitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Menurut Ghozali (2005:110), “Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi nomal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik”. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data(titik) pada sumbu diagonal dan grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal.


(53)

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

Jika nilai signifikasi > 0,05 dengan α=5% berarti hipotesis nol diterima, dan apabila nilai signifikasi < 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan HA diterima.

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Menurut Ghozali (2005:92), Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10”.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi liear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Hal ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.


(54)

Menurut Ghozali (2005:96), “salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin Watson (DW test)”. Dalam melakukan uji DW maka dibuat hipotesis sebagai berikut:

Ho: Tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha: Ada autokorelasi (r ≠ 0)

Tabel 3-3

Pengambilan Keputusan ada tidaknya autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autikorelasi positif No Decision dl≤d≤du Tidak ada korelasi negative Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada korelasi negative No Decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif dan negatif Tidak Ditolak du<d<4-du Sumber: Ghozali (2005:96)

4. Uji Heterokedasitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina (2007:108) “Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedasitas, jika berbeda disebut heterokedasitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Untuk melihat ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Sccaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan residualnya. Jika ada pola seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu berarti terjadi heterokedarsitas, namun jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y berarti tidak terjadi heterokedarsitas.


(55)

2. Metode Analisis Data

Setelah uji asumsi klasik terpenuhi maka, untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan regresi linear berganda.

Persamaan regresi linear berganda adalah: Y = a + b X1 + b X2 + e

Keterangan:

Y=Gross Profit Margin a= konstanta

b= koefisien regresi X1= Cash Ratio

X2= LDR

e =Pengaruh variable lain yang tidak diteliti

Setelah persamaan regresi dibentuk maka dilakukan pengujian hipotesis yang terdiri dari uji t dan uji F.

a. Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh cash ratio dan loan to deposit ratio secara parsial terhadap gross profit margin.

Hipotesis statistik

Ho: b = 0 ( tidak ada pengaruh) Ha: b ≠ 0 ( ada pengaruh)


(56)

Adapun kriteria dalam pengujian hipotesis ini adalah: Ho diterima jika t hitung < t tabel (α=5%)

Ha diterima jika t hitung > t tabel ( α=5%)

b. Uji F

Uji ini digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap varabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh cash ratio

dan loan todeposit ratio secara bersama-sama terhadap gross profit margin.

Hipotesis statistik

Ho: b = 0 ( tidak ada pengaruh) Ha: b ≠ 0 ( ada pengaruh)

Adapun kriteria dalam pengujian hipotesis ini adalah: Ho diterima jika F hitung < F tabel (α=5%)


(57)

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Dari 29 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004, 2005 dan 2006 yang terdiri dari 25 bank pada tahun 2004, 23 bank pada tahun 2005 dan 26 bank pada tahun 2006. Ada 22 bank yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Berikut adalah data bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.1

Daftar perusahaan yang menjadi sampel

No Kode Nama Bank Tanggal Berdiri Tanggal Listing

1 ANKB Bank Artha Niaga Kencana 18 September

1969

2 November 2000

2 BBIA Bank Buana 31 Agustus 1956 28 Juli 2000

3 BABP Bank Bumi Putera 31 Juli 1989 15 juli 2002

4 BBCA Bank Central Asia 10 Agustus 1955 31 Mey 2000

5 BCIC Bank Century 30 Mey 1989 25 Juni1997

6 BDMN Bank Danamon 16 Juli 1956 6 Desember 1989

7 BEKS Bank Eksekutif

Internasional

11 September 1992

13 Juli 2001

8 BNII Bank Internasional

Indonesia

15 Mey 1959 21 November 1989

9 BKSW Bank Kesawan 28 April 1993 21 November 2002

10 LPBN Bank Lippo 11 Maret 1948 10 November 1989

11 BMRI Bank Mandiri 2 Oktober 1998 14 juli 2003

12 MAYA Bank Mayapada

Internasional

7 September 1989 29 Agustus 1997

13 MEGA Bank Mega 15 April 1969 17 April2000

14 BBNI Bank Negara Indonesia 15 Juli 1946 25 November 1996

15 BNGA Bank Niaga 26 September

1955

29 November 1989

16 NISP Bank NISP 4 April 1941 20 oktober 1994

17 BBNP Bank Nusantara

Prahayangan

18 Januari 1972 10 Januari 2001

18 PAN Bank Pan Indonesia 17 Agustus 1971 29 Desember 1982

19 BNLI Bank Permata 17 Desember 1954 15 Januari 1990

20 BBRI Bank Rakyat Indonesia 16 Desember 1895 10 November 2003

21 BSWD Bank Swadesi 28 Desember 1968 1 Mey 2002

22 BVIC Bank Victory Internasional 28 Oktober 1992 30 Juni 1999


(58)

sehingga jumlah observasi yang diteliti sebanyak 66 (n=66). Berikut ini adalah tabel yang berisi data penelitian selama tiga tahun.

Tabel 4.2

Data Variabel Penelitian Tahun 2004

No Nama Bank Cash Ratio LDR GPM

1 Bank Artha Niaga Kencana 6.37 70.47 12.11

2 Bank Buana 7.41 57.81 24.9

3 Bank Bumi Putera 11.99 82.13 10.22

4 Bank Central Asia 10.2 31.89 35.5

5 Bank Century 7.82 30.9 -147.73

6 Bank Danamon 8.48 68.84 45.6

7 Bank Eksekutif Internasional 7.44 85.6 13.9

8 Bank internasional Indonesia 8.23 42.83 19.85

9 Bank Kesawan 7.32 49.7 2.01

10 Bank Lippo 9.09 20.17 18.38

11 Bank Mandiri 10.48 48.78 31.86

12 Bank Mayapada Internasional 5.86 71.59 16.38

13 Bank Mega 20.19 48.14 26.59

14 Bank Negara Indonesia 12.68 52.12 21.37

15 Bank Niaga 7.54 80.19 20.7

16 Bank NISP 8.38 76.23 23.48

17 Bank Nusantara Prahayangan 8.64 50.47 20.3

18 Bank Pan Indonesia 7.43 66.86 42.95

19 Bank Permata 8.76 53.21 16.98

20 Bank Rakyat Indonesia 13.19 74.59 40.8

21 Bank Swadesi 9.62 51.29 21.82

22 Bank Victory Internasional 10.88 51.39 10.84

Sumber: www.idx.co.id (Diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa tahun 2004 nilai cash ratio

tertinggi dimiliki oleh Bank Mega sebesar 20,19 sementara nilai terendah dimiliki oleh Bank Mayapada yaitu sebesar 5,86. LDR tertinggi pada tahun ini ada pada Bank Eksekutif Internasional dan terendah pada Bank Lippo. Profitabilitas tertinggi pada tahun ini dicapai oleh Bank Danamon dan yang terendah adalah Bank Century yang mencapai nilai minus 147,73.


(59)

Tabel 4.3

Data Variabel Penelitian tahun 2005

No Nama Bank Cash Ratio LDR GPM

1 Bank Artha Niaga Kencana 6.3 73.6 -125.07

2 Bank Buana 8.79 78.55 29.68

3 Bank Bumi Putera 12.8 77.39 -6.54

4 Bank Central Asia 14.48 40.74 34.82

5 Bank Century 10.7 25.7 32.14

6 Bank Danamon 9.48 78.86 33.03

7 Bank Eksekutif Internasional 8.34 80.11 5.28

8 Bank internasional Indonesia 9.75 52.32 16.48

9 Bank Kesawan 10.63 58.06 0.53

10 Bank Lippo 13.37 30.46 22.3

11 Bank Mandiri 11.07 45.99 18.2

12 Bank Mayapada Internasional 7.98 81.2 10.41

13 Bank Mega 10.38 50.57 12.86

14 Bank Negara Indonesia 12.28 50.5 17.08

15 Bank Niaga 8.46 82.09 17.62

16 Bank NISP 10.11 78.83 13.9

17 Bank Nusantara Prahayangan 9.84 55.83 16.84

18 Bank Pan Indonesia 9.57 51.03 19.77

19 Bank Permata 9.94 74.67 12.12

20 Bank Rakyat Indonesia 11.82 71.62 27.47

21 Bank Swadesi 8.38 53.42 15.03

22 Bank Victory Internasional 10.15 38.11 13.61

Sumber: www.idx.co.id (Diolah)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa tahun 2005 nilai cash ratio

tertinggi dimiliki oleh Bank Central Asia, sementara nilai terendah dimiliki oleh Bank Artha Niaga Kencana. LDR tertinggi pada tahun ini ada pada Bank Niaga dan terendah pada Bank Century. Profitabilitas tertinggi pada tahun ini dicapai oleh Bank Central Asia dan yang terendah adalah Bank Artha Niaga Kencana yang mencapai nilai minus 125,07.


(60)

Data Variabel Penelitian tahun 2006

No Nama Bank Cash Ratio LDR GPM

1 Bank Artha Niaga Kencana 8.94 63.82 10.01

2 Bank Buana 8.82 78.19 28.56

3 Bank Bumi Putera 10.64 83.68 1.46

4 Bank Central Asia 15.64 39.08 34.03

5 Bank Century 9.4 20.26 0.91

6 Bank Danamon 8.11 67.41 18.82

7 Bank Eksekutif Internasional 10.17 70.18 -13.51

8 Bank internasional Indonesia 10.24 53.41 9.97

9 Bank Kesawan 9.72 68.72 3.39

10 Bank Lippo 12.69 42.7 25.62

11 Bank Mandiri 11.94 48.29 20.77

12 Bank Mayapada Internasional 7.67 79.5 8.4

13 Bank Mega 11.1 42.08 8.82

14 Bank Negara Indonesia 12.93 45.33 22.33

15 Bank Niaga 9.1 82.57 17.09

16 Bank NISP 8.94 78.52 12.01

17 Bank Nusantara Prahayangan 10.45 53.57 11.82

18 Bank Pan Indonesia 8.35 75.15 26.8

19 Bank Permata 9.47 73.93 17.74

20 Bank Rakyat Indonesia 13.84 65.33 33.8

21 Bank Swadesi 8.54 52.25 7.68

22 Bank Victory Internasional 7.3 42.87 13.71

Sumber: www.idx.co.id (Diolah)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tahun 2006 nilai cash ratio tertinggi masih tetap dimiliki oleh Bank Central Asia, sementara nilai terendah dimiliki oleh Bank Victory Internasional. LDR tertinggi pada tahun ini ada pada Bank Bumi Putera dan terendah pada Bank Century sama dengan tahun 2005. Profitabilitas tertinggi pada tahun ini dicapai oleh Bank Central Asia dan yang terendah adalah Bank Eksekutif Internasional.


(61)

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Berikut ini merupakan gambaran data penelitian.

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 66 5.86 20.19 9.9488 2.41313

LDR 66 20.17 85.60 59.4195 17.35880

GPM 66 -147.73 45.60 13.4333 29.04344

Unstandardized Residual 66 -147.28297 37.24949 .0000000 27.74496889

Valid N (listwise) 66

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2008)

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa :

1. Rata-rata cash ratio adalah 9,9488 dengan standar deviasi 2,41313. 2. Rata-rata LDR adalah 59,4195 dengan standar deviasi 17,35880. 3. Rata-rata GPM adalah 13,4333 dengan standar deviasi 29,04344.

Tabel 4.6

Statistik Deskriptif setelah Outlier Tidak Disertakan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 57 5.86 20.19 10.0377 2.47317

LDR 57 20.17 85.60 58.9525 17.23177

GPM 57 .91 40.80 18.4809 8.85625

Unstandardized Residual 57 -15.22022 15.57960 .0000000 7.82537006

Valid N (listwise) 57

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2008)

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa :

1. Rata-rata cash ratio adalah 10,0377 dengan standar deviasi 2,47317. 2. Rata-rata LDR adalah 58,9525 dengan standar deviasi 17,23177. 3. Rata-rata GPM adalah 18,4809 dengan standar deviasi 8,85625.


(62)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan analisis grafik.

Pengujian statistik Kolmogorov-Smirnov dimulai dengan membuat hipotesis:

Ho: data berdistribusi dengan normal Ha: data tidak berdistribusi dengan normal

Apabila nilai signifikasi > 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas

CR LDR GPM

Unstandardized Residual

N 66 66 66 66

Normal Parameters(a,b) Mean 9.9488 59.4195 13.4333 .0000000 Std. Deviation 2.41313 17.35880 29.04344 27.74496889 Most Extreme

Differences

Absolute

.120 .117 .270 .274

Positive .120 .117 .178 .176

Negative -.091 -.113 -.270 -.274

Kolmogorov-Smirnov Z .977 .949 2.193 2.226

Asymp. Sig. (2-tailed) .296 .329 .000 .000

Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2008)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Unstandardized Residual tidak berdistribusi nomal karena nilai signifikasi < 0,05. Pengujian normalitas juga dapat dilihat dari grafik Histogram dan Nomal P-P Plot of Regression.


(63)

Gambar 4.1 Histogram

Dari histogram diatas dapat dilihat bahwa data berdistribusi dengan tidak normal.

Gambar 4.2

Normal P-P Plot Regression

Dari grafik Normal P-P plot Regression diatas dapat dilihat titik-titik menyebar jauh dari garis diagonal yang menunjukan data tidak berdistribusi

-6 -4 -2 0 2

Regression Standardized Residual 0

10 20

30 40 F R E Q U E N C y

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob 0.0

0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Expect ed Cum Prob


(64)

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.8 Data Outlier

Case Number Kode Bank Standar Residual GPM 4 5 6 18 23 25 31 47 51 BBCA BCIC BDMN PAN ANKB BABP BKSW BABP BEKS 2,117 -5,226 2,573 2,414 -4,543 -2,317 -2,097 -2,014 -2,751 35,50 -147,73 45,60 42,95 -125,07 -6,54 0,53 1,46 -13,51 Sumber:Hasil Pengolahan SPSS (2008)

Munculnya outlier pada observasi akan mengganggu estimasi koefisien regresi sehingga data outlier ini tidak disertakan dalam model yang akan dibentuk, jadi model akan diestimasi berdasarkan 57 observasi. Setelah data outlier

dikeluarkan maka dilakukan pengujian data kembali yang meliputi uji normalitas dengan uji statistik dan analisis grafik.

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas setelah Outlier dikeluarkan

CR LDR GPM

Unstandardized Residual

N 57 57 57 57

Normal Parameters(a,b)

Mean

10.0377 58.9525 18.4809 .0000000 Std. Deviation 2.47317 17.23177 8.85625 7.82537006 Most Extreme

Differences

Absolute

.131 .149 .069 .080

Positive .131 .149 .069 .080

Negative -.099 -.123 -.057 -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .987 1.124 .519 .604

Asymp. Sig. (2-tailed) .284 .159 .950 .859

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2008)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal dengan nilai 0,604 dan signifikasi 0,859 > 0,05.


(1)

-6 -4 -2 0 2

Regression Standardized Residual

0 10 20 30 40

Fr

equ

e

nc

y

Mean = -4.08E-17 Std. Dev. = 0.984 N = 66 Dependent Variable: GPM

Histogram

0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: GPM


(2)

Normalitas setelah Outlier tidak disertakan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CR LDR GPM

Unstandardized Residual

N 57 57 57 57

Normal Parameters(a,b)

Mean 10.0377 58.9525 18.4809 .0000000

Std. Deviation 2.47317 17.23177 8.85625 7.82537006 Most Extreme Differences Absolute .131 .149 .069 .080

Positive .131 .149 .069 .080

Negative -.099 -.123 -.057 -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .987 1.124 .519 .604

Asymp. Sig. (2-tailed) .284 .159 .950 .859

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Residual

0 2 4 6 8 10 12

Fr

eq

ue

nc

y

Mean = -3.74E-16 Std. Dev. = 0.982 N = 57 Dependent Variable: GPM


(3)

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .468(a) .219 .190 7.96897 1.948

a Predictors: (Constant), LDR, CR b Dependent Variable: GPM

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 963.016 2 481.508 7.582 .001(a)

Residual 3429.239 54 63.504

Total 4392.255 56

a Predictors: (Constant), LDR, CR b Dependent Variable: GPM

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Ex

p

e

cted C

u

m

P

rob

Dependent Variable: GPM


(4)

-2 -1 0 1 2 3 4 5 Regression Standardized Predicted Value

-2 -1 0 1 2 3

Regressi

on St

udent

iz

ed Residu

al

Dependent Variable: GPM Scatterplot


(5)

LAMPIRAN 7

PENELITIAN TERDAHULU

No Peneliti Judul Penellitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Eko Widodo Lo (2001) Rasio Keuangan untuk Mengukur

Asosiasi Likuiditas, Struktur Modal, dan Kalitas Aktiva dengan Profitabilitas Bank (Analisis Korelasi Kanonikal)

Variabel Independen: LDR, GWM, CAR, PBDPHB

Variabel Dependen: LOPO dan ROE

Analisis korelasi kanonikal variabel independen terhadap variabel dependen menunjukkan adanya korelasi yang signifikan sebesar 0,32165 dengan signifikasi 0,01666. Urutan variabel yang paling berhubungan dengan profitabilitas adalah: PBDPHB, CAR, LDR, GWM.

2 Rida (2004) Pengaruh Loan to Deposit Ratio

Terhadap Tingkat Profitabilitas PT. Bank Syariah Mandiri

Variabel Independen: LDR Variabel Dependen:ROA

Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Syariah Mandiri.

3 Fardhan Wardhana (2007) Manfaat Rasio-Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Perubahan Laba Pada

Perusahaan Perbankan Yang Go Publik

di Bursa Efek Surabaya.

Variabel Independen: CAR, NPL, PPAP, LDR, ROA, ROE, BOPO, NIM.

Variabel Dependen: Laba

Secara parsial rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba. Rasio yang paling dominan mempengaruhi adalah ROA. Secara simultan rasio keuangan juga berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa efek Surabaya.


(6)

LAMPIRAN 8

Jadwal Penelitian

Kegiatan Des

2007

Januari 2008

Februari

2008

Maret

2008

April

2008

Mei

2008

III IV I II III IV I II III IV

I II III IV I II III IV I II III IV

Survei awal

Penyusunan Proposal

Pengajuan Proposal ke Jurusan

Perbaikan

Proposal

Seminar

Proposal

Perbaikan

kembali

Proposal

Pengumpulan

Data

Penyusunan

Bab

1-3

Koreksi

Bab

1-3

Pengolahan

Data

Menyusun

Laporan

Penelitian