2.6. Radial Basis Function RBF
Radial Basis Function merupakan salah satu model jaringan saraf tiruan berbentuk multilayer perceptron yang memperbaiki nilai-nilai bobot, nilai tengah, dan jarak
antar data untuk memecahkan suatu permasalahan Buhmann, 2003. RBF terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan masukan input layer, lapisan tersembunyi hidden layer, dan
lapisan keluaran output layer. Jaringan saraf tiruan RBF dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Arsitektur umum Radial Basis Function
Neuron pada lapisan tersembunyi pada RBF melakukan transformasi non- linear dan memetakan masukan pada neuron lapisan masukan ke neuron lapisan
tersembunyi tanpa parameter yang diubah-ubah. Selanjutnya neuron pada lapisan keluaran melakukan kombinasi linear terhadap neuron lapisan tersembunyi dengan
parameter yang diubah-ubah yakni bobot hubungan antara neuron di lapisan tersembunyi dengan neuron pada lapisan keluaran.
Pada jaringan RBF, hidden layer menggunakan fungsi gaussian sebagai fungsi aktivasi Radial Basis Function Bors, n.d.. Fungsi gaussian dinyatakan dengan:
� =
−
‖�− � ‖ �
2.12
Universitas Sumatera Utara
Dimana: c
j
= nilai center Gaussian ke-j σ
j
= standar deviasi Gaussian ke-j x = masukan fungsi basis
ϕ
j
= fungsi Gaussian Fungsi
σ dinyatakan dengan persamaan 2.13.
� =
���
√�
Dimana merupakan nilai distance atau jarak terbesar dari hidden
j
dan C
j
merupakan nilai centroid pada hidden j. 2.6.1.
Algoritma K-Means Jaringan RBF mempunyai karakteristik dalam perhitungan fungsi aktivasi. RBF
membutuhkan sebuah metode untuk mendapatkan nilai centroid dan standar deviasi pada jaringan hidden layer. Data input dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
atau cluster sehingga nilai centroid dan standar deviasi lebih mudah untuk dihitung. Salah satu cara untuk mendapatkan nilai centroid dan standar deviasi adalah
menggunakan metode K-Means. Flowchart algoritma K-Means dapat dilihat pada Gambar 2.3 Wu, 2012.
2.13
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Flowchart algoritma K-Means Clustering Wu, 2012
Tahapan algoritma K-Means Wu, 2012 dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
Menentukan jumlah cluster atau kelompok pada jaringan Radial Basis Function. Cluster merupakan jumlah hidden yang digunakan
2. Menentukan nilai centroid secara acak dari data dari sumber yang
ditentukan. 3.
Menghitung jarak data ke centroid menggunakan Euclidean Distance dengan persamaan 2.14
, = √ ∑ −
=
²
Dimana adalah nilai vector input dari i dan
adalah nilai vektor dari centroid hidden ke j.
2.14
Universitas Sumatera Utara
4. Kemudian memperbaharui nilai centroid dengan cara mencari nilai mean
dari anggota kelompok yang dapat dinyatakan pada persamaan sebagai berikut.
= ∑ =
5. Pengelompokan data sesuai dengan kelompok atau cluster, yaitu data yang
memiliki jarak terpendek misalnya d ,
d , maka masuk
kedalam kelompok 1.
6.
Ulangi langkah pertama sampai kelima hingga nilai centroid tidak berubah
.
Setelah proses pencarian nilai centroid dari data input menggunakan algoritma K-Means dilakukan, tahap selanjutnya dilakukan perhitungan nilai gaussian dengan
menggunakan persamaan 2.12. Nilai input hasil pencarian centroid digunakan pada hidden layer. Sebelum menghitung nilai gaussian, nilai standar deviasi ditentukan
terlebih dahulu menggunakan persamaan 2.13. Setelah nilai gaussian diketahui, maka proses selanjutnya adalah mencari nilai
deviasi adalah menghitung bobot baru W dengan mengalikan pseudoinverse dari matriks G gaussian dengan vector targetd dengan persamaan 2.15
= �
+
= �
�
�
−
�
�
Setelah nilai weight diketahui maka tahap selanjutnya adalah menyimpan hasil nilai centroid dan nilai standar deviasi untuk dapat digunakan kembali pada saat
proses pengujian. tahap selanjutnya adalah menghitung nilai output jaringan Yn ditambah
dengan bobot bias b dengan persamaan 2.16 = ∑
� ‖ − ‖ +
=
2.7. Penelitian Terdahulu