BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pembuatan Sediaan Masker Wajah
Sediaan masker wajah anti-aging dibuat dengan menggunakan formula standar clay face mask neutral pH Reiger,2000. Formula standar ini
dimodifikasi dengan penambahan minyak biji buah anggur sebagai bahan aktif. Konsentrasi minyak biji buah anggur yang digunakan adalah 1;2,5; 5; 7,5 dan
10dan sediaan masker yang dibuat menghasilkan warna krem.
4.2 Hasil Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker
4.2.1 Hasil pengujian homogenitas
Uji homogenitas dengan mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, lalu diratakan. Harus menunjukkan susunan
yang homogen Ditjen POM., 1979. Hasil uji homogenitas memberikan hasil masker yang homogen tidak ada
butiran kasar, seperti yang terlihat pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1
Gambar 4.1 Uji homogenitas
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Hasil pengamatan homogenitas
Blanko Formula
1 Formula
2,5 Formula
5 Formula
7,5 Formula
10
Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen
4.2.2 Hasil pengamatan stabilitas sediaan
Evaluasi stabilitas terhadap sediaan masker yang dibuat dilakukan selama penyimpanan 12 minggu dengan pengamatan setiap 2 minggu sekali, sediaan
masker disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan bau, warna, dan pH. Tabel 4.2
Data pengamatan terhadap stabilitas sediaan
Minggu ke-
Formula Parameter Dasar
masker Blanko
FormulaI Minyak
biji buah anggur
1 Formula
II Minyak
biji buah
anggur 2,5
Formula III
Minyak biji
buah anggur
5 Formula
IV Minyak
biji buah anggur
7,5 Formula
V Minyak
biji buah anggur
10
B W
B W
B W
B W
B W
B W
- -
- -
- -
- -
- -
- -
2 -
- -
- -
- -
- -
- -
- 4
- -
- -
- -
- -
- -
- -
6 -
- -
- -
- -
- -
- -
- 8
- -
- -
- -
- -
- -
- -
10 -
- -
- -
- -
- -
- -
- 12
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Keterangan : B : Bau
- : Tidak terjadi perubahan W
: Warna +
: Terjadi perubahan Hasil menunjukkan bahwa sediaan masker tetap stabil pada penyimpanan
suhu kamar selama 12 minggu, dimana tidak terjadi perubahan bau, warna sehingga dikatakan sediaan stabil dengan penambahan zat antioksidan.Pada
penyimpanannya, semua sediaan masker tidak mengalami perubahan warna dan bau.Suatu sediaan menjadi tidak stabil akibat penggumpalan dari globul-globul
Universitas Sumatera Utara
dari fase terdispersi.Rusak atau tidaknya suatu sediaan dapat diamati dengan adanya perubahan baudan perubahan warna.Untuk mengatasi kerusakan yang
ditimbulkan oleh jamur atau mikroba dapat ditambahkan pengawet.
4.2.3 Hasil pemeriksaan pHsediaan
Pengukuran pH sediaan diukur dengan pH meter dengan pengulangan sebanyak tiga kali dan diukur setiap 2 minggu selama 12 minggu. Hasil
pengukuran pH dapat dilihat pada Tabel 4.3berikut:
Tabel 4.3 .Hasil pengukuran pHsediaan
Minggu ke-
Hasil Pengukuran pH rata-rata Masker
Blanko Masker
1 Masker
2,5 Masker
5 Masker
7,5 Masker
10
6,7 6,6
6,6 6,5
6,4 6,3
2 6,7
6,6 6,6
6,5 6,4
6,3 4
6,7 6,6
6,6 6,5
6,4 6,3
6 6,7
6,6 6,6
6,4 6,4
6,3 8
6,6 6,6
6,5 6,4
6,4 6,3
10 6,6
6,5 6,5
6,4 6,4
6,1 12
6,6 6,5
6,5 6,4
6,3 6,1
Berdasarkan pada Tabel 4.3 di atas dapat dilihat adanya sedikit perubahan pH.yang dapat disebabkan karena terjadinya hidrolisis. Hidrolisis merupakan
suatu proses solvolisis dimana molekul obat berinteraksi dengan molekul- molekul air menghasilkan produk pecahan dari konstitusi kimia yang berbeda
Ansel,1989. Penurunan pH yang sedikit ini tidak berpengaruh terhadap sediaan dan masih dalam pH fisiologis kulit yaitu 4,5-6,5 dan masih aman untuk
digunakan Tranggono dan Latifah,2007. Kestabilan pH merupakan salah satu parameterpenting yang menentukan
stabil atau tidaknya suatu sediaan.Derajat keasaman pH merupakan pengukuran aktivitas hidrogen dalam lingkungan air.Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena
Universitas Sumatera Utara
dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan jika terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik.
4.3 Hasil Uji Iritasi Kulit
Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan yang dioleskan pada kulit yang tipis di bagian bawah lengan dibiarkan selama 24 jam.Berdasarkan data pada
Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan ternyata terlihat tidak ada efek samping berupa iritasi sepertigatal dan pengkasaran pada kulit yang ditimbulkan oleh
sediaanmasker yang dioleskan ke kulit. Untuk hasil uji iritasi kulit dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4 Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan
Keterangan: -
: Tidak mengiritasi +
: Kulit kemerahan ++
: Kulit gatal-gatal +++ : Kulit bengkak
Parameter uji iritasi yang diamati adalah adanya kulit merah, gatal-gatal, ataupun adanya terjadi pembengkakan. Dari hasil uji iritasi kulit yang sudah
dilakukan pada relawan tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan masker minyak biji buah anggur yang dibuat aman untuk digunakan oleh sukarelawan karena
sukarelawan tidak mengalami kulit kemerahan, gatal-gatal, ataupun terjadi pembengkakan Tranggono dan Latifah, 2007.
Pengamatan Sukarelawan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Kemerahan -
- -
- -
- -
- -
- -
- Gatal-gatal
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Bengkak -
- -
- -
- -
- -
- -
-
Universitas Sumatera Utara
4.4 Hasil Pengujian Waktu Untuk Sediaan Mengering
Pengujian waktu kering dilakukan dengan cara mengoleskan masker minyak biji anggur dalam berbagai formula ke bagian wajah area pipi dan amati
waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskan maskerhingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering. Untuk hasil
pengujian waktu sediaan mengering dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5 Hasil pengujian waktu untuk sediaan mengering
Masker blanko
Masker 1
Masker 2,5
Masker 5
Masker 7,5
Masker 10
5 Menit 6 Menit
7 Menit 9 Menit
11 menit 13 Menit
4.5 Hasil Pengujian Aktivitas Anti-aging Terhadap Sukarelawan