8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Mediasi
Secara etimologi mediasi berasal dari bahasa latin mediare yang artinya ditengah, yang dapat dimaknai aktivitas seseorang mediator dalam menengahi
pertentangan yang terjadi di antara dua pihak tanpa memihak kepada salah satu di antara mereka Yono, 2011. Penjelasan mengenai mediasi akan lebih lengkap
jika ditambah dengan penjelasan lain secara terminologi yang dikemukakan oleh
ahli resolusi konflik:
Menurut Boulle dalam Lubis 2014, mediation is a decision making process in which the parties are assisted by a mediator, the mediator attempt to
improve the process of decision making and to assist the parties to reach an out come to which of them can assen
Mediasi adalah sebuah proses pengambilan keputusan dimana para pihak dibantu oleh mediator, mediator berupaya untuk
meningkatkan proses pengambilan keputusan dan untuk membantu para pihak mencapai hasil yang mereka inginkan bersama.
Pernyataan Boulle menunjukkan bahwa kewenangan pengambilan keputusan sepenuhnya berada di tangan para pihak yang berkonflik dan mediator
hanyalah membantu para pihak di dalam proses pengambilan keputusan nantinya. Kehadiran mediator merupakan faktor yang sangat penting karena mediator dapat
membantu dan mengupayakan proses pengambilan keputusan menjadi lebih baik, sehingga menghasilkan keputusan akhir yang dapat diterima oleh mereka yang
bertikai.
Universitas Sumatera Utara
9
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2014 dengan judul Peranan Tokoh Masyarakat Dalam Mediasi Konflik studi kasus pada perselisihan antar
warga Desa Tolang Jae dengan Dusun Adian Goti di Tapanuli Selatan mengatakan bahwa mediasi yang dilakukan oleh tokoh masyarakat sebagai
mediator dalam penyelesaian konflik tersebut berjalan buntu dan tidak berhasil meredam konflik, hal ini disebabkan oleh tokoh masyarakat dinilai tidak bersikap
adil dan tidak menyerukan kesadaran sosial antara kedua belah pihak yang bertikai. Mediator yang dalam hal ini adalah tokoh masyarakat masih dipengaruhi
oleh struktur masyarakat yang mendominasinya sehingga terkesan membela pihak yang mayoritas dan mengabaikan pihak minoritas. Hal ini tidak sejalan dengan
teori mediasi sebagai alternatif penyelesaian konflik dimana mediator adalah pihak yang netral dan tidak memihak, karena tugasnya adalah untuk membantu
pihak yang berkonflik menemukan keputusan yang diinginkan bersama bukan membela salah satu dari pihak yang berkonflik.
Beberapa peran mediator dalam Handoko 2007 dikategorikan sebagai peran yang lemah dan peran yang kuat, adapun peran mediator yang lemah
meliputi: 1. Sebagai penyelenggara pertemuan
2. Pemimpin diskusi yang netral 3. Pemelihara atau penjaga aturan-aturan perundingan agar perdebatan berjalan
baik 4. Pengendali emosi para pihak
5. Mendorong para pihak untuk mengungkapkan pandangan dan gagasannya.
Universitas Sumatera Utara
10
Dan adapun peran mediator yang kuat seperti: 1. Mempersiapkan dan membuat notulasi perundingan
2. Mengartikulasikan titik temu kepentingan para pihak 3. Menumbuhkan kesadaran para pihak bahwa konflik bukan sebuah pertarungan
untuk dimenangkan tetapi untuk diselesaikan 4. Menyusun pilihan-pilihan pemecahan masalah
5. Membantu para pihak menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah. Jika pada penelitian terdahulu mediator berasal dari tokoh masyarakat
untuk menyelesaikan konflik yang terjadi, maka pada penelitian kali ini proses mediasi dilakukan oleh tim mediasi mediator yang dibentuk Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai untuk penyelesaian konflik pertanahan antara PT. Nusa Pusaka Kencana Bahilang dengan masyarakat Desa Penggalian.
2.2 Pengertian Mediasi