Pengamanan data dengan enkripsi triple des dan kompresi lzss; studi kasus; BiNus Center Bintaro

(1)

(Studi kasus: BiNus Center Bintaro)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

ASEP ERLAN MAULANA NIM : 203091001957

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 / 1431 H


(2)

(Studi kasus: BiNus Center Bintaro)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

ASEP ERLAN MAULANA 203091001957

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Qurrotul Aini, MT NIP. 197303252009012001 Arini, MT

NIP. 197601312009012001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durrachman M.Sc, MIT NIP. 197105222006041002


(3)

Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Rabu tanggal 1 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Teknik Informatika

Jakarta, September 2010 Tim Penguji,

Penguji I

Viva Arifin, MMSI NIP. 197308102006042001

Penguji II

Imam M.Shofi, MT NIP. 197202052008011010 Tim Pembimbing,

Pembimbing I

Arini ST, MT NIP. 197601312009012001

Pembimbing II

Qurrotul Aini, MT NIP. 197303252009012001 Mengetahui,

Dekan

Fakultas Sains Dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durrachman M.Sc, MIT NIP. 197105222006041002


(4)

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2010

Asep Erlan Maulana 203091001957


(5)

DES dan kompresi LZSS (Studi kasus: BiNus Center Bintaro). dibimbing oleh Arini dan Qurrotul Aini.

Perkembangan teknologi komunikasi dengan menggunakan komputer memungkinkan pengiriman data jarak jauh melalui gelombang radio maupun media lain yang digunakan masyarakat luas sangat memungkinkan pihak lain untuk menyadap dan mengubah data yang dikirimkan. Seperti kasus yang terjadi pada BiNus Center Bintaro yaitu perubahan atau kehilangan data yang berupa nilai siswa pada jaringan LAN Dikarenakan keteledoran oleh admin yang menggunakan komputer kelas dan lupa untuk mematikan komputer tersebut sehingga siswa bisa dengan mudah mengakses server untuk Merubah atau mencuri data. Demikian juga Kasus yang terjadi ketika admin BiNus Center Bintaro mengirimkan data yang berupa nilai siswa ke BiNus Center Pusat terjadi perubahan atau kehilangan data oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk mencegah terjadinya kehilangan data tersebut peneliti disini membuat sebuah aplikasi yang menggabungkan enkripsi data yang menggunakan algoritma

Triple DES dan kompresi data yang menggunakan algoritma LZSS pada

pengiriman data dari BiNus Center Bintaro ke BiNus Center Pusat. Metode yang digunakan adalah Extreme Programming (XP). Ada empat tahapan yang dilakukan dalam melakukan pengembangan aplikasi XP (Extreme Programming) yaitu: Perencanaan (Planning), Perancangan (Design), Pengkodean (Coding) dan Pengujian (Testing). Dengan adanya aplikasi Pengamanan data dengan enkripsi Triple DES dan kompresi LZSS berbasis web memberikan solusi pada BiNus Center Bintaro dalam mengamankan sekaligus mengurangi ukuran byte data. Pengembangan aplikasi selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan algoritma AES (Advanced Encryption Standard) dan kompresi data yang menggunakan LZ78.

Kata Kunci: Aplikasi, Extreme Programming, Kriptografi Triple Data Encryption Standard, Algoritma Lempel Ziv Storer szymanski.


(6)

nikmat sehat jasmani dan rohani. Shalawat serta salam tak lupa penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi terakhir yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhai Allah SWT. Penulis bersyukur karena dengan izin Allah SWT, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Skripsi yang berjudul ” Pengamanan data dengan enkripsi triple DES

dan kompresi LZSS (Studi kasus: BiNus Center Bintaro)“ Dengan merupakan

salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan untuk mengambil gelar Strata 1 (S1) pada program studi Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat penulis laksanakan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih secara khusus kepada beberapa pihak, antara lain :

1. Bapak DR. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durrachman M.Sc, MIT sebagai ketua program studi Teknik Informatika.

3. Ibu Arini, MT dan Ibu Qurroatul Aini, MT selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, waktu dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.


(7)

dadan dan Keluarga di Tasikmalaya yang tiada hentinya memberikan dorongan dan spirit serta doa dan kasih sayangnya.

7. M. Taufik Yusuf se-keluarga yang telah menyempatkan waktunya membantu dan membimbing selama penulisan ini berlangsung.

8. Indra Jatmiko se-keluarga yang telah menyempatkan waktunya membantu dan membimbing selama penulisan ini berlangsung.

9. Dian Wahyuningsih S.IKom. calon istriku yang selalu memberikan doa, semangat dan sabar dalam menunggu.

10.Teman-teman seperjuangan angkatan 2003 Fakultas Sains dan Teknologi Ekstensi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, “Junjung Tinggi Nilai Kebersamaan dan Persaudaraan”.

Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan dari skripsi ini, dan penulis terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun.

Akhir kata penulis mempersembahkan skripsi ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, amien.

Jakarta, September 2010

Asep Erlan Maulana


(8)

sebesar-besarnya kepada semua pihak atas dukungan moral maupun materiil yang sangat berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, diantaranya : 1. Allah SWT. Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Terima kasih ya Allah

atas semua kemudahan yang Engkau berikan kepada hamba-Mu ini. Berkahilah jihad hamba-Mu dalam menuntut ilmu ini, dan semoga ilmu yang telah Engkau berikan dapat hamba amalkan dengan baik. 

2. Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak(Alm) dan Mamah tercinta yang selalu mendoakan dan mencurahkan kasih sayang kepada AA. AA sayang kalian.

3. Kakak dan adikku tersayang, Teteh Rohyeni, AA dadan, Ai Nuralisah. Jika bukan karena kalian mungkin aa ga semangat lagi ngerjain skripsi.

4. Dosen pembimbingku, Bu Arini dan Pak Bu Qurratul Aini. Makasih ya bu, atas ilmu dan waktu yang telah ibu korbankan untuk membimbing skripsi saya.

5. Seluruh keluarga besar penulis baik yang ada di Jakarta, Bekasi, Bandung, Tasik, dan garut.

6. Sahabat-sahabat Cipasungku Bang nana, V-rex, Jampek, Goday, Bos kutu, Dani dan Agus lalo. Ki Vrex Anom Berkata : “Sing manfaat elmu ti CIPASUNG teh” hehehehe. Saya akan mengingat terus kata-kata itu.

7. Special thanks for Dyean Maulana dan Keluarga, terimakasih atas doa dan dukungannya yang luar biasa. “AA mah Pokonamah Bogoh Pisan Ka Neng”


(9)

persahabatan selama di kampus serta bantuan yang kalian berikan selama penulisan skripsi ini. Semoga persahabatan ini tetap terjalin.

9. Sahabat-sahabat di KOS 69 : Denis, Achonk, Saidil, Ma’ruf, kang Acep. Makasih ya atas dorongannya wabil khusus ka mang Arif “Haturnuhun pisan tos masihan ka Abdi tempat iye jang ngerjakeun skripsi iye nepi ka tuntas”. 10.Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, secara langsung maupun tidak langsung. Mohon maaf jika belum tersebut di atas. Terima kasih untuk kalian semuanya.

Ciputat, September 2010

Asep Erlan Maulana


(10)

Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Halaman Persembahan... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Tabel... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Penelitian...3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Metode Penelitian ... 5

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 5

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ... 6

1.7 Sistematika Penelitian ... 6


(11)

2.2 Pengertian Komunikasi Data ...8

2.2.1 Komponen Komunikasi Data ...9

2.3 Pengertian Kriptografi ...9

2.3.1 Konsep Dasar Kriptografi...9

2.3.2 Sistem Kriptografi (Cryptosystem)...10

2.3.3 Algoritma Kriptografi...11

2.3.3.1 Kriptosistem Simetrik...14

2.3.3.2 Kriptosistem Asimetrik...14

2.3.4 Kriptosistem DES ...15

2.3.4.1 Kelebihan DES ...19

2.3.4.2 Kelemahan DES ...19

2.3.5 Triple Data Encryption Standard (Triple DES) ...19

2.3.5.1 Kelebihan Triple DES ...22

2.3.5.2 Kelemahan Triple DES...22

2.4 Kompresi Data ...22

2.4.1 Lempel Ziv Storer and szymanski (LZSS) ...22

2.4.2 Algoritma Kompresi LZSS...24

2.4.3 Algoritma Dekompresi LZSS ...25

2.5 HTML ...26

2.6 PHP ...30


(12)

2.9.1 Sejarah Perusahaan ...37

2.9.2 Visi dan Misi BiNus Center...39

2.9.3 Struktur Organisasi ...40

2.10 Metodologi Penelitian...41

2.10.1 Pengertian Metodologi Penelitian ...41

2.10.2 Metodologi Pengumpulan Data ...42

2.11 Metode Pengembangan Sistem...43

2.12 Unified Modelling Language (UML) ...47

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...51

3.1 Metode Pengumpulan Data ...51

3.1.1 Studi Pustaka...51

3.1.2 Studi Lapangan ...52

3.1.3 Studi Literatur Sejenis...53

3.2 Metode Pengembangan Sistem ...56

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN ...60

4.1 Perencanaan (Planning) ...60

4.1.1 Analisis Sistem berjalan...60

4.1.2 Studi kelayakan ...60

4.1.3 Analisis Kebutuhan Aplikasi...62

4.1.4 Penentuan Actor...63


(13)

4.1.4.3 Uses Case Scenario...66

4.2 Perancangan (Design) ...73

4.2.1 Perancangan Use Case Diagram ...73

4.2.2 Perancangan Sequence Diagram...82

4.2.3 Perancangan Class Diagram...92

4.3 Pengkodean (Coding) ...93

4.3.1 Halaman Login...93

4.3.2 Menu Home...97

4.3.3 Menu Kompresi & Enkripsi ...102

4.3.4 Proses Kompresi & Enkripsi...104

4.3.5 Halaman Laporan (report) Proses Kompresi & Enkripsi ...106

4.3.6 Menu Dekripsi & Dekompresi ...110

4.3.7 Proses Dekripsi & Dekompresi...112

4.3.8 Halaman Laporan (report) Proses Dekripsi & Dekompresi .115 4.4 Pengujian (Testing) ...117

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ...129

5.1 Kesimpulan ...131

5.2 Saran...132

DAFTAR PUSTAKA ...133 LAMPIRAN ...A-1


(14)

Halaman

Gambar 2.1. Komunikasi Data... 9

Gambar 2.2. Ilustrasi Proses Enkripsi dan Dekripsi ... 13

Gambar 2.3. Round Pada DES ... 15

Gambar 2.4. Key Schedule Pada DES ... 16

Gambar 2.5. Hubungan Antar S-box ... 17

Gambar 2.6. Skema Enkripsi DES... 18

Gambar 2.7. Proses Triple DES Dengan Tiga Kunci... 19

Gambar 2.8. Lemvel-Zip Family ... 23

Gambar 2.9. Teks Cetak... 33

Gambar 2.10. Teks Hasil Scan... 34

Gambar 2.11. Teks Elektronik ... 35

Gambar 2.12. Hypertext... 36

Gambar 2.13. Fase Dari XP ... 45

Gambar 2.14. Notasi Use Case... 48

Gambar 2.15. Diagram Use Case... 48

Gambar 3.1. Alur Kerja Penilitian... 58

Gambar 4.1. Use Case Diagram... 66

Gambar 4.2. Activity Diagram untuk Login... 74

Gambar 4.3. Activity Diagram untuk menentukan password ... 75

Gambar 4.4. Activity Diagram Untuk Memasukkan File ... 76

Gambar 4.5. Activity Diagram Untuk Mengkompresi & Menenkripsi File ... 77

Gambar 4.6. Activity Diagram Untuk Mendownload File... 78


(15)

Gambar 4.11. Sequence Diagram Untuk menentukan Password... 83

Gambar 4.12. Sequence Diagram Untuk Memasukkan File... 85

Gambar 4.13. Sequence Diagram Untuk Mengkompresi & Mengenkripsi... 86

Gambar 4.14. Sequence Diagram Untuk Mendownload File ... 87

Gambar 4.15. Sequence Diagram Untuk Memasukkan Password ... 89

Gambar 4.16. Sequence Diagram Untuk Mendekripsi & Mendekompresi File. 90 Gambar 4.17. Sequence Diagram Untuk Logout... 91

Gambar 4.18. Class Diagram... 92


(16)

Halaman

Tabel 2.1. Contoh Enkripsi ... 12

Tabel 2.2. 16 putaran untuk tiga kunci... 20

Tabel 2.3. Input stream untuk Kompresi... 24

Tabel 2.4. Proses Kompresi Algoritma LZSS ... 25

Tabel 2.5. Input Stream untuk Dekompresi ... 26

Tabel 2.6. Proses Dekompresi Algoritma LZSS... 26

Tabel 2.7. Perbedaan Pengembangan Sistem... 43

Tabel 2.8. Aspek-aspek Studi Kelayakan ... 46

Tabel 3.1. Studi Literatur ... 53

Tabel 4.1. Scenario Pada Login... 67

Tabel 4.2. Scenario Pada Menentukan Password ... 67

Tabel 4.3. Scenario Pada Memasukkan File... 68

Tabel 4.4. Scenario Pada Mengkompresi & Mengenkripsi File... 69

Tabel 4.5. Scenario Pada Mendownload File ... 70

Tabel 4.6. Scenario Pada Memasukkan password ... 71

Tabel 4.7. Scenario Pada Mendekripsi & Mendekompresi File ... 72

Tabel 4.8. Scenario Pada Logout... 72

Tabel 4.9. Menampilkan Halaman login... 119

Tabel 4.10.Menampilkan Halaman Home... 120

Tabel 4.11.Menampilkan Halaman Kompresi & Enkripsi... 122

Tabel 4.12.Menampilkan Halaman Laporan Kompresi & Enkripsi ... 123

Tabel 4.13.Hasil Proses Enkripsi Kompresi ... 124

Tabel 4.14.Menampilkan Halaman Dekripsi & Dekompresi... 125


(17)

(18)

(Studi kasus: BiNus Center Bintaro)

Oleh :

ASEP ERLAN MAULANA 203091001957

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 / 1431 H


(19)

xiii

 

Halaman

Gambar 2.1. Komunikasi Data... 9

Gambar 2.2. Ilustrasi Proses Enkripsi dan Dekripsi ... 12

Gambar 2.3. Round Pada DES ... 15

Gambar 2.4. Key Schedule Pada DES ... 16

Gambar 2.5. Hubungan Antar S-box ... 16

Gambar 2.6. Skema Enkripsi DES... 17

Gambar 2.7. Proses Triple DES Dengan Tiga Kunci... 19

Gambar 2.8. Lemvel-Zip Family ... 22

Gambar 2.9. Teks Cetak... 32

Gambar 2.10. Teks Hasil Scan... 33

Gambar 2.11. Teks Elektronik ... 34

Gambar 2.12. Hypertext... 35

Gambar 2.13. Fase Dari XP ... 46

Gambar 2.14. Notasi Use Case... 50

Gambar 2.15. Diagram Use Case... 50

Gambar 3.1. Alur Kerja Penilitian... 62

Gambar 4.1. Use Case Diagram... 68

Gambar 4.2. Activity Diagram untuk Login... 74

Gambar 4.3. Activity Diagram untuk menentukan password ... 75

Gambar 4.4. Activity Diagram Untuk Memasukkan File ... 76

Gambar 4.5. Activity Diagram Untuk Mengkompresi & Menenkripsi File ... 77

Gambar 4.6. Activity Diagram Untuk Mendownload File... 78

Gambar 4.7. Activity Diagram Untuk Memasukkan Password ... 79

Gambar 4.8. Activity Diagram Untuk mendekripsi & mendekompresi File... 80


(20)

xiv

 

Gambar 4.14. Sequence Diagram Untuk Mendownload File ... 86 Gambar 4.15. Sequence Diagram Untuk Memasukkan Password ... 87 Gambar 4.16. Sequence Diagram Untuk Mendekripsi & Mendekompresi File. 88 Gambar 4.17. Sequence Diagram Untuk Logout... 89 Gambar 4.18. Class Diagram... 90

   


(21)

xii 

 

Tabel 2.1. Contoh Enkripsi ... 11

Tabel 2.2. 16 putaran untuk tiga kunci... 19

Tabel 2.3. Input stream untuk Kompresi... 23

Tabel 2.4. Proses Kompresi Algoritma LZSS ... 24

Tabel 2.5. Input Stream untuk Dekompresi ... 25

Tabel 2.6. Proses Dekompresi Algoritma LZSS... 25

Tabel 2.7. Perbedaan Pengembangan Sistem... 42

Tabel 2.8. Aspek-aspek Studi Kelayakan ... 22

Tabel 3.1. Studi Literatur ... 56

Tabel 4.1. Scenario Pada Login... 68

Tabel 4.2. Scenario Pada Menentukan Password ... 69

Tabel 4.3. Scenario Pada Memasukkan File... 70

Tabel 4.4. Scenario Pada Mengkompresi & Mengenkripsi File... 70

Tabel 4.5. Scenario Pada Mendownload File ... 71

Tabel 4.6. Scenario Pada Memasukkan password ... 72

Tabel 4.7. Scenario Pada Mendekripsi & Mendekompresi File ... 72

Tabel 4.8. Scenario Pada Logout... 73

Tabel 4.9. Menampilkan Halaman login... 113

Tabel 4.10.Menampilkan Halaman Home... 114

Tabel 4.11.Menampilkan Halaman Kompresi & Enkripsi... 116

Tabel 4.12.Menampilkan Halaman Laporan Kompresi & Enkripsi ... 117

Tabel 4.13.Hasil Proses Enkripsi Kompresi ... 119

Tabel 4.14.Menampilkan Halaman Dekripsi & Dekompresi... 120

Tabel 4.15.Menampilkan Halaman Laporan Dekripsi & Dekompresi ... 121

Tabel 4.16.Hasil Proses Dekripsi & Dekompresi ... 122


(22)

1.1Latar Belakang

Perkembangan teknologi komunikasi dengan menggunakan komputer memungkinkan pengiriman data jarak jauh melalui gelombang radio maupun media lain yang digunakan masyarakat luas sangat memungkinkan pihak lain untuk menyadap dan mengubah data yang dikirimkan. Bocornya informasi dan penyalahgunaan data yang berakibat sangat fatal pada sebuah perusahaan, lembaga ataupun perorangan. Demikian juga, pada sistem jaringan komputer maupun secara luas pada internet dengan jumlah pemakai yang banyak.

Seperti kasus yang terjadi pada BiNus Center Bintaro yaitu perubahan atau kehilangan data yang berupa nilai siswa pada jaringan LAN dikarenakan keteledoran oleh admin yang menggunakan komputer kelas dan lupa untuk mematikan komputer tersebut sehingga siswa bisa dengan mudah mengakses server untuk Merubah atau mencuri data. Demikian juga kasus yang terjadi ketika admin BiNus Center Bintaro mengirimkan data yang berupa nilai siswa ke BiNus Center Pusat terjadi perubahan atau kehilangan data oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk mencegah terjadinya kehilangan data tersebut peneliti disini membuat suatu aplikasi pengamanan dan kompresi data yang berbasiskan web dengan menggunakan algoritma Triple DES dan algoritma LZSS.


(23)

Algoritma Triple DES dikembangkan untuk mengatasi kelemahan ukuran kunci yang digunakan pada proses enkripsi-deskripsi DES sehingga teknik kriptografi ini lebih tahan terhadap exhaustive key search yang dilakukan oleh kriptoanalis. Dan dalam penggunaanya Triple DES, mampu menahan serangan terhadap brute force.

Sedangkan pada teknologi kompresi data, banyak algoritma yang telah dikembangkan di antaranya algoritma Huffman, aritmatik, Lempel-Ziv. Peneliti hanya menggunakan algoritma LZSS, yaitu algoritma turunan dari algoritma Lempel-Ziv.

1.2Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah yang peneliti lakukan, maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu:

a. Bagaimana cara mengamankan data dengan menggunakan enkripsi triple DES Pada BiNus Center Bintaro yang berbasis web?

b. Bagaimana cara mengurangi ukuran data dengan menggunakan kompresi LZSS pada BiNus Center Bintaro yang berbasis web?

1.3Batasan Masalah

Seiring dengan kemampuan peneliti yang sangat terbatas dan untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka pada penelitian skripsi ini hanya mencakup:

a. Meneliti dan menganalisis terhadap prosedur-prosedur yang berhubungan dengan enkripsi-dekripsi dan kompresi dekompresi. Dalam hal ini metode


(24)

yang digunakan untuk enkripsi adalah algoritma Triple DESS dan untuk kompresi menggunakan algoritma LZSS.

b. Penelitian dititikberatkan pada segi keamanan data dengan pencegahan pembacaan file oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan segi kompresi data.

c. Implementasi program sebagai penyelesaian masalah dikembangkan dalam basis web, yaitu dengan menggunakan bahasa pemograman PHP 5. Web server yang digunakan dalam pengembangan program adalah Apache.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah membuat sebuah aplikasi yang menggabungkan enkripsi data yang menggunakan algoritma Triple DES dan kompresi data yang menggunakan algoritma LZSS pada pengiriman data dari BiNus Center Bintaro ke BiNus Center Pusat.

1.5Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka manfaat penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti :

a) Menambah wawasan peneliti tentang pemrograman PHP dengan memanfaatkan algoritma Triple DES untuk enkripsi data dan kompresi data menggunakan algoritma LZSS pada pengiriman nilai-nilai siswa di BiNus Center Bintaro ke BiNus Center Pusat.


(25)

b) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar S1 (Strata 1) pada Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Jakarta.

2.Bagi Pengguna :

a) Memberikan pengamanan data khususnya pada nilai-nilai siswa di BiNus Center Bintaro ke Binus Center pusat agar data tersebut benar-benar terjamin dan terjaga keamanannya serta tidak mudah untuk dibaca oleh pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan.

b) Sebagai referensi bagi pengguna yang mempunyai minat dalam mengembangkan tentang pemrograman PHP khususnya PHP 5 dengan memanfaatkan bidang ilmu kriptografi.

3.Bagi Universitas :

a) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi baik teori maupun praktek yang telah diperoleh selama masa kuliah.

b) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.


(26)

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1.6.1 Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka

Pengumpulan data dan informasi dengan cara mempelajari buku-buku referensi, e-book, dan website yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.

2. Studi Lapangan a. Wawancara

Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan wawancara dengan staf yang ada pada Binus Center Bintaro.

b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan informasi dengan cara

pengamatan atau peninjauan langsung terhadap obyek penelitian. 3. Studi Penelitian Sejenis

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang didapat dari internet atau perpustakaan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembahasan masalah ini.


(27)

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan adalah Extreme Programming (XP). Ada empat tahapan yang dilakukan dalam melakukan pengembangan aplikasi XP

(Extreme Programming) yaitu: Perencanaan (Planning), Perancangan

(Design), Pengkodean (Coding) dan Pengujian (Testing).

1.7 Sistematika penelitian

Sistematika penelitian tugas akhir secara garis besar menggambarkan isi keseluruhan dari tugas akhir ini, dimana terdiri dari lima bab dan setiap bab saling terkait. Berikut ini penjelasan umum mengenai tiap-tiap bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan

Membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II Landasan Teori

Berisi penjelasan secara umum mengenai teori yang menjadi dasar penelitian skripsi, yaitu konsep dasar enkripsi dan dekripsi, konsep kompresi dan dekompresi data, bahasa pemograman yang dipakai, profile perusahaan BiNus Center, Teori metode serta teori UML.


(28)

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan metode yang digunakan, seperti metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem menggunakan model Extreme

Programming (XP) yang meliputi empat tahap yaitu Perencanaan,

Perancangan, Pengkodean dan Pengujian. BAB IV Implementasi dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang tahapan metode XP dalam pengamanan data menggunakan enkripsi Triple DES dan Kompresi LZSS berbasis web.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan dari implementasi dan pembahasan serta saran untuk mengembangkan penelitian yang lebih baik di masa akan datang.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Aplikasi

Menurut Roger S. Pressman perangkat lunak adalah perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional, dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program.(Pressman, 2002).

Aplikasi adalah sebuah program komputer yang dibuat khusus untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan pengguna yang di gunakan untuk mempercepat suatu kegiatan. (http://unduhan.sytes.net/Dokumen/).

Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan.(http://pusatbahasa.diknas.go.id).

2.2Pengertian Komunikasi data

Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bangunan vital dari suatu masyarakat informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.


(30)

2.2.1 Komponen Komunikasi Data

1. Pengirim, adalah piranti yang mengirimkan data 2. Penerima, adalah piranti yang menerima data 3. Data, adalah informasi yang akan dipindahkan

4. Media pengiriman, adalah media atau saluran yang digunakan untuk mengirimkan data

5. Protokol, adalah aturan-aturan yang berfungsi untuk menyelaraskan hubungan.

Gambar 2.1. Komunikasi data (http://www.scribd.com/doc/21958583/Komunikasi-Data).

2.3Pengertian Kriptografi

2.3.1 Konsep Dasar Kriptografi

Kriptografi berasal dari bahasa yunani crypto yang berarti tersembunyi atau rahasia dan graphia yang berarti tulisan. Menurut terminologinya, kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain (Ariyus, 2008).

Pesan adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Pesan dapat berupa data atau informasi yang dikirim (melalui


(31)

kurir, saluran telekomunikasi,dsb) atau yang disimpan didalam media perekaman (kertas, storage, dsb). (Munir, 2006).

Ada beberapa pengertian menurut istilah, diantaranya yaitu :

1. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan cara menyandikannya ke dalam bentuk yang tidak dapat dimengerti lagi maknanya (Munir, 2006).

2. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana supaya pesan atau dokumen kita aman, tidak bisa dibaca oleh pihak yang tidak berhak (Kurniawan, 2004).

3. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana melakukan enkripsi dan dekripsi, dengan memanfaatkan model matematika (Kurniawan, 2008). 2.3.2 Sistem kriptografi (Cryptosystem)

Cryptosystem adalah prosedur secara matematika, bagaimana suatu

plaintext diubah menjadi ciphertext. Secara umum cyptosystem dibagi menjadi dua tipe prosedur, yaitu:

1. Hashing functions, prosedur one-way (satu arah) untuk menghasilkan

ciphertext dari plaintext. Maksud one-way disini artinya, apabila suatu

plaintext telah diubah menjadi ciphertext, maka ciphertext ini tidak diubah kembali menjadi plaintext.

2. Encryption algorithms, prosedur two-way yang memungkinkan suatu

plaintext diubah menjadi ciphertext ataupun sebaliknya.

Pada encryption algorithms ini sendiri dapat diklasifikasi menjadi dua, antara lain :


(32)

a. Symmetric algorithm, memakai share key untuk melakukan enkripsi dan dekripsi.

b. Asymmetric algorithm, memakai dua key, yaitu public key untuk

enkripsi dan private key untuk dekripsi (Kurniawan, 2008). 2.3.3 Algoritma kriptografi

Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis. Algoritma kriptografi merupakan merupakan langkah-langkah logis bagaimana menyembunyikan pesan dari orang-orang yang tidak berhak atas pesan tersebut (Ariyus, 2008).

Algoritma kriptografi terdiri dari tiga fungsi dasar, yaitu:

1. Enkripsi : merupakan hal yang sangat penting dalam kriptografi, merupakan pengamanan data yang dikirimkan agar terjaga kerahasiaannya. Pesan asli disebut plaintext, yang di ubah menjadi kode-kode yang tidak di mengerti. Enkripsi bisa diartikan dengan cipher atau kode. Beda halnya dengan enkripsi, untuk mengubah teks-asli ke bentuk teks kode kita menggunakan algoritma yang dapat mengkodekan data yang kita ingini.

Sebagai contoh : kita mengubah beberapa kata menjadi angka, seperti pada tabel di bawah ini:


(33)

Tabel 2.1 Contoh Enkripsi

Huruf Asal Huruf diganti

A 4 U 2 I 1 E 3 O 8 PHY 7

Dari tabel diatas, misalkan kita mempunyai kata CRYPTOGRAPHY, maka akan menjadi CR7PT8GR47.

2. Dekripsi : merupakan kebalikan dari enkripsi. Pesan yang telah di enkripsi dikembalikan ke bentuk asalnya (teks-asli), disebut dengan dekripsi pesan. Algoritma yang digunakan untuk dekripsi tentu berbeda dengan algoritma yang digunakan untuk enkripsi. Sebagai contoh: kata CR7PT8GR47 dengan menggunakan algoritma dekripsi tertentu, akan menjadi kata

CRYPTOGRAPHY

3. Kunci : yang dimaksud disini adalah kunci yang dipakai untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Kunci terbagi menjadi dua bagian, yaitu: kunci rahasia (private) dan kunci umum (public). Berikut ilustrasi proses enkripsi dan dekripsi :


(34)

Ciphertext

Plaintext

Kunci Kunci

Plaintext Enkripsi Dekripsi

Gambar 2.2. Ilustrasi Proses Enkripsi dan Dekripsi

Secara matematis proses enkripsi dan dekripsi dapat digambarkan sebagai:

C = E(P) dan P = D(C), sehingga P = D(E(P))

Dimana P = plaintext

C = ciphertext

E = fungsi enkripsi yang memetakan plaintext ke ciphertext

D = fungsi dekripsi yang memetakan ciphertext ke plaintext

Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi yaitu (Munir, 2006):

1. Kerahasiaan (confidentiality), adalah layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berhak.

2. Integritas data (data integrity), adalah layanan yang menjamin bahwa pesan masih asli/utuh atau belum pernah dimanipulasi selama pengiriman.


(35)

3. Otentikasi (authentication), adalah layanan yang berhubungan dengan identifikasi, baik mengidentifikasi kebenaran pihak-pihak yang berkomunikasi (user authentication atau entity authentication) maupun mengidentifikasi kebenaran sumber pesan (data origin authentication). 4. Nirpenyangkalan (non-repudiation), adalah layanan untuk mencegah

suatu entitas yang berkomunikasi melakukan penyangkalan, yaitu pengirim pesan menyangkal melakukan pengiriman atau penerima pesan menyangkal telah melakukan pengiriman.

Kriptosistem membutuhkan suatu kunci, berdasarkan kunci yang digunakan kriptosistem dibagi menjadi dua yaitu :

2.3.3.1 Kriptosistem Simetrik

Enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang sama. Contoh: DES, RC4, Blowfish, AES, IDEA, A5.

2.3.3.2 Kriptosistem Asimetrik

Enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang berbeda tetapi merupakan pasangan. Pasangan tersebut terdiri dari :

1. Kunci publik (public )

Kunci ini dapat disebarkan kesiapa saja. Setiap yang mengetahui kunci ini dapat melakukan enkripsi namun cipherteks yang dihasilkan hanya dapat didekripsi menggunakan kunci pasangannya.


(36)

2. Kunci pribadi (private )

Kunci ini adalah pasangan dari kunci publik, hanya boleh diketahui oleh pihak yang membangkitkan kunci.

Kriptosistem asimetrik bisa disebut juga kriptosistem kunci publik. Contoh: RSA, El Gamal, Rabin.

2.3.4 Kriptosistem DES

Data Encryption Standard (DES) adalah salah satu kriptosistem

simetrik. Dipublikasikan sejak tahun 1977 dan telah dipakai sebagai standar selama 18 tahun. Berdasarkan data inputan yang diproses, DES termasuk dalam kriptosistem blok dimana enkripsi dilakukan terhadap 1 blok data

plaintext sebanyak 64-bit dan kunci 56-bit. Plaintext tersebut dilewatkan kepada 16 tahap enkripsi yang disebut iterasi atau round. Round dapat digambarkan sebagai berikut:

Li-1 Li-1 Key

Shift Shift

Gambar 2.3. Round pada DES S-Box Permutation

P-Box P t ti

Expansion Compression


(37)

Nilai keluaran setiap round ditukar posisinya sebelum memasuki round berikutnya. Pada tiap round digunakan nilai kunci yang dibangkitkan dari kunci input melalui proses schedule. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

KEY

PERMUTED CHOICE 1

C 0

Gambar 2.4. Schedule pada DES

Bagian yang terpenting dari kriptosistem DES adalah S-box. S-box ini merupakan fungsi yang memetakan suatu nilai biner 6-bit menjadi nilai biner

LEFTSHIFTS

D 0

LEFT SHIFTS

C 1 D 1

PERMUTED CHOICE 2 LEFT SHIFTS LEFT SHIFTS

D 15

C 15

LEFT SHIFTS LEFT SHIFTS

D 16

C 16

PERMUTED CHOICE 2 PERMUTED K1 K15 CHOICE 2 K16


(38)

4-bit. DES memiliki 8 buah S-box yang merupakan fungsi non linear, dimana nilai keluarannya tidak dapat dikembalikan atau digunakan untuk mencari nilai inputan S-box tersebut. S-box dapat digambarkan sebagai berikut :

48-Bit Input

S-Box 1 S-Box 2 S-Box 3 S-Box 4 S-Box 5 S-Box 6 S-Box 7 S-Box 8

32-Bit Output

Gambar 2.5. Hubungan Antar S-box

Sebelum memasuki round pertama plainteks mengalami perubahan posisi bit melalui proses initial permutasi. Dan setelah melewati round

terakhir terjadi perubahan posisi bit melalui proses invers initial permutasi yang merupakan kebalikan dari initial permutasi. Output dari invers initial permutasi inilah yang kemudian menjadi blok ciphertext. Enkripsi 1 blok data pada DES dapat digambarkan sebagai berikut :


(39)

Cipherteks R0

R1=L0⊕ f(R0,K1)

R2=L1⊕ f(R1,K2)

R15=L14⊕ f(R14,K15)

L16 = R15

L0

L2 = R1

R16=L15⊕ f(R15,K16)

L15 = R14

L1 = R0

IP

IP-1 f

f

f

K1

K16

K2

Gambar 2.6. Skema Enkripsi DES

Dalam implementasinya DES banyak digunakan untuk mengamankan data yang bersifat terbatas, dimana klasifikasinya penting tetapi tidak terlalu rahasia. Kriptosistem ini digunakan karena dianggap cukup kuat dan mudah diimplementasikan pada perangkat keras maupun perangkat lunak. Diantara aplikasi penggunaannya adalah pada bidang perbankan yaitu untuk mengenkripsi nomor Personal Identification Number (PIN) dan penarikan rekening dengan melalui Automated Teller Machine (ATM).


(40)

2.3.4.1 Kelebihan DES

1. Proses enkripsinya lebih cepat.

2. kekuatanya terletak pada panjang kuncinya. 2.3.4.2 Kelemahan DES

1. Enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang sama

2. Panjang kunci DES yang hanya 56 bit, sehingga dengan muda bagi kriptoanalis untuk dapat membobolnya.

2.3.5 Triple Data Encryption Standard (Triple DES)

3DES (Triple Data Encryption Standard) merupakan suatu algoritma pengembangan dari algoritma DES (Data Encryption Standard). Pada dasarnya algoritma yang digunakan sama, hanya pada 3DES dikembangkan dengan melakukan enkripsi dengan implementasi algoritma DES sebanyak tiga kali. 3DES memiliki tiga buah kunci yang berukuran 168-bit (tiga kali kunci 56-bit dari DES). Coba perhatikan gambar dibawah ini:

Enkripsi DES Kunci 1 Enkripsi DES Kunci 2 Enkripsi DES Kunci 3 ciphertext Enkripsi DES Kunci 1 Enkripsi DES Kunci 2 Enkripsi DES Kunci 3 Plaintext Plaintext


(41)

Pada gambar diatas terdapat tiga kunci, yaitu K1, K2, K3. Proses kerja dari 3DES, K1 berfungsi untuk enkripsi, K2 untuk dekripsi, dan K3 untuk enkripsi, atau juga dikenal dengan mode Encrypt Descrypt Encript (EDE).

Contoh:

Diberikan tiga kunci: K1 = 0x260b152f31b51c68 K2 = 0x321f0d61a773b558 K3 = 0x519b7331bf104ce3

Dan teks-asli P = 0x403da8a295d3fed9

16 Putaran kunci yang cocok diberikan K1, K2, dan K3. Untuk melakukan perhitungan, yaitu pada tabel:

Tabel 2.2 : 16 Putaran tiga Kunci

Putaran K1 K2 K3

1 000ced9158c9 5a1ec4b60e98 03e4ee7c63c8

2 588490792e94 710c318334c6 8486dd46ac65

3 54882eb9409b c5a8b4ec83a5 575a226a8ddc

4 a2a006077207 96a696124ecf aab9e009d59b

5 280e26b621e4 7e16225e9191 98664f4f5421

6 e03038a08bc7 Ea906c836569 615718ca496c

7 84867056a693 88c25e6abb00 4499e580db9c

8 c65a127f0549 245b3af0453a 93e853d116b1


(42)

10 A311155c0deb 1a915708a7f0 27b30c31c6a6

11 0d02d10ed859 2d405ff9cc05 0a1ce39c0c87

12 1750b843f570 2741ac4a469a f968788e62d5

13 9e01c0a98d28 9a09b19d710d 84e78833e3c1

14 1a4a0dc85e16 9d2a39a252e0 521f17b28503

15 09310c5d42bc 87368cd0ab27 6db841ce2706

16 53248c80ee34 30258f25c11d C9313c0591e3

Enkripsi:

Tahap Pertama : EK1 = 0x7a39786f7ba32349 Tahap Kedua : DK2 = 0x9c60f85369113aea

Tahap Ketiga : EK3 = 0xe22ae33494beb930 = C ( Teks Kode ) Dekripsi:

Tahap Pertama : DK3 = 0x9c60f85369113aea Tahap Kedua : EK2 = 0x7a39786f7ba32349

Tahap Ketiga : DK1 = 0x403da8a295d3fed9 = P ( Teks asli ) (Ariyus, 2008).


(43)

2.3.5.1 Kelebihan Triple DES

1. Proses enkripsi dekripsi 3 kali dari DES jadi lebih aman dibandingkan dengan DES.

2.3.5.2 Kelemahan Triple DES

1. Proses enkripsi dan dekripsinya menggunakan kunci yang sama.

2. Dapat dianalisis dengan metode linier cryptoanalysis atau davies attack.

2.4 Kompresi Data

Kompresi data menurut David Solomon (2004) adalah suatu metode mengurangi munculnya kata berulang-ulang dengan mengecilkan atau menggabungkan bit-bit data yang sama sehingga data lebih kecil dan dapat diandalkan dalam penyimpanannya atau kompresi data menurut Ida Mangyi Pu (2006) adalah ilmu atau seni untuk menampilkan informasi yang tersusun rapi dan padat. Sedangkan pemampatan (decomperssion) adalah kegiatan mengembalikan data yang telah dimampatkan ke dalam bentuk dan ukuran semula tanpa menghilangkan atau mengurangi informasi yang ada sebelumnya dalam data tersebut.

2.4.1 Lempel Ziv Storer and szymanski (LZSS)

LZSS ( Lempel Ziv Storer and Szymanski ) merupakan skema yang diinisialisasikan oleh Lempel dan Ziv dan dikembangkan oleh Storer dan Szymanski.


(44)

LZSS berasal dari turunan LZ77 dan bagian dari kompresi data loseless yang mana data yang terkompresi akan tetap asli setelah dikompresi. Berikut gambar yang menerangkan bahwa LZSS adalah turunan dari LZ77 :

Gambar 2.8. Lempel-Ziv Family (http://www.mahastama.com/kompresi).

Dan berikut istilah-istilah yang dipakai dalam algoritma LZSS : 1. Input Stream : urutan karakter yang akan di kompres.

2. Coding Position : posisi karakter dalam input stream yang akan dikodekan ( awal lookahead buffer ).

3. lookahead buffer : urutan karakter dari coding position sampai akhir input stream.

4. window Ukuran W yang berisi W karakter dari coding position

kebelakang, yaitu karakter W yang terakhir di proses.


(45)

2.4.2 Algoritma kompresi LZSS

Berikut langkah-langkah proses kompresi LZSS :

1. Menempatkan coding position pada awal input stream. 2. Mencari deretan karakter terpanjang pada lookahead buffer.

P : = pointer yang cocok L : = pointer yang cocok

3. Apakah L >= MIN_LENGTH ?

YA : Output P dan pindahkan coding position L karakter ke depan TIDAK : Output karakter pertama dari lookahead buffer and pindahkan coding position satu karakter kedepan

4. jika masih ada karakter pada input stream, maka kembali ke langkah 2, jika tidak ada karakter lagi pada input stream, berarti proses kompresi selesai.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh proses kompresi pada algoritma LZSS. Contoh ini memakai panjang minimum penyalinan string

dengan dua, yang dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan 2.4. Tabel 2.3

Input stream untuk kompresi

Posisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11


(46)

Tabel 2.4

Proses kompresi algoritma LZSS ( MIN_LENGTH = 2 )

Langkah Posisi Cocok Output 1 1 -- A 2 2 A A 3 3 -- B 4 4 B B 5 5 -- C

6 6 BB (3,2)

7 8 AAB (7,3)

8 11 C C

Pada Tabel 2.2 ada empat kolom, berikut penjalasan singkatnya : 1. Kolom Langkah menunjukkan langkah proses kompresi . 2. Kolom Posisi menunjukkan coding position.

3. Kolom Cocok menampilkan deretan karakter pada Window

4. Kolom Output penulisan ke Output stream, format pengkodeannya (B,L). Berarti ”Kembali B karakter pada window dan copy L karakter ke output ”.

2.4.3 Algoritma dekompresi LZSS

Proses dekompresi merupakan kebalikan dari proses kompresi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5 dan tabel 2.6.


(47)

Tabel 2.5

Input stream untuk dekompresi

Posisi 1 2 3 4 5 6 7 8

Karakter A A B B C (3,2) (7,3) C

Tabel 2.6

Proses dekompresi algoritma LZSS

Langkah Input Output

1 A A 2 A A 3 B B 4 B B 5 C C

6 (3,2) BB

7 (7,3) AAB

8 C C

2.5 HTML

HTML adalah singkatan dari HyperText Markup Language adalah salah satu bahasa pemprograman web desaign dan juga biasa di sebut script untuk menyusun dokumen-dokumen Web. Dokumen HTML disimpan dalam format teks reguler dan mengandung tag-tag yang memerintahkan web browser untuk mengeksekusi perintah-perintah yang dispesifikasikan.


(48)

(http://ilmukomputer.org).

Struktur dasar HTML adalah sebagai berikut: <html>

<head>

<title>Judul Dokumen HTML</title> </head>

<body>

penulisan informasi Web </body>

</html>

Dari struktur dasar HTML di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.

Tag

Adalah teks khusus (markup) berupa dua karakter "<" dan ">", sebagai contoh <body> adalah tag dengan nama body. Tag harus ditulis secara berpasangan, yang terdiri atas tag pembuka dan tag penutup (ditambahkan karakter "/" setelah karakter "<"),

sebagai contoh <body> ini adalah tag pembuka isi dokumen HTML, dan </body> ini adalah tag penutup isi dokumen HTML.

2.

Element

Element terdiri atas tiga bagian, yaitu tag pembuka, isi, dan tag penutup. Sebagai contoh untuk menampilkan judul dokumen HTML pada web browser digunakan element title, dimana: <title> ini adalah tag pembuka judul dokumen HTMLJudul Dokumen HTML ini adalah


(49)

isi judul dari dokumen HTML</title> ini adalah tag penutup judul dokumen HTMLTag-tag yang ditulis secara berpasangan pada suatu element HTML, tidakboleh saling tumpang tindih dengan pasangan tag-tag lainnya.

Contoh penulisan tag-tag yang benar : <p>

<b> </b> </p>

Catatan : Jika penulisan script salah, maka script tidak terbaca sempurna (Error) sehingga dapat mengganggu penampilan dan dinamika web itu sendiri.

3.

Attribute

Attribute mendefinisikan property dari suatu element HTML, yang terdiri atasn nama dan nilai. Penulisannya adalah sebagai berikut: <TAG>

nama-attr="nilai-attr" nama-attr="nilai-attr" >

</TAG>

Secara umum nilai attribute harus berada dalam tanda petik satu atau dua. Sebagai contoh, untuk membuat warna teks menjadi kuning dan latarbelakang halaman web menjadi hitam, penulisannya adalah :


(50)

<body bgcolor="black" text="yellow">

4.

Element HTML

Menyatakan pada browser bahwa dokumen Web yang digunakan adalah

HTML. Sintaks: <html> </html>

5.

Element HEAD

Merupakan kepala dari dokumen HTML. Tag <head> dan tag </head> terletak di antara tag <html> dan tag </html>. Sintaks:

<head> </head>

6.

Element TITLE

Merupakan judul dari dokumen HTML yang ditampilkan pada judul jendela browser. Tag <title> dan tag </title> terletak di antara tag <head> dan tag

</head>. Sintaks: <title> </title>


(51)

7.

Element BODY

Element ini untuk menampilkan isi dokumen HTML. Tag <body> dan tag </body> terletak di bawah tag <head> dan tag </head>.

Element BODY mempunyai attribute-attribute yang menspesifikasikan khususnya warna dan latarbelakang dokumen yang akan ditampilkan pada browser.

2.6 PHP

PHP disusun pada tahun 1994 oleh Rasmus Lerdorf. PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu script yang bersifat server side yang digunakan untuk membuat sebuah menjadi lebih menarik, dinamis, interaktif. PHP adalah suatu bahasa pemograman open source yang digunakan secara luas terutama untuk pengembangan dan dapat disimpan dalam bentuk HTML. (wahana komputer, 2006).

Diatas dikatakan bahwa PHP bersifat server-side, yang berarti bahwa pengerjaan berlangsung di script berlangsung di server bukan di browser atau

client. Dengan kata lain jika kita menggunakan sebuah browser untuk memanggil sebuah file PHP, maka browser tersebut mengirimkan permintaan ke server

kemudian server tersebut mengeksekusi setiap script yang ada dan hasilnya dikirimkan kembali ke browser anda. Karena bersifat server-side, maka untuk dapat dijalankan pada sebuah kompuer biasa yang berbasis Windows, komputer tersebut perlu disimulasikan menjadi server dengan menginstallApache.


(52)

<?

Baris perintah PHP

2.7 JavaScript

JavaScript diperkenalkan pertama kali oleh Brendan Eich Netscape pada tahun 1995. Pada awalnya bahasa yang sekarang disebut ini dulunya dinamai

LiveScript yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape

Navigator 2 yang sangat populer pada saat itu. Kemudian sejalan dengan sedang giatnya kerjasama antara Netscape dan Sun (pengembang bahasa pemrograman “Java”) pada masa itu, maka Netscape memberikan nama kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember 1995. Pada saat yang bersamaan Microsoft sendiri mencoba untuk mengadaptasikan teknologi ini yang mereka sebut sebagai Jscript

di browser milik mereka yaitu Internet Explorer 3. sendiri merupakan modifikasi dari bahasa pemrograman C++ dengan pola penulisan yang lebih sederhana dari bahasa pemrograman C++. (wahana komputer, 2006).

JavaScript adalah bahasa pemrograman yang khusus untuk halaman agar halaman menjadi lebih hidup. Kalau dilihat dari suku katanya terdiri dari dua suku kata, yaitu Java dan Script. Java adalah Bahasa pemrograman berorientasi obyek, sedangkan Script adalah serangkaian instruksi program. Dalam aplikasi

client untuk Navigator, pernyataan yang tertulis dalam sebuah halaman dapat mengetahui dan merespon perintah pemakai seperti gerakan mouse, input form, dan navigasi halaman HTML. Sebagai contoh, anda dapat menulis sebuah fungsi


(53)

informasi yang cocok dalam sebuah form yang meminta diisi nomor telepon dan nomor kode pos. Tanpa transmisi jaringan apapun, sebuah halaman HTML yang dilengkapi dengan tulisan JavaScript dapat menginterpretasikan teks yang dituliskan pada halaman tersebut dan memberikan tampilan teks dialog penolakan apabila teks yang dituliskan tadi salah. Atau anda dapat mempergunakan Java Script untuk memerintahkan sebuah aksi (seperti memainkan file suara, mengeksekusi sebuah applet atau berkomunikasi dengan plug-in lain) sebagai respon terhadap dibukanya sebuah halaman web atau penutupan halaman tersebut oleh pengguna internet. (http://masrois.com).

script dari javacript mempunyai bentuk seperti berikut :

<SCRIPT language=” Javascript”>

Baris perintah javascript

</SCRIPT>

2.8 Teks

Hampir semua orang yang biasa menggunakan komputer sudah terbiasa dengan teks. Teks merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi. (sutopo, 2003) secara umum ada 4 macam teks (Suyanto, 2003) yaitu:


(54)

1. Teks cetak

teks hasil cetakan yang akan dimasukkan kedalam sistem harus ditransformasikan kebentuk yang dapat di baca oleh komputer.cara yang biasa digunakan adalah mengetikkan teks tersebut dengan pengolah kata atau teks editor. Seperti : Microsoft Word, Notepad, Editplus, Scientila dan lain-lain.

Gambar 2.9. Teks Cetak

2. Teks hasil scan

Kini tersedia banyak scanner berbiaya rendah yang dapat membaca teks cetak dan mengkonversinya menjadi format yang terbaca mesin dan menghasilkan

scanned text (teks hasil scan). untuk men-scan yang diinginkan, dapat


(55)

tersebut kita scan, kita dapat mengeditnya dengan pengolah data atau teks editor.


(56)

3. Teks elektronik

Gambar 2.11. Teks elektronik

teks elektronik adalah teks yang dapat di baca oleh komputer dan dapat ditransmisikan secara elektronis melalui jaringan.


(57)

4. Hypertext

Gambar 2.12. Hypertext

kata hypertext diciptakan oleh ted nelson pada tahun 1965 yang berarti teks yang telah dihubungkan. Bila sebuah hypertext diklik, maka sebuah objek yang telah di hubungkan akan di jalankan oleh computer.


(58)

2.9 Profil Perusahaan BiNus Center 2.9.1 Sejarah Perusahaan

Di era globalisasi yang ketat dengan persaingan bisnis, keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia(SDM) yang menjalankan bisnis tersebut. SDM yang berkualitas dan mampu bersaing dalam era tersebut harus memiliki nilai tambah berupa soft skills,hard skills, pengalaman, serta komunitas/jaringan, selain pengetahuan yang diperolehnya melalui pendidikan formal.

Menjawab kebutuhan akan SDM yang berkualitas sejak tahun 1991 BiNus Center terus berupaya menyediakan berbagai program pelatihan bersertifikasi, yang berbasis kompetensi dan Teknologi informasi & komunikasi, didukung kurikulum khusus yang selalu diperbaharui sesuai tuntutan dunia bisnis, dunia pendidikan dan perkembangan teknologi paling mutakhir, serta metode pembelajaran yang mudah diserap oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar/mahasiswa hingga masyarakat umum.

BiNus Center menyadari kebutuhan tenaga kerja tidak hanya dilihat dari kemampuan akademis saja, melainkan harus dibekali kemampuan non akademis. Oleh karena itu, BiNus Center memberikan pelatihan kepada para peserta berupa :

1. Peningkatan hard skills (pengetahuan, keterampilan dan keahlian di bidang bahasa atau teknologi informasi dan komunikasi).


(59)

2. Peningkatan soft skills agar peserta memiliki etos kerja yang baik dan mampu beradaptasi / bersosialisasi dalam lingkungan kerjanya.

3. Pengarahan para peserta untuk mengerjakan berbagai studi kasus sesuai bidangnya untuk menambah pengalaman dalam menghadapi kasus /masalah dalm lingkungan kerja nyata.

Di dukung sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan pelatihan, hal-hal tersebut menghasilkan lulusan BiNus Center yang siap terap dan bermutu. Inilah alasan utama sehingga sertifikasi dari BiNus Center diakui oleh perusahaan berskala nasional dan Internasional. Selain itu, setiap peserta pelatihan di BiNus Center akan tergabung dalam komunitas BiNusian yang memungkinkan terciptanya peluang kerja antar sesame BiNusian, dengan demikian para lulusan BiNus Center dapat disalurkan ke setiap perusahaan / institusi yang membutuhkan. Hadirnya BiNus Center di berbagai kota di seluruh Indonesia semakin memantapkan komitmen BiNus Center untuk menjadi lembaga pelatihan, yang menjadi panutan bagi masyarakat di seluruh Indonesia dan mendukung terciptanya SDM Indonesia yang berkualitas.


(60)

2.9.2 Visi dan Misi BiNus Center a. Visi

Menjadi Pusat pembelajaran berkelanjutan, yang menjadi panutan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, khususnya di bidang informasi.

b. Misi

1. Menjadi penyelenggara program pendidikan berkelanjutan

(countinuing education center) yang ditujukan oleh hal yang terkait dengan teknologi informasi, kemampuan berbahasa asing, komunikasi, kemampuan berinovasi dan berwirausaha serta berkarakter baik.

2. Lembaga penelitian terdepan dengan kurikulum berbasis ICT

(Information and Communication Technology), mutakhir dan

terkait dengan industri dan komunikasi.

3. Lembaga pelatihan yang selalu mengutamakan service excellence

dalam setiap kegiatan.

4. Menyediakan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan keluaran yang siap terap dan bermutu.

5. Sebagai lembaga pelahan panutan dalam penerapan ICT untuk pelaksanaan pembelajaran dan bisnis.

6. Melaksanakan kerjasama dengan dunia usaha dalam penyebaran lulusan sebagai tenaga kerja siap pakai.


(61)

7. Lembaga pelatihan terkemuka dengan jaringan yang terbesar di 10 kota besar Indonesia dan 4 di Negara lain.

8. Lembaga pelatihan dan sertifikasi yang mendapatkan pengakuan dari dunia industri baik nasional dan internasional.

9. Lembaga pelatihan yang terkenal dengan diversifikasi produk, bisnis dan market.

2.9.3 Struktur Organisasi

Keterangan Tugas dan Tanggung Jawab dari Bagan Struktur Organisasi :

a. Tugas dan tanggung jawab Branch Manager : 1. Mengontrol Bagian Marketing

2. Mengontrol Bagian Academic

3. Mengontrol Bagian Operational

b. Tugas dan tanggung jawab Marketing :

Mengurus semua yang berhubungan dengan pihak internal dan Mengurus semua yang berhubungan dengan pihak eksternal.

c. Tugas dan tanggung jawab Academic Staff: 1. Membuat surat perijinan tempat, dan lain-lain.

2. Membuat surat kontrak antara pihak pertama dengan pihak kedua. 3. Membuat proposal acara.

4. Mencari sponsor.

5. Menyiapkan seluruh fasilitas yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan suatu acara.


(62)

6. Melaksanakan presentasi, dan lain-lain.

d. Tugas dan tanggung jawab Operasional Staff:

1. Bagian ini bertugas untuk melaksanakan acara sesuai dengan konsep yang telah direncanakan sebelumnya.

2. Pada saat pelaksanaan, bagian ini juga mengontrol setiap bagian pekerjaan, seperti mengontrol bagian keamanan, bagian pelaksanaan, dan lain-lain.

3. Setelah kegiatan tersebut selesai, bagian ini menilai kembali mengenai kelebihan maupun kekurangan pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut.

2.10 Metode Penelitian

2.10.1Pengertian Metode Penelitian

Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan.(Hasibuan, 2007)

Metode penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan teknik atau prosedur untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah yang ada.(Hasibuan, 2007)


(63)

Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya disesuaikan dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam menangani, mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian.(Hasibuan, 2007).

2.10.2Metodologi Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara pengumpulan.(Hasan, 2004).

I. Studi Pustaka

Kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.(Anggoro, 2007).

II. Studi Lapangan a. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang diteliti. (Hasan, 2004).


(64)

b. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium) terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel). (Hasan, 2004).

III. Studi Literatur Sejenis

Studi literatur sejenis adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya.(Hasan, 2004).

2.11 Metode pengembangan system

Dalam sebuah perancangan perangkat lunak diperlukan model-model proses atau paradigm rekayasa perangkat lunak berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat bantu yang dipakai dan control serta penyampaian yang dibutuhkan. Menurut (Pressman, 2005) ada beberapa proses model diantaranya Sequential Linier, Prototype, Rapid Aplication Development (RAD), Incremental, Iterative, Spiral, Concurrent, Componen-Based Development, Model Metode Fomral, Aspect Oriental Software Development, Unified Process,dan

Extreme Programming (XP). Berikut perbedaan model-model pengembangan

sistem yang dapat dilihat pada Table 2.7 lampiran B-1.

Dalam perancangan sistem ini peneliti menggunakan Metodologi Extreme

Programming (XP). Ada beberapa model XP. Dalam skripsi ini peneliti memakai


(65)

efisien, berisiko rendah, fleksibel, dapat diprediksi, ilmiah, dan cara yang menyenangkan untuk mengembangkan perangkat lunak. (Beck, 1999).

Extreme Programming (XP) adalah metode pengembangan perangkat lunak yang ringan dan termasuk salah satu agile methods yang dipelopor oleh Kent Beck, Ron Jeffries, dan Ward Cunningham. XP merupakan agile methods

yang paling banyak digunakan dan menjadi sebuah pendekatan yang sangat terkenal. Sasaran XP adalah tim yang dibentuk berukuran antara kecil sampai medium saja, tidak perlu menggunakan sebuah tim yang besar. Hal ini dimaksudkan untuk menghadap requirements yang tidak jelas maupun terjadinya perubahan-perubahan requirements yang sangat cepat. XP sebagai sebuah metode yang dinamis diperlihatkan dalam empat values yang dimilikinya dan keempatnya merupakan dasar-dasar yang diperlukan dalam XP. Kent Beck menyatakan bahwa tujuan jangka pendek individu sering berbenturan dengan tujuan sosial jangka panjang. Karena itu dibuatlah values yang menjadi aturan, hukuman, dan juga penghargaan. Keempat values tersebut adalah:

1. Komunikasi (Communication) 2. Kesederhanaan (Simplicity) 3. Umpan Balik (Feedback) 4. Keberanian (Courage)

Ada empat tahapan yang dilakukan dalam melakukan pengembangan aplikasi XP ( Extreme Programming ), yaitu :


(66)

Gambar 2.13. Fase dari XP (Pressman, 2010)

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan (planning) yang membentuk suatu rangkaian User Story.

Serta adanya studi kelayakan karena Studi Kelayakan digunakan untuk menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahap ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling.


(67)

Tabel 2.8

Aspek-Aspek Studi Kelayakan

Aspek Pertimbangan

Teknis Tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan? Ekonomi

Dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?

Hukum dan Etika Apakah sistem yang diusulkan tidak bertentangan dengan etika atau hukum?

Operasional Apakah rancangan sistem seperti ini akan dibantu oleh orang-orang yang akan menggunakannya? Jadwal Mungkinkah menerapkan sistem tersebut sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan? ( Mcleod, 2001)

2. Perancangan (designing)

Perancangan (designing) yang menekankan pada kesederhanaan, mengikuti aturan KIS (keep it simple).

3. Pengkodean (coding)

Sebelum melakukan pengkodean, terlebih dahulu membuat unit testing

untuk menguji ketepatan aplikasi tersebut. Setelah itu baru dilakukan pengkodean untuk tiap-tiap user story.

4. Testing

Testing pada XP dilakukan melalui unit testing, yaitu uji coba pada setiap unit yang ada pada aplikasi. Ada 2 (dua) metode untuk melakukan unit testing, yaitu dengan Black Box Testing dan White Box

Testing. Akan tetapi peneliti disini hanya menggunakan Black Box


(68)

a. Black Box Testing

Pada Black Box testing, cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian di amati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan.

b. White Box Testing

White box testing adalah cara pengujian dengan melihat kedalam

modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variable, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan di cek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang. (Fatta, 2007).

2.12 Unified Modelling Language (UML)

Untuk perancangan aplikasi, peneliti menggunakan tools yaitu UML (Unified Modeling Language).

UML adalah sistem kerja bersama dari Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson. UML yang terdiri dari serangkaian diagram memungkinkan bagi sistem analis untuk membuat cetak biru sistem yang komprehensif kepada klien, programmer dan tiap orang yang terlibat dalam proses pengembangan tersebut. Sangat penting untuk bisa mengeluarkan semua diagram tersebut, karena setiap diagram bisa mewakili stakeholder yang berbeda di sistem tersebut. Dengan UML akan bisa menceritakan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebuah sistem


(69)

bukan bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh sebuah sistem. (Munawar, 2005). Perancangan aplikasi yang peneliti lakukan adalah :

a. Perancangan Use Case Diagram

Merupakan suatu bentuk diagram yang menggambarkan fungsi-fungsi yang diharapkan dari sebuah sistem yang dirancang. Dalam diagram use case

penekanannya adalah “apa” yang diperbuat oleh sistem, dan bukan “bagaimana”.(Dharwiyanti, 2003).

Notasi yang digunakan pada diagram use case adalah sebagai berikut :

Aktor Use case Relasi

Gambar 2.13. Notasi Use Case

Aktor adalah seseorang atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem, dengan kata lain adalah apapun yang berada diluar sistem. Use case adalah fungsi yang akan disediakan oleh sistem dan berada didalam sistem. Sedangkan relasi menggambarkan hubungan yang terjadi antara aktor dengan use case. Contoh diagram use case dapat digambarkan sebagai berikut :


(70)

b. Perencanaan Activity Diagram

Merupakan Teknik untuk mendiskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity Diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung prilaku parallel sedangkan flowchart tidak bisa.

c. Perancangan Sequence Diagram Sequence diagram

menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case. Pembuatan sequence diagram merupakan aktivitas yang paling kritikan dalam proses desain karena diagram inilah yang menjadi pedoman dalam proses pemograman nantinya dan berisi aliran kontrol dari program. (Hermawan, 2000).

d. Perancangan class diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Diagram class menggambarkan struktur dan deskripsi

class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti

containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok yaitu :

1. Nama (dan stereotype)

Class - Attribute + Operation() 2. Atribut


(71)

3. Metoda

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : 1. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.

2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya.

3. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.

e. Perancangan Deployment Diagram

Deployment diagram menyediakan gambaran bagaimana sistem secara fisik

akan terlihat. Sistem terdiri dari node-node dimana setiap node diwakili untuk sebuah kubus. Garis yang menghubungkan antara 2 kubus menunjukkan hubungan diantara kedua node tersebut. Tipe node bisa berupa device yang berwujud hardware dan bisa juga prosesor (yang mengeksekusi komponen) atau execution environment (software yang menjadi host atau mengandung

software yang lain). (Munawar, 2005).

2.12 Alasan Penggunaan Exteme Programming (XP)

1. Penggunaan algoritma triple DES dengan metode pengembangan sistem extreme programming pada aplikasi pengamanan data sangat tepat karena digunakan pada skala kecil.


(72)

Metode yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan sistem bidang peminatan ini meliputi dua metode, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

3.1. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka penulisan skripsi ini, diperlukan data-data serta informasi yang relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu sebelum penulisan skripsi ini, dalam persiapannya terlebih dahulu dilakukan observasi untuk menjaring data serta informasi atau bahan materi yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi empat metode, yaitu studi kepustakaan, interview, observasi, dan kuesioner.

3.1.1. Studi pustaka

Pada tahap ini dilakukan penelusuran data-data dan pengumpulan informasi yang digunakan untuk merancang sistem pendukung keputusan bidang peminatan. Dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku referensi, e-book dan website yang berhubungan dengan penulisan skripsi yang mendukung dengan topik yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini.


(73)

3.1.2. Studi Lapangan 1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan Operasional BiNus Center Bintaro yaitu bapak Dodi sebagai staff yang bertanggungjawab terhadap nilai-nilai siswa yang dikirimkan kepada BiNus Center Pusat pada hari senin tanggal 22 Maret 2010 . Tujuan penulis melakukan wawancara adalah untuk mendapatkan aplikasi ini tepat guna. Isi wawancara terlampir pada lampiran.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung terhadap nilai-nilai yang yang sudah di simpan pada server dan dikirimkan oleh operasional BiNus Center Bintaro kepada BiNus Center Pusat pada hari senin tanggal 15 Maret 2010.


(74)

3.1.3 Studi Literatur Sejenis

literatur sejenis sebagai referensi pada penelitian ini yaitu: Tabel 3.1. Studi Literatur

Nama Judul Skripsi Kesimpulan

1. Sarlika Muliati

2. Achmad Nur Sholeh

Implementasi kriptografi dengan menggunakan Metode DES dan Kunci Publik RSA untuk keamanan data pada kandepag kota jakarta timur

1. Kriptografi dengan menggunakan kombinasi cipher simetris dan asimetris melalui metode DES dan RSA dapat memberikan pengamanan ganda terhadap kerahasiaan data dan informasi penting.

2. penggabungan dua

algoritma kriptografi menyebabkan proses enkripsi menjadi panjang karena proses enkripsi dilakukan berulang-ulang sebanyak metode algoritma yang digunakan Aplikasi Email dengan kriptografi DES, RSA, dan MD5 menggunakan bahasa

pemograman java

1. Penerapan kriptografi menggunakan algoritma DES, RSA, dan MD5 untuk menjaga keamanan data email dan tidak mudah dibaca oleh pihak-pihak lain yang tidak

berkepentingan 2. Kriptografi dengan

menggunakan kombinasi algoritma kunci simetris dan asimetris

(kriptografi hibrida) melalui metode DES,


(75)

Evaluasi Kinerja Algoritma

Lemvel-Ziv Store Szymanski terhadap data teks dan gambar

RSA dan MD5 dapat memberikan

pengamanan ganda terhadap kerahasiaan email

3. Membuktikan bahwa email yang dikirim benar-benar dari pengirim yang sah 3. Prima Even Ramadhan 1. Program Implementasi

yang digunakan memiliki tingkat kompresi maksimal sebesar 12 %, baik ketika melakukan kompresi terhadap file

teks maupun file

gambar. Untuk kasus file

teks, hasil kompresi maksimal tersebut diperoleh ketika file teks tersebut terdiri dari yang karakter yang sama dengan jumlah minimal 1017 karakter.sedangkan untuk kasus file gambar, hasil maksimal tersebut diperoleh untuk file

gambar dengan warna

monotone yang memiliki ukuran minimal 4500

bytes.

2. Untuk kasus file teks ( khususnya microsoft word ), algoritma LZSS akan memberikan hasil kompresi yang cukup baik apabila file teks sebagian besar berisi teks. Adanya gambar akan memperburuk kinerja pengkompresian algoritma LZSS


(76)

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis mengembangkan aplikasi keamanan data yang berupa nilai hasil ujian siswa pada BiNus Center Bintaro dengan mengkombinasikan algoritma triple DES dan kompresi lzss yang berbasis web. Penulis berpendapat bahwa metode-metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya yang ada pada tabel diatas, dianggap kurang memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kompresi data.

dikerenakan dalam satu program word

processing, file-file

gambar biasanya disimpan dalam bentuk yang sudah di kompresi sehingga menyulitkan algoritma LZSS untuk melakukan kompresi 3. Untuk kasus file

gambar, hasil optimal akan di peroleh ketika gambar dan file tersebut banyak memiliki piksel dengan warna yang sama

4. Kinerja algoritma LZSS secara umum cukup baik ketika dibandingkan dengan proses pack dan

compress. Hal ini di tunjukkan dengan lebih baiknya rasio kompresi LZSS ketika digunakan untuk kompresi terhadap

Centerburry Corpus dan

file teks ACT

dibandingkan dengan kedua program kompresi tersebut


(77)

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Extreme

Programming (XP). Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan

pengembangan aplikasi ini adalah : 1. Perencanaan (Planning)

Pada tahapan perencanaan ini, penulis melakukan : a. Analisis sistem berjalan

b. Studi Kelayakan

Dalam studi kelayakan ini penulis memasukkan dalam beberapa segi aspek :

1. Kelayakan Teknis

Dalam kelayakan teknis, tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan?.

2. Kelayakan ekonomi

Untuk kelayakan ekonomi, Dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?

3. Kelayakan hukum

Dari segi hukum Apakah sistem yang diusulkan tidak bertentangan dengan etika atau hokum?


(78)

Untuk kelayakan operasional, Apakah rancangan sistem seperti ini akan dibantu oleh orang-orang yang akan menggunakannya?

5. Kelayakan Jadwal

Dalam kelayakan jadwal, Mungkinkah menerapkan sistem tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan?.

c. Menganalisis dan memahami kebutuhan dari aplikasi Enkripsi 3DES dan kompresi LZSS yang akan dibuat.

d. Menentukan actor sesuai dengan kebutuhan aplikasi Enkripsi 3DES dan kompresi LZSS.

e. Membuat user stories yang menggambarkan fitur dan fungsional aplikasi Enkripsi 3DES dan kompresi LZSS yang dibutuhkan. 2. Perancangan (Design)

Untuk perancangan aplikasi Enkripsi 3DES dan kompresi LZSS, digunakan tools yaitu UML (Unified Modeling Language). Perancangan aplikasi yang dilakukan adalah :

a. Perancangan Use Case Diagram

b. Perancangan ActivityDiagram

c. Perancangan Sequence Diagram

d. Perancangan Class Diagram

3. Pengkodean (Coding )

Membuat Coding untuk setiap user stories. Pengkodean yang dilakukan antara lain :


(79)

1) Pengkodean halaman Login

2) Pengkodean menu utama atau home

3) Pengkodean menu kompresi & enkripsi 4) Pengkodean proses kompresi & enkripsi

5) Halaman laporan (report) proses kompresi & enkripsi 6) Pengkodean menu dekripsi & dekompresi

7) Pengkodean proses dekripsi & dekompresi

8) Halaman laporan (report) proses dekripsi & dekompresi 4. Pengujian (Testing)

Testing pada XP dilakukan melalui 2 cara, yaitu dengan

menggunakan Black Box Testing dan White Box Testing. Akan tetapi penulis disini hanya menggunakan Black Box Testing.

Analisis sistem berjalan

Analisis kebutuhan aplikasi START

Perencanaan

Menentukan actor

Perancangan

Penentuan Activity Diagram

Penentuan Class Diagram Penentuan Squence Diagram


(1)

5

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Isl am Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

padafileyang telah dikompres sebelumnya serta Pengembangan aplikasi selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan algor itma AES (Advanced Encryption Standard) dan kompresi data yang menggunakan LZ78 .

DAFTAR PUSTAKA

Ariyus, Dony, (2008)Pengantar ilmu Kriptografi: teori, analisis, dan implementasi, Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Beck, Kent, 1999.Extreme Programming Exp lained. Kent Beck Publisher. E-book.

Hermawan, Julius. 2000.Analisa Desain & Pemrograman Berorientasi Obyek dengan UML dan Visual Basic.NET.Jakarta : Andi. Munir, Rinaldi. 2006.Kriptografi. Bandung:

Informatika.

Pressman, Roger S. 2010, Software Engineering : A Practitioner’s ApproachMc. Graw-Hill. Pu. Ida M, 2006. 2004. Fundamental Data

Compression.Great Britain. E-book. Solomon, David. Data compression the complete

reference. Acid Free paper. E-book.

Suyanto, M, 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Wahana Komputer, 2005. Memahami Model Enkripsi dan Security Data.Semarang: Andi


(2)

Tabel 2.7

Perbedaan pengembangan sistem

Metode Kelebihan Kekurangan Penggunaan

Secara Umum Sequential Linear (Waterfall) oleh Winston W. Royce (1929-1995) pada tahun 1970

Metode ini baik digunakan untuk kebutuhan yang sudah diketahui dengan baik

Iterasi yang sering terjadi menyebabkan masalah baru. Bagi pelanggan sulit menentukan kebutuhan secara eksplisit dan harus bersabar karena memakan waktu yang lama

Waterfall bekerja dengan baik pada proyek skala kecil

Prototype oleh Eleanor Rosch (1938-N) pada tahun 1970

Metode ini cukup efektif dengan mendapatkan

kebutuhan dan aturan yang jelas dan pelanggan bisa langsung melihat sistem yang sebenarnya Pengembang kadang0kadang membuat implementasi sembarang, karena ingin working version selesai dengan cepat Prototyping dapat bekerja dengan baik, jika ada kerja sama yang baik antara pengembang dan pelanggan

Rapid Aplication Development (RAD) oleh James Martin (1933-N) pada tahun 1991

Metode ini lebih cepat dari waterfall jika kebutuhan dan batasa proyek sudah diketahui dengan baik bisa untuk dimodularisasi Karena proyek dipecah menjadi beberapa bagian, maka dibutuhkan banyak orang untuk membentuk suatu tim karena komponen-komponen yang sudah ada, fasilitas-fasilitas pada tiap komponen belum tentu digunakan seluruhnya sehingga fasilitas

RAD cocok untuk aplikasi yang tidak mempunyai resiko teknis yang tinggi, RAD cocok untuk proyek yang memiliki SDM yang baik dan sudah

berpengalaman


(3)

program bisa menurun Incremental oleh

Schlimmer, et all. Pada tahun 1986

Fleksibel dan mudah untuk dikelola serta pengujiannya mudah Semua kebutuhan tidak dikumpulkan pada tahap awal sehingga

menimbulkan masalah serta sulit untuk mengukur progress karena tidak ada timelines

Cocok untuk aplikasi kebutuhan yang diidentifikasi dengan baik

Iterative Fase desain pengkodean dan pengujian lebih cepat

Butuh waktu yang banyak untuk menganalisis dan terlalu banyak langkah yang dibutuhkan model Hanya cocok untuk skala besar

Spiral oleh Barry W. Boehm

(1935-N) pada tahun 1986

Model ini digunakan untuk sistem skala besar, membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga dapat mengurangi resiko besar Resiko utama tidak ditemukan, maka masalah bisa muncul kemudian sehingga

membutuhkan manajemen dan perkiraan resiko yang cukup tinggi

Hanya cocok untuk skala besar

Concurrent oleh C.A.R. Hoare et

all pada tahun

1960

Peningkatan aplikasi yang sudah selesai pada umumnya satu periode. Sangan memperhatikan input-output dari aplikasi. Dapat dieksekusi secara parallel Tidak bisa mendeteksi eror pada sub-program (fungsi-fungsi program). Membutuhkan waktu yang lama

Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan ketelitian dalam proses input-output program Component-Based Development oleh Malcolm Douglas Mcllroy (1932-N) Komponen-komponen program dijadikan satu set paket sehingga dapat Cukup menyulitkan dalam membuat paket-paket program yang Baik digunakan untuk aplikasi yang banyak menggunakan program-program B-2


(4)

pada tahun 1998 memudahkan para pengembang dalam pengkodean dan menggunakan kembali kode program tersebut dibutuhkan dalam mengembangkan aplikasi yang pernah dibuat Model Metode Fomral Sistem diekspresikan dengan teori matematika sehingga mudah dipahami Sulit dipahami bagi orang yang tidak memberti ekspresi matematika dan logikanya Baik digunakan untuk pengembangan aplikasi matematika atau perhitungan Aspect Oriented Software Development oleh Gregor Kiezales et all Mendukung modularisasi perhatiannya sejak dari pembuatan kode program Waktu pengerjaan kode program akan lebih lama karena lebih memperhatikan modul-modul program yang tersusun rapi. Baik digunakan untuk proyek skala besar. Aplikasi yang berbasis object oriented Unified Process

oleh Ivar

Hjalmar

Jacobson (1939-N), et all pada tahun 1990

Team proyek fokus pada alamat yang memiliki banyak resiko paling tinggi lebih awal. Sehingga dapat

meminimalisir resiko pada saat apikasi sudah jadi

Waktu pengerjaan proyek lebih lama karena

menggabungkan konsep iterasi dan incremental Baik digunakan untuk aplikasi yang dibuat berbasis object oriented dengan notasi rational. Extreme Programming (XP) oleh Kent Beck (1943-N) pada tahun 1999

Peningkatan kualitas software dan memfokuskan pada perubahan-perubahan yang diminta oleh pelanggan Para pengembang tidak bisa mengembangkan kualitas software karena tidak ada feedback dari pelanggan

Baik untuk software yang sudah ada tetapi masih dibutuhkan pengembangan kualitas karena kebutuhan-kebutuhan dari pelanggan. (Sumber: Aziz, 2010)


(5)

A-1

A.1. WAWANCARA DENGAN OPERASIONAL BINUS CENTER

BINTARO

Tanggal : 21 Maret 2010

Narasumber : Dodi

Lokasi : BiNus Center Bintaro

Tujuan Wawancara :

1. Mengetahui proses sistem yang sedang berjalan.

2. Mengetahui Kebutuhan Sistem dalam mengamankan data dan

mengkompresinya agar sistem yang akan dikembangkan menjadi suatu aplikasi enkripsi yang menggunakan algoritma Triple DES dan kompresi yang menggunakan algoritma LZSS berbasis web

Point Utama Wawancara :

1. Menurut pendapat anda, seberapa penting mengamankan nilai siswa pada

BiNus Center Bintaro ini?

2. Maksudnya rahasia?

3. Apakah perlu nilai yang sudah diamankan terus dikompresi?

4. Maksudnya bisa menghemat biaya dan waktu?


(6)

A-2

6. Menurut anda seberapa mudah pengoperasian aplikasi pengamanan data

dan kompresinya tersebut?

7. Apa harapan anda tentang aplikasi pengamanan data dan kompresinya ini? Point Jawaban :

1. Sangat penting sekali, karena nilai siswa adalah bersifat rahasia

2. Maksudnya seperti ini nilai siswa yang sudah di input didalam komputer

akan akan disimpan di dalam server BiNus Center Bintaro lalu dikirimkan kepada BiNus Center Pusat jadi perlu adanya pengamanan data tersebut.

3. Sangat perlu sekali disamping bisa mengurangi ukuran byte data yang

berupa nilai siswa, kita juga bisa menghemat biaya dan waktu.

4. Maksudnya seperti ini dengan adanya pengurangan byte data maka

otomatis penggunaan hardisk Server yang di gunakan akan lebih sedikit dan dengan adanya pengurangan byte data pula maka otomatis juga bisa mempercepat proses pengiriman data tersebut.

5. Saya baru mencobanya, bisa diandalkan dalam mengamankan data dan

mengurangi ukuran byte dari data tersebut.

6. Cukup mudah, karena aplikasi ini terbilang simple dan mudah digunakan

dalam pengopresiannya.

7. Mudah-mudahan aplikasi ini bisa menjadi salah satu solusi dalam masalah keamanan data yang berupa nilai siswa dan bisa menjadi salah satu solusi juga didalam mengurangi ukuran byte data sehingga tidak diperlukan banyak hardisk untuk menyimpan data pada server yang ada pada BiNus Center Bintaro ini. Dan Kedepannya bisa lebih baik lagi.