dihubungkan ke GND Ground, pin 3 merupakan pengaturan tegangan Contrast dari LCD, pin 4 merupakan Register Select RS, pin 5 merupakan RW ReadWrite, pin
6 merupakan Enable, pin 11-14 merupakan data. Reset, Enable, RW dan data dihubungkan ke mikrokontroler Atmega8535. Fungsi dari potensiometer R4 adalah
untuk mengatur gelap terangnya karakter yang ditampilkan pada layar LCD.
3.2 Perancangan Perangkat Lunak
Software
Perancangan perangkat lunak meliputi penjelasan mengenai perancangan program yang dipergunakan dan flowchart dari program untuk mengendalikan sistem.
3.2.1 Perancangan Program
Pada perancangan ini digunakan Code Vision AVR sebagai editor dan compiler dari program yang dirancang. Untuk memulai pemrograman Code Vision AVR dilakukan
langkah sebagai berikut : 1.
Buka software program CodeVisionAVR. 2.
Pilih menu File New dan pilih Project kemudian tekan OK.
Gambar 3.12 Pemilihan tipe file
3. Kemudian pilih “Yes” saat ada pilihan menggunakan CodeWizardAVR, seperti tampakpada gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.13 Dialog konfirmasi tentang penggunaan CodeWizardAVR
4. Pada setingan CodeWizardAVR, atur konfigurasi chip menggunakanATMega8535 sesuai dengan yang ada pada modul, dengan nilai clock 11,059200 MHz.
Gambar 3.14 Pemilihan tipe Mikrokontroler dan Kristal
5. Kemudian pada tab Port, PortA diatur sebagai input, PortA digunakan sebagai input dari sensor yang akan digunakan untuk mendeteksi sinyal. Dan PortB diatur
sebagai input dan output yang akan dihubungkan dengan keypad. Tampilannya adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.15 Seting PortA dan PortB
6. Selanjutnya mengatur penempatan LCD pada PortC. Tampilannya sebagai berikut:
Gambar 3.16 Seting penempatan LCD pada PortC
Universitas Sumatera Utara
nama sesuai keinginan uji.
Gambar 3.17 Generate, Save dan Exit
8. Akan muncul file.c yang akan digunakan untuk pemrograman. Selanjutnya ditulis
program yang akan dituliskan.
Universitas Sumatera Utara
Yang menjadi poin utama dalam penelitian ini adalah perbaikan faktor daya cos φ
, maka metode penghitungannya perlu ditegaskan. Disini mikrokontroler ATMega8535
akan menerima sinyal masukan dari sensor tegangan dan sensor arus lalu membandingkan keduanya terhadap waktu dan kemudian menghitung cos
φ . Lalu
kedua jenis sinyal yang akan ditinjau dalam bentuk sinyal tegangan saja, karena sensor arus akan memberikan keluaran ke mikrokontroler ATMega8535 dalam bentuk
tegangan. Karena daya yang bersumber dari jala-jala PLN adalah 220 V dan memiliki
frekuensi 50 Hz, maka didapat perioda T dari sinyal tegangannya adalah 0,02 sekon.
Gambar 3.18 Metode perhitungan sinyal tegangan terhadap waktu
Sehingga pada sudut 90 °
perioda T sinyal tersebut adalah 5 ms. Maka lamanya waktu untuk sudut 1
° adalah 0,055556 ms atau sama dengan 55,56 µs. Untuk sensor
arus, metode perhitungan ini juga yang digunakan karena sensor arus arus tidak akan mengalami pergeseran fasa.
Dari hasil perhitungan di atas waktu untuk setiap 1 °
sudah diketahui, maka beda fasa sinyal arus dan tegangan sudah dapat dihitung. Dari hasil perhitungan yang
telah didapatmaka untuk mendapatkan besarnya sudut beda fasa antara sinyal arus dan tegangan adalah dengan cara membagi selisih waktu munculnya sinyal arus dan
tegangan zero cross dengan 55,56 µs. Setelah besar sudutnya diketahui, maka nilai cos
φ sudah dapat dihitung oleh mikrokontroler ATMega8535 untuk kemudian
melakukan perbaikan faktor daya cos φ
.
Universitas Sumatera Utara
Flowchart diagram alir pemrograman ini merupakan algoritma perintah dalam bahasa mesin yang yang membuat sistem bekerja sesuai dengan perintah tersebut.
Bahasa yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah bahasa C mikrokontroler ATMega8535.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.19 Flowchart program
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
Untuk mengetahui kinerja sistem ini, maka dilakukan pengujian dan analisa berdasarkan perancangan sistem yang telah dibuat.
4.1 Data HasilPengujian