Metode Penelitian TATA CARA PENELITIAN

pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh faktor pertumbuhan yang ada dalam konsentrasi atau takaran minimal. Menurut E.A Mitscherlich dalam Sugeng 2005, apabila tanaman dipasok seluruh hara dengan konsentrasi cukup, kecuali satu unsur, maka pertumbuhan tanaman akan berbanding lurus dengan takaran unsur hara tersebut. Selanjutnya unsur hara yang membatasi pertumbuhan tersebut disebut unsur hara pembatas pertumbuhan. Pengamatan tinggi tanaman dimulai pada minggu ke-1 setelah tanam sampai minggu ke-6 setelah tanam sampai muncul bunga pertama. Hasil pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman selama 6 minggu dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1.Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Laju pertumbuhan tinggi tanaman jagung dapat dilihat berdasarkan gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung manis terus mengalami kenaikan setiap minggunya. Memasuki minggu ke 3 setelah tanaman, pertumbuhan yang 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4 Minggu ke 5 Minggu ke 6 Abu tulang sapi 35,34 gramtanaman Abu tulang sapi 17,7 gramtanaman Abu tulang sapi 8,85 gramtanaman Abu tulang sapi 5,9 gramtanaman Abu tulang sapi 4,42 gramtanaman Abu tulang sapi 3,45 gramtanaman SP36 1,8 gramtanaman dilihat dari parameter tinggi tanaman sangat cepat. Hal ini dikarenakan pada umur 18-33 hari setelah tanam, tanaman jagung memasuki fase jumlah daun terbuka sempurna 6-10 yang dicirikan dengan pemanjangan batang meningkat dengan cepat. Fase ini tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga diperlukan pemupukan pada fase ini untuk mencukupi kebutuhan hara. Memasuki minggu ke-5 atau pada 33-50 hari setelah tanam, tanaman jagung memasuki fase jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir 15-18 yang dicirikan tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering meningkat dengan cepat pula Nuning, dkk., 2011. Kebutuhan hara dan air pada fese ini sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan untuk mendukung laju pertumbuhan tanaman. Pemberian abu tulang sapi dengan takaran 4,42 gramtanaman menunjukkan pertumbuhan tanaman yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk SP-36 dan abu tulang sapi dengan takaran yang lebih tinggi. Pemberian unsur P dari abu tulang sapi dapat dimanfaatkan pada masa vegetatif dan generatif tanaman karena pelepasan P pada abu tulang sapi berlangsung secara bertahap, disesuaikan dengan umur tanaman, sehingga kebutuhan unsur P pada masa vegetatif cukup untuk pertumbuhan tanaman. Sedangakan pelepasan P dari SP-36 memiliki kelarutan yang tinggi dan hanya menyediakan P pada tahap awal pertumbuhan tanaman. Apabila takaran abu tulang sapi ditingkatkan akan mempengaruhi pH tanah dan selanjutnya akan berpengaruh pada ketersedian P dalam tanah. Pemberian unsur P pada masa