32
4.3. Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi
Hasil ekstraksi 500 g simplisia kulit buah markisa ungu dengan cara perkolasi menggunakan pelarut etanol 96 diperoleh ekstrak etanol kulit buah
markisa ungu sebanyak 72,0315 g. Kemudian dilakukan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksan dan air, dari 30 g ekstrak diperoleh fraksi n-
heksan 4,1354 g, selanjutnya fraksi sisa di fraksinasi dengan etilasetat sehingga diperoleh fraksi etilasetat 5,5132 g dan fraksi sisa di peroleh sebanyak 17,3514 g.
Ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etilasetat dan fraksi sisa yang diperoleh, dilakukan skrining fitokimia dan kemudian diuji aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Bagan kerja ekstraksi dan fraksinasi dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6, halaman 52 dan 53.
4.4 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia, ekstrak etanol, fraksi n-heksan fraksi etilasetat dan fraksi sisa kulit buah markisa ungu dapat dilihat pada Tabel
4.2 di bawah ini
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak kulit buah markisa
ungu
No .
Parameter Serbuk
simplisia Ekstrak
etanol Fraksi
n- heksan
Fraksi etilasetat
Fraksi sisa
1. Alkaloid
- -
- -
- 2.
Flavonoid +
+ -
+ -
3. Glikosida
+ +
- +
+ 4.
Glikosidaantrakinon -
- -
- -
5. Saponin
+ +
- +
+ 6.
Tanin +
+ -
+ -
7. SteroidTriterpenoid
+ +
+ -
- Keterangan:
+ positif : mengandung golongan senyawa - negatif : tidak mengandung golongan senyawa
33 Hasil skrining fitokimia kulit buah markisa ungu berupa serbuk simplisia
dan ekstrak etanol menunjukkan hasil postitif pada senyawa yaitu flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan triterpenoid. Fraksi n-heksan hanya menunjukkan
hasil positif terhadap senyawa non polar yaitu triterpenoid. Pada fraksi etilasetat mengandung senyawaseperti flavonoid, glikosida, saponin dan tanin, sedangkan
pada fraksi sisa tersisa senyawa glikosida dan saponin. Senyawa flavonoida, saponin dan steroidatriterpenoid merupakan
senyawa kimia yang memiliki potensi sebagai antibakteri dan antivirus Robinson,1995. Senyawa yang bersifat antibakteri bekerja menghambat
pertumbuhan bakteri melalui berbagai cara perusakan pada bagian-bagian pada anatomi bakteri. Senyawa fenol dan turunannya flavonoid merupakan salah satu
antibakteri yang bekerja dengan mengganggu fungsi membran sitoplasmaHarborne, 1987. Saponin menurunkan tegangan permukaan sehingga
mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran selRobinson, 1995. Steroidtriterpenoid juga memiliki potensi sebagai senyawa antibakteri, yaitu
dengan mekanisme penghambatan terhadap sintesis protein Siregar, dkk., 2012.
4.5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol , Fraksi n-heksan , Fraksi Etilasetat dan Fraksi sisa Kulit Buah Markisa Ungu
Aktivitas suatu zat antimikroba dalam menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme tergantung pada konsentrasi dan jenis bahan
antimikroba tersebut Tim Mikrobiologi FK Brawijaya, 2003. Hasil pengukuran diameter rata-rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureusdan Escherichia coli dapat dilihat pada tabel 4.3, tabel 4.4.
Data hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran 9-12, halaman 56-59.
34
Tabel 4.3 Hasil pengukuran diameter rata-rata daerah hambatan pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus No.
Konsentrasi mgml
Diameter daerah hambatan mm Ekstrak
etanol Fraksi
n-heksan Fraksi
etilasetat Fraksi
sisa 1.
500 16,86
- 20,46
13,43 2
400 15,8
- 19,3
12,43 3
300 14,66
- 18,23
10,7 4
200 13,46
- 16,4
9,6 5
100 12,5
- 14,2
8,46 6
75 10,53
- 12,33
- 7
50 7,23
- 11,43
- 8
25 -
- 10,3
- 9
12,5 -
- 7,33
- 10
6,25 -
- -
- 11
BlankoDMSO -
- -
Tabel 4.4
Hasil pengukuran diameter rata-rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri Escherichia coli
No. Konsentrasi
mgml Diameter daerah hambatan mm
Ekstrak etanol
Fraksi n-Heksan
Fraksi etilasetat
Fraksi sisa
1. 500
16,7 -
20,43 12,33
2 400
15,66 -
19,53 11,53
3 300
14,5 -
18,43 10,36
4 200
13,5 -
16,86 9,2
5 100
12,43 -
14,23 -
6 75
10,36 -
12,36 -
7 50
8,43 -
11,03 -
8 25
- -
9,5 -
9 12,5
- -
7,26 -
10 6,25
- -
- -
11 BlankoDMSO
- -
- -
Keterangan : mm = Diameter rata- rata daerah hambatan pertumbuhan bakteri tiga kali
pengulangan -
= Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri DMSO = Dimetilsulfoksida
35 Berdasarkan pada hasil pengukuran yang terlihat pada tabel, bahwa
konsentrasi ekstrak yang dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Ditjen POM 1995, adalah konsentrasi ekstrak dengan batas daerah hambatan yang
efektif lebih kurang 14 - 16 mm.Berdasarkan hasil pengukuran diameter daerah hambatan memperlihatkan bahwa fraksi etilasetat kulit buah markisa ungu
memberikan aktivitas antibakteri yang terkuat dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus yaitupada konsentrasi 100 mgml dengan diameter hambat
efektif 14,2 mmdan KHM pada konsentrasi 12,5 mgml dengan diameter hambat 7,33 mm. Fraksi etilasetat terhadap bakteri Escherichia coli memberikan aktivitas
antibakteri pada konsentrasi 100 mgml dengan diameter hambat efektif 14,23 mm dan KHM pada konsentrasi 12,5 mgml dengan diameter hambat 7,26.
Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol memberikan hasil efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada
konsentrasi 300 mgml dengan nilai masing masing diameter hambat efektif adalah 14,66 mm dan 14,5 mm. KHM ekstrak etanol terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada kosentrasi 50 mgml dengan masing-masing diameter hambat 7,23 mm dan 8,43 mm.
Hasil pengukuran diameter hambat fraksi sisa dan dan fraksi n-heksan menunjukkan aktivitas antibakteri yang lemah bila dibandingkan dengan fraksi
etilasetat dan ekstrak etanol dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil pengukuran diameter hambat
fraksi sisa terhadap bakteri Staphylococcus aureus,danEscherichia coli pada konsentrasi 500 mg adalah 13,43 mm dan 12,33 mm, nilai ini tidak memenuhi
persyaratan diameter hambatan efektif yang ditetapkan. KHM fraksi sisa terhadap
36 bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100 mgml dengan diameter
hambat 8,46 mm sedangkan Escherichia colipada konsentrasi 200 mgml dengan dimeter hambat 9,2 mm. Fraksi n-heksan tidak menunjukkan aktivitas antibakteri
pada konsentrasi tertinggi 500 mgml. Aktivitas antibakteri yang didapatkan dari fraksi etilasetat merupakan
aktivitas antibakteri terkuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus danEscherichia coli. Hal ini dikarenakan kandungan
senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam fraksi etilasetat kulit buah markisa ungu adalah senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri yang kuat yaitu
glikosida, flavonoid, tanin dan saponin. Tanin adalah senyawa fenol yang tersebar luas pada tumbuhan
berpembuluh. Senyawa fenol dan turunannya flavonoid merupakan salah satu antibakteri yang bekerja dengan mengganggu fungsi membran sitoplasma. Pada
konsentrasi rendah dapat merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim bakteri, sedangkan
pada konsentrasi tinggi mampu merusak membran sitoplasma dan mengendapkan protein sel Harborne, 1987; Volk dan Wheller, 1993.
Saponin digunakan sebagai antimikroba pada beberapa tahun terakhir. Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah menurunkan tegangan
permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar Robinson, 1995.
Aktivitas antitibakteri yang ditunjukkan oleh ekstrak etanol lebih rendah dibandingkan dengan dengan fraksi etilasetat. Berdasarkan hasil skrining
fitokimia dari ektrak etanol menunjukkan senyawa metabolitt sekunder yang lebih
37 banyak dibandingkan dengan fraksi etilasetat namun menghasilkan zona
hambatan yang lebih kecil dibandingkan dengan zona hambatan fraksi etilasetat. Menurut Marliana 2011, hal ini mungkin disebabkan karena adanya kerja yang
tidak sinergis antara senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak etanol dalam peranannya sebagai antibakteri. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh kuantitas
dari senyawa metabolit sekunder yang bersifat antibakteri kuat di dalam ektrak etanol lebih sedikit dibandingkan fraksi etilasetat.
Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi sisa lebih rendah dibandingan fraksi etilasetat dan ektrak etanol. Hal ini disebabkan oleh kandungan senyawa yang
terdapat dalam fraksi sisa yang merupakan fraksi sisa sangat sedikit karena senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antibakteri kuat telah ditarik
oleh pelarut etilasetat sehingga hanya tersisa beberapa senyawa metabolit sekunder dengan kuantitas yang sedikit.
Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksan tidak menunjukan aktivitas anati bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus,danEscherichia coli. Hal ini
disebabkan karena dari hasil skrining fitokimia fraksi n-heksan hanya memiliki senyawa steroidtriterpenoid, walaupun steroidtriterpenoid memiliki sifat
antibakteri namun jumlahnya tidak mencukupi untuk menghasilkan daya antibakteri sehingga pada pengujian antibakteri tidak memberikan hasil.
Menurut Naufalin2005, adanya minyak dan lemak yang terkandung pada ekstrak n-heksan dapat mengganggu aktivitas antibakteri. Minyak dan lemak
mengganggu proses difusi dan melindungi bakteri dari senyawa antibakteri sehingga tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri.Hal ini pula yang dapat
menjadikan daya hambat bakteri fraksi n-heksan tidak bekerja.
38 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bakteri Staphylococcus aureus
memiliki zona hambat lebih besar dibandingkan dengan bakteri Escherichia coli pada berbagai variasi konsentrasi larutan uji. Menurut Volk 1992, perbedaan
tersebut terjadi karena kedua bakteri uji tersebut memilki komposisi dan struktur dinding sel yang berbeda sehingga mengakibatkan bakteri gram positif lebih
rentan terhadap senyawa-senyawa kimia dibandingkan gram negatif. Struktur dinding sel bakteri gram positif lebih sederhana, yaitu berlapis tunggal dengan
kandungan lipid yang rendah 1-4 sehingga memudahkan bahan bioaktif masuk ke dalam sel. Struktur dinding sel bakteri gram negatif lebih kompleks, yaitu
berlapis tiga terdiri dari lapisan luar lipoprotein, lapisan tengah lipopolisakarida yang berperan sebagai penghalang masuknya bahan bioaktif antibakteri, dan
lapisan dalam berupa peptidoglikan dengan kandungan lipid tinggi 11-12.
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan