Sifat-Sifat Batubara dan Sekam Padi

98,5 dan efisiensi boiler 81 sampai 85, di samping itu pembakaran sistem fluidisasi berlangsung pada suhu pembakaran relatif rendah 800 – 950 C akibatnya emisi NO x yang rendah. Hal ini dapat dilihat sebagai akibat sentuhan langsung sangat efektif antara gas dan partikel padat. Selanjutnya Anthony dalam Patumsawad [10] menyatakan teknologi pembakaran sistem fluidisasi telah menunjukkan teknologi yang unggul mampu membakar praktis sembarang bahan bakar campuran dengan emisi rendah. Saxena dan Jotshi dalam Patumsawad [10] mengemukakan keunggulan ruang bakar sistem fluidisasi dibanding dengan ruang bakar konvensional meliputi ruang bakar kompak, desain sederhana, efektif penggunaan secara luas untuk bermacam-macam bahan bakar, suhu relatif merata dan berkemampuan menurunkan emisi nitrogen oksida NO x serta sulfur dioksida. Sistem fluidisasi dapat mempergunakan hampir semua bahan bakar padat, semi-padat atau cairan tanpa menggunakan suplemen bahan bakar, sepanjang nilai kalor yang tersedia mampu memanaskan bahan bakar, mengurangi kelembaban bahan bakar, dan serta memanaskan awal udara pembakaran.

2.2. Sifat-Sifat Batubara dan Sekam Padi

Perkiraan cadangan batubara di Indonesia merupakan sumber energi dengan cadangan sumber energi terbesar, yaitu 137,2 x 10 9 SBM Setara Barel Minyak, tetapi penggunaannya masih sangat sedikit. Bila dilihat dari rasio cadangan dibagi produksi RP Ratio maka batubara masih mampu untuk digunakan selama lebih Universitas Sumatera Utara dari 500 tahun. Sedangkan gas alam dan minyak bumi mempunyai RP Ratio masing-masing sebesar 43 tahun dan 16 tahun. Oleh karena itu, diperkirakan bahwa di masa depan batubara mempunyai peran yang besar sebagai penyedia energi nasional. Tabel 2.1 menampilkan cadangan dan produksi beberapa sumber energi di Indonesia. Tabel 2.1 Potensi Teknis Beberapa Sumber Energi [11] Sumber Energi Produksi 10 9 SBM Cadangan 10 9 SBM Batubara Gas Alam Minyak Bumi 0,24 0,55 0,58 137,2 23,9 9,1 Dari Tabel 2.2 tampak bahwa 59,00 batubara Indonesia adalah jenis Lignit yang merupakan batubara peringkat rendah. Pada umumnya batubara lignit mengandung uap air, sulfur, karbon tertambat dan abu dengan kadar yang relatif tinggi sehingga nilai kalor dari batubara ini menjadi rendah 5.000 kkalkg. Tabel 2.2 Cadangan Batubara Berdasarkan Tingkat Kualitas [12] Jenis Batubara Cadangan Antrasit Bituminus Sub Bituminus Lignit 0,50 13,80 27,00 59,00 Sifat-sifat mekanis batubara, seperti: kekuatan, kekerasan, kemampuan giling grindability, jauh lebih baik dibandingkan dengan biomassa atau sekam padi. Hal Universitas Sumatera Utara ini dapat dipahami karena batubara pada dasarnya termasuk batuan organik. Batubara memiliki densitas yang lebih tinggi dan termasuk sebagai material yang berongga porous. Sifat-sifat termal batubara, yang meliputi nilai kalor, kapasitas panas dan konduktifitas termal, dan juga mempunyai harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekam padi. Menurut Natarajanj et.al [13] mengemukakan bahwa dibandingkan batubara, sifat dan karakteristik bahan bakar sekam padi lebih kompleks serta memerlukan persiapan dan pemrosesan yang lebih khusus. Sifat dan karakteristik meliputi densitas yang kecil sekitar 122 kgm 3 , jumlah abu hasil pembakaran berkisar antara 16-23 dengan kandungan silika sebesar 95. Titik lebur yang rendah disebabkan oleh kandungan alkali dan alkalin yang relatif tinggi. Kandungan air moisture pada biomassa umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar fosil, akan tetapi kandungan air pada sekam padi relatif kecil karena sekam padi merupakan kulit padi yang kering sisa proses penggilingan. Sekam padi mempunyai panjang sekitar 8-10 mm dengan lebar 2-3 mm dan tebal 0,2 mm. Bahan bakar sekam padi mempunyai kandungan zat volatil yang tinggi high- volatile matter sekitar 59,7 sedangkan bahan bakar batubara hanya mempunyai 41,3. Energi konversi yang dihasilkan lebih banyak berasal dari zat volatil ini dibandingkan dengan bara api solid residue biomassa. Uap air adalah komponen zat volatil pertama yang muncul sesaat setelah suhu mencapai 100 C untuk rentang suhu operasi sampai 600 C. Selanjutnya, komponen H 2 , CO, dan CO 2 akan terbentuk bersamaan dengan formasi hidrokarbon dalam Universitas Sumatera Utara jumlah yang banyak seperti CH 4 sampai tar. Biasanya, jelaga soot akan terbentuk selama proses divolitisasi sehingga elemen N dan S akan muncul dalam bentuk NH 3 , HCn, CH 3 CN, H 2 S, COS dan CS 2 . Kalau terjadi ketidaksempurnaan pembakaran sebagai akibat cepatnya evolusi zat volatile akan mengakibatkan deposisi tar, formasi dioxin di backpass, terutama atmosfir seperti NO x , CO, SO 2 dan N 2 O. Tabel 2.3 menampilkan komposisi kimia dan sifat-sifat beberapa bahan bakar padat. Tabel 2.3 Komposisi Kimia dan Sifat-Sifat Bahan Bakar Padat [14] Fuel Wood tip Bark Palm Fibre Palm shell PalmEFB Rice husk Coal Berau Mvb Coal LHV air dry MJkg 17.86 17.99 17.61 16.98 16.40 13.94 25.77 30.91 Total moisture wt 22.5 19.3 12.0 13.7 8.0 10.5 23.5 not measured Proximate analysis Moisture Volatile matter Fixed carbon Ash wt wt wt wt 6.5 77.8 15.3 0.4 6.4 68.9 22.3 2.4 6.9 66.3 20.9 5.9 13.0 66.1 19.2 1.7 5.9 71.7 18.6 3.8 9.6 59.7 15.8 14.9 6.8 41.3 48.1 3.8 1.7 28.6 61.3 8.5 Ultimate analysis C H Obalance N Stotal Scombustible Sincombustible Ash wt wt wt wt wt wt wt wt 51.3 6.07 42.15 0.08 0.01 0.01 0.01 0.4 51.4 5.85 39.82 0.33 0.02 0.01 0.02 2.6 49.5 5.88 37.10 1.12 0.10 0.01 0.10 6.4 52.7 5,66 39.40 0.34 0.01 0.01 0.01 1.9 46.3 4.93 44.18 0.59 0.01 0.01 0.01 4.00 39.6 4.90 38.57 0.43 0.01 0.01 0.01 16.5 69.4 5.09 19.45 1.55 0.91 0.41 0.50 3.6 77.2 4.86 6.98 1.54 0.82 not measured not measured 8.5 measured reference Menurut Kwong et.al [5] kandungan air dalam biomassa akan mempengaruhi sifat pembakaran. Kandungan air yang tinggi akan menurunkan suhu pembakaran maksimum dan menaikkan keberadaan biomassa dalam feedstock dalam ruang bakar, akibatnya menjadikan pembakaran tak lengkap dan menaikkan kadar emisi. Sedangkan, suhu ruang bakar pada letak 50 mm di atas burners turun dengan bertambahnya ratio sekam padi dalam batubara. Janvijitsakul et.al [15] menyatakan Universitas Sumatera Utara bahwa hasil pembakaran sekam padi, suhu ruang bakar menurun dengan bertambahnya kandungan air sekam padi.

2.3. Pembakaran Sekam Padi dengan Teknologi Fluidized Bed Combustion