HASIL PENELITIAN Pengelolaan Bank Sampah Mutiara Dalam Menciptakan Kebersihan di Lingkungan Xviii Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2016

40

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Medan Dalam Angka jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Denai tahun 2010 adalah 138.689 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 139.939 jiwa terjadi penambahan jumlah penduduk kecamatan Medan Denai sebanyak 1.250 jiwa. Penyebaran penduduk kecamatan Medan Denai belum benar-benar merata. Rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Medan Denai tercatat sebesar 15.324,8 jiwa setiap kilometer persegi, dimana wilayah terpadat adalah kelurahan Tegal Sari Mandala III dengan tingkat kepadatan sekitar 32.241 setiap kilometer persegi. Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai berbatasan langsung dengan : - Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Kota dan Medan Area. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Amplas. - Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Tembung. Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu kecamatan di kota Medan yang mempunyai luas sekitar 9,91 Km² yang dihuni oleh 139.939 jiwa atau 31.402 Kepala Keluarga. Jarak kantor kecamatan ke kantor Walikota Medan yaitu sekitar 8 Km. Kecamatan Medan Denai terdiri dari 6 Kelurahan dan 82 lingkungan yang dihuni oleh berbagai latar belakang suku bangsa. Meskipun Universitas Sumatera Utara dihuni oleh berbagai macam suku dan agama namun masyarakat selalu hidup berdampingan dengan damai. Kerukunan umat beragama sudah terjalin secara turun temurun. Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu dari 6 kelurahan yang berada diwilayah Kecamatan Medan Denai. Secara geografis batas wilayah berbatasan dengan wilayah : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota. Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai mempunyai luas 4,14 Km² dengan jumlah lingkungan sebanyak 20 lingkungan yang dipimpin oleh seorang lurah. Jarak dari kantor lurah ke kantor camat di kecamatan Medan Denai hanya 2 km². Adapun Kelurahan Binjai yang menjadi lokasi penelitian ini dihuni oleh 39.938 jiwa atau 9.866 kepala keluarga. Berdasarkan hasil pengamatan, bila dilihat dari seluruh kelurahan yang ada di kecamatan Medan Denai di kelurahan Binjailah yang paling banyak jumlah penduduknya dan jumlah lingkungannya. Di kelurahan ini banyak dijumpai industri rumahan yang menjadi mata pencaharian masyarakat. Berbagai macam indusrti rumahan yang ada di sini misalnya saja, pabrik keripik, buat sepatu dan sandal, buat selendang, buat pakaian dalam, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara

4.2 Gambaran Umum Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Berdirinya Bank Sampah Mutiara berawal dari kepedulian pengelolaan terhadap lingkungan hidup dan menyadari bahwa setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup, sesuai dengan undang- undang persampahan nomor 18 tahun 2008. Bank Sampah Mutiara yang terletak di jalan Pelajar Timur gang Kelapa Lorong Gabe dibentuk pada tanggal 15 Mei 2012 serta diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balhasar Kambuaya, MBA. Bank sampah merupakan aplikasi gerakan memilah dan memanfaatkan kembali sampah, yang memiliki esensi bahwa masyarakat harus sadar terhadap lingkungan sekitar. Konsep Bank Sampah adalah salah satu upaya menyadarkan masyarakat betapa sampah memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga kita lebih peduli untuk mengelolanya mulai dari pemilihan, pengomposan hingga menjadikan sampah sebagai barang dapat digunakan kembali dan bernilai ekonomis. Bank sampah mutiara Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan dibentuk melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota dengan mengutamakan kebersamaan dalam pencapaian tujuannya. Bank sampah Mutiara juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli sampah dari masyarakat, seperti sampah kertas Rp. 1.000kg, sampah plastik Rp. 1.500kg dan sampah botol Rp. 3.000kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari pengumpul sampah di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual. Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana warga yang menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, botol, besi, karung, dan aluminium yang sudah dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian sampah yang langsung didaur ulang oleh anggota pengurus bank sampah tersebut. Adapun sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran, majalah, dan buku. Hasil dari daur ulang tersebut adalah kerajinan tangan yang dijual di bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas Bank Sampah Mutiara.

4.2.1 Visi Bank Sampah Mutiara

Adapun visi dari Bank Sampah Mutiara yaitu : 1. Menjadi jaringan UKM lingkungan yang menghijaukan kota Medan. 2. Menjadikan Medan kota yang sehat.

4.2.2 Misi Bank Sampah Mutiara

Adapun misi dari Bank Sampah Mutiara yaitu : 1. Pengelolaan sampah hingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. 2 Mendirikan Bank Sampah melalui kemitraan yang sinergis dan menguntungkan. 3. Melahirkan pengusaha Indonesia baru di bidang lingkungan. 4. Menyediakan wadah kreativitas untuk masyarakat sekitar Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Tujuan Bank Sampah Mutiara

Tujuan Bank Sampah Mutiara adalah mereduksi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir TPA, mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan sampah terhadap lingkungan, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui menabung sampah, dan menstimulus kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Mekanisme pengumpulan sampah non organik yang dilakukan oleh warga dimulai dari diri sendiri untuk memilah sampah rumah tangganya, dikumpulkan, setelah selama seminggu disetorkan ke bank sampah Mutiara, dicatat dalam pembukuan sesuai dengan kuota dan harganya. Pengangkutan dan penimbangan yang dilakukan oleh Petugas ke wilayah kurang lebih dua minggu sekali atau sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. Setelah transaksi berjalan, hasilnya dapat diambil atau ditabung setelah 3 Bulan. Adapun nilai sampah yang bisa dikelola di Bank Sampah Mutiara adalah sebagai berikut : Tabel 4.1Nilai Tukar Sampah Bank Sampah Mutiara No JenisBarang HargaKg Rp Kertas 1 2 3 4 5 Kardus Koran Buku Majalah Dupleks 1.000,- 1.000,- 1.000,- 600,- 400,- Universitas Sumatera Utara Plastik 6 7 Emberan Gelas Botol Air Mineral 1.200,- 3.000,- Logam 7 8 9 BesiPadat Besikabin Kopong Aluminium 2.500,- 1.500,- 8.000,- Lain – lain 11 12 13 BotolTimbang KarungPutih Jumbo Aki 100,- 1.000,- 4.000,- Sumber : Daftar Harga Nilai Tukar Sampah Bank Sampah Mutiara Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa Bank Sampah Mutiara memiliki nilai tukar atau nilai beli sampah yang ditawarkan cukup tinggi kepada masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sampah Mutiara, untuk nilai tukar sampah yang berupa kertas seperti dupleks, majalah, buku, koran dan kardus dihargai antara Rp. 400kg – Rp. 1.000kg, dan untuk sampah plastik yang berupa gelasbotol air mineral dihargai antara Rp. 1.200kg – Rp.3.000kg, untuk sampah jenis logam seperti besi kabin kopong, besi padat dan aluminium dihargai antara Rp. 1.500kg – Rp. 8.000kg, dan untuk jenis sampah lain seperti botol timbang, karung putih jumbo, dan aki dihargai antara Rp. 100kg – Rp. 4.000kg. Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Sarana Dan Prasarana Bank Sampah Mutiara

Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan memiliki sarana dan prasarana yaitu: 1. Komputer 1 unit 2. Buku Administrasi 200 buah 3. Kendaraan motor viar 1 unit 4. Meja 4 buah 5. Kursi 8 buah 6. Timbangan 7. Pencacah sampah 1 buah 8. Pengayak kompos 1 buah 9. Bangunan Bank Sampah 5 x 10 m 2 Secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank Sampah Mutiara sudah mencukupi, namun ada beberapa alat yang rusak dan tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos, sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa dirusak, beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara Universitas Sumatera Utara menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam.

4.3 Sumber Daya Manusia SDM Bank Sampah Mutiara

Bank Sampah di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan memiliki satu buah motor viar yang bersedia datang ke tempat nasabah bila nasabah bank sampah berhalangan. Jumlah pekerja yang bertugas 15 orang, sebagai berikut: Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia SDM Di Lingkungan XVII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan No Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan Lama Bekerja Jabatan 1 Efrida Yanti Siregar Perempuan 30 SMA 3 Direktur 2 Edimur Purba Laki – laki 28 SMA 3 Wakil Direktur 3 Ulfa Chairani Harahap Perempuan 28 S1 5 Sekretaris 4 Cindy Anzola Daulay Perempuan 28 D III 5 Wakil Sekretaris 5 Wina Arika Efendi Perempuan 26 S1 3 Bendahara 6 Siti Khasanah Daulay Perempuan 35 D III 5 Wakil Bendahara 7 Nurasiah Lubis Perempuan 27 S1 3 Pelayanan 8 Rizky Ramadhani Harahap Perempuan 28 SMA 3 Pelayanan 9 Hilman Luthfi Laki – laki 22 SMA 4 Pelayanan 10 11 Rizky Eviana Siregar Nurhanny Nauli Perempuan Perempuan 21 32 SMA 3 Kasir D III 3 Kasir Universitas Sumatera Utara Lubis 12 Ali Hamzah Lubis Laki – laki 30 SMA 3 Keamanan 13 Budi Maulana Laki – laki 25 D III 3 Keamanan 14 Andry Fauzi Siregar Laki – laki 21 SMA 3 Humas 15 M. Hengki Pranata Harahap Laki – laki 28 SMA 3 Gudang Sumber : Daftar Pegawai Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016 Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa jumlah petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara cukup banyak yakni sebanyak 15 lima belas orang dengan usia produktif yakni 21 – 35 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan bahwa diketahui petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara sebanyak 8 delapan orang telah menyelesaikan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas SMA, 4 empat orang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat D-III, dan 3 tiga orang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat Strata 1 S1. Adapun pembagian jabatan atau tugas di Bank Sampah Mutiara sudah terstruktur secara baik dimulai dari bidang gudang, humas, kasir, pelayanan, Bendahara dan wakilnya, Sekretaris dan wakilnya, wakil direktur, dan jabatan tertinggi sebagai direktur Bank Sampah Mutiara. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3Data Nasabah Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Dari Tahun 2012 – 2016 No Tahun Jumlah Nasabah 1 2012 172 2 2013 135 3 2014 206 4 2015 194 5 2016 61 Sumber : Buku Induk Bank Sampah Mutiara Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah nasabah Bank Sampah setiap tahunnya justru semakin menurun. Bisa dilihat dari tabel bahwa pada awal dibentuk di tahun 2012 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara berjumlah 172 orang, di tahun 2013 berkurang sebanyak berkurang sebanyak 37 orang menjadi 135 orang, pada tahun 2014 jumlah nasabah bertambah sebanyak 71 orang menjadi 206 orang, pada tahun 2015 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara kembali menurun sebanyak 12 orang menjadi 194 orang, dan pada tahun 2016 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara mengalami penururunan yang sangat drastis sebanyak 133 orang dengan jumlah nasabah terbaru hanya sebanyak 61 orang. Berdasarkan data diatas yang peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah pertumbuhan nasabah bank sampah Mutiara dari tahun ketahun sangat fluktuatif dan cenderung menurun.

4.4 Hasil Wawancara dengan Informan Penelitian

Sesuaidenganhasilwawancara yang penelitilakukanpadapengelolabank sampah Mutiaraolehinformansesuaidenganjawabanwawancarainformandidapatkan hasil berikutini: Universitas Sumatera Utara

4.4.1 Anggaran Dana Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan Direktur Sebelum itu gini dulu supaya kamu paham tanah kita ini tanah saya, kemudian yang bagian depannya ini diminta sama walikota supaya dibangun bank sampah, nah jadi saya gak punya dana.Yang bangun ini adalah walikota setelah dibangun, peralatan administrasi disediakan semua sama walikota dalam hal ini dinas kebersihan, nah kemudian untuk operasionalnya dananya karena sampah ini gak begitu besar kali modal awal dibangun waktu itu ada diberikan sekitar 2 juta dari Dinas Kebersihan Kota Medan. Sesudah itu 2 juta itu persiapan kita bila sampah datang dibeli, rupanya dana itu kita pakai juga rutinitas listrik dan operasional lain. Nah jadi modal awal dari anggarannya bisa dibilang gak ada ditetapkan oleh pemerintah, jadi modal pribadi sayalah pengelolanya. Kenapa dibilang dana pribadi, karena pegawai-pegawainya kita minta gajinya itu adalah dari Dinas Kebersihan, jadi gaji pegawai itu tidak ada kita ambil dari hasil pengelolaan sampah. Dari Dinas Kebersihan mereka dikasih honor kepada pegawai, saya hanya menerima saja kadang tidak kita minta dikasih juga kemari sekitar 15 orang. Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentanganggaran dana pendirian bangunan Bank Sampah bahwasanya tanah tersebut milik pengelola namun yang membangun bank sampah adalah Walikota Medan dan sumber dana awal dari dana pribadi, dan bantuan dari Dinas Kebersihan Kota Medan sejumlah 2 juta. Dari hal tersebut diketahui, bahwa anggaran dana Bank Sampah Mutiara tidak disiapkan secara spesifik oleh pemerintah kota Medan dalam hal ini instansi yang bersangkutan ialah dinas kebersihan kota Medan. Dana yang digunakan untuk operasional Bank Sampah Mutiara berasal dari dana pribadi, sedangkan pemerintah kota Medan hanya memberikan dana hibah atau dana pemberian pada awal pembentukan Bank Sampah Mutiara sebesar Rp. 2.000.000,- Dua Juta Rupiah yang digunakan untuk operasional awal pembentukan Bank Sampah Mutiara. Dana operasional selanjutnya yang digunakan ialah berasal dari hasil penjualan sampah Universitas Sumatera Utara kepada pengepul, dan biaya administrasi sebesar 5 yang dikenakan kepada nasabah Bank Sampah Mutiara.

4.4.2 Sumber Dana Manusia SDM Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan Direktur Kalau masyarakat itu banyak, mungkin banyak menabung sampahnya itu disesuaikan idealnya. Kalau masyarakatnya gak banyak – banyak kali 6 orang cukup, jadi idealnya untuk di kantor 3 orang dan di lapangan 3 orang begitulah kalau sederhanannya saja. Kalau sudah berjalan efektif butuh sekitar 15 orang. Tugas mereka itu kita buat sesuai struktur organisasinya misalnya pengelola dalam hal ini pimpinannya itu mengarahkan pada bahagian sekretaris, bendahara, bahagian pemungut sampah, kemudian sesudah sampah diantar ada yang dibawa langsung oleh masyarakat kemari ada juga yang dijemput dengan kendaraan kita pada masyarakat kemudian sampah itu disortir, dipilah – pilah dibersihkan lagi kemudian ada yang menjualnya lagi jadi ada pembagian strukturnya. Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentang Sumber Daya Manusia SDM untuk jumlah masyarakat tidak terlalu padat jumlah idealnya petugas sekitar 6 orang, dan untuk kalau sudah berjalan efektif diperlukan 15 orang. Peran dan tugas masing – masing personalia sudah terbagi sesuai dengan struktur organisasi oleh Bank Sampah Mutiara Medan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa sumber daya manusia SDM yang menjadi petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara berasal dari pekerja yang disiapkan oleh dinas kebersihan kota Medan yang mendapatkan honor atau upah langsung dari dinas kebersihan kota Medan. Setiap pekerja memiliki tugasnya masing-masing, mulai dari jabatan direktur, wakil direktur, sekretaris, bendahara, bidang administrasi, kasir, keamanan, humas, pengumpul dan penjemput sampah ke rumah warga. Jumlah petugas yang bekerja Universitas Sumatera Utara di Bank Sampah Mutiara berjumlah 15 orang, namun kesehariannya biasanya cukup dengan 6 orang saja yang bekerja untuk melayani nasanah Bank Sampah.

4.4.3 Sarana dan Prasarana Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan Direktur Bidang administrasi yaitu meja ada 4 buah, komputer 1 unit, buku – buku administrasi apa namanya buku rekeningnya ada 200 buah, jumlah nasabah dan blankonyapun ada. Kemudian brosurnya juga ada sedangkan peralatannya pengayak sampah, pengayak kompos kemudian mesin pencacah sampah, nah itu dari Dinas Kebersihan dan kendaraan 1 unit viar itu dari dinas kecamatan medan denai. Becaknya gak ada dan juga mobil gak ada. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank Sampah Mutiara sudah mencukupi, namun ada beberapa alat yang rusak dan tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos, sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa rusak, beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara Universitas Sumatera Utara menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam. Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangmasihminimnyasarana danprasarana, makadariitumasihdiperlukandukungandaripemerintahkhususnyadariDinasKebersi han, dan Pertamanan Kota Medan, untukmenyediakan sarana dan parasarana yang mendukung seperti truk pengangkut sampah, penyediaan bak sampah khusus di rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara, dan perbaikan mesin pencacah sampah dan pengayak kompos untuk mewujudkan program- program Bank SampahMutiara. Yang dapat berjalan secara baik dan efektif.

4.4.4 Sistem Pelayanan Bank Sampah Mutiara Informan

Pernyataan Bagian Pelayanan Sampah itu disini kita hanya menerima sampah anorganik sama sampah yang dibeli sama kedai-kedai butut. Sampah limbah sampah bahanberbahayadanberacun B3, sampah organik tidak kita terima, kalau sampah organik yang dihasilkan dari setiap sampah rumah tangga masyarakat itu kita ajarkan untuk membuat kompos di masing-masing rumah di sini kita cuma melatih untuk membuat kompos tidak menerima sampah organik. Nah jadi sampah-sampah yang sudah mereka setorkan kemari sebagian kecil itu kita kelola dan olah jadi keterampilan nanti ada beberapa contoh souvenir dari sampah sedangkan sampah organik tidak kita terima. Kalau lihat jumlah volumenya belum lagi signifikan dari jumlah penduduk yang ada, masih sebahagian kecil saja kesadaran masyarakat mau mengantarkan sampah kemari. Kalau misalnya sampah itu satu hari ada 500kg di daerah lingkungan XVIII itu sebagian kecil saja yang diantar kemari. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Bank Sampah Mutiara hanya menerima jenis sampah anorganik yang bisa diolah kembali menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat, seperti kerajinan tangan, souvenir Universitas Sumatera Utara dan sebagainya. Sedangkan sampah organik tidak bisa diterima oleh Bank Sampah Mutiara, dan hanya memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang tata cara membuat pupuk kompos dengan menggunakan sampah organik di rumah masing-masing. Salah satu penyebab tidak bisa diolahnya sampah organik menjadi pupuk kompos di Bank Sampah Mutiara ialah karena rusaknya mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang digunakan untuk memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos, sehingga pembuatan pupuk kompos di Bank Sampah Mutiara tidak dapat dilakukan. Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangpengelolaansampahma sihjuga diketahui mengalamikendala,haliniterlihatdaribelumadanyaupaya mengembangkan suatu produk atau inovasiuntukmeningkatkandayatarikataunilaijualsuatuproduk.

4.4.5 Pengelompokan Jenis Sampah di Bank Sampah Mutiara Informan

Pernyataan Bagian Pelayanan Kan saya bilang tadi sampah organik kita tidak terima jadi pengelolaan sampah dibank sampah ini, sampah anorganik saja. Sampah anorganik itu bermacam-macam ada plastik ada kertas itu dipisah-pisah untuk kita jual ketokenya lagi, ya kalau bagian yang bisa kita ambil untuk kerajinan kita ambil tapi itu sebagian kecil saja. Produk kita itu pun dibikin banyak-banyak pemasarannya sulit. Itu tadi kalau sampah-sampah yang ada dimasyarakat dijadikan ketrampilan maka itu akan dibuat kreativitas apa itu produk kita itu banyak bahannya Cuma masalahnya kita buat banyak produk kita kendalanya itu dipemasarannya itu. Untuk apa kita buat banyak-banyak kalau pemasaran itu gak ada, yang ada kita rugi kita membeli dan mengerjakannya. Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangkualifikasi pengelompokan sampah bahwa sampah dipisah-pisah sesuai jenisnya dan Universitas Sumatera Utara langsung dijual ke pengepul. Dan barang-barang sampah yang bisa dimanfaatkan jadi kerajinan itu pun hanya sebagian kecil mengingat pemasarannya yang sulit.

4.4.6 Pemberdayaan Sampah di Bank Sampah Mutiara Informan

Pernyataan Bagian Pelayanan Itu tadi kalau sampah-sampah yang ada dimasyarakat dijadikan keterampilan maka itu akan dibuat kreativitas apa itu produk kita itu banyak bahannya cuma masalahnya kita buat banyak produk kita kendalanya itu dipemasarannya itu. Untuk apa kita buat banyak-banyak kalau pemasaran itu gak ada, yang ada kita rugi kita membeli dan mengerjakannya. Berdasarkanhasilwawancaradenganinforman tentang pengeloiaan sampah sampai menjadi suatu produk kerajinan bank sampah mutiara mengalami kendala masalah pemasaran produk, sehingga berdampak pada hasil produk jual yang menurun. Produk-produk kerajinan tangan yang dibuat dari sisa-sisa barang bekas dapat berupa tas laptop, gantungan kunci, bingkai foto, hiasan meja dan dinding, gelang dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk membeli produk hasil daur ulang sampah antara lain yaitu karena harganya yang dianggap masih relatif mahal. Misalkan saja tas laptop hasil daur ulang kain perca dan plastik sampah yang dihargai Rp.50.000,-buah tidak jauh beda dengan harga tas laptop di pasaran yang tidak menggunakan barang bekas sebagai bahan pembuatannya. Selain itu juga bidang pemasaran produk tersebut yang hanya terfokus di pasarkan di lokasi Bank Sampah Mutiara, sehingga masyarakat luas tidak mengetahui adanya produk daur ulang sampah tersebut, sehingga perlu upaya pemasaran produk yang lebih giat dan inovatif, seperti melalui media sosial, stand bazar dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara

4.4.7 Pendapatan Pengelolaan Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan Kasir Ya kalau kita hitung rata-rata saja karena masyarakat belum lagi aktif ya kan, kira-kira 1 jutaan satu bulan. Kalau pegawai itu sudah diberikan gaji oleh dinas kebersihan jadi itu sudah gak rata-rata lagi, sudah pengajian mereka upah minimum regional itu bisa ditanyakan sama pegawai dari dinas kebersihan kalau gak salah bekisar 1,6 Jutabulan. Kalau disini penghidupan sosial ekonomi masyarakatnya kalau yang menabung itu ekonomi yang rendah itu karena orang masyarakat ekonomi yang tinggi sangat minim sekali yang menjadi nasabah kita jadi kehidupan masyarakat ekonomi rendah yang mengantar sampah kemari mungkin penghasilannya gak tetap dia pekerja bangunan, tukang cuci bisa kita taksir berapalah gajinya satu bulan, ya barangkali kalau kita hitung rata - rata di bawah upah minimumlah sedangkan ekonomi yang tinggi itu sangat sedikit sekali di sini menghasilkan sampahnya. Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk pendapatan perbulan bank sampah mutiara 1 juta per bulan masih rendah dari kalau ditinjau dari jumlah penabung Bank Sampah Mutiara. Sedangkan pendapatan masyarakat yang berkontribusi sebagai penabung bank sampah diupah gaji di bawah upah minimum yang diberikan upah atau honor oleh dinas kebersihan kota Medan sebesar Rp. 1.600.000,- Satu Juta Enam Ratus Ribu Rupiah perbulannya yang berasal dari dinas kebersihan kota Medan. Sedangkan biaya operasional keseharian Bank Sampah masih berasal dari dana pribadi dan biaya administrasi yang dikenakan kepada nasabah Bank Sampah Mutiara. Universitas Sumatera Utara

4.4.8 Tingkat Kesejahteran Nasabah Bank Sampah Mutiara

InformanPernyataan Kasir Sebagian besar itu belum menyadari tentang manfaat bank sampah, hal ini karena bank sampah terutama sekali oleh pemerintah kelurahankecamatan belum lagi sepenuhnya mendukung program bank sampah ini, misalnya pertemuan - pertemuan yang mengarahkan kepada masyarakat oleh pengelola sampah melalui bank sampah baik itu ditingkat kelurahan maupun ditingkat kecamatan dan dilingkungan sendiri termasuk alokasi dana untuk sosialisasi mereka belum lagi serius untuk mengembangkan bank sampah kita. Tanggapan negatif masyarakat sebenarnya gak begitu sekali, jadi bank sampah ini menurut mereka sebagai persyaratan adipura saja supaya mendapat adipura kota Medan, padahal gak henti - hentinya bank sampah itu berperan terhadap kebersihan lingkungan, berperan dalam pendidikan anak sekolah, berperan dalam sosial ekonomi masyarakat, itu yang penting belum lagi produknya nyata. Masyarakat dilatih keterampilan yaitu masyarakat yang miskin bisa terbantu pendapatan keluarganya, misalnya produk yang kita buat sama masyarakat itu bisa kita jual juga hasil penjualnya mereka dapat tapi ini gak begitu produk dihasilkan terbentur dipemasaran, sehingga masyarakat ekonominya kurang terbantu. Tetapi dari sisi yang lain misalnya anak sekolah terbantu juga misalnya kita mensosialisasikan kepada anak sekolah dari undangan kita minta kita berikan ke sekolah mereka untuk datang kemari kita berikan pengetahuan tentang bank sampah, kebersihan, keterampilan dan pelatihan – pelatihan dasar tentang produk kita, nahh.. mereka sangat senang dan antusias tetapi tidak didukung oleh sekolah- sekolah yang lain misalnya dinas pendidikan punya himbauan kepada sekolah-sekolah yang ada di kecamatan Medan Denai ini supaya memanfaatkan bank sampah itu misalnya sampah sekolahnya, dijemput nanti sampahnya ke SMP ini sehingga kita bisa aktifkan nanti nyatanya sudah kita adakan pelatihan guru-guru bersangkutan sampai mengeluarkan biaya yang besar. Siap pelatihan ya sudah habis, tidak ada realisasi sekolah menyerahkan sampahnya jadi kalau ada sekolah itu sekitar 50 paling 2 sekolah yang mau itupun tidak rutin. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat belum sepenuhnya menyadari tentang kegunaan dari bank sampah. Tanggapan negatif dari masyarakat tidak begitu berpengaruh. Masyarakat masih sebagian kecil yang ikut berpartisipasi dalam program – program bank sampah walaupun Bank Sampah Mutiara sudah mensosialisasikan ke beberapa sekolah namun tidak banyak yang ikut berpartisipasi untuk menjadi nasabah Bank Sampah.

4.4.9 Tingkat Kebersihan Lingkungan Informan

Pernyataan Humas Kualifikasi tingkat kebersihan masyarakat sudah ada perubahan hal ini terlihat dari yang dulunya membuang sampah sembarangan di sungai sekarang tidak ada lagi, itupun satu dua orang yang tidak mengindahkan. Kita belum memberikan reward seperti itu, sementara hanya menghimbau. Sampai saat ini belum ada. Belum...kita belum membuat program. Sebagian besar di lingkungan kita sudah gak ada lagi sampah berserakan, kecuali ada hanya sebagian kecil. Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwasannya tingkat kebersihan masyarakatnya kategori sedang. Masyarakat dianggap lebih bijaksana untuk mengelola sampah di lingkungan tersebut seperti tidak membuang sampah ke aliran sungai dan sebagainya, namun tetap masih ada beberapa anggota masyarakat yang tidak mengindahkan himbauan untuk tidak membuang sampah ke aliran sungai. Untuk penghargaan lingkungan belum ada, seharusnya memang ada agar masyarakat memiliki semangat untuk berperilaku yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan pengelolaan sampah di Bank Sampah Mutiara dan menjadi nasabah Bank Universitas Sumatera Utara Sampah. Agar fungsi Bank Sampah Mutiara untuk menciptakan kebersihan lingkungan dapat terwujud secara baik dan efektif dengan adanya dukungan dan partisipasiaktif dari warga masyarakat untuk menyukseskan program-program kebersihan lingkungan yang diusahakan oleh Bank Sampah Mutiara.

4.4.10 Derajat Kesehatan Masyarakat Informan

Pernyataan Humas Penting..masyarakat di sini sehat – sehat saja. Dan sejauh belum ada ditemukan penyakit infeksi. Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulanbahwa pengaruh bank sampah penting dalam menciptakan kebersihan lingkungan yang akan memberikan dampak positif dalam upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

4.4.11 Jangkauan Pelayanan Bank Sampah Mutiara Informan

Pernyataan Bagian Pelayanan Kita memberikan pelayanan kendaraaan sewaktu – waktu dalam menjemput sampah, sampah yang sudah terpilah – pilah dari masyarakat. Namun ada sebagian nasabah kita yang sampahnya dijemput sekali seminggu atau 2 kali seminggu. Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwaBank Sampah Mutiara sudah menyediakan alat transportasi yang siap sedia menjemput sampah nasabah.Sampah yang akan dikelola oleh Bank Sampah Mutiara langsung dijemput oleh petugas ke rumah nasabah, kemudian dibawa oleh petugas ke Bank Sampah Mutiara untuk ditimbang dan dicatat di buku nasabah. Buku catatan inilah yang menjadi pegangan nasabah untuk mengetahui berapa jumlah tabungan yang diperoleh dari menabung sampah di Bank Sampah Mutiara. Nasabah bisa mengambil langsung hasil tabungan dari penukaran Universitas Sumatera Utara sampah ke Bank Sampah Mutiara setiap 3 bulan sekali. Salah satu kendala yang dihadapi ketika menjemput sampah ke rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara ialah kendaraan penjemput sampah yang hanya berupa satu buah sepeda motor yang dianggap masih kurang mencukupi untuk menjemput sampah.

4.4.12 Perubahan Cuaca Informan

Pernyataan Bagian Pelayanan Itu tidak ada pengaruh signifikan. Paling kalau hujan, yaa gak bisa dijemput sampahnya ke rumah warga, terus warga juga gak bisa datang kemari kalau hujan lebat gitu. Berdasarkan hasil wawancaran informan terhadap pengaruh cuaca dapat ditarik kesimpulan bahwa cuaca tidak memberikan pengaruh besar. Pengaruh cuaca dirasakan apabila ada hujan lebat, dimana petugas penjemput sampah tidak bisa menjemput sampah ke rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah, dan warga juga tidak bisa mengantar langsung sampahnya ke Bank Sampah Mutiara karena hujan tersebut, sehingga kegiatan di Bank Sampah Mutiara tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi cuaca yang tidak menentu juga bisa menyebabkan barang-barang hasil daur ulang sampah tidak ada yang laku, karena tidak ada pembeli yang mengunjungi Bank Sampah Mutiara.

4.4.13 Nilai Jual Sampah di Bank Sampah Mutiara Informan

Pernyataan Kasir Yaa, kita beli sampahnya sesuai dengan daftar harga beli yang udah kita tentukan, terus kalau masyarakat ngasih sampah yang udah campur-campur, yaa kita pilah-pilah dulu, karena harganya beda-beda, kertas beda, plastik juga beda. Kan itu tadi masih program, kita belum lagi kita lakukan yang dananya dari uang bank sampah. Mana ada dari pemerintah memberikan reward. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa daftar nilai tukar atau nilai beli sampah sudah disesuaikan dengan daftar harga beli yang sudah tertera dan berbeda-beda sesuai dengan jenis sampah yang akan dibeli. Petugas akan memilah sampah sesuai dengan jenisnya, kemudian ditimbang, dan dicatat ke buku tabungan Bank Sampah milik nasabah dan buku induk milik Bank Sampah Mutiara. Sedangkan untuk reward atau penghargaan khusus untuk nasabah yang rajin menabung di Bank Sampah Mutiara belum ada disediakan oleh petugas maupun dinas kebersihan dan pemerintah kota Medan, seharusnya memang ada reward atau penghargaan khusus untuk untuk nasabah agar menambah semangat dan partisipasi masyarakat yang lebih tinggi untuk memanfaatkan layanan Bank Sampah Mutiara. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti di Bank Sampah Mutiara dapat diketahui bahwa terobosan atau inovasi baru untuk membuat Bank Sampah dalam upaya bersama masyarakat untuk menciptakan kebersihan lingkungan merupakan program yang sangat baik dan efektif apabila dapat dijalankan secara profesional dan kompeten oleh petugas dengan partisipasi masyarakat yang aktif dalam menyukseskan semua kegiatan yang diinisasi oleh Bank Sampah Mutiara, sehingga tujuan pokok Bank Sampah Mutiara untuk mewujudkan kebersihan lingkungan, peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat, meningkatkan kreatifitas warga, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terlaksana secara baik, efektif, dan efisien. Universitas Sumatera Utara 62

BAB V PEMBAHASAN