29 mahasiswa, nelayan, dan sebagainya.
Menurut Joseph Dominick 2001 format stasiun penyiaran radio dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat
wilayah, yaitu Morissan, 2008:221 :
1. Kepribadian personality penyiar dan reporter 2. Pilihan musik dan lagu
3. Pilihan musik dan gaya bertutur talk 4. Spot atau kemasan iklan, jinggel, dan bentuk-bentuk promosi acara
radio lainnya
2.1.3.3 Radio Siaran
Radio siaran adalah “makanan” telinga, untuk didengarkan, hal-hal yang
dapat dipahami melalui indera telinga. Karena itu apa yang disajikan untuk dibaca belum tentu dapat dimengerti apabila dihidangkan melalui radio siaran. Susunan
berita untuk surat kabar tidak akan mencapai tujuannya apabila dibacakan di depan mikrofon radio siaran. Susunan kata-kata untuk pidato dalam rapat di alun-
alun tidak akan sukses jika dibacakan di depan mikrofon radio. Untuk radio siaran terdapat gaya tersendiri, yakni yang disebut “radio style” atau “gaya radio”.
Di Amerika Serikat, tempat lahirnya radio style sudah terdapat ketentuan ketentuan mengenai bentuk dan susunan kalimat untuk radio siaran, kata-kata
yang boleh dipergunakan dan yang harus dihindarkan pemakaiannya. Bahkan telah diselidiki kata-kata mana yang lebih besar daya penerimaannya dan yang
mudah ditangkap pengertiannya oleh rata-rata pendengar. Selain itu, ditentukan pula bagaimana cara membawakannya suatu acara, sehingga apa yang diucapkan
oleh penyiar-penyiar tidak hilang sewaktu tiba ditelinga pendengar. Kata-kata disusun menjadi daftar yang panjang untuk menjadi pegangan penyiar, dimana
ditentukan kata-kata yang ringan untuk diucapkan.
Universitas Sumatera Utara
30 Faktor-
faktor yang menyebabkan timbulnya “radio style” ialah: 1.
Sifat Siaran Radio a.
Auditif Sifat radio siaran adalah auditif, untuk didengar, karena hanya untuk
didengar, maka isi siaran yang sampai di telinga pendengar hanya sepintas lalu saja.
b. Mengandung gangguan
Radio siaran tidak merupakan media sempurna. Komunikasi melalui radio siaran tidak akan sesempurna seperti komunikasi antara dua
orang secara berhadapan. Kalau tidak bersifat alamiah, maka gangguan itu bersifat teknis. Gelombang radio yang ditimbulkan oleh pancaran
pemancar radio mendapat pengaruh sinar matahari. Akibatnya ialah isi siaran tidak dapat dipancarkan oleh gelombang yang mendukungnya
secara leluasa. Gangguan teknis dapat berupa “interferensi”, yakni dua atau lebih gelombang yang berdempetan, sehingga membuat isi siaran
sukar dimengerti. c.
Akrab Radio siaran sifatnya akrab, intim. Seorang penyiar radio seolah-olah
berada dikamar pendengar yang dengan penuh hormat dan cekatan menghidangkan acara-acara yang menggembirakan kepada penghuni
rumah. 2.
Sifat Pendengar Radio a.
Heterogen Pendengar adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak yang
sifatnya heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat.Dan mereka berbeda dalam jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf
kebudayaan. b.
Pribadi Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, terpencar-pencar
di berbagai tempat dan umumnya di rumah-rumah maka sesuatu isi pesan akan dapat diterima dan dimengerti, kalau sifatnya pribadi
Universitas Sumatera Utara
31 personal sesuai dengan situasi di mana pendengar itu berada. Penyiar
harus berbicara seperti bicaranya seorang teman yang datang bertemu. c.
Aktif Wilbur Schramm, Paul Lazarsfeld dan Raymond Bauer, para ahli
komunikasi di Amerika Serikat, mereka sama-sama berpendapat bahwa pendengar radio sebagai sasaran komunikasi massa jauh
daripada pasif. Mereka aktif. Apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun radio, mereka aktif berpikir, aktif
melakukan interpretasi. Mereka bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar radio, benar atau tidak.
d. Selektif
Pendengar sifatnya selektif. Ia dapat dan akan memilih program radio siaran yang disukainya. Begitu banyak stasiun radio siaran, tidak
terhitung sudah, dengan aneka jenis acara siarannya yang masing- masing berlomba untuk memikat perhatian pendengar. Oleh karena itu
maka dalam proses komunikasi massa, unsur pendengar banyak diteliti, karena sasaran yang kompleks ini menyangkut berbagai segi
sosiologis, psikologis, edukatif, kultural, dan bahkan juga politis dan ekonomis. Effendy, 2005: 87-92.
2.1.4 Audiens