Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor Di Kota Binjai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI KOTA BINJAI
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
DESPANCE P. MARPAUNG 070523024
Ekonomi Pembangunan
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan 2010
(2)
ABSTRACT
This research aim to to know how influence of earnings of perkapita society to motorbike request in town Binjai, To know how influence sum up the resident to motorbike request in town Binjai, To know how price influence to motorbike request in town Binjai
Data used is data sekunder with the type of data of time series 12 year from year 1997-2008. Data steming from BPS ( Statistical Center Body), library, and other source like journal and previous research pickings with the Earnings of perkapita society, growth of resident and price as variable independent influencing request to motorbike as variable dependent
Result of this examination prove that Earnings of perkapita society have an effect on positive but not signifikan to level of amount of request of motorbike of brand Yamaha, Resident Growth have an effect on positive and signifikan to level of amount of request of motorbike of brand Yamaha Town Binjai, Price have an effect on the negativity and signifikan to level of amount of request of motorbike of brand Yamaha Town Binjai
(3)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai, Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai, Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai.
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time series 12 tahun dari tahun 1997-2008. Data yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik), perpustakaan, dan sumber-sumber lainnya seperti jurnal dan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan Pendapatan perkapita masyarakat, pertumbuhan penduduk dan harga sebagai variabel-variabel independent yang mempengaruhi permintaan terhadap sepeda motor sebagai variabel dependent
Hasil pengujian ini membuktikan bahwa Pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha, Pertumbuhan penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha di Kota Binjai, Harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha di Kota Binjai.
Kata Kunci : Pendapatan Perkapita Masyarakat, Pertumbuhan Penduduk dan Harga
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, pemilik semesta alam karena hanya dengan berkat dan rahmatNya, penulis diberi kemampuan dan kemudahan dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik.
Pembuatan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan sepeda Motor di Kota Binjai” ini disusun sebagai syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Ekonomi Pembangunan yang selama ini penulis dambakan. Sekali lagi penulis sangat bersyukur karena pada akhirnya dapat menyelesaikan pembuatan skripsi dengan baik, karena pada awalnya tidak yakin akan dapat menyelesaikan tugas berat ini secara mandiri. Beberapa masalah dan kendala yang terjadi selama proses pengerjaan penulis anggap sebagai pengalaman yang sangat berharga.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun materi. Pada kesempatan sekarang ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, Selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Phd, Selaku Sekretaris Departemen
(5)
4. Bapak Prof.Dr.Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE, Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, saran, pemikiran, dan dengan penuh dengan kesabaran membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.si selaku dosen Penguji I dan Bapak Walad Altsani HR.SE, M,Ec Selaku Dosen Penguji II. Saran dan kritiknya sangat berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Seluruh Staff administrasi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.
8. Saudara – saudara saya yang tercinta Yenlis Marpaung, Nenny Marpaung dab adik ku Boby Marpaung, Gabriel M, Yoskoby M.
9. Anak – anak ekonomi pembangunan khususnya angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan moril terutama Aprita, Wahyu, Bang Wesley, Bang Ari.
10. Sahabat ku yang sangat mendukung dalam pembuatan skripsi ini Erlida Rosa Tumanggor.
11. Seseorang yang sangat spesial yang memdukung dalam penyelesaian skripsi ini Juni Manalu.
12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.
(6)
Akhirnya penulis sangat mengucapakan terima kasih kepada orang tua saya yang sangat saya kasihi Bapak T. Marpaung dan Ibu saya P. Panjaitan.
Semoga skripsi yang penulis kerjakan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Kesempurnaan hanya milik Tuhan semesta, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kemajuan bersama karena masih banyak kekurangan dan kelemahan ada pada diri penulis.
Medan, Juli 2010
(Despance P. Marpaung) NIM 070523024
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ...iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Hipotesis ... 6
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. URAIAN TEORITIS ... 8
2.1 Pengertian Permintaan……… ... 8
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 10
2.3 Hukum Permintaan ... 12
(8)
2.5 Gerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan ... 14
2.5.1 Pergeseran Kurva Permintaan ... 15
2.5.2 Perubahan Kurva Permintaan ... 17
2.6 Elastisitas Permintaan ... 22
2.6.1 Jenis-Jenis Elastisitas ... 22
2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas ... 26
2.7 Permintaan Pasar ... 28
2.8 Kasus-kasus Pengecualian ... 29
2.9 Kependudukan ... 30
BAB III. METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 32
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 32
3.3 Teknik Pengumpulan Data... 32
3.4 Pengolahan Data ... 33
3.5 Model Analisis Data ... 33
3.6 Hipotesis Model ... 34
3.7 Test Of Goodness Of Fit ... 34
3.7.1 Koefisien Determinasi ... 35
3.7.2 Uji F-Statistik ... 36
3.7.3 Uji t- Statistik ... 37
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 38
3.9 Defenisi Operasional Variabel ... 41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 42
(9)
4.1.1 Letak Geografis Kota Binjai ... 42
4.1.2 Iklim Kota Binjai ... 43
4.1.3 Pemerintahan ... 43
4.1.4 Perkembangan Jumlah Penduduk ... 44
4.1.5 Laju Pertumbuhan Kota Binjai ... 46
4.1.6 Pendapatan Perkapita Kota Binjai ... 47
4.1.7 Tingkat Pendapatan ... 48
4.1.8 Jumlah Permintaan Sepeda Motor Kota Binjai ... 49
4.2 Analisis Data ... 49
4.2.1 Hasil Model Estimasi ... 49
4.2.2 Interpretasi Model ... 51
4.2.2.1 Pendapatan Perkapita Masyarakat ... 51
4.2.2.2 Pertumbuhan Penduduk ... 51
4.2.2.3 Harga ... 51
4.2.3 Koefisien Determinasi ... 52
4.2.4 Pengujian Koefisien Regresi ... 52
4.2.5 Hasil Uji t- Statistik... 52
4.2.6 Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
ABSTRACT
This research aim to to know how influence of earnings of perkapita society to motorbike request in town Binjai, To know how influence sum up the resident to motorbike request in town Binjai, To know how price influence to motorbike request in town Binjai
Data used is data sekunder with the type of data of time series 12 year from year 1997-2008. Data steming from BPS ( Statistical Center Body), library, and other source like journal and previous research pickings with the Earnings of perkapita society, growth of resident and price as variable independent influencing request to motorbike as variable dependent
Result of this examination prove that Earnings of perkapita society have an effect on positive but not signifikan to level of amount of request of motorbike of brand Yamaha, Resident Growth have an effect on positive and signifikan to level of amount of request of motorbike of brand Yamaha Town Binjai, Price have an effect on the negativity and signifikan to level of amount of request of motorbike of brand Yamaha Town Binjai
(11)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai, Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai, Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai.
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time series 12 tahun dari tahun 1997-2008. Data yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik), perpustakaan, dan sumber-sumber lainnya seperti jurnal dan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan Pendapatan perkapita masyarakat, pertumbuhan penduduk dan harga sebagai variabel-variabel independent yang mempengaruhi permintaan terhadap sepeda motor sebagai variabel dependent
Hasil pengujian ini membuktikan bahwa Pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha, Pertumbuhan penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha di Kota Binjai, Harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha di Kota Binjai.
Kata Kunci : Pendapatan Perkapita Masyarakat, Pertumbuhan Penduduk dan Harga
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menurut Ilmu ekonomi yang dimaksud dengan permintaan adalah bagaimana menerangkan seseorang atau konsumen sebagai pembeli untuk meminta suatu barang yang tersedia di pasar. Dengan demikian pihak supplier dapat memperkirakan berapa banyak produk yang dihasilkan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Keadaan tersebut memaksa para produsen untuk bersaing dalam menciptakan produk yang kompetitif di dalam memuaskan tingkat kepuasan konsumen. Dalam hal ini berkaitan dengan kondisi industri otomotif terutama dalam permintaan sepeda motor. Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi persaingan dunia bisnis khususnya di dalam dunia otomotif telah mengalami banyak perkembangan. Perubahan ini disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat di dunia.
Kondisi ini juga dialami di Indonesia. Pola pikir dan tingkat kecenderungan masyarakat yang mengarah ke pola konsumenrisme membuat tingkat kebutuhan akan informasi dan konsumsi juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya investasi dan inflasi serta dipengaruhi juga oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, maka setiap pertumbuhan ekonomi dan usaha industri haruslah memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat menarik perhatian konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Yang dimaksud dengan keunggulan kompetitif
(13)
dalam hal ini adalah : tingkat mutu produk yang di hasilkan (quality), merk barang yang di hasilkan, hubungan harga nilai, kinerja atau prestasi karyawan dan sistem pengiriman serta daur hidup produk yang dihasilkan.
Sesuai dengan yang digariskan dalam Undang-undang Dasar 1945 kebijaksanaan pembangunan menetapkan manusia sebagai titik pusat dalam segenap upaya pembangunan. Dengan dimensi kemanusiaan ini maka segenap warga berhak untuk memproleh kesempatan untuk berperan serta dan menikmati hasil-hasilnya secara adil dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Setiap warga berhak atas kesejahteraan yang layak serta kewajiban untuk ikut serta dalam upaya mewujudkan kemakmuran rakayat.
Dalam mencapai tujuan pembangunan secara menyeluruh diperlukan keterkaitan antara pembangunan disuatu sektor dengan sektor lain yang tidak dapat dipisahkan. Salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi adalah sektor perhubungan (transportasi). Perkembangan sektor transportasi akan secara langsung mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang berjalan.
Seperti diketahui fungsi transportasi adalah memungkinkan melancarkan terjadinya pergerakan manusia (movement of people), melancarkan gerak barang
(movement of goods), dan pergerakan jasa dan informasi (movement of service and information), dengan prasarana yang telah disiapkan oleh alam seperti sungai,
laut dan udara, atau jalur lintasan hasil kerja manusia (man made) seperti jalan raya dan jalan rel.
(14)
menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai, antara lain dengan melihat kondisi transportasinya. Transportasi yang baik, aman dan lancar selain mencerminkan keteraturan kota, juga memperlihatkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya, berupa rambu-rambu lalu lintas, maka jalan dan penunjuk jalan dan sebagainya. Ada tiga jenis utama transportasi yang digunakan orang diperkantoran ( Miller: 1985):
a. Angkutan pribadi (individual trash), seperti mobil pribadi, sepeda motor, sepeda atau pejalan kaki.
b. Angkutan missal (missal transit), seperti kereta api, bis, oplet dan sebagainya.
c. Angkutan sewaan (para transit), seperti mobil sewaan, taksi yang menjalani rute tetap atau yan disewakan untuk sekali jalan dan sebagainya.
Kota Medan saat ini berbenah menjadi kota metropolitan dan menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan jasa dan lain-lain. Aktivitas diberbagai sektor menarik mobilitas penduduk dari wilayah kota medan sendiri, wilayah pinggiran (suburan), dan kota lainya seperti Binjai dan Deli Serdang. Mobilitas penduduk yang tinggi membuat sistim transportasi menjadi sangat penting, baik pengangkutan barang maupun orang.
Dalam konsep transportasi berkelanjutan, ketersediaan modal angkutan bukanlah suatu prioritas yang harus dipenuhi, melainkan prasarana yang mampu mengakomodir kepentingan masyarakat pengguna kendaraan berbiaya rendah seperti bersepeda dan pejalan kaki. Namun pada kenyataannya fasilitas ini tidak
(15)
menjadi prioritas sehingga masyarakat menggunakan kendaraan pribadinya dalam berpergian meskipun dalam jarak pendek. Kondisi ini menyebabkan volume kendaraan dijalan saat ini bertumbuh dengan pesat, yang didominasi oleh sepeda motor dan mobil pribadi. Pada jam sibuk ( peak hour) pagi hari antar pukul 7.00 – 8.00 dan sore hari 16.00 – 18.00 volume kendaraan dalam kondisi maksimum.
Penyediaan transportasi belum sepenuhnya dapat memenuhi pelayanan secara optimal. Oleh karena itu masyarakat yang menjadikan transportasi sebagai alat utama dalam menunjang kegiatan sehair-hari, baik kegiatan bisnis maupun kegiatan rutin lainnya memilih untuk memiliki kendaraan sendiri atau pribadi. Selaras dengan pertambahan penduduk dan semakin meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat permintaan akan kendaraan bermotor khususnya roda dua juga semakin meningkat.
Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun maka perkembang jumlah kendaraan bermotor di kota Binjai juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada tahun 2002 jumlah kendaraan bermotor sebesar 92.432 unit menjadi 474.238 unit pada tahun 2009 jumlah kendaraan bermotor roda dua sebanyak 192.726 unit.
Kendaraan bermotor roda dua merupakan salah satu sarana transportasi yang dapat menunjang kelancaraan bagi masyarakat untuk melaksanakan segala aktivitasnya, baik digunakan untuk mengakut hasil produksi ke pasar atau hanya sebagai kendaraan ke tempat beraktivitas.
Seperti konsumen lebih memilih sepeda motor adalah selain harga sepeda motor yang terjangkau juga karena kondisi sepeda motor yang masih bagus.
(16)
Dimana, para konsumen juga dapat melakukan negosiasi harga kepada para penjual. Sehingga para konsumen dapat lebih leluasa untuk memilih jenis atau kereta yang diingkan sesuai dengan daya beli dan pendapatan masyarakat.
Diantara beragam alai transportasi, sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat, untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan saat itu jika diamati, pasar Sepeda Motor Indonesia memiliki gambaran yang cerah dan sangat menjanjikan dan juga berpengaruh terhadap tingkat harga. Dari uraian, penulis merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam sebuah karya tulis berbentuk skripsi dengan judul “
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI KOTA BINJAI.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini. selain itu, rumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi ini. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai?
2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai?
(17)
Binjai?
1.3 Hipotetis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
1. Pendapatan perkapita masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai ?
2. Pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai ?
3. Harga mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai ?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai.
(18)
permintaan sepeda motor di kota Binjai.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan sepeda motor di kota Binjai.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topic yang sama.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama menjadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Sebagai bahan studi, perbandingan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademis dan peneliti dalam melakukan penelitian dengan topik sama.
(19)
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Permintaan
Untuk memahami arti permintaan, terlebih dahulu kita lihat latar belakang terjadinya permintaan. Kita tentu masih ingat bahwa masalah ekonomi timbul akibat dari ketidak seimbangan antara keinginan manusia dengan sumber-sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keinginan manusia ialah jauh melebihi sumber-sumber daya yang tersedia, oleh sebab itu masyarakat harus membuat pilihan-pilihan yang paling tinggi dari sumber-sumber daya yang tersedia.
Menurut Noer (2008) permintaan (demand) didefenisikan sebagai barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu. Waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. Permintaan ini biasanya dilambangkan dengan dengan Qd. Permintaan akan barang dan jasa diartikan
jumlah barang dan jasa yang ingin didapatkan (secara ekonomis akan dibeli) oleh konsumen.
Sementara itu, Sukirno (2002) Dalam bukunya Teori Ekonomi Mikro Menjelaskan bahwa teori permintaan menerangkan bagaimana seseorang atau bahakan banyak konsumen sebagai pembeli yang diminta menunjukkan hubungan negatif yang mecerminkan the law of demand. Teori permintaan mengungkapkan bahwa pembeli cenderung dan mengaharapkan harga barang turun (expected
(20)
tingkatan harga turun? Karena pembeli dapat meningkatkan pembelian barang sehingga pembeli akan mendapatkan keuntungan (consumer surplus).
Dalam perkembangan bahwa jumlah permintaan dapat diperhitungkan ke depan sebagai suatu estimasi, tentunya dengan memperhatikan perubahan pada masing-masing variable independent, ndependent, apakah harga barang itu sendiri sebagai faktor utama, serta pembeli, pendapatan, harga barang lain, yang dapat mengganti, banyaknya konsumen dan faktor lainnya. Dengan demikian pihak supplier dapat memperkirakan berapa banyaknya produksi yang perlu dihasilkan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut (demand created supply) kenyataan bahwa teori permintaan ini terus berkembang sehingga meningkatkan wawasan berpikir untuk lebih berkembang ditandai dengan munculnya berbagai fenomena dan kemudian teori permintaan menjadi lebih luas keberadaanya. Permintaan yang didukung oleh adanya daya beli disebut permintaan efektif sedangkan permintaan yang didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolute atau
potential.
Berdasarkan definisi ini kiranya dapat dimengerti bahwa kata permintaan di sini berbeda dengan kata permintaan yang seringa kita pergunakan sehari-hari. Defenisi di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta, sehingga hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang diminta ini dapat disajikan dalam kurva permintaan.
Samuelson & Norddhaus (1997) menerangkan bahwa hubungan antara kualitas yang diminta dengan harga suatu komoditi, dengan menganggap faktor lain konstan. Definisi ini menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada
(21)
tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta.
Sukimo(1994) menyatakan permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antar berbagai kualitas suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Sepanjang suatu kurva permintaan atau skedul permintaan hanya harga dan kualitas yang berubah-berubah.
2.2Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu produk di pasaran adalah ditentukan oleh banyak factor. Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk menganalisis permintaan juga digunakan fungsi permintaan. Fungsi permintaan adalah gambaran hubungan antara permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya:
a. Pendapatan atau income (Y) konsumen
Konsumen tidak mungkin dapat membeli barang dan jasa bila pendapatannya tidak ada atau tidak memudahi. Dengan demikian, maka perubahan pendapatan konsumen akan mengubah permintaannya akan barang dan jasa yang dikonsumsinya.
b. Harga (price, P)
(22)
barang penggantinaya (price of complementary product, Pc). Konsumen akan membatasi jumlah barang yang dibelinya bila harga dan jasa tertentu yang di inginkan terlalu tinggi, bahkan ada kemungkinan konsumen tersebut akan memindahkan konsumsi dan pembeliannya, kepada barang pengganti ( barang subsitusi) yang harganya lebih murah, atau kualitasnya lebih baik.
c. Selera konsumen (taste, T)
Selera atau cita rasa konsumen terhadap barang jasa (warna, bau, rasa, model) juga akan mempengaruhi besar kecilnya konsumsi dan permintaan akan suatu barang dan jasa
d. Agama (religion, R) konsumen
Agama yang merupakan nilai-nilai luhur yang dipercaya yang oleh konsumen, biasanya berisikan perintah dan larangan, termasuk untuk melakukan atau tidak melakukan, mengkonsumsi, atau tidak mengkonsumsi, merupakan factor yang mempengaruhi juga tingkat konsumsi atau permintaan akan barang dan jasa.
e. Budaya (culture, C) konsumen
Agak mirip dengan agama, budaya juga merupakan seperangkat nilai dan kebiasaan konsumen dalam menjalankan kehidupan pribadi, maupun kelompok. Oleh kerena itu budaya juga beriskan anjuran yang baik dan yang kurang baik, maka budaya ini juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi, mampu permintaan konsumen akan barang dan jasa.
(23)
R = Religion atau agama konsumen
Etc = etcelia atau factor lainya, seperti: kondisi konsumen, cuaca/iklim, musiman, dan sebagainya.
2.3Hukum Permintaan
Hukum permintaan menjelaskan sifat kaitan di antara permintaan sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin sedikit perimintaan terhadap barang tersebut.
Sukirno (1991) secara sederhana menyatakan hukum permintaan adalah hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta berbanding terbaik. Jika harga baik, kuantitasnya yang diminta turun.
Istilah hukum permintaan yang dimaksud adalah hubungan sebab-akibat (kualitas), antara permintaan akan barang dan jasa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Misalnya hubungan antara jumlah permintaan barang dan jasa dengan harga barang dan jasa tersebut, atau hubungan antara jumlah barang dan jasa yang diminta dengan tingkat pendapatan konsumen dan seterusnya.
(24)
- Qd = f ( 1,P,Ps,Pc,T, C, E, R, dst -> Qd = f (1)
- Permintaan akan barang dan jasa ditentukan oleh pendapatan oleh pendapatan ( income), faktor lain dianggap tetap.
Harga (P)
500
0 50 75 100
Jumlah Kurva Permintaan
Gambar 2.1
Kurva Permintaan
Data numeric seperti di atas dapat juga diinterprestasikan dalam suatu grafik pada gambar 2.1, yang menunjukkan jumlah jagung yang diminta pada setiap tingkat harga. Skedul permintaan tesebut dinamakan kurva permintaan. Dalam kurva ini, jumlah dan harga mempunyai hubungan yang terbaik, Q naik bila P turun, kurva ini berbentukmiring, turun dari kiri atas ke kanan bawah. Fakta penting ini disebut hukum permintaan dengan kemiringan negative ( law of
downward sloping demand). Hukum ini berlaku pada hampir sumua komoditi
seperti jagung, minyak, mobil, motor, dan lain-lain.
2.4Skedul Permintaan
Baik akal sehat maupun penelitian keilmuan menunjukkan bahwa jumlah komoditi yang terbeli tergantung pada harganya. Semakin tinggi suatu komoditi,
(25)
hal lain tetap sama semakin sedikit orang yang membelinya. Semakin rendah pasarnya, maka semakin banyak yang akan dibeli.
Adapun suatu hubungan jelas antara harga pasar suatu barang dengan jumlah yang diminta, dengan catatan faktor lain tetap tidak berubah. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli ini disebut sebagai Skedul permintaan atau kurva permintaan.
Tabel 2.1 menyajikan skedul permintaan hipotesis. Pada tingkat kita dapat menentukan kuantitas jagung yang akan dibeli konsumen. Sebagai contoh, pada harga $5 per Kg, konsumen akan membeli sejumlah 9 ribu ton per tahun.
Pada harga yang lebih rendah, misalnya $4 per kg, jumlah yang dibeli akan lebih banyak, yaitu 10 ribu ton per kg pada harga $3 per kg. jumlah yang diminta makin besar lagi, yaitu 12 ribu ton dan seterusnya. Kita dapat menentukan jumlah yang diminta pada setiap tingkat harga dari tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tabel jumlah yang diminta pada setiap harga
(1) (2)
Harga ($ per kg) Jumlah yang diminta (Ribu ton per tahun)
A 5 9
B 4 10
C 3 12
D 2 15
E 1 20
2.5Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan Dan Pergeseran Kurva Permintaan
(26)
Dengan menggunakan grafik permintaan bagaimana caranya menunjukkan akibat dari perubahan harga? Dan dengan menggunakan grafik yang sama bagaimana caranya menunjukkan akibat dari perubahan faktor-faktor bukan harga seperti pendapat, citarasa dan jumlah penduduk? Perubahan permintaan dapat dibedakan dalam dua pengertian : gerakan sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva permintan.
2.5.1 Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, kalau terdapat perubahan-perubahan ke atas permintan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga. Sekitamya harga barang lain, pendapat para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan atau ke kiri.
(27)
Q1 Q Q2
D2 D D2
D2 D D1
Gambar 2.2
Kurva Jumlah barang
Untuk melihat kearah mana kurva permintaan akan bergeser apabila perubahan itu akan ditimbulkan oleh perubahan harga barang itu sendiri tetapi oleh perubahan faktor bukan harga (misalnya perubahan citarasa pembeli), bahagian ini akan menganalisis suatu contoh di mana dimisalkan bahwa pendapatan para pembeli mengalami kenaikan. Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapat ini akan menaikkan pendapatan yaitu: pada setiap tingkatan harga, jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan seperti ini digambarkan oleh pergeseran kurva permintaan dan menurut
(28)
titik Q dan Q1. Titik Q menggambarkan bahwa pada harga P Jumlah yang diminta adalah q. sedangkan Q1 Menggambarkan bahwa pada harga P jumlah yang diminta adalah q1. dapat dilihat bahwa q1 > q dan berarti kenaikan pendapatan menyebabkan pada harga P, Permintaan bertambah sebesar qq1. Contoh ini menunjukkan bahwa apabila kurva permintaan bergeser ke sebelah kanan maka pergeseran itu menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Atau sebaiknya, pergeseran kurva permintaan ke sebelah kiri berarti bahwa perimintaan telah berkurang.
Kalau permintaan digambarkan seluruh kurva, maka jumlah yang diminta
(quantity demand) adalah jumlah total suatu komoditi yang diinginkan semua
rumah tangga untuk membelinya.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam konsep ini, ialah:
1. Jumlah yang diminta (quality demand) adalah suatu jumlah yang diinginkan (adesired quantity) pada harga barang tersebut, sedangkan harga barang-barang lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain tetap. Jumlah ini dapat berbeda dangan jumlah yang dalam kenyataan dapat dibeli. Istilah jumlah yang diinginkan (quantity demand) tidak sama dengan jumlah yang betul-betul dibeli (qunttity actually bought)
2. Jumlah yang diinginkan (desired) berarti permintaan yang efektif
(effective demand) artinya orang mau membeli jumlah itu, dengan
harga tertentu yang harus dibayar untuk komoditif tersebut.
(29)
(acontinues flow of perches). Karenanya jumlah ini harus dinyatakan
dalam “sekian dalam waktu sekian”.
2.5.2 Perubahan Jumlah Yang Diminta dan Perubahan Permintaan.
Sugiarto, dkk dalam buku ekonomi mikro mengemukakan bahwa ada suatu hal yang penting sekali untuk diperhatikan dalam perubahan permintaan, yaitu perbedaan antara istilah permintaan dan jumlah yang diminta. Sampai saat ini masih ada yang menyatakan bahwa “naiknya harga suatu barang akan menurunkan permintaan akan barang itu”, pernyataan itu salah, sebab dalam hal ini bukan permintaan demand berubah atau turun, tapi adalah jumlah yang diminta
(quantity demanded) karena adanya perbedaan pengertian masalah perbedaan
kurva permintaan bahwa dapat digunakan dalam 2 pengertian:
1. Gerakan sepanjang kurva permintaan (shift along demand curve)
2. pergeseran kurva permintaan (skiff the demand curve)
Hal yang pertama menyebabkan perubahan jumlah yang diminta, sedangkan hal yang ke 2 menyebabkan terjadinya perubahan permintaan. Kondisi ini dapat dilihat pada kurva sebagai berikut:
Kurva di atas menunjukkan perubahan permintaan sepanjang kurva terjadi bila harga barang atau jasa yang diminta berubah (naik atau turun ). Penurunan harga tersebut akan Menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga atau jasa tersebut akan mengurangi jumlah yang diminta.
(30)
0
Q2 Q1
Gambar 2.3
Kurva perubahan jumlah yang diminta
D Harg
a
Dn
Gambar 2.4
Pergeseran kurva permintaan
Kurva di atas menunjukkan terjadinya pergeseran kurva permintaan ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh timbulnya faktor selain barang dan jasa
(31)
tersebut. Permintaan bisa naik ( bergeser ke kanan) dan bisa juga turun ( bergeser ke kiri menjadi Dd). Pada gambar di atas jelas sekali tedadi pergeseran kurva permintaan yang disebut dengan perubahan permintaan.
Sukirno (1994) dalam bukunya pengantar teori mikro ekonomi, ada banyak sebab kenapa kurva permintaan bergeser:
1. tingkat pendapatan masyarakat (income)
2. Cita rasa masyarakat terhadap barang tersebut (taste)
3. Harga barang lain khususnya barang perlengkapan dan barang pengganti
Jadi dapat diambil bahwa satu asumsi mengenai apa yang dimaksud dengan kenaikan dan penurunan permintaan, yaitu:
1. permitaan dikatakan naik jika:
a. orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah yang lebih banyak sekalipun harga barang itu tetap tidak berubah
b. orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah barang yang tetep sekalipun harga itu sudah naik.
2. Permintaan dikatakan turun jika:
a. orang akan membeli jumlah barang yang lebih sedikit walaupun harganya tidak berubah
b. orang akan membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang itu sudah turun.
(32)
ditimbulkan masing-masing variable, maka pernyataan perubahan permintaan maupun jumlah permintaan di atas berada dalam keadaan cateris paribus.
Kurva permintaan akan bergeser kekanan atau ke kiri, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.4, kalau terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga, antara lain:
1. Harga barang lain a. Barang pengganti
Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada suatu barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi dari barang lain tersebut. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantinya. Apabila harga barang pengganti bertambah mahal, maka barang yang digantikannya akan mengalami pertambahan dalam permitaan.
b. Barang netral
Barang netral yaitu apabila dua macam barang tidak mempunyai perkaitan yang rapat, perubahan terhadap permintaan salah satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya, kenaikan atau penurunan harga akan mempengaruhi atas permitaan barang netral.
2. Pendapatan para pembeli a. Barang inferior
(33)
berpendapatan rendah. Jika pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang-barang inferior akan berkurang.
b. Barang essensial
Yaitu barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan sehari-hari permintaan akan essensial cenderung tetap walaupun terjadi kenaikan pendapat.
c. Barang normal
Yaitu barang tersebut mengalami peningkatan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan
d. Barang mewah
Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif tinggi. Apabila pendapatan naik maka permintaan akan barang mewah akan bertambah.
3. Distribusi pendapatan
Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan mempengaruhi corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pandangan tersebut dirubah corak distribusinya. Sekiranya pemerintah menaikan pajak terhadap orang-orang kaya dan menggunakan hasil pajak ini untuk menaikan pendapat pekerja yangbegaji rendah, corak permintaan
(34)
terhadap barang akan mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan orang yang pendapatnya baru mengalami akan bertambah.
4. Citarasa masyarakat
Citarasa masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang.
5. Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk yang diikuti perkembangan kesempatan keda dapat mempengaruhi pertambahan permintaan.
6. Ramalan mengenai masa yang akan datang
Ramalan para konsumen bahwa harga-harga bertambah tinggi di masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa ini, untuk menghemat pengeluaran di masa yang akan datang.
2.6 Elastisitas Permintaan
Elastisitas adalah derajat kepekaan kuantitas yang meminta atau ditawarkan terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan atau penawaran (Sukirno, 2002)
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
(35)
mempengaruhinya(cateris paribus).
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elastisitty), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity) (Sukirno, 2002)
2.6.1 Jenis-jenis elastisitas
a. Elastisitas Harga (Price elasticity of Demand)
Elastisitas harga (Ep) adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar 1 (satu) persen.
Ep = harga perubahan % diminta yang barang jumlah perubahan % Atau Ep = harga perubahan % diminta yang barang jumlah perubahan %
1. Permintaan elastis (E>1) apabila persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harganya.
Angka elastisitas hares (Eh)
2. Permintaan In-elastis (E<1) permintaan in-elastis ini dapat terjadi apabila persentase permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga.
(36)
3. Permintaan elastis kesehatan (unitary elasticity)(Ed = 1)
Permintaan elastisitas kesatuan terjadi apabila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga
P
(37)
Q
0 t
Gambar 2.5
Angka Elastisitas
4. Permintaan Elastistas ( Ed = ~)
Permintaan elastis sempurna terjadi apabila pada harga jumlah barang yang diminta tidak berbatas atau dengan kata lain pada harga berapapun, banyaknya suatu barang akan habis dibeli (terjual).
P
D
Gambar 2.6
Permintaan elastis sempurna
(38)
Pada keadaan ini orang / konsumen tidak akan merubah permintaannya pada tingkat harga berapapun.
P
Q
Gambar 2.7
Permintaan in-elastis sempurna
b. Elastisitas Silang ( Cross Elasticity)
Elastisitas silang (Ec) adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta, sebagai akibat adanya perubahan harga barang (memiliki hubungan baik saling melengkapi ataupun saling mengganti) sebesar 1 %.
Ec =
b barang harga
perubahan %
a barang permintaan
perubahan %
Nilai mencerminkan hubungan antar barang X dengan Y, bila Ec > 0, X merupakan subsitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabakan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Jika Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama- sama Y. Kenaikan harga Y Menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun.
(39)
c. Elastisitas Pendapatan ( income Elasticity)
Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (income) riil konsumen sebesar 1%
Ei =
pendapat perubahan
%
diminta yang
barang jumlah perubahan
%
Umum nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elasitas pendapatanya makin besar. Barang dengan Ei>O
Merupakan barang normal. Bila nilai Ei antara, 0 sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah. Ada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior.
2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
Ada berapa faktor yang meminbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang, yang terpenting adalah ( Sukirno, 1995)
(40)
Di dalam suatu perekonomian terdapat banayak barang yang dapat digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukur mencari penggantinya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai barang. sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti peminatnya cenderung untuk bersifat elastis, yaitu perubahah harga yang kecil akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli suka menggunakan barang- barang lain yang menjadi pengganti, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaiknya, pada waktu barang turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut akan lebih murah daripada barang – barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut, dan ini menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah dengan cepat.
2. Presentase pendapatan yang dibelanjakan
Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Perhatikan sikap orang dalam membeli suatu barang, misalnya: rokok. Kalau seseorang itu sudah menyukai suatu jenis rokok maka apabila tedadi kenaikan harga maka is tetap akan membeli rokok tersebut.
Namun berbeda halnya dengan permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal seperti televisi, sepeda motor, dan mobil. Sebelum memutuskan macam merek yang ditawarkan. Harga akan memegang peranan yang cukup menentukan dalam melakukan pilihan tesebut. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah.
(41)
Berdasar penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli seutu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
3. Jangka waktu analisa
Jangka waktu di dalam permintaan terhadap suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas. Makin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, makin elastis sifat permintaan sautu barang, dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih panjang para pembeli dapat mecari barang pengganti terhadap suatu barang yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang. Juga dalam jangka panjang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya, dan akan menyebabkan orang lebih mudah berpindah kepada membeli barang lain.
2.7 Permintaan Pasar
Permintaan konsumen secara perorangan atau bahkan banyak terhadap sesuatu barang yang tersedia di pasar tentunya sebagai permintaan Output. Dalam kaitan ini tentunya konsumen mempunyai pendapat yan dihadapkan kepada berbagai barang dengan berbagai tingkat harga pula. Berikut diungkapkan terlebih dahulu bahwa permintaan individu sekaligus dapat menggambarkan individual
demand curve yang diperoleh dari pengembangan Price consumption curve ( lihat
bagian terlebih dahulu). Dengan asumsi bahwa barang Xi pada tingkat yang selalu mengalami perubahan, maka diperoleh individual demand curve sebagai berikut:
(42)
Terlihat pada gambar diatas bagaimana hubungan di antara tingkat harga yang berlaku pada pasar Output (Qi) dengan banyaknya jumlah barang yang diminta oleh konsumen.
Permintaan pasar menjelaskan permintaan terhadap barang di pasar output oleh berbagai alternatif konsumen dengan berbagai tingkat harga. Berikut dijadikan skedul permintaan pasar dihadapkan dengan tingkat harga yang berlaku:
Tabel 2.2 Permintaan Pasar
Harga barang (q) Banyak Permintaan (Unit)
1 100
0.5 300
0.25 600
0.1 1
Berdasarkan informasi di atas maka dapat disajikan kurva permintaan sebagai berikut:
Memperhatikan skedul permintaan tersebut dapat disajikan fungsi permintaan sebegai berikut:
Qd = f ( Pq) ...(1)
Dimana :
(43)
Pd = Harga barang (q) per satuan / unit
2.8 kasus- kasus Pengecualian
Diatas telah dijelaskan tentang hukum permintaan. Ada kalanya hukum permintaan tidak berlaku yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang di mana hukum permintaan tidak berlaku, yaitu (Noor, 2007):
1. Barang yagn memiliki unsur spekulasi
Misalnya saja emas, saham .dan tanah ( di kota ). Barang-barang ini dapat menyebabkan orang akan menambah pembeliaannya pada saat harganya naik, karena ada unsur spekulasi. Mereka mengharapkan harga akan naik lagi pada saat harga barang itu naik, dengan demikian mereka mengaharapkan akan memperoleh keuntungan.
2. Barang prastise
Untuk barang giffen, apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang diminta akan berkurang. Dalam hal ini, apabila suatu barang harganya turun, cateris paribus, maka pendapatan nyata konsumen bertambah. Untuk kasus barang giffen, kenaikan pendapatan nyata konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut menjai berkurang.
3. Barang giffen
Untuk barang giffen, apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang diminta akan berkurang. Dalam ini, apabila suatu barang harganya turun,
(44)
giffen, kenaikan pendapat nyata konsumen justru mengakibatkan permintaan terhadap barang menjadi berkurang.
2.9 Kependudukan
Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan karena jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan, tetapi hal itu tergantung dari kapasitas penduduk tersebut (Dumairy; 1997).
Mortalitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks dimana penduduk menjadi berat bagi lingkungan maupun sebaliknya.
(45)
BAB III
(46)
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup ini dilakukan pada perdagangan sepeda motor Yamaha di kota Binjai.
3.2 Jenis dan Sumber Data 1. Data sekunder
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time series 12 tahun dari tahun 1997-2008. Data yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik), perpustakaan, dan sumber-sumber lainnya seperti jurnal dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
(47)
Observasi adalah salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang diamati secara langsung, dalam hal ini adalah jumlah pembelian kendaraan bermotor.
2. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan ini adalah mengumpulkan data dan informasi melalui telahan berbagai literature yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, koran, brosur, internet dan lain-lain.
3.4 Pengolahan Data
Penulisan menggunakan program komputer SPSS 16 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.
3.5 Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS (Ordinary of least squares) atau motode kuadrat terkecil biasa.
Pendapatan perkapita masyarakat, pertumbuhan penduduk dan harga sebagai variabel-variabel independent yang mempengaruhi permintaan terhadap
(48)
sepeda motor sebagai variabel dependent dapat dinyatakan sebagai fungsi sebagai berikut :
Y=f(X1,X2,X3, )
Dengan spesifikasi model ekonometrika sebagai berikut :
Log Y=Log α+Logβ1X1+Logβ2X2+Logβ3X3+µ
Dimana :
Y = Permintaan Sepeda Motor (Unit)
= Konstanta
X1 = Pendapatan perkapita masyarakat (Rp)
X2 = Pertumbuhan penduduk per (Ribu)
X3 = Harga (Rp)
3 2
1β β
β =Koefisien regresi
Term error
3.6 Hipotesis Model
Berdasarkan model analisis, maka hipotesis yang dapat diambil sebagai berikut :
(49)
1. artinya : Jika terjadi kenaikan pada X1 (pendapatan perkapita
masyarakat), maka Y (Permintaan sepeda motor) akan mengalami kenaikan cateris paribus)
2. 0
2 > ∂
X Y
artinya : Jika terjadi kenaikan pada X2 (pertumbuhan penduduk
per ribu), maka Y (Permintaan sepeda motor) akan mengalami kenaikan
cateris paribus.
3. 0
3< ∂∂X
Y
artinya : Jika terjadi kenaikan pada X3 (Harga), maka Y
(Permintaan sepeda motor) akan mengalami penurunan, cateris paribus.
3.7 Test of Goodness of fit (Uji kesesuaian)
Untuk melihat goodness of fit dari hipotesa tersebut maka perlu dilakukan uji statistik yaitu :
3.7.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Menurut Sumodiningrat (2002), R2 adalah sebuah fungsi yang tidak pernah menurun (nondecreasing) dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam model regresi. Bertambahnya jumlah variabel bebas, maka R2 akan meningkat dan tidak pernah menurun. Menurut Algifari (1997), untuk menginterpretasikan koefisien determinasi dengan memasukkan
(50)
pertimbangan banyaknya variabel independen dan sampel yang digunakan dalam penelitian, khususnya dalam model regresi linier berganda, menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R2). Adapun rumus Adjusted R2, adalah sebagai berikut : (Sumodiningrat, 2002)
R2 =1 -
Dimana : R
2
= Adjusted R
2
RSS = Residual Sum Square (Jumlah Kuadrat Sisa) TSS = Total Sum Square (Jumlah Kuadrat Total)
Adapun untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat, dilakukan dengan melihat harga koefisien β. Semakin besar koefisien β suatu variabel bebas, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap variabel terikat. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0<R2<1).
3.7.2 Uji F-Statistik
Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
: = 0
(51)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel dengan kriteria sebagai berikut :
Ho : = = 0
diterima jika < , artinya variabel bebas secara parsial tidak mempengaruhi variabel terikat.
Ho : 0
ditolak jika > , artinya variabel bebas secara parsial mempengaruhi variabel terikat.
Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :
F-hitung =
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
k = jumlah variabel independen
(52)
Gambar 3.1. Kurva Uji F – Statistik
3.7.3 Uji t – statistik
Pengujian tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi digunakan uji t-test yaitu :
- Ho : bi = 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
- Ha : bi > 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel depanden secara positif.
- Ha : bi < 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara negatif.
t – hitung =
Dimana :
(53)
= nilai hipotesis nol
SD = Standar deviasi dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan :
a. Jika t-hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang berarti antara variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Jika t-hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang berarti antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha diterima
Ha diterima Ho diterima
Gambar 3.2. Kurva uji t – statistik
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Gujarati (2003) mengemukakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi linear agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Adapun asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain :
(54)
2. Residual variabel penggangu (µ) mempunyai nilai rata-rata nol
3. Homokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan
4. Tidak ada autokorelasi antara vaiabel pengganggu (µ)
5. Kovarian antara µ dan variabel independen ( ) adalah nol
6. Jumlah data harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi
7. Tidak ada multikolinearitas
8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik
Berdasarkan kondisi tersebut di dalam ilmu ekonometrika, agar suatu model dikatakan baik dan sahih maka perlu dilakukan beberapa pengujian seperti di bawah ini :
a. Uji multikolinearitas (Multikolinearity)
Suatu model regresi linear akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat atau sempurna sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Terjadinya multikolinearitas ditandai dengan :
1) Standard error tidak terhingga
2) Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1%, α = 5%,
(55)
3) Terjadinya perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
4) R2 sangat tinggi
b. Uji Autokorelasi (Serial Correlation)
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode lain. dengan kata lain variabel gangguan tidak random. Faktor-faktor yang menyebabkan autokorelasi antara lain kesalahan dalam menentukan model, penggunaan log pada model dan tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson sebagai berikut :
Menghitung nilai d dengan rumus:
=
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi
Durbin-Watson untuk berbagai nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah
sebagai berikut :
: ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi : ρ 0 berarti ada autokorelasi
(56)
0 ρ=1
dl du
ρ=0
4-du 4-dl
ρ=-1 Ho diterima
(no serial correlation)
Gambar 3.3. Uji Durbin-Watson
Dimana :
Ho : Tidak ada autokorelasi
DW<dl : Tolak Ho (ada korelasi positif) DW>4-dl : Tolak Ho (ada korelasi negatif) du<DW<4-du : Terima Ho (tidak ada autokorelasi)
dl≤DW<4-du : Pengujian tidak dapat disimpulkan
4-du≤DW≤4-dl : Pengujian tidak dapat disimpulkan
3.9 Defenisi Operasional Variabel
1. Permintaan sepeda motor adalah permintaan jumlah sepeda motor per Tahun (Unit).
2. Pendapatan perkapita masyarakat adalah total pendapatan yang diterima per Bulan (Rp).
3. Pertumbuhan penduduk adalah jumlah pertambahan penduduk dalam suatu provinsi dilihat dari jumlah kematian dan kelahiran dari pendapatan perkapita masyarakat dalam mengkonsumsi suatu barang.
(57)
4. Harga adalah nilai barang konsumsi yaitu sepeda motor (Rp). BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Binjai 4.1.1 letak Geografis Kota Binjai
Secara geografis Kota Binjai berada pada : 3º 31’40” – 3º 40’2” Lintang Utara dan 98º 27’3” – 98º 32’32”Bujur Timur dan terletak 28 m di atas permukaan laut.
Wilayah Kota Binjai seluas 90,23 km dikelilingi oleh Kabupaten Deli Serdang. Batas area di sebelah Utara adalah Kecamatan Binjai Kabupaten langkat dan kecamatan Deli Serdang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan selesai Kabupaten Langkat.
a. Terletak antara : 3º 31’40” – 3º 40’2” Lintang Utara
98º 27’3” – 98º 32’32” b. Luas Areal : ± 90,23 Km
(58)
d. Batas-batas :
Utara :Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
Timur :Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli
Serdang
Selatan :Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang
Barat : Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
4.1.2 Iklim Kota Binjai
Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan dan musim kemarau biasanya di tandai dengan jumlah hari hujan pada tiap bulan terjadinya musim. di Kecamatan Binjai Selatan curah hujanya cukup besar dibanding dengan Kecamatan lainnya di Kota Binjai yaitu 241 mm/15 hari hujan,diikuti dengan Kecamatan Binjai Barat 102 mm/8 hari hujan.
(59)
Wilayah Kota Binjai terdiri dari 5 Kecamatan yaitu Binjai Selatan,Binjai Kota ,Binjai Timur ,Binjai Utara dan Binjai Barat yang terbagi atas 37 Kelurahan dan 284 lingkungan,Pemerintahan Kota Binjai dipimpin oleh seorang Walikota.
Tabel 4.1 Banyaknya Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan di Kota Binjai
No Kecamatan Kelurahan Lingkungan
1 Binjai Selatan 8 62
2 Binjai Kota 7 51
3 Binjai Timur 7 65
4 Binjai Utara 9 64
5 Binjai Barat 6 42
Jumlah 37 284
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai 2009
(60)
Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan karena jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan, tetapi hal ini tergantung dari kapasitas penduduk tersebut (Dumairy ; 1997).
Moralitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan . persebaran penduduk yang tidak di dukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks dimana penduduk menjadi berubah bagi lingkungan maupun sebaliknya.
Tabel 4.2 Perkembangan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dari tahun 1993 – 2008
(61)
Tahun
Laki – laki Perempuan Jumlah
(Orang) (Orang) (Orang)
1993 90.718 92.18 182.898
1994 92.101 92.992 185.093
1995 99.357 100.169 199.526
1996 101.194 102.023 203.217
1997 102.653 103.497 206.15
1998 104.264 105.211 209.475
1999 105.919 106.886 212.805
2000 106.953 106.234 213.187
2001 107.985 107.538 215.523
2002 110.459 108.686 219.145
2003 111.967 111.484 223.451
2004 116.366 115.87 232.236
2005 119.205 118.699 237.904
2006 122.241 122.015 244.256
2007 123.706 124.55 248.256
2008 125.365 127.287 252.652
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai 2009
Perkembangan penduduk Kota Binjai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2005 sebesar 237.904 jiwa, tahun 2006 sebesar 244.256 jiwa, tahun 2007 sebesar 248.259 dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 252.652 jiwa. Penduduk kota binjai didominasi oleh penduduk berusia 15-19 tahun sejumlah 30.650 jiwa yang terdiri dari 14.254 laki-laki dan
(62)
16.396 perempuan sedangkan jumlah paling sedikit adalah penduduk berusia 60-64 tahun berjumlah 5.552 orang terdiri dari 2.626 laki-laki dan 2.926 perempuan.
Tabel 4.3 Kepadatan Penduduk Kota Binjai per Km²
Kecamatan
luas (Km²)
Rumah
Tangga Penduduk
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km²)
Rata-Rata Jiwa/RT)
Binjai Selatan 29,96 11509 46135 1540 4,01
Binjai Kota 4,12 8744 37700 9150 4,31
Binjai Timur 21,70 12846 53792 2479 4,19
Binjai Utara 23,59 16690 72417 3070 4,34
Binjai Barat 10,86 9793 42608 3923 4,35
Jumlah 90,23 59582 252652 2800 4,24
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai 2009
4.1.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang terjadi (Sirojuzilam, 2005).
(63)
Laju pertumbuhan PDRB Kota Binjai atas dasar harga berlaku tahun 2008 sebesar 15,04 persen. Hal ini menunjukkan kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 14,58 persen pada tahun 2007.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga konstan pada tahun 2008 sebesar 5,35 persen. Hal ini menunjukkan penurunan sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 5,68 persen.
Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kota Binjai, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan,hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan,dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan sector-sektor lain secara berurutan sesuai dengan peranannya terhadap pembentukan total nilai PDRB adalah pertanian, penggalian, listrik, gas dan air bersih, bangunan, pengangkutan dan komunikasi.
Tabel 4.4 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (Rupiah) Tahun 2004 - 2008
Tahun
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
(Rp) (Rp)
2004 17,81 8,17
2005 18,79 5,28
2006 15,84 5,32
2007 14,58 5,68
2008 15,04 5,35
(64)
Dengan terjadinya pertumbuhan PDRB yang relatif tinggi, belum tentu mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena hal tersebut tergantung pada perkembangan jumlah penduduk. Walaupun pertumbuhan PDRB mengalami peningkatan yang cukup signifikan tetapi jika pertumbuhan penduduk tidak bias ditekan bahkan lebih besar persentase pertumbuhan penduduk dari persentase pertumbuhan ekonomi, maka dalam hal ini tidak dapat mengangkat tingkat kemakmuran masyarakat. Untuk itu PDRB perkapita sebagai salah satu alat pengukur tingkat kemakmuran, merupakan hasil pembagi antara PDRB dengan jumlah penduduk, jika PDRB perkapital mengalami peningkatan maka boleh dikatakan adanya peningkatan kemakmuran dari masyarakat.
Tabel 4.5 Perkembangan PDRB Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan (Tahun Dasar 2000) (Rp 000 000)
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
2004 2 100 157,51 1 455 203,09
(65)
2006 2 889 991,13 1 613 444,38
2007 3 311 300,82 1 705 073,17
2008 3 809 368,56 1 796 236,32
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai 2009
Dari tabel 4.5 dan 4.6 dapat dilihat perkembangan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sejak tahun 2004 sampai 2008 mengalami kenaikan dimana pada tahun 2004 PDRB perkapita sebesar Rp. 2.100.157,51 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.809.368,56. sedangkan perkembangan PDRB Kota Binjai atas dasar harga konstan (Tahun Dasar 2000) perkembangan sejak tahun 2004 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan secara terus – menerus, pada tahun 2004 sebesar Rp. 1.455.203,09 dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.796.236,32.
Tabel 4.6 Perkembangan PDRB Perkapita Kota Binjai (Tahun Dasar 2000)
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
2004 9 043 203,95 6 266 053,03
2005 10 486 444,34 6 439 516,48
2006 11 831 812,24 6 605 546,56
2007 13 336 639,68 6 868 205,28
2008 15 077 831,78 7 109 527,43
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Binjai 2009
(66)
Yang dimaksud dengan tingkat pendapatan dalam hal ini adalah banyaknya pendapatan yang diperoleh oleh konsumen dalam satu bulan.
4.1.8 Jumlah Permintaan Sepeda Motor Yang Dibeli
Yang dimaksud jumlah permintaan sepeda motor yang dibeli adalah banyaknya kuantitas jumlah permintaan sepeda motor yang dibeli oleh konsumen dalam 12 tahun.
Tabel 4.7 Permintaan, Pendapata Perkapita, Jumlah Penduduk,Harga
Tahun
Permintaan Pendapatan Perkapita (Rupiah) Jumlah Penduduk Harga (000)
(Per Unit) (Per Jiwa)
1997 6376 799765.77 206150 12005
1998 5305 986645.56 209475 12098
1999 5068 1109886.97 212805 12152
2000 10469 1190876.89 213187 12389
2001 7646 1272227.4 215523 12456
2002 8780 1310266.47 219145 12632
2003 6614 1395223.07 223451 12679
2004 9606 1455230.09 232236 12867
2005 8754 1531986.73 237904 12967
2006 13697 1613444.38 244256 12978
2007 12942 1705073.17 248256 12980
2008 9233 1796236.32 252652 13100
(67)
4.2 Analisa Data
4.2.1 Hasil Model Estimasi
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dibuat suatu analisis yang merupakan hasil regresi linier berganda. Model regresi linier menggambarkan pengaruh pendapatan perkapita masyarakat , pertumbuhan penduduk, dan harga yang merupakan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen yaitu permintaan sepeda motor.
Model estimasi persamaannya adalah :
Log Y=Log α+Logβ1X1+Logβ2X2+Logβ3X3+µ
Dimana :
Y = Permintaan Sepeda Motor per Tahun (Unit)
= Konstanta
X1 = Pendapatan perkapita masyarakat per Bulan (Rp)
X2 = Pertumbuhan penduduk per tahun (Ribu)
X3 = Harga (Rp)
3 2
1β β
β =Koefisien regresi
(68)
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dan telah diolah kedalam model perhitungan komputer dengan menggunakan program SPSS 16 dapat diliat dari tabel sebagai berikut:
4.8 Tabel Hasil Regresi Linear berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -593.9928 7245408.103 -5.291958 .000
Pndptn Perkpita Msyrkt .028 .068 .054 .409 .691
Pertmbhn Pnddk 3.675 .547 1.657 6.723 .000
Harga -2.987 .963 -.848 -3.101 .010
a. Dependent Variable: Permintaan
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat hasil model estimasi sebagai berikut:
Log Y=Log α+Logβ1X1+Logβ2X2+Logβ3X3+µ
(69)
4.2.2 Interpretasi model
Berdasarkan model estimasi di atas dapat dijelaskan pengaruh variable
independent yaitu X1 (Pendapatan perkapita masyarakat), X2 (Pertumbuhan
penduduk), X3 (Harga), tarhadap variable dependen yaitu Y (Permintaan sepeda motor).
4.2.2.1 Pendapatan Perkapita Masyarakat (X1)
Variabel pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh positif terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor . Koefisiennya menunjukan 0,028 artinya apabila variable independent lain nilainya tetap dan pendapatan perkapita masyarakat mengalami kenaikan 1% (cateris paribus) maka permintaan sepeda motor akan mengalami kenaikan sebesar 0,028 %.
4.2.2.2 Pertumbuhan Penduduk (X2)
Variabel pertumbuhan penduduk berpengaruh positif terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor . Koefisiennya menunjukan 3.675 artinya apabila pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan 1% (cateris paribus) maka permintaan sepeda motor akan mengalami kenaikan sebesar 3,675 %.
(70)
Variabel harga berpengaruh negatif terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor . Koofisiennya menunjukan -2.987 artinya apabila harga mengalami kenaikan 1% (cateris paribus) maka akan menurunkan jumlah permintaan sepeda motor sebesar 2,987 %.
4.2.3 Koefisien Determinasi (R)
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dan telah diolah kedalam model perhitungan komputer dengan menggunakan program SPSS 16 dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
4.9 Tabel Koefisien Determinasi (R)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .958a .917 .887 970.80
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk
b. Dependent Variable: Permintaan
Berdasarkan tabel dapat diliat R-square adalah 0.917 atau (91,7%) yang berarti variabel pendapatan perkapita masyarakat, pertumbuhan penduduk, dan harga bersama-sama mampu menjelaskan terhadap jumlah permintaan sepeda
(71)
motor sebesar 91,70% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4.2.4 Pengujian Koefisien Regrasi (Uji F-Statistik) Dari hasil regresi diketahui F-hitung = 30.466
4.10 Tabel Hasil Pengujian Koefisien Regrasi (Uji F-Statistik)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 38620594 3 19310297.00 30.466 .000a
Residual 11374406 8 758293.733
Total 49995000 11
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk
b. Dependent Variable: Permintaan
Dimana α = 5%, df 1 = 3
(72)
Maka F-Tabel = 4.066
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh bahwa F-hitung > F-tabel (30.466 > 4.066) Dengan demikian, Ha diterima yang artinya bahwa variabel pendapatan perkapita masyarakat, pertumbuhan penduduk, dan harga secara keseluruhan mempengaruhi besarnya jumlah permintaan sepeda motor pada tingkat kepercayaan sebesar 95%.
4.2.5 Uji t- statistik (Uji parsial)
Berdasarkan hasil persamaan model estimasi dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap permintaan sepeda motor untuk mengetahui penguruh nyata masing-masing variabel secara parsial dapat dilakukan dengan uji”t”Uraian uji “t” dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan Perkapita Masyarakat (X1)
Dari analisis regresi diketahui t- hitung = 0,409
dengan α = 5% : df = n-k-1 = 12 – 3 - 1
df = 8
maka t-tabel = 2,365
Dari hasil estimasi di atas dapat diketahui bahwa pendapatan perkapita masyarakat (X1) tidak signifikan pada α = 5%(**). Dengan t-hitung < t-tabel.
(0,409 < 2,365) Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti bahwa variabel pendapatan perkapita masyarakat tidak signifikan dan tidak berpengaruh
(73)
nyata terhadap variabel permintaan sepeda motor dengan tingkat kepercayaan 95%.
Ha diterima Ha diterima
Ho diterima
-2,365 0,409 2,365
Gambar. 4.1 Kurva uji t-statistik variabel Pendapatan Perkapita Masyarakat
2. Pertumbuhan Penduduk (X2)
Dari hasil analisa regresi diketahui t-hitung = 6,723
α = 1% : df = n-k-1
= 12-3-1 df = 8
maka t-tabel = 1,860
berdasarkan hasil estimasi di atas dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan penduduk dengan tingkat signifikan pada α = 1%(***), dengan t-hitung > t-tabel (6,723 > 1,860), dengan demikian Ha diterima. Artinya bahwa variabel pertumbuhan penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda motor dengan tingkat kepercayaan 99%.
(74)
Ha diterima Ha diterima Ho diterima
-1,860 1,860 6,723 Gambar. 4.2 Kurva uji t-statistik variabel tingkat pertumbuhan
penduduk 3. Harga (X3)
Dari hasil analisa regresi diketahui t-hitung = -3,101
α = 5% : df = n-k-1
= 12-3-1 df = 8
maka t-tabel = 2,365
berdasarkan hasil estimasi di atas dapat diketahui bahwa tingkat harga
signifikan pada α = 5%(**), dengan t-hitung < t-tabel (-3,101 < -2,365), dengan demikian Ha diterima. Artinya bahwa variabel harga berpengaruh nyata terhadap permintaan sepeda motor dengan tingkat kepercayaan 95%.
(75)
Ha diterima Ha diterima Ho diterima
-3,101 -2,365 2,365 Gambar. 4.3 Kurva uji t-statistik variabel harga
4.2.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas
4.11 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
(76)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -593.9928 7245408.103 -5.291958 .000
Pndptn Perkpita Msyrkt .028 .068 .054 .409 .691 .438 2.286
Pertmbhn Pnddk 3.675 .547 1.657 6.723 .000 .124 1.069
Harga -2.987 .963 -.848 -3.101 .010 .101 2.949
a. Dependent Variable: Permintaan
Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) ketiga variable, yaitu pendapatan perkapita masyarakat, pertumbuhan penduduk, dan harga lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antar variable independent tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
2. Uji Autokorelasi
4.12 Tabel Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .958a .917 .887 970.80 1.124
(77)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .958a .917 .887 970.80 1.124
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk
b. Dependent Variable: Permintaan
Dari hasil output di atas didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,124. sedangkan dari model DW dengan signifikan 0,05 dan jumlah data (n) = 12, serta k = 3 (k adalah jumlah variable independent) diperoleh nilai dL sebesar 0,512 dan dU sebesar 2,177 karena nilai DW (1,1240) berada pada daerah antara dL dan dU, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di daerah keragu-raguan).
(78)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
(79)
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda motor Yamaha di Kota Binjai, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha.
2. Pertumbuhan penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha di Kota Binjai.
3. Harga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap besarnya jumlah permintaan sepeda motor merek Yamaha di Kota Binjai.
3.2 Saran
1. Setiap terjadi kenaikan pendapatan perkapita masyarakat akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa. Salah satunya membeli kendaraan bermotor dimana kenaikan perkapita hanya sedikit tapi niat konsumsi tinggi yang mengakibatkan kecenderungan peningkatan inflasi oleh karena itu di harapkan kepada msyarakat agar menabung (saving) untuk jangka panjang.
(80)
2. Penetapan harga pasar hendaknya sesuai dengan kemampuan atau kebutuhan pembeli dengan kuantitas dan kualitas yang hendak ditawarkan oleh penjual.
3. Pertumbuhan penduduk yang setiap tahun meningkat akan berpengaruh terhadap permintaan sepeda motor, dan oleh karena itu diharapkan tetap memikirkan jangka panjang.
(81)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Boediono, 1998. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE, Yogyakarta
Cravens, David, 1996. Pemasaran Strategis. Edisi IV, Jakarta : Gelora Aksara Pratama
Loekito, Dharma, 2008. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Sepeda Motor Pada PT. Alfa Scorpi II. Medan : USU
Faisal, Henry, 2007. Ekonomi Manajerial. Edisi II, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kotler, P, 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Milenium, Jakarta : PT Prenhallindo
________, 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium, Jakarta : PT Prenhallindo
Nazir, M, 1997. Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia
Rangkuti, F, 1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Samuel Son, Paul, 1997. Makro Ekonomi. Edisi XIV, Jakarta : Erlangga
Sukirno, Sadono, 1994. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Edisi III, Jakarta : Raja Grafindo Persada
(82)
______________, 1994. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi II, Jakarta : Raja Grafindo Persada
______________, 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi III, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sanusi, Bachrawi, 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan, Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta
(83)
LAMPIRAN
GET
FILE='C:\Documents and Settings\Station 3\My Documents\pance 2.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3 /CASEWISE PLOT(ZRESID) ALL.
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Harga,Pndptn
Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddka
. Enter
a. All requested variables entered.
(84)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .958a .917 .887 970.80
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk
b. Dependent Variable: Permintaan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 38620594 3 19310297.00 30.466 .000a
Residual 11374406 8 758293.733
Total 49995000 11
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk
(85)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -593.9928 7245408.103 -5.291958 .000
Pndptn Perkpita Msyrkt .028 .068 .054 .409 .691
Pertmbhn Pnddk 3.675 .547 1.657 6.723 .000
Harga -2.987 .963 -.848 -3.101 .010
a. Dependent Variable: Permintaan
Hasil Uji multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -593.9928 7245408.103 -5.291958 .000
Pndptn Perkpita Msyrkt .028 .068 .054 .409 .691 .438 2.286
Pertmbhn Pnddk 3.675 .547 1.657 6.723 .000 .124 1.069
Harga -2.987 .963 -.848 -3.101 .010 .101 2.949
(86)
Hasil Uji Durbin watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .958a .917 .887 970.80 1.124
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Boediono, 1998. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE, Yogyakarta
Cravens, David, 1996. Pemasaran Strategis. Edisi IV, Jakarta : Gelora Aksara
Pratama
Loekito, Dharma, 2008. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Sepeda Motor Pada PT. Alfa Scorpi II. Medan : USU
Faisal, Henry, 2007. Ekonomi Manajerial. Edisi II, Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Kotler, P, 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Milenium, Jakarta : PT
Prenhallindo
________, 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium, Jakarta : PT
Prenhallindo
Nazir, M, 1997. Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia
Rangkuti, F, 1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Samuel Son, Paul, 1997. Makro Ekonomi. Edisi XIV, Jakarta : Erlangga
Sukirno, Sadono, 1994. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Edisi III, Jakarta : Raja
Grafindo Persada
(2)
______________, 1994. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi II, Jakarta : Raja
Grafindo Persada
______________, 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi III, Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Sanusi, Bachrawi, 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan, Jakarta : Rineka
Cipta
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta
(3)
LAMPIRAN
GET
FILE='C:\Documents and Settings\Station 3\My Documents\pance 2.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3 /CASEWISE PLOT(ZRESID) ALL.
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Harga,Pndptn
Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddka
. Enter
a. All requested variables entered.
(4)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .958a .917 .887 970.80
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk
b. Dependent Variable: Permintaan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 38620594 3 19310297.00 30.466 .000a
Residual 11374406 8 758293.733
Total 49995000 11
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk
(5)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -593.9928 7245408.103 -5.291958 .000
Pndptn Perkpita Msyrkt .028 .068 .054 .409 .691
Pertmbhn Pnddk 3.675 .547 1.657 6.723 .000
Harga -2.987 .963 -.848 -3.101 .010
a. Dependent Variable: Permintaan
Hasil Uji multikolinearitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -593.9928 7245408.103 -5.291958 .000
Pndptn Perkpita Msyrkt .028 .068 .054 .409 .691 .438 2.286
Pertmbhn Pnddk 3.675 .547 1.657 6.723 .000 .124 1.069
Harga -2.987 .963 -.848 -3.101 .010 .101 2.949
(6)
Hasil Uji Durbin watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .958a .917 .887 970.80 1.124
a. Predictors: (Constant), Harga, Pndptn Perkpita Msyrkt, Pertmbhn Pnddk