Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor Yamaha Di Kota Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SEPEDA MOTOR YAMAHA

DI KOTA MEDAN

Diajukan Oleh :

BETTY PRATIWI S. HUTAPEA 070523033

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung segala aktifitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda motor Yamaha di kota Medan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk angka dari tahun 1996 sampai dengan 2010 diperoleh dari Asosiasi Sepeda Motor Indonesia dan BPS Kota Medan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan perkapita sebesar 0.002, harga Yamaha sebesar 0.00004947 dan harga Honda sebesar 0.00009216 berpengaruh positif terhadap permintaan sepeda motor Yamaha. Faktor-faktor lain seperti selera, keadaan ekonomi seperti inflasi dapat juga memengaruhi permintaan sepeda motor. Uji regresi berganda memiliki nilai R2 sebesar 0.938 atau 93,8% yang menunjukkan bahwa variabel pendapatan per kapita, harga kompetitor (Honda) dan harga Yamaha memberikan variasi terhadap variabel Y, sedangkan sisanya 6,2% dijelaskan oleh variabel lain.

Sehubungan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan sepeda motor maka diharapkan kepada pabrik sepeda motor Yamaha dapat terus meningkatkan produk mereka dengan harga yang terjangkau.


(3)

ABSTRACT

Motorcycle is one of vital transportation means to support daily human activities. This research is intended to know the factors influencing the demand of Yamaha motorcycle in Medan city.

The data used were secondary data using numeric obtained from Indonesian Motorcycle Association and Statistics Office Medan City from 1996 up to 2010 as well as other related resources with the research. The collected data were analyzed using multiple linier regression.

The results of research showed that income per capita (0,002), the price of Yamaha (0,00004947) and the price of Honda (0,00009216) had positive influence to the demand of Yamaha motorcycle in Medan city. Other factors such as taste, economy condition (inflation) also had influence to the demand of Yamaha motorcycle. Multiple regression test showed R2 value for 0,938 or 93,8% indicating that income, Yamaha price and competitor price (Honda) produced variation to variable Y, whereas the remaining for 6,2% is influenced by other variables.

The needs for the motorcycle is more increasing to support daily human activities. It is expected for the manufacturing of the motorcycle to keep making innovation and making the adjustment of inexpensive price.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih karunia-Nya selalu memberkati penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor Yamaha di Kota Medan”.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama

penulisan skripsi ini. Peneliti dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Irsad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Drs. Rujiman, MA., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(5)

5. Seluruh dosen pengajar di Departemen Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan mengajarkan penulis ilmu pengetahuan.

6. Seluruh staf administrasi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

7. Seluruh staf/karyawan dari instansi terkait yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi informasi dan mendukung penulis selama penelitian. 8. Teristimewa kepada orangtua penulis yang selalu senantiasa mendampingi

penulis dalam melaksanakan perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis hanya dapat memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar semua bantuan dan kebaikan yang telah didapatkan penulis mendapatkan imbalan dari-Nya, dan harapan penulis semoga Skripsi ini memberikan manfaat yang berarti bagi kita semua maupun bagi penulis-penulis lainnya. Amin

Hormat Saya, Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II URAIAN TEORETIS ... 9

2.1. Pengertian Permintaan ... 9

2.1.1. Teori Permintaan ... 9

2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 13


(7)

2.4. Skedul Permintaan ... 16

2.5. Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan dan Pergeseran Kurva Permintaan ... 18

2.5.1. Pergeseran Kurva Permintaan ... 18

2.5.2.Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan ... 20

2.6. Kajian Tentang Harga ... 28

2.7. Elastisitas Permintaan ... 30

2.7.1. Pengertian Elastisitas Permintaan ... 30

2.7.2. Jenis – Jenis Elastisitas Permintaan ... 31

2.7.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan ... 33

2.8. Permintaan Pasar ... 35

2.9. Penelitian Terdahulu ... 36

2.10 Kerangka Konseptual ... 38

2.11 Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Jenis Penelitian ... 40

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

3.2.1. Tempat Penelitian ... 40

3.2.2. Waktu Penelitian ... 40

3.3. Definisi Operasional Variabel ... 40


(8)

3.5. Metode Analisis Data ... 41

3.6. Test of Goodness of fit (Uji kesesuaian) ... 41

3.6.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 41

3.6.2. Uji t- statistik ... 44

3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 45

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Profil Kota Medan ... 49

4.1.1. Sepeda Motor Yamaha ... 51

4.1.2. Visi Misi Perusahaan ... 52

4.2. Hasil Penelitian ... 52

4.2.1. Uji Kesesuaian ... 53

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kurva Permintaan 16

2.2 Kurva Jumlah Barang (Pergeseran Kurga Permintaan) 18 2.3 dan 2.4 Kurva Perubahan Jumlah yang Diminta 21

2.5 Angka Elastisitas 31

2.6 Permintaan Elastisitas 32

3.1 Kurva Uji F-Statistik 43

3.2 Kurva Uji t-statistik 45


(11)

ABSTRAK

Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung segala aktifitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda motor Yamaha di kota Medan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk angka dari tahun 1996 sampai dengan 2010 diperoleh dari Asosiasi Sepeda Motor Indonesia dan BPS Kota Medan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan perkapita sebesar 0.002, harga Yamaha sebesar 0.00004947 dan harga Honda sebesar 0.00009216 berpengaruh positif terhadap permintaan sepeda motor Yamaha. Faktor-faktor lain seperti selera, keadaan ekonomi seperti inflasi dapat juga memengaruhi permintaan sepeda motor. Uji regresi berganda memiliki nilai R2 sebesar 0.938 atau 93,8% yang menunjukkan bahwa variabel pendapatan per kapita, harga kompetitor (Honda) dan harga Yamaha memberikan variasi terhadap variabel Y, sedangkan sisanya 6,2% dijelaskan oleh variabel lain.

Sehubungan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan sepeda motor maka diharapkan kepada pabrik sepeda motor Yamaha dapat terus meningkatkan produk mereka dengan harga yang terjangkau.


(12)

ABSTRACT

Motorcycle is one of vital transportation means to support daily human activities. This research is intended to know the factors influencing the demand of Yamaha motorcycle in Medan city.

The data used were secondary data using numeric obtained from Indonesian Motorcycle Association and Statistics Office Medan City from 1996 up to 2010 as well as other related resources with the research. The collected data were analyzed using multiple linier regression.

The results of research showed that income per capita (0,002), the price of Yamaha (0,00004947) and the price of Honda (0,00009216) had positive influence to the demand of Yamaha motorcycle in Medan city. Other factors such as taste, economy condition (inflation) also had influence to the demand of Yamaha motorcycle. Multiple regression test showed R2 value for 0,938 or 93,8% indicating that income, Yamaha price and competitor price (Honda) produced variation to variable Y, whereas the remaining for 6,2% is influenced by other variables.

The needs for the motorcycle is more increasing to support daily human activities. It is expected for the manufacturing of the motorcycle to keep making innovation and making the adjustment of inexpensive price.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung kebutuhan aktifitas manusia. Selain itu sepeda motor lebih mudah dan praktis dibanding dengan alat transportasi lainnya untuk mendukung segala aktifitas manusia. Oleh karena itu kebutuhan akan sepeda motor sebagai alat transportasi sangatlah tinggi.

Selain praktis, ekonomis dan mudah dalam pengoperasian berkendaraan, sepeda motor juga tepat untuk segala kondisi jalan menjadikan sepeda motor


(14)

sebagai sarana transportasi yang penting bagi konsumennya. Hal ini memacu para produsen kendaraan untuk menciptakan inovasi baik dari segi mutu, model dan teknologi produk nya untuk mendapat simpati dari konsumen. Sedangkan dari segi pemasaran, pemasar berusaha melakukan kegiatan pemasaran yang efektif antara lain dengan melakukan promosi untuk menawarkan dan mempromosikan produk baru yang dikeluarkan yaitu dengan berbagai macam periklanan baik melalui media cetak maupun elektronik. Dengan harapan volume penjualan dapat meningkat, kepuasan konsumen akan terpenuhi, dan laba perusahaan akan meningkat. Upaya untuk meningkatkan volume penjualan tersebut dilakukan melalui studi atau penelitian dengan maksud mencari sejumlah informasi tentang faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli dan meningkatkan permintaan terhadap sebuah produk (Kotler, 2000).

Dalam ekonomi, permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu Dengan demikian pihak supplier dapat memperkirakan berapa banyak produk yang dihasilkan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Keadaan tersebut memaksa para produsen untuk bersaing dalam menciptakan produk yang kompetitif di dalam memuaskan tingkat kepuasan konsumen. Dalam hal ini berkaitan dengan kondisi industri otomotif terutama dalam permintaan sepeda motor. Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi persaingan dunia bisnis khususnya di dalam dunia otomotif telah mengalami banyak perkembangan. Perubahan ini disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat di dunia.


(15)

Putong (2002) mengungkapkan permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dari seseorang individu dan masyarakat terhadap suatu barang adalah diantaranya harga barang yang dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah penduduk dan selera/ramalan di masa yang akan datang dan juga harga barang lain.

Pola pikir dan tingkat kecenderungan masyarakat yang mengarah ke pola konsumerisme membuat tingkat kebutuhan akan informasi dan konsumsi juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya investasi dan inflasi serta dipengaruhi juga oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, maka setiap pertumbuhan ekonomi dan usaha industri haruslah memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat menarik perhatian konsumen untuk memenuhi kebutuhannya termasuk dalam bidang transportasi.

Fungsi transportasi adalah memungkinkan melancarkan terjadinya pergerakan manusia (movement of people), melancarkan pergerakan barang (movement of goods), dan pergerakan jasa dan informasi (movement of service and information), dengan prasarana yang telah disiapkan oleh alam seperti sungai, laut dan udara, atau jalur lintasan hasil kerja manusia (man made) seperti jalan raya dan jalan rel (Anonim, 2009). Untuk wilayah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup menentukan. Indikasi kota yang baik dapat antara lain dengan melihat kondisi transportasinya. Transportasi yang baik, aman dan


(16)

lancar selain mencerminkan keteraturan kota, juga memperlihatkan kelancaran kegiatan perekonomian kota.

Kehidupan masyarakat modern saat ini turut mempengaruhi pola perilaku masyarakat dalam pembelian. Kehidupan modern saat ini seringkali identik dengan gaya hidup yang selalu mengikuti trend atau perkembangan jaman. Dalam kondisi seperti ini, keputusan memilih merek turut berperan dalam gaya hidup modern, sehingga keinginan untuk membeli produk yang bermerek turut mewarnai pola konsumsi seseorang. Lannon (1996) dalam Muafi (2003) menambahkan bahwa, kehidupan masyarakat modern memiliki implikasi pada peran merek, artinya konsumen tidak sekedar menginginkan produk, tetapi juga merek. Merek yang telah mapan biasanya dijadikan simbol sebagai suatu produk yang sukses, sehingga ekuitas merek turut berpengaruh terhadap kondisi emosional konsumen. Meskipun di pasar banyak beredar produk-produk yang sejenis terutama produk pesaing, semuanya itu akan tergantung dari ekuitas konsumen terhadap merek. Artinya jika konsumen telah memahami benar tentang merek yang diyakininya, maka ingatan dibenak konsumen akan semakin kuat. Ekuitas merek merupakan persepsi total konsumen terhadap merek yang dapat dibentuk melalui informasi baik dari, pendapat teman atau pengalaman sendiri. Jika konsumen memiliki persepsi yang baik terhadap merek akan mempengaruhi terbentuknya pilihan produk yang akan dibeli, selanjutnya akan membentuk sikap positif yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan pembelian.

Demikian halnya dengan keputusan pembelian sepeda motor yang dipengaruhi oleh produk, harga dan juga pendapatan disamping faktor gaya hidup.


(17)

Gaya hidup modern merupakan salah satu faktor individu yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang termasuk terhadap pembelian sepeda motor. Yamaha memiliki banyak jenis produk sepeda motor yang menjadi andalan bagi masyarakat. Salah satu produk Yamaha adalah sepeda motor Jupiter Z yang diminati oleh berbagai kalangan mulai dari anak muda sampai orang tua, sejak pembuatan tahun pertama sampai sekarang ini (Tabloid Otomotif, Edisi 16 /XVII/2007)

Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus berbenah menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan jasa dan lain-lain. Mobilitas penduduk yang tinggi membuat sistem transportasi menjadi sangat penting, baik pengangkutan barang maupun orang. Dalam konsep transportasi berkelanjutan, ketersediaan model atau jenis angkutan bukanlah suatu prioritas yang harus dipenuhi, melainkan prasarana yang mampu mengakomodir kepentingan masyarakat pengguna kendaraan berbiaya rendah seperti angkutan umum, bersepeda dan pejalan kaki. Namun pada kenyataannya fasilitas ini tidak menjadi prioritas sehingga masyarakat menggunakan kendaraan pribadinya dalam bepergian meskipun dalam jarak pendek. Kondisi ini menyebabkan volume kendaraan dijalan saat ini bertumbuh dengan pesat, yang didominasi oleh sepeda motor dan mobil pribadi.

Yamaha Corporation adalah sebuah perusahaan asal Jepang dengan jumlah produk yang banyak termasuk penjualan sepeda motor dengan beberapa tipe. Yamaha dalam beberapa tahun terakhir terus melakukan terobosan dan inovasi sebagai produsen sepeda motor. Peningkatan produksi Yamaha didukung


(18)

dengan ekspansi kapasitas sejak tahun 2006. Yamaha meluncurkan berbagai tipe sepeda motor dengan beragam pilihan dan ini memberikan dukungan yang luas bagi mereka dalam meningkatkan penetrasi pasar.

Tingginya permintaan terhadap sepeda motor Yamaha dipengaruhi oleh faktor pendapatan masyarakat itu sendiri. Pendapatan yang semakin baik atau meningkat membuat masyarakat ingin mendapatkan suatu barang seperti sepeda motor. Selain itu, faktor lainnya yang mempengaruhi adalah faktor harga. Harga sepeda motor Yamaha yang dianggap sesuai dengan spesifikasi produk sepeda motor tersebut membuat keinginan masyarakat yang tinggi untuk mendapatkan produk tersebut. Selain itu, kualitas produk yamaha memiliki peranan yang penting terhadap tingginya permintaan terhadap sepeda motor Yamaha. Sepeda motor Yamaha dikenal sebagai produk sepeda motor yang memiliki performa yang tangguh dan daya tahan yang handal. Namun demikian, faktor lainnya yang juga berpengaruh terhadap permintaan sepeda motor adalah harga kompetitor sepeda motor lainnya.

Honda adalah salah satu kompetitor sepeda motor yang sampai sekarang terus melakukan terobosan untuk produknya. Produk Honda sudah melekat di hati pengguna dan dilihat dari segi penjualan berada pada peringkat pertama pada saat sekarang ini. Salah satu produk sepeda motor Honda yang tetap eksis dan diminati banyak kalangan sejak peluncurannya adalah “Supra X”. Bahkan motto Honda yang trend sekarang ini “ONE HEART” menunjukkan bagaimana besarnya keinginan masyarakat terhadap sepeda motor Honda dan juga kolektivitas yang besar bagi penggunanya.


(19)

Dari uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam sebuah karya tulis berbentuk skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SEPEDA MOTOR YAMAHA DI KOTA MEDAN.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini. Selain itu, rumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi ini.

Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di Medan?

2. Bagaimana pengaruh harga Yamaha terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di Medan?

3. Bagaimana pengaruh harga sepeda motor competitor (Honda) terhadap permintaan sepeda motor Yamaha di Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah :


(20)

1. Untuk mengetahui faktor pendapatan, harga sepeda motor Yamaha, harga sepeda motor kompetitor (Honda) di Medan untuk dijadikan rekomendasi pada strategi pemasaran untuk mencapai hasil yang lebih baik.

2. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi dan bahan pertimbangan yang berharga bagi perusahaan sepeda motor Yamaha dalam meningkatkan permintaan sepeda motor untuk hasil yang maksimal.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama menjadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

BAB II

URAIAN TEORETIS

2.1 Pengertian Permintaan 2.1.1 Teori Permintaan


(21)

Dari segi ilmu ekonomi pengertian permintaan sedikit berbeda dengan pengertian yang digunakan sehari-hari. Menurut pengertian sehari-hari, permintaan diartikan secara absolut yaitu menunjukkan jumlah barang yang dibutuhkan, sedangkan dari sudut ilmu ekonomi permintaan mempunyai arti apabila didukung oleh daya beli konsumen yang disebut dengan permintaan efektif. Jika permintaan hanya didasarkan atas kebutuhan saja dikatakan sebagai permintaan absolut (Nicholson, 2005).

Kemampuan membeli seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu, pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki. Apabila jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh seseorang berubah, maka jumlah barang yang diminta juga akan berubah. Demikian juga halnya apabila harga barang yang dikehendaki berubah maka jumlah barang yang dibeli juga akan berubah (Sudarsono, 2006). Terdapat dua model dasar permintaan yang berkaitan dengan harga, pertama adalah kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga (substitusi atau komplementer). Bila kenaikan harga suatu barang menyebabkan permintaan barang lain meningkat (hubungan positif), disebut barang substitusi (Nicholson, 2005). Apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain dengan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga.

Penurunan harga suatu barang menyebabkan penurunan permintaaan barang-barang substitusinya, dimana barang substitusi adalah barang yang dapat berfungsi sebagai pengganti barang lain. Dan bila dua jenis barang saling


(22)

melengkapi, penurunan harga salah satunya mengakibatkan kenaikan permintaan akan yang lainnya dan sebaliknya jika terjadi kenaikan harga salah satunya akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap barang yang lainnya. Bila kenaikan harga suatu barang menyebabkan permintaan barang lain menurun (hubungan negatif), maka disebut barang komplementer (Nicholson, 2005). Kedua adalah kenaikan harga menyebabkan pendapatan real para pembeli berkurang (Sukirno, 2002). Dalam analisis ekonomi diasumsikan bahwa permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri (ceteris paribus). Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh banyak faktor, antara lain; harga barang itu sendiri, harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan masyarakat, cita rasa masyarakat dan jumlah penduduk maka dapat dikatakan bahwa permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh banyak variabel (Nicholson, 2005).

Teori permintaan diturunkan dari prilaku konsumen dalam mencapai kepuasan maksimum dengan memaksimumkan kegunaan yang dibatasi oleh anggaran yang dimiliki. Hal ini tentu dapat dijelaskan dengan kurva permintaan, yaitu kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah maksimum dari barang yang dibeli oleh konsumen dengan harga alternatif pada waktu tertentu (ceteris paribus), dan pada harga tertentu orang selalu membeli jumlah yang lebih kecil bila mana hanya jumlah yang lebih kecil itu yang dapat diperolehnya.

Untuk memahami arti permintaan, terlebih dahulu kita lihat latar belakang terjadinya permintaan. Masalah ekonomi timbul akibat dari ketidak seimbangan


(23)

antara keinginan manusia dengan sumber-sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keinginan manusia jauh melebihi sumber-sumber daya yang tersedia, oleh sebab itu masyarakat harus membuat pilihan-pilihan yang paling tinggi dari sumber-sumber daya yang tersedia.

Menurut Noer (2008) permintaan (demand) didefenisikan sebagai barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu. Waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. Permintaan ini biasanya dilambangkan dengan Qd. Permintaan akan barang dan jaa diartikan jumlah barang dan jasa yang ingin didapatkan (secara ekonomis akan dibeli) oleh konsumen.

Sementara itu, Sukirno (2002) dalam bukunya Teori Ekonomi Mikro menjelaskan bahwa teori permintaan menerangkan bagaimana seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli yang diminta menunjukkan hubungan negatif yang mencerminkan Teori Permintaan. Teori permintaan mengungkapkan bahwa pembeli cenderung dan mengharapkan harga barang turun (expected demand) meskipun dalam kenyataan tindakan demikian, justru harga barang cenderung naik dalam perkembangannya. Mengapa expected demand pada tingkatan harga turun? Karena pembeli dapat meningkatkan pembelian barang sehingga pembeli akan mendapatkan keuntungan (consumer surplus).

Dalam perkembangan bahwa jumlah permintaan dapat diperhitungkan ke depan sebagai suatu estimasi, tentunya dengan memperhatikan perubahan pada masing-masing variabel independen, dependen, apakah harga barang itu sendiri sebagai faktor utama, serta pembeli, pendapatan, harga barang lain, yang dapat


(24)

mengganti, banyaknya konsumen dan faktor lainnya. Dengan demikian pihak supplier dapat memperkirakan berapa banyaknya produksi yang perlu dihasilkan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut (demand created supply). Kenyataan bahwa teori permintaan ini terus berkembang sehingga meningkatkan wawasan berpikir untuk lebih berkembang ditandai dengan munculnya berbagai fenomena dan kemudian teori permintaan menjadi lebih luas keberadaannya. Permintaan yang didukung oleh adanya daya beli disebut permintaan efektif sedangkan permintaan yang didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau potensial.

Berdasarkan definisi ini kiranya dapat dimengerti bahwa kata permintaan di sini berbeda dengan kata permintaan yang sering kita pergunakan sehari-hari. Defenisi di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta, sehingga hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang diminta ini dapat disajikan dalam kurva permintaan.

Samuelson & Norddhaus (2007) menerangkan bahwa hubungan antara kualitas yang diminta dengan harga suatu komoditi, dengan menganggap faktor lain konstan. Definisi ini menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta.

Sukirno (2004) menyatakan permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antar berbagai kualitas suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Sepanjang suatu kurva permintaan atau skedul permintaan hanya dan kualitas yang berubah-ubah.


(25)

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu produk di pasaran ditentukan oleh banyak faktor. Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk menganalisis permintaan juga digunakan fungsi permintaan. Fungsi permintaan adalah gambaran hubungan antara permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya:

a. Pendapatan atau income (Y) konsumen

Konsumen tidak mungkin dapat membeli barang dan jasa bila pendapatannya tidak ada atau tidak memadai. Dengan demikian, maka perubahan pendapatan konsumen akan mengubah permintaannya akan barang dan jasa yang dikonsumsinya.

b. Harga (price, P)

Pengertian harga disini meliputi harga barang yang akan dibeli, atau harga barang penggantiannya (price of complementary product, Pc). Konsumen akan membatasi jumlah barang yang dibelinya bila harga dan jasa tertentu yang di inginkan terlalu tinggi, bahkan ada kemungkinan konsumen tersebut akan memindahkan konsumsi dan pembeliannya, kepada barang pengganti (barang subsitusi) yang harganya lebih murah, atau kualitasnya lebih baik.

c. Selera konsumen (taste, T)

Selera atau cita rasa konsumen terhadap barang jasa (warna, bau, rasa, model) juga akan mempengaruhi besar kecilnya konsumsi dan permintaan akan suatu barang dan jasa


(26)

d. Agama (religion, R) konsumen

Agama yang merupakan nilai-nilai luhur yang dipercaya yang oleh konsumen, biasanya berisikan perintah dan larangan, termasuk untuk melakukan atau tidak melakukan, mengkonsumsi, atau tidak mengkonsumsi, merupakan faktor yang mempengaruhi juga tingkat konsumsi atau permintaan akan barang dan jasa.

e. Budaya (culture, C) konsumen

Budaya merupakan seperangkat nilai dan kebiasaan konsumen dalam menjalankan kehidupan pribadi, maupun kelompok. Oleh karena itu budaya juga berisikan anjuran yang baik dan yang kurang baik, maka budaya ini juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi, mampu permintaan konsumen akan barang dan jasa.

C = Culture atau budaya konsumen R = Religion atau agama konsumen

Etc = etcelia atau faktor lainnya, seperti : kondisi konsumen, cuaca/iklim, musiman, dan sebagainya.

2.3. Hukum Permintaan

Hukum permintaan menjelaskan sifat kaitan di antara permintaan sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin


(27)

tinggi harga suatu barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Sukirno (2002) secara sederhana menyatakan hukum permintaan adalah hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta berbanding terbaik. Jika harga baik, kuantitas yang diminta cenderung menurun.

Istilah hukum permintaan yang dimaksud adalah hubungan sebab-akibat (kualitas), antara permintaan akan barang dan jasa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Misalnya hubungan antara jumlah permintaan barang dan jasa dengan harga barang dan jasa tersebut, atau hubungan antara jumlah barang dan jasa yang diminta dengan tingkat pendapatan konsumen dan seterusnya.

Bila faktor yang paling berpengaruh adalah pendapatan (Income) - Qd = f (1,P,Ps,Pc,T,C,E,R,dst -> Qd = f (1)

- Permintaan akan barang dan jasa ditentukan oleh pendapatan oleh pendapatan (income), faktor lain dianggap tetap.

-

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Harga (P)

Jumlah Kurva Permintaan

0 50 75 100


(28)

Data numeric seperti di atas dapat juga diinterprestasikan dalam suatu grafik pada gambar 2.1, yang menunjukkan jumlah jagung yang diminta pada setiap tingkat harga. Skedul permintaan tersebut dinamakan kurva permintaan. Dalam kurva ini, jumlah dan harga mempunyai hubungan yang terbaik, Q naik bila P turun, kurva ini berbentuk miring, turun dari kiri atas ke kanan bawah. Fakta penting ini disebut hukum permintaan dengan kemiringan negatif (law of downward sloping demand). Hukum ini berlaku pada hampir semua komoditi seperti jagung, minyak, mobil, sepeda motor, dan lain-lain.

2.4. Skedul Permintaan

Baik akal sehat maupun penelitian keilmuan menunjukkan bahwa jumlah komoditi yang terbeli tergantung pada harganya. Semakin tinggi suatu komoditi, hal lain tetap sama semakin sedikit orang membelinya. Semakin rendah pasarnya, maka semakin banyak yang akan dibeli.

Adapun suatu hubungan jelas antara harga pasar suatu barang dengan jumlah yang diminta, dengan catatan faktor lain tetap tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli ini disebut sebagai Skedul permintaan atau kurva permintaan.

Tabel 2.1 menyajikan skedul permintaan hipotesis. Pada tingkat kita dapat menentukan kuantitas jagung yang akan dibeli konsumen. Sebagai contoh, pada harga $5 per Kg, konsumen akan membeli sejumlah 9 ribu ton per tahun.

Pada harga yang lebih rendah, misalnya $4 per kg, jumlah yang dibeli akan lebih banyak, yaitu 10 ribu ton per kg pada harga $3 per kg. Jumlah yang


(29)

diminta makin besar lagi, yaitu 12 ribu ton dan seterusnya. Kita dapat menentukan jumlah yang diminta pada setiap tingkat harga dari tabel 2.1.

Tabel 2.1. Tabel jumlah yang diminta pada setiap harga (1)

Barang

(2) Harga ($ per kg)

(2)

Jumlah yang diminta (Ribu ton per tahun)

Jagung

5 4 3 2 1

9 10 12 15 20

2.5. Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan Dan Pergeseran Kurva Permintaan

Dengan menggunakan grafik permintaan, hal ini adalah untuk melihat bagaimana caranya menunjukkan akibat dari perubahan harga. Dan dengan menggunakan grafik yang sama adalah terkait dengan bagaimana caranya menunjukkan akibat dari perubahan faktor-faktor bukan harga seperti pendapat, citarasa dan jumlah penduduk. Perubahan permintaan dapat dibedakan dalam dua pengertian yaitu gerakan sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva permintaan.


(30)

2.5.1 Pergeseran Kurva Permintaan

Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, kalau terdapat perubahan-perubahan ke atas permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga. Sekitarnya harga barang lain, pendapat para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan atau ke kiri.

Gambar 2.2 Kurva Jumlah Barang

Untuk melihat kearah mana kurva permintaan akan bergeser apabila perubahan itu akan ditimbulkan oleh perubahan harga barang itu sendiri tetapi oleh perubahan faktor bukan harga (misalnya perubahan citarasa pembeli), bahagian ini akan menganalisis suatu contoh di mana dimisalkan bahwa pendapatan para pembeli mengalami kenaikan. Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapat ini akan menaikkan pendapatan yaitu : pada setiap tingkatan harga, jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan seperti ini digambarkan oleh pergeseran kurva permintaan dan menurut contoh pergeseran itu adalah dari kurva DD menjadi D1 D1. Perhatikan sekarang titik Q dan Q1. Titik Q menggambarkan bahwa pada harga P jumlah yang diminta

D2 D D2

Q1 Q Q2


(31)

adalah q1. Dapat dilihat bahwa q1 > q dan berarti kenaikan pendapatan menyebabkan pada harga P, Permintaan bertambah sebesar qq1. Contoh ini menunjukkan bahwa apabila kurva permintaan bergeser ke sebelah kanan maka pergeseran itu menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Atau sebaiknya, pergeseran kurva permintaan kesebelah kiri berarti bahwa permintaan telah berkurang.

Apabila permintaan digambarkan seluruh kurva, maka jumlah yang diminta (quantity demand) adalah jumlah total suatu komoditi yang diinginkan semua rumah tangga untuk membelinya.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam konsep ini, ialah :

1. Jumlah yang diminta (quality demand) adalah suatu jumlah yang diinginkan (adesired quantity) pada harga barang tersebut, sedangkan harga barang-barang lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain tetap. Jumlah ini dapat berbeda dengan jumlah yang dalam kenyataan dapat dibeli. Istilah jumlah yang diinginkan (quantity demand) tidak sama dengan jumlah yang betul-betul dibeli.

2. Jumlah yang diinginkan (desired) berarti permintaan yang efektif (effective demand) artinya orang mau membeli jumlah itu, dengan harga tertentu yang harus dibayar untuk komoditif tersebut.

3. Jumlah yang diminta menunjukkan arus pembelian yang terus-menerus. Karenanya jumlah ini harus dinyatakan dalam “sekian dalam waktu sekian.”


(32)

2.5.2. Perubahan Jumlah Yang Diminta dan Perubahan Permintaan

Sugiarto et.al (2006) dalam buku ekonomi mikro mengemukakan bahwa ada suatu hal yang penting sekali untuk diperhatikan dalam perubahan permintaan, yaitu perbedaan antara istilah permintaan dan jumlah yang diminta. Sampai saat ini masih ada yang menyatakan bahwa “naiknya harga suatu barang akan menurunkan permintaan akan barang itu”, pernyataan itu salah, sebab dalam hal ini bukan permintaan demand berubah atau turun, tapi adalah jumlah yang diminta (quantity demanded) karena adanya perbedaan pengertian masalah perbedaan kurva permintaan bahwa dapat digunakan dalam 2 pengertian :

1. Gerakan sepanjang kurva permintaan (shift along demand curve) 2. Pergeseran kurva permintaan (skiff the demand curve)

Hal yang pertama menyebabkan perubahan jumlah yang diminta, sedangkan hal yang ke 2 menyebabkan terjadinya perubahan permintaan. Kondisi ini dapat dilihat pada kurva sebagai berikut:

Kurva di atas menunjukkan perubahan permintaan sepanjang kurva terjadi bila harga barang atau jasa yang diminta berubah (naik atau turun).

Penurunan harga tersebut akan menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga atau jasa tersebut akan mengurangi jumlah yang diminta.


(33)

Gambar 2.3 Kurva perubahan jumlah yang diminta

Gambar 2.4. Pergeseran kurva permintaan

Kurva di atas menunjukkan terjadinya pergeseran kurva permintaan ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh timbulnya faktor selain barang dan jasa tersebut. Permintaan bisa naik (bergeser ke kanan) dan bisa juga turun (bergeser ke kiri menjadi Dd). Pada gambar di atas jelas sekali terjadi pergeseran kurva permintaan yang disebut dengan perubahan permintaan.

0

Q1 Q2

D Dn


(34)

Sukirno (2002) dalam bukunya pengantar teori mikro ekonomi, ada banyak sebab kenapa kurva permintaan bergeser :

1. Tingkat pendapatan masyarakat (income)

2. Cita rasa masyarakat terhadap barang tersebut (taste)

3. Harga barang lain khususnya barang perlengkapan dan barang pengganti

Jadi dapat diambil bahwa satu asumsi mengenai apa yang dimaksud dengan kenaikan dan penurunan permintaan, yaitu :

1. Permintaan dikatakan naik jika :

a. Orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah yang lebih banyak sekalipun harga barang itu tetap tidak berubah

b. Orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga itu sudah naik.

2. Permintaan dikatakan turun jika :

a. Orang akan membeli jumlah barang yang lebih sedikit walaupun harganya tidak berubah

b. Orang akan membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang itu sudah turun

Sehubungan dengan adanya perbedaan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel, maka pernyataan perubahan permintaan maupun jumlah permintaan di atas berada dalam keadaan cateris paribus.


(35)

Kurva permintaan akan bergeser kekanan atau kekiri, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.4, kalau terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga, antara lain :

1. Harga barang lain a. Barang pengganti

Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada suatu barang lain apabila barang tersebut dapat menggantikan fungsi dari barang lain tersebut. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantinya. Apabila harga barang pengganti bertambah mahal, maka barang yang digantikannya akan mengalami pertambahan dalam permintaan.

b. Barang netral

Barang netral yaitu apabila dua macam barang tidak mempunyai perkaitan yang rapat, perubahan terhadap permintaan salah satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya, kenaikan atau penurunan harga akan mempengaruhi atas permintaan barang netral.

2. Pendapatan para pembeli.

Pendapatan perorangan adalah pendapatan yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung oleh rumah tangga ; yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan.


(36)

Pendapatan disposible merupakan jumlah pendapatan saat ini yang dapat di belanjakan atau ditabung oleh rumah tangga ; yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan ( Lipsey, 2001)

Sedangkan menurut Gilarso (2005) pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya. Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam kategori, yaitu :

1. Upah/gaji adalah balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dalam hubungan kerja dengan orang/instansi lain (sebagai karyawan yang dibayar). 2. Laba usaha sendiri adalah balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai

“pengusaha“ yaitu mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang kombinasi faktor produksi serta menanggung resikonya sendiri entah sebagai petani/tukang/pedagang dan sebagainya.

3. Laba Perusahaan (Perseroan) adalah laba yang diterima atau diperoleh perusahaan yang berbentuk atau badan hukum.

4. Sewa adalah jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti tanah, rumah atau barang-barang tahan lama.

5. Penghasilan campuran (Mixed Income) adalah penghasilan yang diperoleh dari usaha seperti ; petani, tukang, warungan, pengusaha kecil, dan sebagainya disebut bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur pendapatan :

a. Sebagian merupakan upah untuk tenaga kerja sendiri.

b. Sebagian berupa sewa untuk tanah/ alat produksi yang dimiliki sendiri. c. Sebagian merupakan bunga atas modalnya sendiri.


(37)

d. Sisanya berupa laba untuk usaha sendiri.

6. Bunga adalah balas jasa untuk pemakaian faktor produksi uang. Besarnya balas jasa ini biasanya dihitung sebagai persen ( % ) dari modal dan disebut tingkat / dasar bunga (rate of interest, disingkat, atau i). (Gilarso, 2008)

Pass dan Lowes (2004) berpendapat bahwa pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji (Wages) upah, (Salaries) sewa, (Rent), bunga, (Interest), laba, (Profit), dan lain sebagainya bersama-sama dengan tunjamgan pengangguran, uang pensiun, dan lain sebagainya.

Menurut Lipsey (2007) profit/keuntungan adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang maupun produk jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun produk jasa tersebut.

Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun.

a. Barang inferior

Yaitu barang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Jika pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang-barang inferior akan berkurang.


(38)

b. Barang essensial

Yaitu barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan sehari-hari permintaan akan essensial cenderung tetap walaupun terjadi kenaikan pendapat.

c. Barang normal

Yaitu barang tersebut mengalami peningkatan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.

d. Barang mewah

Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif tinggi. Apabila pendapatan naik maka permintaan akan barang mewah akan bertambah.

3. Distribusi

Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan mempengaruhi corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pandangan tersebut dirubah corak distribusinya. Sekiranya pemerintah menaikkan pajak terhadap orang-orang kaya dan menggunakan hasil pajak ini untuk menaikkan pendapat pekerja yang bergaji rendah, corak permintaan terhadap barang akan mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan orang yang pendapatnya baru mengalami akan bertambah.


(39)

4. Citarasa masyarakat

Citarasa masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang.

5. Jumlah penduduk

Pertambahan penduduk yang diikuti perkembangan kesempatan kedua dapat mempengaruhi pertambahan permintaan.

6. Ramalan mengenai masa yang akan datang

Ramalan para konsumen bahwa harga-harga bertambah tinggi di masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa ini, untuk menghemat pengeluaran di masa yang akan datang.

2.6. Kajian Tentang Harga

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai. Menurut Basu Swasta (2001), harga merupakan sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.


(40)

Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula (Fandy Tjiptono, 2001). Dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subtitusi.

Harga merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi sikap konsumen. Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi dan produk (John C. Mowen dan Michael Minor, 2002). Dengan kata lain, pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya. Dan konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang mereka keluarkan.

Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, kerena ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau


(41)

karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap loyal.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Fandy Tjiptono, 2002). Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam "mendidik" konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Fandy Tjiptono, 2002)

Penyesuaian khusus terhadap harga dapat dilakukan dengan penetapan harga berdasarkan nilai yaitu harga menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan jasa yang baik dengan harga yang pantas. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti merancang ulang merek yang sudah ada untuk menawarkan produk yang lebih bermutu dan memiliki nilai merek di mata konsumen pada tingkat harga tertentu atau produk bermutu sama dengan harga yang lebih murah. Dari


(42)

fenomena ini konsumen memperoleh nilai lebih dengan memperoleh produk dengan harga yang ekonomis disertai dengan manfaat yang besar.

2.7. Elastisitas Permintaan

2.7.1. Pengertian Elastisitas Permintaan

Elastisitas adalah derajat kepekaan kuantitas yang meminta atau ditawarkan terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan atau penawaran (Sukirno, 2002).

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relative dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (cateris paribus).

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elastisitty), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity) (Sukirno, 2002).

2.7.2. Jenis-Jenis elastisitas

a. Elastisitas Harga (Price elasticity of Demand)

Elastisitas harga (Ep) adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar 1 (satu) persen.

�� =% ������ℎ�������ℎ�����������������


(43)

atau

�� =% ������ℎ�������ℎ�����������������

% ������ℎ��ℎ����

Angka elastisitas hares (Eh)

1. Permintaan elastis (E>1) apabila persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harganya.

2. Permintaan In-elastis (E<1) permintaan in-elastis ini dapat terjadi apabila persentase permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga.

3. Permintaan elastis kesehatan (unitary elasticity) (Ed=1)

Permintaan elastisitas kesatuan terjadi apabila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga.

Gambar 2.5 Angka Elastisitas 4. Permintaan Elastisitas (Ed = ∼)

Permintaan elastis sempurna terjadi apabila pada harga jumlah barang yang diminta tidak berbatas atau dengan kata lain pada harga berapapun, banyaknya suatu barang akan habis dibeli (terjual).

P

Q


(44)

Gambar 2.6 Permintaan elastis sempurna

b. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Elastisitas silang (Ec) adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta, sebagai akibat adanya perubahan harga barang (memiliki hubungan baik saling melengkapi ataupun saling mengganti) sebesar 1%.

�� = % ������ℎ�������������������

% ������ℎ��ℎ�����������

Nilai mencerminkan hubungan antar barang X dengan Y, bila Ec > 0, X merupakan subsitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Jika Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan berama-sama Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun.

Q P


(45)

c. Elastisitas Pendapatan (income Elasticity)

Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (income) riil konsumen sebeasr 1%.

�� =% ������ℎ�������ℎ�����������������

% ������ℎ����������

Secara umum nilai Ei cenderung positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatnya makin besar. Barang dengan Ei>O.

Merupakan barang normal. Bila nilai Ei antara 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok barang dengan nilai Ei>1 merupakan barang mewah. Ada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior.

2.7.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan

Ada berapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang, yang terpenting adalah (Sukirno, 2005).

1. Banyak barang pengganti yang tersedia

Di dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukur mencari penggantinya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai barang.


(46)

Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti peminatnya cenderung untuk bersifat elastis, yaitu perubahan harga yang kecil akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli suka menggunakan barang-barang lain yang menjadi pengganti, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaiknya, pada waktu barang turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut akan lebih murah daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut, dan ini menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah dengan cepat.

2. Persentase pendapatan yang dibelanjakan

Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Perhatikan sikap orang dalam membeli suatu barang, misalnya : rokok. Kalau seseorang itu sudah menyukai suatu jenis rokok maka apabila terjadi kenaikan harga maka itu tetap akan membeli rokok tersebut.

Namun berbeda halnya dengan permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal seperti televisi, sepeda motor, dan mobil. Sebelum memutuskan macam merek yang ditawarkan. Harga akan memegang peranan yang cukup menentukan dalam melakukan pilihan tersebut. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk


(47)

membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tertentu.

3. Jangka waktu analisa

Jangka waktu di dalam permintaan terhadap suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas. Makin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, makin elastis sifat permintaan suatu barang, dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti terhadap suatu barang yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang. Juga dalam jangka panjang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya, dan akan menyebabkan orang lebih mudah berpindah kepada membeli barang lain.

2.8. Permintaan Pasar

Permintaan konsumen secara perorangan atau bahkan banyak terhadap sesuatu barang yang tersedia di pasar tentunya sebagai permintaan Output. Dalam kaitan ini tentunya konsumen mempunyai pendapat yang dihadapkan kepada berbagai barang dengan berbagai tingkat harga pula.


(48)

Berikut diungkapkan terlebih dahulu bahwa permintaan individu sekaligus dapat menggambarkan individual demand curve yang diperoleh dari pengembangan Price consumption curve (lihat bagian terlebih dahulu). Dengan asumsi bahwa barang Xi pada tingkat yang selalu mengalami perubahan, maka diperoleh individual demand curve sebagai berikut :

Terlihat pada gambar diatas bagaimana hubungan di antara tingkat harga yang berlaku pada pasar Output (Qi) dengan banyaknya jumlah barang yang diminta oleh konsumen. Permintaan pasar menjelaskan permintaan terhadap barang di pasar output oleh berbagai alternatif konsumen dengan berbagai tingkat harga.

Memperhatikan skedul permintaan tersebut dapat disajikan fungsi permintaan sebagai berikut :

Qd = f (Pq) ….. (1) Dimana :

Qd = Jumlah permintaan terhadap barang (q) Pd = Harga barang (q) per satuan/unit

2.9. Penelitian Terdahulu

1. Wijaya (2004) mengadakan penelitian pengaruh harga terhadap keputusan pembelian, untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian, untuk menganalisis pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian, serta untuk menganalisis pengaruh harga, kualitas produk dan iklan secara simultan terhadap keputusan pembelian. Penelitian dilakukan terhadap 96 orang responden dengan cara membagikan kuesioner kepada pelajar yang


(49)

meminum teh botol Frestea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan terbukti untuk taraf signifikansi 5%.

2. Prastiani (2005) mengadakan penelitian dengan judul Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian dan variabel bebasnya antara lain harga, keragaman produk, dan fasilitas, sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian. Peneliti menyebar 100 angket, dan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa semua variabel handal dan valid, semua variabel bebas berpengaruh positif terhadap variabel terikat

3. Maulana (2004) untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 141 orang dengan cara membagikan kuesioner kepada sample yang ditemui dan pernah meminum Pocari Sweat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan untuk semua variabel terhadap keputusan pembelian.

4. Adji (2004) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Susu Kemasan Produk PT. Ultrajaya di Salatiga. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian, pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian, pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden yang membeli produk susu PT Ultrajaya. Hasil penelitiannya menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan untuk semua


(50)

variabel harga, kualitas produk, dan promosi terhadap variabel keputusan pembelian.

2.10. Kerangka Konseptual

Definisi kerangka konseptual merupakan suatu konsep yang juga digunakan sebagai landasan teoritis yang dijadikan sebagai acuan untuk suatu penelitian. Menurut Singarimbun (1982) dan Hadi (2006) definisi konsep adalah istilah definisi yang akan digunakan sebagai unsur penting penelitian dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami. Berdasarkan judul skripsi, tujuan penelitian dan studi kepustakaan, maka kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Bebas Variabel Terikat

Yamaha

Definisi konseptual yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antar berbagai kualitas suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus.

Pendapatan

Harga sepeda motor Yamaha

Harga sepeda motor Honda (kompetitor)

Permintaan sepeda motor Yamaha


(51)

2. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji (Wages) upah, (Salaries) sewa, (Rent), bunga (Interest), laba (Profit) dan lain sebagainya bersama-sama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun, dan lain sebagainya.

3. Harga merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi sikap konsumen.

2.11. Hipotesis

Berdasarkan model analisis, maka hipotesis yang dapat diambil sebagai berikut :

Ho = Ada pengaruh pendapatan dengan permintaan sepeda motor Yamaha. H1.1 = Tidak ada pengaruh pendapatan dengan permintaan sepeda motor

Yamaha.

H0 = Ada pengaruh harga sepeda motor Yamaha dengan permintaan sepeda motor Yamaha.

H2.1 = Tidak ada pengaruh harga sepeda motor Yamaha dengan permintaan sepeda motor Yamaha.

H0 = Ada pengaruh harga sepeda motor kompetitor (Honda) dengan permintaan sepeda motor Yamaha.

H3.1 = Tidak ada pengaruh harga sepeda kompetitor (Honda) dengan permintaan sepeda motor Yamaha.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk angka dari tahun 1996 sampai dengan 2010 diperoleh dari Asosiasi Sepeda Motor Indonesia untuk sepeda motor dan BPS Kota Medan untuk pendapatan Kota Medan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.2. Tempat dan Waktu 3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan. 3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Januari sampai dengan Maret 2012.

3.3. Definisi Operasional Variabel

1. Permintaan sepeda motor Yamaha adalah permintaan jumlah sepeda motor yang dinyatakan dalam unit Yamaha per tahun.

2. Pendapatan adalah besarnya pemasukan atau penghasilan yang diterima setiap bulannya yang dinyatakan dalam rupiah (Rp) per tahun.

3. Harga adalah jumlah nilai uang yang ditentukan untuk satu produk barang tertentu yang dinyatakan dalam rupiah (Rp) per tahun.


(53)

3.4. Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan program SPSS untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.5. Model Analisis Data

Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Regresi Linier Berganda dengan rumus :

Y = α + X1 + X2 + X3 + µ

Dimana :

Y = Permintaan Sepeda Motor Yamaha (Unit)

α = Konstanta

X1 = Pendapatan per kapita

X2 = Harga sepeda motor Yamaha

X3 = Harga sepeda motor kompetitor (Honda) µ = Koefisien Regresi

3.6. Test of Goodness of fit (Uji kesesuaian)

Untuk melihat goodness of fit dari hipotesa tersebut maka perlu dilakukan uji statistik yaitu :

3.6.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Menurut Sumodiningrat (2002), R2 adalah sebuah fungsi yang tidak pernah menurun (nondecreasing) dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam model regresi. Bertambahnya jumlah variabel bebas, maka R2 akan meningkat


(54)

dan tidak pernah menurun. Menurut Algifari (2007), untuk menginterpretasikan koefisien determinasi dengan memasukkan pertimbangan banyaknya variabel independen dan sampel yang digunakan dalam penelitian, khuusnya dalam model regresi linier berganda, menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R2) Adapun rumus Adjusted R2, adalah sebagai berikut : (Sumodiningrat, 2002)

�2 = 1− �� −1 � − �� �

��� ���� Dimana :

R2 = Adjusted R2

RSS = Residual Sum Square (Jumlah Kuadrat Sisa) TSS = Total Sum Square (Jumlah Kuadrat Total)

Adapun untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat, dilakukan dengan melihat harga

koefisien β. Semakin besar koefisien β suatu variabel bebas, maka akan

semakin besar pengaruhnya terhadap variabel terikat. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0<R2<1).

3.6.2. Uji F-Statistik

Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut :


(55)

�0 ∶ �1 = 0

�1 ∶ �1 ≠ 0

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan F-tabel dengan kriteria sebagai berikut :

�0 ∶ �1 =�2 =�2 = 0

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, artinya variabel bebas secara parsial tidak mempengaruhi variabel terikat.

�0 ∶ �1 ≠ �2 ≠ �2 ≠ 0

H0 ditolak jika Fhitung < Ftabel, artinya variabel bebas secara parsial tidak mempengaruhi variabel terikat.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :

� − ℎ�����=

�2

� −1

1− �2

� − � Dimana :

R2 = Koefisien determinasi k = jumlah variabel independen n = jumlah sampel

Gambar 3.1. Kurva Uji F – Statistik

Ho diterima


(56)

3.6.3. Uji t – statistik

Pengujian tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi digunakan uji t-test yaitu :

- Ho : bi = 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

- Ha : bi > 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara positif.

- Ha : bi < 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara negatif.

� − ℎ�����= �� − �

���� Dimana :

bi = koefisien variabel independen ke-i b = nilai hipotesis nol

SD = Standar deviasi dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan :

a. Jika t-hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang berarti antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang berarti antara variabel independen terhadap variabel dependen.


(57)

Gambar 3.2. Kurva uji t – statistic

3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Gujarati (2003) mengemukakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi linear agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Adapun asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain:

1. Model regresi adalah linear, yaitu I dalam parameter.

2. Residual variabel pengganggu (µ) mempunyai nilai rata-rata nol 3. Homokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan

4. Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu (µ) 5. Kovarian antara µ dan variabel independen (X1) adalah nol

6. Jumlah data harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi

7. Tidak ada multikolinearitas

8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik

Ho diterima


(58)

Berdasarkan kondisi tersebut di dalam ilmu ekonometrika, agar suatu model dikatakan baik dan sahih maka perlu dilakukan beberapa pengujian seperti di bawah ini :

a. Uji multikolinearitas (Multikolinearity)

Suatu model regresi linear akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat atau sempurna sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Terjadinya multikolinearitas ditandai dengan :

1) Standard error tidak terhingga

2) Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1%, α = 5%,

α = 10%

3) Terjadinya perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori 4) R2 sangat tinggi

b. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya ketidaksamaan varian dari residual pada regresi.

c. Uji Autokorelasi (Serial Correlation)

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode lain. Dengan kata lain variabel gangguan tidak random. Faktor-faktor yang menyebabkan autokorelasi antara lain kesalahan


(59)

dalam menentukan model, penggunaan log pada model dan tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan uji Durbin – Watson sebagai berikut :

Menghitung nilai d dengan rumus :

�ℎ�� = ∑(��− ��−1)Σ

2 ∑ ��2

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi

Durbin-Watson untuk berbagai nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah

sebagai berikut :

�0 ∶ � = 0 berarti tidak ada autokorelasi �1 ∶ � ≠0 berarti ada autokorelasi

Gambar 3.3. Uji Durbin – Watson

Ho diterima (no serial correlation

0 ρ=1


(60)

Dimana :

Ho : Tidak ada autokorelasi

DW<dl : Tolak Ho (ada korelasi positif) DW>4-dl : Tolak Ho (ada korelasi negatif) du<DW<4-du : Terima Ho (tidak ada autokorelasi)

dl≤DW<4-du : Pengujian tidak dapat disimpulkan


(61)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Kota Medan

Letak Kota Medan memang strategis. Kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai Babura. Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Kota Medan berpenduduk lebih dari 2 juta orang memiliki areal seluas 26.510 hektar yang secara administratif dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Sebagai sebuah kota, Kota Medan mewadahi berbagai fungsi, yaitu sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional.

Berkaitan dengan jumlah penduduk, Kota Medan terjadi peningkatan setiap tahun. Peningkatan jumlah penduduk tersebut juga sejalan dengan kebutuhan di bidang transportasi. Tranportasi dalam hal ini baik roda empat dan juga roda dua terus mengalami peningkatan. Bertambahnya permintaan terhadap sepeda motor di Kota Medan tidak terlepas dari semakin pentingnya peranan yang dirasakan masyarakat terhadap sepeda motor tersebut.

Sehubungan dengan kebutuhan transportasi dan jumlah penduduk tersebut, maka pabrikan sepeda motor terus berusaha melakukan terbaik untuk memenuhi permintaan konsumen. Pabrikan terus melakukan terobosan supaya produk-produk sepeda motor yang mereka produk-produksi semakin handal, tahan lama, harga bersaing dan sesuai dengan selera masyarakat. Untuk memperoleh pelayanan


(62)

yang diberikan kepada masyarakat, pabrikan sepeda motor juga terus membuka jaringan di setiap-setiap kota tidak saja di pusat kota, namun juga sudah menyebar ke pelosok-pelosok sebagai bukti kepedulian pabrikan sepeda motor terhadap konsumen.

4.1.1. Sepeda Motor Yamaha

Yamaha didirikan pada tahun 1887, ketika Torakusu Yamaha mendirikan perusahaan Yamaha Corp (Nippon Gakki). Yamaha Motor Corp berdiri pada 1 Juni 1955. Produksi pertamanya adalah single cylinder 2 stroke 125cc. Motor 125cc tersebut dikenal sebagai YA1 alias Atakombo (dikenal juga sebagai Red DragonFly). Motor ini lumayan sukses dan produksi berikutnya menggunakan engine 175cc.

Selanjutnya Yamaha berkembang dengan cukup pesat dan ditahun 1959 keluar motor sport pertama yang dikenal sebagai YDSI dengan 5 speed gearbox. Tahun 1960 produksinya meningkat 6 kali lipat menjadi 138.000 motor. Yamaha mulai mengembangkan sayapnya dengan membuka pabrik diluar negara Jepang. Pabrik di luar Jepang yang pertama kali dibuka adalah di Thailand di tahun 1966. Pelan tapi pasti Yamaha mulai melewati Suzuki dalam hal produksi motor, dimana pada tahun 1967 telah mencapai 406.000 unit motor. Jumlah ini melewati saingan terdekatnya Suzuki dengan selisih sekitar 4.000 unit.

Selanjutnya Yamaha mulai mengembangkan untuk pertama kalinya yaitu motor trail. Motor trail pertama menggunakan engine 250cc single cylinder. Disamping itu Yamaha juga mengembangkan sport car unit 2000cc, 6 cylinder


(63)

dan DOHC untuk Toyota Motor, dan ini akan membantu Yamaha dalam mengembangkan high performance bike nantinya.

Tahun 1969 Yamaha mengembangkan circuit race yang bersebelahan dengan pabrik Yamaha di Iwata. Tahun 1970, jumlah type product yang ditawarkan mencapai 20 jenis motor mulai dari 50cc s/d 350cc. Yamaha menyadari juga potensi 2 stroke masih terbuka lebar dan Yamaha memproduksi sekitar 574.000 engines dan 60% diantaranya untuk di ekspor. Dan ditahun yang sama juga, Yamaha mulai bermain di 4 stroke dengan mengeluarkan motor XS1 650cc vertical twin dimana megadopsi dari Triumph Twin. Motor ini sanggup mengeluarkan power sebesar 50HP pada 7200RPM dan torsi maksimum sebesar 52Nm pada 6000RPM.

Yamaha Corporation adalah sebuah perusahaan Jepang dengan jumlah produk yang banyak termasuk penjualan sepeda motor dengan beberapa varian yaitu Vega, Mio, Nouvo, Jupiter, Jupiter MX, Scorpio dan V-Ixion. Yamaha dalam beberapa tahun terakhir terus melakukan terobosan dan inovasi sebagai produsen sepeda motor terbesar. Peningkatan produksi Yamaha ini didukung dengan ekspansi kapasitas sejak tahun 2006. Peningkatan produksi yamaha didukung oleh permintaan pasar yang terus meningkat sejak tahun 2006. Yamaha meluncurkan berbagai tipe sepeda motor dengan beragam pilihan dan ini memberikan dukungan yang luas bagi mereka dalam meningkatkan penetrasi pasar.


(64)

4.1.2.Visi & Misi Perusahaan Visi perusahaan :

Menjadi perusahaan penyalur sepeda motor Yamaha terbaik di Indonesia. Misi perusahaan:

Mengembangkan bisnis melalui produk-produk Yamaha yang berkualitas asli Jepang, terdistribusi secara nasional dengan dasar tingkat kepuasan dan teknologi informasi.

Di Medan, sepeda motor Yamaha merupakan salah satu merk sepeda motor dengan jumlah pengguna yang cukup besar. Bagi masyarakat, produk sepeda motor Yamaha merupakan produk yang kehandalannya tidak diragukan lagi.

4.2. Hasil Penelitian

Dalam bagian ini, penulis membuat suatu analisis dan evaluasi yang merupakan hasil interprestasi dari data-data yang sudah diperoleh. Untuk analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda, diperoleh hasilnya sebagai berikut.

Y = α + β1 (Pendapatan per kapita) + β2 (Harga Yamaha) + β3 (Harga Honda)

Y = -10585,709 + 0,002*X1 + 0,00004947*X2 + 0,00009216*X3

Dari hasil persamaan diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel bebas yaitu pendapatan (X1), harga Yamaha (X2) dan harga Honda (X3) terhadap permintaan sepeda motor Yamaha (Y). Konstanta sebesar -10585,709 artinya jika pendapatan (X1), harga Yamaha (X2) dan harga Honda (X3) nilainya adalah

0, maka permintaan terhadap sepeda motor Yamaha (Y) nilainya adalah Rp -10585,709.


(65)

4.2.1. Uji Kesesuaian

Variabel Pendapatan (X1)

Variabel pendapatan perkapita (X1) sebesar 0,002 artinya koefisien variabel pendapatan (X1) menunjukkan besarnya pengaruh pendapatan terhadap permintaan sepeda motor Yamaha. Pada kurun waktu 1996-2010, koefisien pendapatan (X1) sebesar 0,002, bila variabel lainnya dianggap konstan, berarti apabila pendapatan meningkat 1 Rupiah, maka permintaan sepeda motor Yamaha mengalami peningkatan sebesar 0,002 unit.

Variabel Harga Yamaha (X2)

Variabel harga (X2) sebesar 4.947 artinya koefisien variabel harga Yamaha (X2) menunjukkan besarnya pengaruh harga terhadap permintaan sepeda motor Yamaha. Pada kurun waktu 1996-2010, koefisien harga Yamaha (X2) sebesar 0.00004947, bila variabel lainnya dianggap konstan, berarti apabila harga Yamaha meningkat 1 Rupiah, maka permintaan sepeda motor Yamaha mengalami peningkatan sebesar 0,00004947 unit.

Variabel Harga Honda (X3)

Variabel harga honda (X3) sebesar 0,00009216 artinya koefisien variabel harga Honda (X3) menunjukkan besarnya pengaruh harga Honda terhadap permintaan sepeda motor Yamaha. Pada kurun waktu 1996-2010, koefisien harga honda (X3) sebesar 0,00009216, bila variabel lainnya dianggap konstan, berarti apabila harga Honda meningkat 1 Rupiah, maka permintaan sepeda motor Yamaha mengalami peningkatan sebesar 0,00009216 unit.


(66)

A. Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independent (X1,X2…..Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat pada output Model Summary dari hasil analisis regresi linier berganda diatas. Berdasarkan output diperoleh angka R sebesar 0, 969. Karena nilai korelasi ganda berada di antara 0,80-1,000, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara pendapatan, harga Yamaha dan harga Honda terhadap permintaan sepeda motor Yamaha .

B. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variasi-variasi variabel-variabel bebas secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan mengenai variasi-variasi variabel terikat. Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output Model Summary. Dari hasil regresi di atas diperoleh nilai koefisien R2 sebesar 0.938 atau (93,8%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (pendapatan per kapita, harga Yamaha dan harga Honda) secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan terhadap variabel terikat (permintaan sepeda motor Yamaha) sebesar 0,938 (93,8%) sedangkan sisanya 6,2% dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model persamaan ini.

Adjusted R Square adalah nilai R square yang telah disesuaikan. Santoso (2001) mengemukakan bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel independent digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.


(67)

C. Uji F-Statistik

Hasil uji F menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda. Tabel Anova memperkuat interpretasi bahwa hubungan x1, x2 dan x3 adalah sangat signifikan terlihat dari dari nilai F sebesar 55,608 dengan nilai p adalah 0,000 (<0,05) yang berarti hubungan tersebut adalah signifikan.

D. Uji t-Statistik

Uji t-statistik berguna untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dengan memperhatikan nilai t hitung dari hasil regresi tersebut untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05. Hasil uji t dapat dilihat pada output Coefficient dari hasil analisis regresi linier. Berdasarkan output diperoleh t hitung untuk pendapatan adalah sebesar 11,155, harga Honda sebesar 0,706 dan harga Yamaha sebesar 1,694. Hal ini berarti variabel pendapatan per kapita mempunyai pengaruh yang lebih signifikan terhadap permintaan sepeda motor Yamaha dibandingkan variabel bebas lainnya.


(68)

4.2.2. Uji Asumsi Klasik A. Uji Multikolinearitas

Ringkasan hasil uji korelasi antara variabel bebas untuk melihat apakah terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF dan tolerance. Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan linier antar variable independent dalam model regresi. Dari output coefficient, kita lihat bahwa nilai VIF untuk pendapatan 1.210, nilai VIF untuk harga Honda adalah 1,051 dan nilai VIF untuk harga Yamaha adalah 1,157. Oleh karena nilai tolerance masing-masing variabel kurang dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini tidak ditemukan adanya masalah multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

B. Uji Heteroskedasisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Dari output correlation dapat diketahui bahwa korelasi antara pendapatan dengan unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,993, korelasi antara harga Yamaha dengan unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,750, dan korelasi antara harga honda dengan unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0, 979. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.


(69)

C.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dengan melihat nilai durbin watson.

Nilai Durbin-watson menunjukkan angka D-W sebesar 2,134. Nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 15 (n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka di tabel Durbin-Watson didapatkan nilai 0,963. Oleh karena nilai Durbin-Watson 0,963 lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari 2,166, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif.


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda motor Yamaha di Kota Medan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pendapatan perkapita (0,002), harga Yamaha (0,00004947) dan harga Honda (0,00009216) berpengaruh positif terhadap permintaan sepeda motor Yamaha. Faktor-faktor lain seperti selera, keadaan ekonomi seperti inflasi dapat juga mempengaruhi permintaan sepeda motor.

2. Dengan uji regresi berganda menunjukkan nilai R2 sebesar 0,938 atau 93,8% menunjukkan bahwa variabel pendapatan, harga kompetitor (Honda) dan harga Yamaha memberikan variasi terhadap variabel Y, sedangkan sisanya 6,2% dijelaskan oleh variabel lain.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Sepeda motor selain praktis, ekonomis, dan mudah dalam pengoperasian berkendara, juga tepat untuk segala kondisi jalan menjadikan sepeda motor sebagai sarana transportasi yang penting bagi konsumennya. Mengingat kebutuhan akan sepeda motor semakin meningkat dan harga produk sepeda


(71)

motor berpengaruh besar terhadap permintaan sepeda motor, maka diharapkan kepada pabrik sepeda motor dapat terus meningkatkan produk mereka dengan harga yang terjangkau.

2. Kompetisi yang semakin meningkat dalam hal manufakturing sepeda motor terutama dari sepeda motor yang paling laris (Honda), diharapkan kepada pabrikan Yamaha untuk lebih mengupayakan harga yang lebih bersaing dengan tetap memperhatikan produk andalannya.


(1)

Lampiran

Data Mentah

Tahun

Permintaan Sepeda

Motor Yamaha (Dalam

Unit)

Pendapatan

Perkapita

(Dalam Rupiah)

Harga

Yamaha

Jupiter Z

(Dalam

Rupiah)

Harga

Honda

Supra X

(Dalam

Rupiah)

1996

3220

2871308

9655000

9350000

1997

3685

3108685

9870000

9875000

1998

3987

3667278

10850000

10250000

1999

4020

4313503

11750000

11650000

2000

4498

6508175

12500000

12750000

2001

5463

7837642

12900000

13000200

2002

6362

8883191

13000200

13500000

2003

8997

12670905

13450000

13750000

2004

11059

14425895

14000200

14590000

2005

23347

19501810

14300000

14850000

2006

31578

21967020

14785000

14950000

2007

51187

24793960

14900000

15250000

2008

60193

27350000

15100000

15300000

2009

60805

30230000

15550000

15850000

2010

74035

35110000

16811000

16950000


(2)

Regression

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Harga Honda X,

Harga Yamaha Zupiter Z, Pendapatan Perkapita

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Permintaan sepeda motor Yamaha

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .969a .938 .921 6755.623

a. Predictors: (Constant), Harga Honda X, Harga Yamaha Zupiter Z, Pendapatan Perkapita


(3)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.614E9 3 2.538E9 55.608 .000a

Residual 5.020E8 11 45638448.684

Total 8.116E9 14

a. Predictors: (Constant), Harga Honda X, Harga Yamaha Zupiter Z, Pendapatan Perkapita b. Dependent Variable: Permintaan sepeda motor Yamaha

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -10585.709 3625.421 -2.920 .014

Pendapatan Perkapita .002 .000 .920 11.155 .000

Harga Yamaha Zupiter Z 4.947E-5 .000 .054 .706 .495

Harga Honda X 9.216E-5 .000 .137 1.694 .118


(4)

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -10585.709 3625.421 -2.920 .014

Pendapatan Perkapita .002 .000 .920 11.155 .000 .826 1.210

Harga Yamaha Zupiter Z 4.947E-5 .000 .054 .706 .495 .951 1.051

Harga Honda X 9.216E-5 .000 .137 1.694 .118 .864 1.157

a. Dependent Variable: Permintaan sepeda motor Yamaha

Uji Heteroskedastisitas

Correlations Unstandardized Predicted Value Permintaan sepeda motor Yamaha Pendapatan Perkapita Harga Yamaha

Zupiter Z Harga Honda X

Spearman's rho Unstandar dized Predicted Value Correlation Coefficient

1.000 .993** .993** .750** .979**

Sig. (2-tailed)

. .000 .000 .001 .000

N 15 15 15 15 15

Permintaa n sepeda motor Yamaha Correlation Coefficient

.993** 1.000 1.000** .711** .979**

Sig. (2-tailed)

.000 . . .003 .000


(5)

Pendapata n

Perkapita

Correlation Coefficient

.993** 1.000** 1.000 .711** .979**

Sig. (2-tailed)

.000 . . .003 .000

N 15 15 15 15 15

Harga Yamaha Zupiter Z

Correlation Coefficient

.750** .711** .711** 1.000 .689**

Sig. (2-tailed)

.001 .003 .003 . .004

N 15 15 15 15 15

Harga Honda X

Correlation Coefficient

.979** .979** .979** .689** 1.000

Sig. (2-tailed)

.000 .000 .000 .004 .

N 15 15 15 15 15


(6)

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .969a .938 .921 6755.623 .963

a. Predictors: (Constant), Harga Honda X, Harga Yamaha Zupiter Z, Pendapatan Perkapita


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor Yamaha di Kota Medan

13 107 80

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor Di Kota Binjai

13 86 86

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVALUASI KONSUMEN PADA PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA

0 2 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Vixion (Kasus Pada Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Vixion (Kasus Pada Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 27

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK YAMAHA DI SURAKARTA.

0 1 5

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVALUASI KONSUMEN PADA PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVALUASI KONSUMEN PADA PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK YAMAHA DI WELERI KENDAL.

0 0 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO DI KOTA PADANG.

0 0 6

2. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi dan - Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor Yamaha Di Kota Medan

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor Yamaha Di Kota Medan

0 0 7