PEMBAHASAN Pengelolaan Bank Sampah Mutiara Dalam Menciptakan Kebersihan di Lingkungan Xviii Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2016

62

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Program dan Layanan Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Salah satu terobosan besar dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah program bank sampah. Melalui program ini, paradigma yang terbentuk dalam pikiran masyarakat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan dibuang begitu saja, diubah menjadi sesuatu yang juga memiliki nilai dan harga. Melalui bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah, yang kemudian dalam kurun waktu tertentu bisa menghasilkan uang. Bank Sampah Mutiara yang terletak di lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan dibentuk melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota Medan dan Dinas Kebersihan Kota Medan bersama masyarakat dengan dasar yang mengutamakan kebersamaan dalam pencapaian tujuannya. Bank Sampah Mutiara juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli sampah dari masyarakat, seperti sampah kertas Rp. 1.000kg, sampah plastik Rp. 1.500kg dan sampah botol Rp. 3.000kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari pengumpul sampah di Kota Medan. Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual dan komunal. Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana warga yang menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, botol, besi, karung, dan aluminium yang sudah dibersihkan dan Universitas Sumatera Utara dikeringkan terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian sampah yang langsung didaur ulang oleh anggota pengurus bank sampah tersebut. Adapun sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran, majalah, dan buku. Hasil dari daur ulang tersebut adalah kerajinan tangan yang dijual di bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas Bank Sampah Mutiara. Setelah diresmikan pada tahun 2012, Bank Sampah Mutiara terus melakukan inovasi dalam membuat program dan layanan bagi nasabahnya. Dan sampai tahun 2016 ini, tercatat sudah ada 6 program yang ditawarkan Bank Sampah Mutiara bagi para nasabahnya, yaitu;

5.1.1 Reduksi Pengolahan dan Pengelolaan Sampah Kepada Masyarakat

.Bank Sampah Mutiara menawarkan sebuah layanan program bagi nasabah yang ingin menambah ilmu pengetahuannya di bidang lingkungan. Para nasabah bisa mengikuti pelatihan pengolahan dan pengelolaan sampah yang diisi oleh orang-orang yang berpengalaman di bidang tersebut. Pelatihan yang dilakukan oleh Bank Sampah Mutiara kepada masyarakat antara lain yaitu, cara memilah sampah dan membedakan jenis sampah, cara mengolah barang bekas menjadi barang yang bermanfaat dengan menggunakan cara daur ulang, cara membuat pupuk kompos dan sebagainya Beberapa hal dari keuntungan bank sampah ini yang sebagian besar sudah dirasakan masyarakat adalah bahwa bank sampah memudahkan dalam pengelolaan sampah, adanya keuntungan yang didapatkan, pengetahuan mengenai sampah menjadi bertambah, dapat mengurangi produksi sampah rumah tangga, dan pendapatan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aspek Universitas Sumatera Utara keuntungan bank sampah yang juga perlu ditingkatkan untuk dapat dirasakan masyarakat antara lain dapat memberikan perubahan di lingkungan, dari segi kebersihan lingkungan, dapat memanfaatkan sampah menjadi barang yang berguna kembali dengan proses daur ulang, dan dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh sampah.

5.1.2 Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Valuasi

Sampah Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarah 2013 mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan diketahui bahwa pengetahuan masyarakat tentang bank sampah adalah kategori cukup sedang. Beberapa hal tentang bank sampah sudah sangat baik dipahami oleh sebagian besar masyarakat yaitu pengertian bank sampah, tujuan pengelolaan bank sampah, keuntungan lingkungan, dampak negatif sampah, dan manfaat bagi keluarga. Hal-hal yang belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat tentang bank sampah antara lain keuntungan sosial bank sampah, sampah organik, dan sampah non organik. Tujuan awal dari didirikannya Bank Mutiara adalah ingin menciptakan kegiatan positif yang bermanfaat dan dapat memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan berjalannya waktu, kegiatan yang diadakan oleh kelompok ini sebelum dinamakan Bank Sampah Mutiara tidak hanya menghasilkan sebuah kegiatan positif, akan tetapi menghasilkan sebuah kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis di dalamnya, yaitu Bank Sampah. Para nasabah bisa menabungkan sampah-sampah olahan rumah tangga yang telah dipilah terlebih dahulu untuk Universitas Sumatera Utara disetorkan ke Bank Sampah yang kemudian sampah tersebut ditukar dengan sejumlah uang rupiah sesuai dengan nilai sampah tersebut. Bagi nasabah yang ingin meningkatkan perekonomiannya dengan cara berniaga dan belum mempunyai modal atau kekurangan modal, nasabah dapat melakukan pinjaman kepada Bank Sampah. Dan nasabah minimal sudah menjadi anggota selama 3 bulan, dancara pengembalian pinjaman tersebut, Bank Sampah Mutiara tidak mengharuskan nasabah mengembalikan pinjaman dengan uang, tetapi boleh juga dalam bentuk sampah yang bernilai ekonomis.

5.1.3 Gerakan Budaya Health, Clean and Comfort

Bank Sampah Mutiara terus mensosialisasikan baik di tingkat kelurahan, kecamatan dan ke sekolah – sekolah untuk terciptanya masyarakat sehat dan bersih. Salah satu gerakan yang diinisiasi oleh Bank Sampah Mutiara ialah gerakan yang dinamakan dengan gerakan Budaya Health, Clean and Comfort, yang bertujuan untuk membudayakan pengelolaan sampah yang baik dan benar untuk menciptakan lingkungan yang sehat health, bersih clean, dan nyaman comfort.

5.1.4 Laporan Pertanggungjawaban Kepada Nasabah Dan Masyarakat

Bank Sampah Mutiara terus berbenah dan terus berkomitmen dalam mengembang bisnisnya salah satu untuk mencapai visi dan misinya Bank sampah Mutiara Kecamatan Medan Denai selalu menerapkan prinsip yaitu: 1. Transparan Bank Sampah Mutiara melibatkan seluruh nasabah dalam pelaporan keuangan yang sedang berjalan. Masyarakat diajak terlibat dalam pengumpulan sampah dan hasil dari sampah tersebut dicatat di buku tabungan milik nasabah dan Universitas Sumatera Utara juga di buku besar milik Bank Sampah. Bank Sampah mendapatkan penghasilan dari selisih penjualan karya kerajinan tangan dari sampah. 2. Bertanggungjawab Dalam pengelolaan Bank Sampah, baik dalam pengelolaan keuangan atau pun yang lainnya, dilakukan oleh orang-orang yang dapat dipercaya dan bertanggungjawab, yaitu oleh Dinas Kebersihan Kota Medan dengan petugas yang dianggap sudah kompeten dipercaya untuk menjalankan tugas memajukan Bank Sampah Mutiara. 3. Menguntungkan Semua pihak yang terlibat dalam Bank Sampah Mutiara ini mendapatkan keuntungan, baik secara materi atau pun nonmateri. Masyarakat mendapatkan nilai rupiah dari sampah yang dipilah. Kemudian Bank Sampah mendapatkan keuntungan dari hasil pengolahan sampah yang dijual. Selain keuntungan materi, tentunya lingkungan masyarakat pun menjadi lebih bersih dan asri dengan adanya Bank Sampah ini. 4. Keberlanjutan Kemampuan sumber daya manusia SDM sangat menentukan kelangsungan dan arah Bank Sampah Mutiara kedepannya dan jika hal ini dilakukan dengan komitmen maka menghasilkan inovasi-inovasi terbaru, maka peluang bagi bank sampah untuk terus berkelanjutan akan tetap ada dan akan terus terbuka, mengingat sangat besarnya nilai-nilai yang ada di dalamnya.

5.1.5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung

Bank Sampah Mutiara sampai saat ini masih mengalami kendala di mana masih minimnya saran dan prasarana yang di miliki oleh Bank Sampah Mutiara Universitas Sumatera Utara Kota Medan, hal ini masih belum sepenuhnya mendapat dukungan dari Dinas Kebersihan Kota Medan, maupun Dinas Pertamanan Kota Medan. Secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank Sampah Mutiara sudah mencukupi mulai dari komputer, buku administrasi, kendaraan motor viar, meja, kursi, timbangan, pencacah sampah, pengayak kompos dan bangunan bank sampah 5 x 10 m2,namun ada beberapa alat yang rusak dan tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos, sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa dirusak, beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam.

5.1.6 Menjalin Kemitraan Dengan Instansi Lembaga Terkait

Demi meningkatkan pelayanan Bank Sampah Mutiara Kota Medan terus membuka diri untuk menjalin kerjasama dalam menangani masalah kebersihan di Kota Medan baik dari Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan Kota Medan, maupun lembaga lainnya. Dan saat ini Bank Sampah Mutiara Kota Medan sudah menjalin kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Medan, dan pemerintah tingkat Universitas Sumatera Utara kecamatan Medan Denai serta sekolah-sekolah yang terletak di sekitar lokasi Bank Sampah Mutiara untuk mewujudkan lingkungan masyarakat yang bersih dan sehat dan untuk meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah Mutiara.

5.2. Pola Kerjasama Bank Sampah Mutiara dan Masyarakat

Hadirnya Bank Sampah Mutiara merupakan salah satu bukti akan kepedulian masyarakat akan lingkungannya. Berawal dari inisiatif Efendi Agus, M.Si, dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Awalnya Bapak umur 53 tahun ini bergabung di salah satu LSM peduli lingkungan, yang mempunyai niat tulus untuk memberdayakan masyarakat yang berada di sekitarnya agar memiliki karakter yang mencintai lingkungan sekitarnya. Bank sampah adalah tempat menabung sampah. Maksudnya adalah tempat menabung bagi para nasabahnya dengan cara menyetorkan sampah di bank tersebut. Tentunya hanya sampah yang sudah dipilah yang boleh ditabung di bank sampah ini. Setelah nasabah menyetorkan sampah pilahannya tersebut di bank sampah, nasabah mendapatkan “upah” yang ditulis di buku tabungannya, dan bisa ditarik dalam bentuk rupiah. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mita Novianti 2013 mengenai dampak program bank sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan diketahui bahwa nasabah bank sampah sangat setuju akan hadirnya bank sampah di kelurahan mereka. Ini terlihat dari seluruh nasabah Bank Sampah Mutiara menyatakan hadirnya bank sampah di kelurahan sangat baik. Hal ini tentu merupakan respon yang sangat baik dari masyarakat tentang kehadiran bank sampah ini. Selain Universitas Sumatera Utara membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, bank sampah juga memiliki keuntungan lain yaitu membantu masyarakat dalam mendapatkan uang dengan cara mengelola sampah yang tidak bisa digunakan lagi menjadi sesuatu yang bernilai dan memiliki nilai ekonomis. Program dan kegiatan yang ada di Bank Sampah Mutiara sangat melibatkan masyarakat di dalamnya. Karena memang tujuan awal dari didirikannya bank sampah ini adalah ingin memberdayakan masyarakat. Maka dari itu kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sampah Mutiara melibatkan masyarakat mulai dari pemilahan sampah, pengumpulan sampah, perhitungan nilai rupiah sampah, pengolahan sampah menjadi sebuah kerajinan tangan dan menjual hasil kerajinan tangan tersebut. Lalu hasil dari penjualan kerajinan tersebut dikembalikan ke nasabahnya. Berdasarkan hasil pengamatan penelititerlihat bahwa masyarakat sudah mengetahui mekanisme Bank Sampah Mutiara tersebut. Warga yang menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, dan kalengbotol yang sudah dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Setiap nasabah akan diberikan nomor rekening, buku tabungan dan tiga tas untuk memudahkan pemilahan sampah tersebut. Dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan masyarakat dapat mengambil uang mereka ditabungan bank sampah tersebut. Untuk memenuhi permintaan terhadap hasil kerajinan tangan, dibutuhkan bahan baku sampah yang banyak. Maka dari itu, Bank Sampah Mutiara bekerja sama dengan masyarakat dalam mengumpulkan sampah. Masyarakat sebagai Universitas Sumatera Utara produsen sampah, sudah terlebih dahulu menyortir atau memilah sampah di rumahnya masing-masing. Setelah sampah dipilah oleh masyarakat, barulah sampah pilahan tersebut disetorkan ke bank sampah. Dalam proses pengumpulan ini, sampah ditimbang dihadapan nasabah, kemudian petugas menuliskan sejumlah nilai rupiah sampah menurut klasifikasinya di buku tabungan nasabah. Berdasarkan keaktifan atau partisipasi masyarakat, terlihat bahwa hanya sebagian kecil warga yang sudah aktif dalam menjalankan kegiatan sosial yang ada di Kelurahan Binjai termasuk kegiatan sosial kesehatan dalam memanfaatkan Bank Sampah Mutiara.Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam meningkatkan partisipasi aktif dari warga masyarakat untuk memanfaatkan Bank Sampah Mutiara ialah kegiatan sosialisasi mengenai pemanfaatan Bank Sampah Mutiara yang dinilai kurang intensif dilakukan oleh petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara, serta kuranganya dukungan tokoh masyarakat untuk menggerakkan warganya agar mau memanfaatkan Bank Sampah Mutiara dalam upaya kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik dan benar. Peran serta tokoh masyarakat dalam kegiatan bank sampah berdasarkan penilaian masyarakat adalah tidak baik dimana sebagian masyarakat menyatakan peran serta tokoh masyarakat tidak baik. Peran serta tokoh masyarakat ini juga dianalisis dengan observasi langsung oleh peneliti dan menunjukkan hal yang sama dengan apa yang dikemukakan oleh masyarakat.Beberapa bentuk partisipasi masyarakat dalam program bank sampah yang tidak pernah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat antara lain bahwa masyarakat tidak selalu mengikuti kegiatan penyuluhan dalam pengelolaan sampah, tidak ikut dalam pengelolaan bank sampah, tidak setiap minggu mengumpulkan sampah ke bank sampah, dan Universitas Sumatera Utara tidak ikut dalam pengelolaan bank sampah baik karena instruksi dari pihak kelurahan maupun instruksi petugas kesehatan.Sedangkan bentuk partisipasi masyarakat dalam program bank sampah yang sudah dilakukan oleh kebanyakan masyarakat antara lain bahwa masyarakat sudah selalu melakukan pemilahan sampah rumah tangga dalam pengumpulan sampah ke bank sampah, sebagian besar sudah bergabung menjadi nasabah bank sampah dikarenakan adanya keuntungan ekonomi. Beberapa bentuk peran serta tokoh masyarakat dalam kegiatan bank sampah ini yang tidak pernah dilakukan oleh tokoh masyarakat yaitu bahwa tokoh masyarakat tidak memberikan sosialisasi mengenai tujuan dari bank sampah, manfaat yang didapat dari bank sampah, dan penyakit yang disebabkan oleh sampah. Selain itu tokoh masyarakat tidak memberikan penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang benar, dan tidak mengajak masyarakat agar ikut serta dalam program bank sampah. Hal ini menunjukkan bahwa program bank sampah bagi tokoh masyarakat saat ini masih sangat asing. Masalah kesehatan yang diketahui tokoh masyarakat adalah imunisasi, demam berdarah, dan pemberian makanan tambahan. Dengan perkataan lain program bank sampah belum sepopuler ataupun terkenal dibanding program kesehatan lainnya di lingkungan kehidupan masyarakat. Berdasarkan hal ini maka tokoh masyarakat sama sekali tidak menunjukkan perannya dalam program bank sampah. Sosialisasi tentang program bank sampah oleh tokoh masyarakat masih sangat minim sehingga perlu ditingkatkan. Sosialisasi ini juga dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pada saat Posyandu ataupun pada saat kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan di kelurahan ataupun melalui Universitas Sumatera Utara sosialsiasi ke sekolah-sekolah. Pada masyarakat yang termasuk tidak berpartisipasi dalam program bank sampah dapat disebabkan tidak adanya peran serta tokoh masyarakat untuk mendorong ataupun memotivasi masyarakat agar terlibat penuh dalam program bank sampah. Sumber informasi yang dianggap benar oleh masyarakat salah satunya adalah dari tokoh masyarakat. Berdasarkan hal ini maka sangat diharapkan pada waktu mendatang tokoh masyarakat lebih aktif memperkenalkan program bank sampah kepada masyarakat. Menurut Notoatmodjo 2007, adanya orang lain yang menjadi acuan merupakan salah satu faktor penganut untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan-pertimbangan individu.

5.3 Dampak Sosial dan Ekonomi Atas Kehadiran Bank Sampah

5.3.1 Dampak Ekonomi Masyarakat

Bank Sampah mutiara merupakan sebuah perkumpulan masyarakat yang bertujuan memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan potensi sampah sebagai sumber finansial apabila dikelola secara kreatif dan inovatif. Dan sekaligus juga mengatasi masalah sampah yang timbul di lingkungan.Pada pelaksanaannya, Bank Sampah Mutiara telah menimbulkan rasa kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan rupiah bagi masyarakat tersebut. Alasan inilah yang kemudian banyak menarik masyarakat untuk ikut bergabung di kegiatan Bank Sampah Mutiara, yakni mengumpulkan dan menyortir sampah. Dari program-program Bank Sampah Mutiara yang telah dijelaskan sebelumnya, telah memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat yang ikut terlibat didalamnya, yaitu meningkatnya pendapatan. Karena ini adalah salah satu Universitas Sumatera Utara tujuan Bank Sampah Mutiara. Walaupun tidak secara signifikan nilainya, tapi Bank Sampah Mutiara sudah mampu dalam meningkatkan pendapatan nasabahnya. Sampah yang dulu hanya bisa dibuang dan memenuhi tempat sampah, sekarang sudah bisa diolah oleh masyarakat untuk mendapatkan pundi- pundi rupiah. Jumlah pendapatan keluarga mengalami peningkatan setelah berlangsungnya bank sampah di Kelurahan Binjai. Tetapi peningkatan yang didapat hanya sedikit dikarenakan masih kurangnya tenaga pekerja untuk mengelola sampah menjadi sesuatu yang dapat di daur ulang dan di jual kepada masyarakat. Walaupun begitu tidakmenyurutkan masyarakat untuk dapat menabung sampah di Bank Sampah Mutiara. Terlihat peningkatan dalam hal jumlah pendapatan keluarga setelah adanya program bank sampah dimulai dari awal bank sampah ini dibuka. Masyarakat berpendapat bahwa keberadaan bank sampah telah memberikan manfaat ekonomi dengan mendatangkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan menambah uang saku bagi anak dari hasil menabung sampah. Namun menurut sebagian masyarakat, jumlah pendapatan yangditerima masih sangat kecil karena minimnya jumlah sampah yang dihasilkan dan masih barunya keberadaan bank sampah sehingga manfaat ekonomi yang didapat belum terlalu berpengaruh untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sebagian masyarakat setuju bahwa bank sampah digunakan sebagai sumber pendapatan yang baru. Berbeda dengan bank lainnya yang menyimpan uang, Bank Sampah akan menyimpan dan mengelola sampah dari nasabah, yaitu adalah warga setempat. Nasabah harus memilah terlebih dulu jenis sampah kertas, Universitas Sumatera Utara plastik, atau botol. Sampah ini kemudian ditimbang dan dilaporkan jumlahnya kepada telleratau kasir Bank Sampah Mutiara untuk dicatat dalam rekening. Bila sampah di kelola dengan baik secara professional akan dapat menjadi sebuah penghasilan dan pendapatan nantinya. Melihat keberhasilan bank sampah yang ada di Pula Jawa, bank sampah mempunyai nilai ekonomis sehingga bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat. Satu bank sampah bisa menghasilkan rata-rata sampai sekitar Rp. 2 juta per bulan dengan hanya merekrut 2-3 orang sebagai pengelola. Namun untuk didaerah Sumatera Utara, hal ini belum terlalu dilaksanakan dengan baik. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya menabung sampah ini dan juga tidak sepenuhya didukung pemerintah dalam hal anggaran untuk bank sampah. Berdasarkan hasil pengamatan para nasabah menilai sangat baik akan dampak yang ditimbulkan dengan adanya program Bank Sampah Mutiara ini. Banyak dampak yang dapat dirasakan masyarakat setelah adanya program bank sampah ini dimana lingkungan menjadi lebih bersih, dan juga masyarakat berpendapat bahwa keberadaan bank sampah telah memberikan manfaat ekonomi dengan mendatangkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan menambah uang saku bagi anak dari hasil menabung sampah. Jadi kesimpulannya adalah bahwa program bank sampah ini membawa dampak yang positif terhadap l ekonomi masyarakat yang tinggal di lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

5.3.2 Dampak Sosial Bagi Mayarakat

Adanya Bank Sampah Mutiara tidak hanya memiliki tujuan ekonomi bagi nasabahnya, akan tetapi juga memiliki tujuan sosial. Adapun dampak sosial masyarakat yang timbul dengan adanya Bank Sampah mutiara adalah: 1. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Sebelum adanya Bank Sampah ini, banyak masyarakat di sekitar Bank Sampah yang terkena penyakit demam berdarah. Dengan keberadaan Bank Sampah ini, bisa membantu untuk mengurangi sampah-sampah yang masih tercecer di tempat yang tidak semestinya, seperti botol plastik air mineral, sampah plastik gorengan di pinggir jalan dll, yang menjadi sarang atau tempat hidup bagi nyamuk-nyamuk pembawa penyakit tersebut. Oleh karena itu, sekelompok masyarakat yang mengusahakan pencegahan terjangkitnya penyakit demam berdarah dengan mendirikan bank sampah. Bank sampah diharapkan dapat mengurangi sampah yang masih tercecer di tempat- tempat yang tidak semestinya, salah satunya kaleng yang sering dijadikan tempat hidup nyamuk pembawa penyakit tersebut. Sebagian besar masyarakat setuju bahwa keberadaan bank sampah dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kelurahan Binjai dengan semakin berkurangnya warga yang terserang penyakit demam berdarah. 2. Terciptanya Lingkungan Yang Bersih Menurut Slamet 2004, pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyebabkan estetika lingkungan yang kurang sedap dipandang mata, misalnya dengan banyaknya tebaran sampah disana-sini sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan dan juga terhadap kesehatan dimana akan menyediakan tempat bagi Universitas Sumatera Utara vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang pengerat untuk mencari makan dan berkembangbiak sehingga dapat menimbulkan penyakit. Hasil penelitian Khairunnisa 2011 juga menunjukkan bahwa mayoritas atau sebagian besar masyarakat tidak memanfaatkan kembali barang yang menurut mereka sudah tidak bisa bermanfaat tetapi mereka langsung menabung ke bank sampah, dalam hal ini kita dapat melihat bahwa masyarakat hanya memikirkan sampah sebagai sumber pendapatan baru tanpa berupaya menggunakan sampah tersebut menjadi barang bekas yang bisa berguna sehingga tidak perlu dibawa ke bank sampah. Hal ini sejalan dengan pandangan Aryeti 2011 yang mengemukakan bahwa konsep bank sampah ini, paling ditekankan adalah bagaimana merubah pemahaman masyarakat agar sampah yang sudah dianggap tidak berguna dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sehingga masyarakat termotivasi untuk memilah sampah yang mereka hasilkan. Bank Sampah merupakan sebuah terobosan atau inovasi besar besar dalam pengelolaan sampah. Ini menjadi salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya. Bank Sampah telah memberikan dampak sosial ekonomi bagi nasabahnya, walaupun jumlahnya tidak terlalu signifikan. Ini juga yang menjadi satu daya tarik utama bagi masyarakat untuk bergabung. Bank sampah didirikan karena melihat kebiasaan warga yang masih sering membakar sampah, menimbun sampah dan banyaknya warga Kelurahan Binjai yang terserang penyakit demam berdarah. Sebagian besar masyarakat menilai bahwa Bank Sampah Mutiara membantu dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga karena bank sampah dapat mengurangi sampah yang masih tercecer di tempat-tempat yang tidak semestinya, salah satunya kaleng yang sering dijadikan Universitas Sumatera Utara tempat hidup nyamuk pembawa penyakit tersebut. Sehingga masyarakat berpendapat bahwa keberadaan bank sampah dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kelurahan Binjai dengan semakin berkurangnya warga yang terserang penyakit demam berdarah. Adanya Bank Sampah Mutiara diakui sebagian besar masyarakat telah memberikan perbaikan kebersihan lingkungan dan juga memberikan manfaat langsung dengan berkurangnya tumpukan sampah di lingkungan. Dengan adanya bank sampah, keberadaan sampah lebih berarti karena lebih baik ditabungkan daripada terbuang secara sia-sia atau dibakar. Selain memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat yang menabungkan sampahnya melalui bank sampah, keberadaan bank sampah ini juga diharapkan mampu mengurangi sekitar 10 sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir TPA. Program ini bahkan bisa mengurangi setengah dari jumlah sampah yang masuk ke TPA, jika Pemerintah kota Medan mendukung penuh dan menyiapkan anggaran khusus untuk mengaktifkan kegiatan Bank Sampah, termasuk Bank Sampah Mutiara. Akan tetapi tidak hanya membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonominya saja, dari segi lingkungan pun Bank Sampah memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Dengan adanya Bank Sampah, masalah lingkungan seperti sampah yang berserak di mana – mana dapat teratasi. Bank Sampah mutiara juga membantu mengurangi volume sampah dari masyarakat yang akan dibawa ke tempat pembuangan akhir TPA. Program Bank Sampah Mutiara sangat membantu dalam mencapai pemukiman yang bersih di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Universitas Sumatera Utara Medan Denai kota Medan. Bank Sampah Mutiara yang sudah berjalan selama sekitar empat tahun lebih ini sudah banyak memberikan dampak yang sangat baik dalam mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warga. Dengan adanya Bank Sampah Mutiara ini, maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan. Universitas Sumatera Utara 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN