Latar Belakang PERBEDAAN KADAR INTERLEUKIN 1α SERUM DARAH VENA ANTARA PENDERITA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS TIPE JINAK DAN TIPE BAHAYA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif Djaafar, dkk, 2007. Otitis media supuratif kronis OMSK adalah keluarnya cairan dari telinga tengah secara persisten melalui perforasi membran timpani Reyes-Quintos, dkk, 2007. Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan 65-330 juta orang dengan telinga berair, 60 diantaranya 39-200 juta menderita kurang pendengaran yang signifikan. WHO mengklasifikasikan prevalensi beberapa tingkatan: sangat tinggi 4, tinggi 2- 4, rendah 1-2, sangat rendah 1. Negara dengan OMSK berprevalensi sangat tinggi termasuk Tanzania, India, Kepulauan Solomon, dan Aborgin Australia. Negara dengan OMSK berprevalensi tinggi termasuk Nigeria, Angola, Mozambique, Korea, Thailand, Filipina, Malaysia, Eskimo, Finland, American Indians, dan Indonesia WHO, 2004. Kejadian OMSK di Nepal adalah sebesar 13,2, dengan penurunan pendengaran sebanyak 12,47, pada anak-anak lebih tinggi dibanding orang dewasa, terutama dari golongan sosial ekonomi rendah Maharjan, dkk, 2006. Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,9 sedangkan untuk OMSK tipe bahaya adalah 2 dari kejadian OMSK dan pasien OMSK merupakan 25 dari pasien-pasien yang berobat ke poliklinik THT rumah sakit di Indonesia Helmy, 2005; Aboet, 2007. Data poliklinik THT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006 menunjukkan pasien OMSK merupakan 26 dari seluruh kunjungan pasien Aboet, 2007. Data dari poliklinik THT RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2008 adalah terdapat 21 kasus OMSK tipe bahaya dari 296 pasien OMSK. Diagnosis OMSK ditegakkan dengan cara anamnesis, pemeriksaan otoskopi, pemeriksaan audiologi, dan pemeriksaan radiologi. Untuk OMSK tipe bahaya, harus dilakukan pemeriksaan histopatologi sebagai standar untuk diagnosis. Pasien yang datang ke poliklinik THT seringkali sudah terlambat dan mengalami komplikasi karena belum ada penanda deteksi dini. OMSK tipe bahaya adalah OMSK yang mengandung kolesteatoma. Kolesteatoma merupakan media yang baik untuk tempat pertumbuhan kuman infeksi. Sebaliknya infeksi dapat memicu respons imun lokal yang mengakibatkan produksi berbagai mediator inflamasi dan berbagai sitokin. Sitokin yang diidentifikasi terdapat pada matriks kolesteatoma adalah interleukin-1 IL-1, interleukin-6, tumor necrosis factor- α TNF- α , dan transforming growth factor TGF Djaafar, dkk, 2007. Banyak ahli yang telah meneliti sitokin interleukin-1 α IL-1 α , yang mempunyai peran penting pada patogenesis kolesteatoma Chung Yoon, 1998; Yetiser, dkk, 2002; Rianto, 2005, yaitu dengan metode imunohistokimia dan polymerase chain reaction PCR, dimana tehnik pemeriksaannya cukup sulit dan bersifat invasif. Belum ada penelitian tentang kadar IL-1 α serum darah vena dengan tehnik enzym-linked immunoabsorbent assay ELISA. Pada penelitian ini kami akan menganalisis IL-1 α serum darah vena pada OMSK tipe jinak dan tipe bahaya dengan menggunakan tehnik ELISA. Apabila terdapat perbedaan, diharapkan IL-1 α serum darah vena menjadi salah satu penanda penyakit OMSK tipe bahaya, sehingga dapat dijadikan dasar pengobatan yang lebih efektif.

B. Rumusan Masalah