HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI, KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA KISARAN KAB. ASAHAN.

(1)

HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI, KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN

MOTIVASI KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA KISARAN KAB. ASAHAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan.

Oleh

YUNITA KHAIRANI NIM : 8126132039

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Yunita Khairani. 8126132039. Hubungan Iklim Organisasi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Antarpribadi dengan Motivasi Kerja Guru SMK Negeri Di Kota Kisaran Kab. Asahan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan iklim organisasi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, (2) hubungan komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, (3) hubungan komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, (4) hubungan iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan.

Populasi penelitian ini berjumlah 134 orang, dengan berdasarkan ketentuan table Isaac dan Michael untuk tingkat kesalahan 5%, maka ditentukan sampel sebanyak 95 guru. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen terhadap populasi di luar sampel yang berjumlah 30 guru, bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah kuesioner skala Likert. Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis korelasi dan regresi sederhana dan ganda, pada taraf signifikansi 0,05. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan manual.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif antara iklim organisasi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, dengan koefisien korelasi sebesar 0,53; (2) ada hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan dengan koefisien korelasi sebesar 0,50; (3) ada hubungan yang positif antara komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, dengan koefisien korelasi sebesar 0,45, (4) ada hubungan yang positif antara iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan dengan koefisien korelasi 0,56 sehingga koefisien determinasinya diperoleh sebesar 0,31.

Penelitian ini menyimpulkan, bahwa Iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi merupakan hal yang sangat penting diperhatikan para guru dan kepala sekolah, sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja guru di SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan.


(6)

ii ABSTRACT

Yunita Khairani. 8126132039. The CorrelationsAmong Climate Organization, The Leadership of Headmaster, And Interpersonal Communication With Teacher’s Job Motivation of State Vocational School in Kisaran Kabupaten Asahan.Thesis. Medan: Post Graduate Program of State University of Medan, 2016.

The purpose of this research was determined: (1) the correlation between climate organization with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, (2) the correlation between the leadership of headmasterwith teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, (3)interpersonal communication with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan,(4)the correlations among climate organization, the leadership of headmaster, and interpersonal communication with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan.

The population of this research is 134 people; by using proportional random sampling, as many as 97 people are taken as the sample drawn on the basis of Likert scale. Before studying the instrument was tested to the population out of sampel for 30 teachers to know the validity and reliability of instrument research. Instrument used to collect data is the Likert scale questionnaire. To test the hypotesis used to technique of correlation and regression analyses of simple and double, at the significance level of 0,05. Data processing in this research using manually.

The research results show the followings: (1) there is a positive correlation between climate organization with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, with correlation coefficient is 0,53; (2) there is a positive correlation between the leadership of headmasterwith teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, with correlation coefficient is 0,50; (3) there is a positive correlation between teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, with correlation coefficient is 0,45; (4)there are positive correlations among climate organization, the leadership of headmaster, and interpersonal communication with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, correlation coefficient is 0,56 and therefore, the determination is 0,31.

In conclusion, the climate organization, the leadership of headmaster, and interpersonal communication are essentials matter to be taken into account by all the headmasters, to be increase teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan.


(7)

vi DAFTAR ISI

Abstract... i

Abstrak... ii

Kata Pengantar…... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... .. 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 13

1. Definisi Motivasi Kerja ... 13

a. Hakikat Motivasi Kerja Guru ...… 21

b. Teori Motivasi Kerja……….. 26

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja Guru ... 32

2. Iklim Organisasi... 36

a. Defenisi Iklim Organisasi ... 35

b. Dimensi – dimensi Iklim Organisasi ... 41

c. Faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi ………... 44

d. Indikator Iklim Organisasi ………. 46

3. Kepemimpinan Kepala Sekolah ………. 49

a. Defenisi Kepemimpinan ……….. 49

b. Kepemimpinan Kepala Sekolah ……….. 51

c. Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan …………. 59

d. Keterampilan Kepala Sekolah ……… 60

e. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah ……… 61

4. Komunikasi Antarpribadi ……….. 66

a. Definisi Komunikasi Antarpribadi ……….. 66

b. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi ……….. 71

c. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antarpribadi ………….. 76

B. Penelitin Relevan ……… 81

C. Kerangka Berfikir ……….. 82

1. Hubungan Iklim Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Guru …………. 82

2. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja Guru ……… 84

3. Hubungan Komunikasi Antarpribadi Dengan Motivasi Kerja Guru ………... 86


(8)

vii

4. Hubungan Iklim Organisasi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Antarpribadi secara bersama-sama Dengan

Motivasi Kerja Guru ………. 87

D. Hipotesis Penelitian ……… 90

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 91

B. Metode Penelitian ………. 91

C. Sumber Data ……….. 91

1. Populasi ……… 91

2. Sampel ………. 93

D. Definisi Operasional ……….. 94

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……….. 95

1. Penyusunan Instrumen ……… 96

2. Skala Pengukuran ……… 97

F. Uji coba Instrumen ………. 97

G. Teknik Analisis Data ……….. 100

H. Uji Persyaratan Analisis ………. 103

I. Pengujian Hipotesis ………. 106

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 112

1. Deskripsi………. 112

B. Pembahasan……….... 126

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan……… 137

B. Imlikasi……….. 140

C. Saran……….. 142

DAFTAR PUSTAKA ……… 143 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Motivasi Isi ... 14

Gambar 2.2 Proses Motivasi ... 15

Gambar 2.3 Model Kebutuhan Hirarki Maslow ... 17

Gambar 2.4 Model Kebutuhan Hirarki Maslow ... 20

Gambar 2.5 Teori Jalur Sasaran Menurut Colquit, lePine, Wasson ... 33

Gambar 2.6 Interkasi Berbagai Faktor Dalam Membentuk Iklim Sekolah ... 40

Gambar 2.7 Model Komunikasi... 70

Gambar 2.8 Paradigma Penelitian ... 87

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Iklim Organis... 113

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah.. 114

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Komunikasi Antar Pribadi……... 115


(10)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fokus Teori Motivas………. 14

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Guru SMK di Kota Kisaran……… … 92

Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi………. 92

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja Guru………. 96

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Iklim Organisasi……… 96

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah……… 96

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Antarpribadi……….. 96

Tabel 3.7 Interprestasi Koefesien Korelasi Nilai r……… 99

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Data Iklim Organisasi……….. 112

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Data Kepemimpinan Kepala Sekolah……. 113

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Data Komunikasi Antar Pribadi………….. 115

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja………. 116

Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Uji Normalitas dengan Lilifors……… 117

Tabel 4.6 Rangkuman Uji Linieritas Regresi………. 118

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Independensi Antara Variabel X1denganX2, X2 dengan X3, dan X2 dengan X3……… 119

Tabel 4.8 Analisi Varians untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas regresi Ŷ=40,530+0,668X1……… … 120

Tabel 4.9 Rangkuman hubungan iklim organisasi dengan motivasi kerja guru… 121 Tabel 4.10 Analisis varians untuk pengujian signifikansi dan linieritas regresiŶ=48,444+0,532X2………. 121

Tabel 4.11 Rangkuman Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolahdengan Motivasi kerja guru………. 122

Table 4.12 Analisis varians untuk pengujian signifikansi dan linieritas regresi Ŷ=54,011+0,492X3………. 123

Tabel 4.13 Rangkuman hubungan komunikasi antar pribadi dengan motivasi kerja guru……… 124

Tabel 4.14 Rangkuman hasil analisis korelasi dan uji keberartian variabel X1, X2 dan X3 dengan Y………. 125

Tabel 4.15 Rangkuman analisis regresi ganda……….. 126

Tabel 4.16 Rangkuman Sumbangan Relative dan Sumbangan Efektif Masing- Masing Variabel Prediktor……….. 127


(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Penelitian Motivasi Kerja ... 149

Lampiran II Instrumen Penelitian Iklim Organisasi ... 151

Lampiran III Instrumen Penelitian Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 154

Lampiran IV Instrumen Penelitian Komunikasi Antar Pribadi ... 157

Lampiran V Data Hasil Penelitian Organisasi ... 160

Lampiran IX Perhitungan Validitas Angket Iklim Organisasi ... 161


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber daya manusia dalam mengatasi berbagai krisis tersebut bisa memberikan efek negatif dalam masyarakat untuk berkembang. Kemampuan setiap individu dalam menangani berbagai permasalahan yang ditemui, sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan yang bisa menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Permasalahan yang tidak pernah selesai dan terjawab pada saat ini adalh begaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan. Antara lain, upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan beberapa hal telah dilakukan, baik perbaikan sarana dan prasarana, kurikulum, maupun peningkatan kualitas tenaga pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu unsur penting yang peling menentukan adalah tenaga pendidik, sebagaimana dikemukakan Tilaar (1994:64) bahwa tanpa mengabaikan faktor-faktor lain, guru dianggap sebagai faktor tunggal yang menentukan mutu pendidikan.

Guru merupakan salah satu komponen utama dalam mendukung peningkatan mutu sumber daya manusia,sehingga secara terus menerus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penataan sistem pendidikan nasional secara komprehensif. Penataan, pengembangan dan pemantapan sumber daya manusia, perlu ditumbuhkan secara efisien agar sarana pembangunan mutu pendidikan yang berkesinambungan dapat tercapai.


(13)

2

Dengan lahirnya Undang-undang omor tahun tentang Sistem

pendidikan asional, berarti pedoman dasar, tujuan, jalur, jenis, jenjang pendidikan serta pelaksanaannya sudah jelas diatur dan tegas. Sementara itu dalam jenis pendidikan disebutkan adanya pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, pendidikan professional. Dengan adanya berbagai jenis pendidikan ini, maka terbuka peluang dan kesemapatan yang luas bagi warga egara untuk memperoleh pendidikan yang diminatinya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan wadah penyelenggaraan pendidikan di bidang intelektual memikul beban yang erat dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Sebagai sebuah organisasi tentunya memiliki personel yang cukup besar. rganisasi yang besar dengan personil yang besar tentunya memiliki masalah-masalah yang tidak kecil, dan masalah-masalah – masalah-masalah tersebut muncul sedemikian rupa disebabkan adanya kepentingan yang berbeda atau juga karena adanya ketidak pahaman terhadap tugas maupun misi yang diemban oleh organisasi.

Jika dicermati masalah dilapangan berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti ditemukan permasalahan yang cukup kompleks, diantaranya : (1) masih rendahnya usaha pengembangan pengetahuan dan wawasan guru,( ) masih ada sebagaian guru memiliki kemampuan dan kecakapan kerja tidak sesuai dengan tugasnya sebagai guru, ( ) bakat dan minat serta sikap guru terhadap pekerjaan yang kurang professional, (4) masih ada guru dalam melaksanakan tugasnya belum sepenuhnya mengacu kepada pengembangan nilai dan sifat-sifat pribadi, (5) masih dirasakannya budaya organisasi yang tidak mendukung pengembangan diri guru, (6) pengharapan yang terlalu tinggi dari para guru sehingga tidak sesuai dengan realitas keadaan, ( ) masih ada beberapa guru yang ketertarikannya terhadap pekerjaan masih rendah, ( )


(14)

masih adanya ketidakpuasan beberapa guru berkenaan dengan pekerjaan dan penghargaan serta kebijakan organisasi, dan (9) kurangnya kerjasama antar peran guru dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Keadaan ini terus berkembang dari hari ke hari, dan mempengaruhi keberhasilan tugas guru secara keseluruhan. Rendahnya penyelesaian tugas yang ditampilkan guru ini diduga karena motivasi kerja guru yang belum dapat dirasakan guru.Untuk ituguru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, maka guru dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Untuk itu kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai guru (pendidik) dapat terlaksana dengan baik. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga profesional maka perlu diadakan pembinaan secara terus meneruskan berkesinambungan melalui berbagai usaha diantaranya melalui kegiatan penataran, pelatihan maupun kesempatan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. amun perlu juga memeperhatikan peningkatan profesionalitas guru dari aspek yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan kinerja guru diharapkan meningkat.

erdasarkan hasil studi pendahuluan di lapangan terlihat beberapa masalah yang mengindikasikan adanya masalahmotivasi kerja guru. Permasalahan ini nampak dari beberapa fenomena, yaitu : (1) masih ada sebagian guru yang terlambat masuk kelas dan keluar kelas sebelum jadwal pergantian jam pelajaran, ( ) masih ada sebagian guru kurang disiplin dalam menjalankan tugas, ( ) masih ada sebagian guru bersikap acuh


(15)

tak acuh terhadap tugas yang diberikan, kurang bergairah dalam menjalankan tugas, (4) masih ada sebagian guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa berpedoman pada RPP yang telah disusun, (5) masih ada sebagian guru sering meninggalkan sekolah pada saat jam kerja, (6) masih ada sebagian guru kurang menunjukkan perhatiannya terhadap pelaksanaan tugas sekolah, ( ) masih ada sebagian guru menunjukkan sikap komunikasi di sekolah yang kurang efektif akibatnya kesan yang diterima guru kurang jelas, komunikasi lebih banyak bersifat formal, kurangnya komunikasi informal, informasi yang diterima guru sering terlambat sehingga mempersulit dalam melaksanakan pembaharuan, komunikasi di sekolah bersifat tertutup guru tidak berani mengungkapkan saran yang berhubungan dengan bidang tugasnya. al ini merupakan fenomena kurang lancarnya komunikasi di sekolah.

Agar motivasi kerja dapat dioptimalkan dalam organisasi sekolah maka perlu diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja itu. aktor-faktor itu meliputi faktor internal yang bersumber dari dalam individu dan faktor eksternal yang bersumber dari luar individu. aktor internal seperti sikap terhadap pekerjaan, bakat, minat, kepuasan, pengalaman, dan lain- lain serta faktor dari luar individu yang bersangkutan seperti pengawasan, gaji, lingkungan kerja, kepemimpinan (Wahjosumidjo, 1:4 ).

Kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam keberlangsungandan perkembangan organisasi pendidikan. Untuk mencapai tujuan sekolah, hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan karena efektivitas seorang pemimpin diukur dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya serta kepuasan guru terhadap pimpinannya.

Maka dari segi kepemimpinan kepala sekolah dirasakan terdapat masalah, ini terlihat dari fenomena-fenomena : (1) kepala sekolah kurang membantu guru yang


(16)

menemui kesulitan dalam melaksanakan tugas seperti dalam penyusunan RPP, ( ) kepala sekolah jarang memberikan apresiasi terhadap guru yang berprestasi dalam menjalankan tugasnya, ( ) kepala sekolah kurang memperhatikan pendapat, saran dan kritik yang disampaikan oleh guru, (4) kepala sekolah kurang memeberikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanakan tugas guru, (5) Kurangnya peranan kepala sekolah sebagai motivator terhadap semangat dan peningkatan motivasi kerja guru.

enomena-fenomena di atas apabila dibiarkan dan tidak mendapat perhatian akan berdampak pada pelaksanaan yang dapat mempengaruhi pada tujuan organisasi dan instansi itu sendiri dan kualitas sekolah atau mutu sekolah itu sendiri. Kurang tepatnya gaya kepemimpinan kepala sekolah itu sendiri menjadikan rendahnya motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugasnya.

Guru sebagai Pegawai egeri Sipil memiliki kewajiban yang harus ditaati, sebagaimana bunyi Pasal 5 Undang-Undang o. Tahun 19 4 : Setiap Pegawai egeri wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.

Sesuai dengan Teori Sistem Perilaku dijelaskan leh ewstorm, ( : 6) bahwa budaya organisasi mempengaruhi kepemimpinan dan komunikasi, selanjutnya kepemimpinan dan komunikasi mempengaruhi motivasi, dan pada akhirnya motivasi mempengaruhi kinerja.

Sementara olquitt, Lepine, Wesson ( 9: 4), mengemukakan model

Integrative Model of Organizational Behavior. Untuk memahami motivasi organisasi diantaranya mencakup struktur budaya organisasi, struktur organisasi. Mekanisme tim mencakup kepemimpinan, yakni : gaya kepemimpinan & perilaku dan kekuasaan, pengaruh kepemimpinan, proses tim, dan karakteristik tim.


(17)

Karakteristik individu mencakup kepribadian nilai-nilai etika dan kemampuan brupa kecerdasan inteligensi termasuk kecerdasan emosional. Mekanisme individu termasuk kepuasan kerja, stress tekanan, motivasi, kepercayaan, keadilan, dan pengambilan keputusan. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah kinerja dan komitmen organisasi. Jika motivasi kerja guru tinggi, maka akan sangat mudah mencapai tujuan yang diharapkan secara sempurna. Motivasi kerja guru merupakan suatu faktor yang dominan mempengaruhi kualitas kerja guru dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu.

Untuk meningkatkan kinerja pegawai, organisasi perlu melakukan perbaikan kinerja. Dalam hal ini, menurut urtwengler ( :16) terdapat sejumlah faktor yang perlu diperhatikan oleh suatu organisasi di dalam melakukan perbaikan kinerja, yaitu : (1) aktor kecepatan; ( ) kualitas; ( ) layanan, dan (4) nilai. Selain keempat faktor tersebut, juga terdapat faktor lainnya yang turut mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu : (1) Keterampilan interpersonal; ( ) mental untuk sukses; ( ) Terbuka untuk berubah; (4) kreativitas; (5) Terampil berkomunikasi, (6) inisiatif; ( ) kemampuan dalam merencanakan dan mengorganisir kegiatan yang menjadi tugasnya. aktor – faktor tersebut memang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan, namun memiliki bobot pengaruh yang sama terhadap motivasi kerja guru.

Menurut teori situasi kerja stoner, J.A. dan R. . reeman (1994: 6), situasi kerja yang dapat memepengaruhi motivasi kerja adalah :

1) Kebijakan Perusahaan, seperti skala upah dan tunjangan pegawai (cuff,pensiun dan tunjangan-tunjangan), umumnya mempunyai dampak kecil terhadap prestasi individu. amun kebijaksanaan ini benar-benar mempengaruhi keinginan karyawan untuk tetap bergabung dengan atau meninggalkan organisasi yang bersangkutan dan kemampuan organisasi untuk menarik karyawan baru.


(18)

) Sistem Balas Jasa atau sistem imbalan, kenaikan gaji, bonus, dan promosi dapat menjadi motivator yang kuat bagi prestasi seseorang jika dikelola secara efektif. Upah harus dikaitkan dengan peningkatan prestasi sehingga jelas mengapa upah tersebut diberikan, dan upah harus dilihat sebagai sesuatu yang adil oleh orang-orang lain dalam kelompok kerja, sehingga mereka tidak akan merasa dengki dan membalas dendam dengan menurunkan prestasi kerja mereka.

) Kultur organisasi, meliputi norma, nilai, dan keyakinan bersama anggotanya meningkatkan atau menurunkan prestasi inidividu. Kultur yang membantu pengembangan rasa hormat kepada karyawan, yang melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan dan yang memberi mereka otonomi dalam merencanakan dan melaksanakan tugas mendorong prestasi yang lebih baik dari pada kultur yang dingin, acuh tak acuh, dan sangat ketat.

erdasarkan penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja sangat bervariasi. amun secara umum faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor eksternal dan faktor internal. aktor internal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yang datangnya dari dalam diri seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja yang bersumber dari lingkungan kerja organisasi sekolah.

Guru pada umumnya akan termotivasi mengajar dengan motivasi kerja yang tinggi apabila kebutuhannya sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial dapat terpenuhi secara baik. Mengingat begitu besarnya peranan guru di dalam proses belajar mengajar dalam suatu institusi pendidikan, maka seharusnya pimpinan harus mengetahui bagaimana kondisi iklim yang terjadi di sekolahnya karena iklim tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. klim mempunyai


(19)

peranan penting dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Jika iklim sekolah berjalan dengan baik maka motivasi kerja guru akan meningkat.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelolah tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja guru.

Sekolah yang merupakan sebuah organisasi, manajemennya dipimpin oleh seorang kepala sekolah. aktor kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan upaya peningkatan motivasi kerja guru. Pada umumnya, kepemimpinan kepala sekolah di ndonesia belum dapat dikatakan sebagai manajer profesional. al ini disinyalir pula oleh laporan ank Dunia bahwa salah satu penyebab makin menurunnya mutu pendidikan di persekolahan di indonesia adalah kurang profesionalnya peran kepala sekolah ( . Mulyasa, :4 ).

Komunikasi antar pribadi terhadap sesama guru berpengaruh terhadap motivasi kerja guru dalam pelaksanaan tugasnya. Komunikasi antarpribadi dalam setiap individu secara khusus pada diri guru dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya apabila dikembangkan dengan baik dalam membantu dirinya dalam memenuhi kekurangannya. Dengan komunikasi antarpribadi setiap individu menunjukkan diri pribadinya kepada orang lain. Komunikasi antarpribadi dapatmempererat hubungan antarpribadi dan saling membagi rasa dengan disadari konsep diri serta memberikan evaluasi positif dalam menerima dan menyampaikan informasi sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Komunikasi antarpribadi seorang guru merupakan bagian yang tak dapat dipisahklan dalam mewujudkan motivasi kerja guru di sekolah sebagai ujungtombak pendidikan. al ini senada dengan yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat, ( :14 ) yang menyatakan agar kemunikasi antarpribadi melahirkan hubungan


(20)

pribadi yang efektif maka dogmatis harus diganti dengan sekap terbuka. ersama-sama dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan saling mengembangkan kualitas antarpribadi.

erdasarkan uraian yang telah dikemukakan, timbul pertanyaan apakah terdapat hubungan iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru. al ini mengingat bahwa guru merupakan ujung tombak dari keberhasilan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu penulis mengadakan penelitian tentang motivasi kerja guru serta ubahan-ubahan yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi guru.

B. Ident f kas Masalah

erdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang akan di teliti yaitu : (1) Apakah ada hubungan positif iklim organisasi dengan motivasi kerja guru? ( ) Apakah ada hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru? ( ) Apakah ada hubungan positif komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru? (4) Apakah ada hubungan positif kekuatan budaya organisasi dengan motivasi kerja? (5) Apakah ada hubungan positif disiplin kerja dengan motivasi kerja guru? (6) Apakah ada hubungan positif kemampuan profesional guru dengan motivasi kerja guru?

C. Pembatasan Masalah

anyak faktor yng mempengaruhi motivasi kerja guru. aktor-faktor itu antara lain : iklim organisasi sekolah, disiplin, tingkat pendidikan, fasilitas sarana dan prasarana, motivasi kerja dan krrativitas. Agar lebih memfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada penulisan, maka pembatasan masalah sangat diperlukan. Dalam


(21)

10 lingkup penelitian ini diteliti dibatasi variabelnya yaitu variabel yang berhubungan dengan motivasi kerja guru yakni : iklim organisasi (X1), kepemimpinan kepala sekolah (X ), komunikasi antarpribadi (X ).Pembatasan masalah ini tidak berarti mengabaikan faktor lain akan tetapi lebih mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.

D. Rumusan Masalah

erdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan positif iklim organisasi dengan motivasi kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan ?

. Apakah terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan ?

. Apakah terdapat hubungan positif komunikasi antarpribadi dngan motivasi kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan ?

4. Apakah terdapat hubungan positif iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan ?

E. Tu uan Penel t an

erdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan motivasi kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan

. Terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan


(22)

11 . Terdapat hubungan positif komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru

SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan

4. Terdapat hubungan positif iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK

egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan

F. Manfaat Penel t an

asil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis. . Manfaat Teor t s

1. asil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen pendidikan yang berhubungan dengan manajemen organisasi dan sumber daya manusia (SDM).

. Temuan penelitian ini dapat memeberikan informasi tentang motivasi kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran dalam kaitannya dengan kepemimpinan kepala sekolah, kepuasan kerja dan motivasi kerja.

. Dapat menambah bahan kajian khususnya masalah-masalah yang berhubungan dengan faktor yang menentukan peningkatan motivasi kerja guru.

. Manfaat Prakt s

1. agi kepala Dinas Pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan hal-hal yang menyangkut kerja guru.

. agi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan disiplin kerja dan pendukung peningkatan kualitas pembelajaran.


(23)

12 . Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru agar mengetahui sebab-sebab dan cara meningkatkan motivasi kerja guru sehingga kualitas pendidikan yang diselenggarakan pada SMK egeri di Kota Kisaran dapat ditingkatkan sesuai dengan Standart asioanal Pendidikan.

4. agi peneliti lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi teknis maupun hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk pengembangan hasil penelitian dan wawasan keilmuan.


(24)

137

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulan hal-hal dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan yang positif antara iklim organisasi dengan motivasi kerja guru di SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara variabel tersebut adalah sebesar 0,53. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ=40,530+0,668X1. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi iklim organisasi, maka motivasi kerja guru juga akan meningkat. Sebaliknya, makin rendah iklim organisasi, maka motivasi kerja guru makin rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,28 dapat

diartikan bahwa 28% varians motivasi kerja guru ditentukan oleh iklim organisasi. Mengenai iklim organsiasi diungkapkan oleh para ahli seperti Pidarta (2004:125) bahwa “iklim organisasi merupakan karakteristik organisasi tertentu yang membedakannya dengan organisasi lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya”.

b. Terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru pada SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara variabel tersebut adalah sebesar 0,50. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ=48,444+0,532X2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi


(25)

138

meningkat. Sebaliknya, makin rendah kepemimpinan kepala sekolah, maka motivasi kerja guru makin rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,25 dapat

diartikan bahwa 25% varians motivasi kerja guru ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Mengenai kepemimpinan kepala sekolah diungkapkan oleh para ahli seperti Mudjahid Ak dan Kailani (dalam buku siahaan, 2012:190), bahwa “terdapat 3 keterampilan yang harus dimiliki seorang pemimpin sekolah (kepala sekolah), yaitu: 1). Ketrampilan konseptual merupakan ketrampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; 2). Ketrampilan manusiawi yaitu ketrampilan untuk bekerjasama, memotivasi, dan mempimpin; 3). Ketrampilan teknik adalah ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.”.

c. Terdapat hubungan yang positif antara komunkasi antar pribadi dengan motivasi kerja guru di SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara variabel tersebut adalah sebesar 0,45. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ=54,011+0,492X3. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komunikasi

antar pribadi, maka motivasi kerja guru juga akan meningkat. Sebaliknya, makin rendah komunikasi antar pribadi, maka motivasi kerja guru makin rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,20 dapat diartikan bahwa 20%

varians motivasi kerja guru ditentukan oleh komunikasi antarpribadi. Mengenai komunikasi antar pribadi diungkapkan oleh para ahli seperti Jalaluddin Rakhmat (2007:147), mengatakan “agar komunikasi antar pribadi


(26)

139

melahirkan hubungan pribadi yang efektif maka dogmatis harus digantikan dengan sikap terbuka”.

d. Terdapat hubungan secara sendiri dan bersama-sama yang positif antara iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antar pribadi dengan motivasi kerja guru pada SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara ketiga variabel tersebut adalah sebesar 0,56. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ=34,09 + 0,411X1 + 0,267X2 + 0.035X3. Hal ini menunjukkan bahwa jika

iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antarpribadi meningkat secara bersama-sama, maka motivasi kerja guru juga akan meningkat. Demikian sebaliknya, makin rendah iklim organisasi dan motivasi kerja guru, maka disiplin kerja guru makin rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,31 dapat diartikan bahwa 31% varians motivasi kerja guru ditentukan

oleh ikllim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antar pribadi. Mengenai motivasi kerja guru diungkapkan oleh para ahli seperti Ibrahim Bafadal (2004:21) menyatakan bahwa “motivasi kerja guru adalah kemampuan guru untuk mengertakan tugas-tugasnya, bahwa tinggi rendahnya motivasi kerja guru sangat memperngaruhi performansinya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.”.


(27)

140

B. Implikasi

Implikasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah keterlibatan atau keadaan terlibat. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka upaya-upaya yang diberikan sebagai implikasi penelitian adalah sebagai berikut:

1. Implikasi dengan Kepala Dinas Kab. Asahan perlu membangun iklim organisasi yang lebih baik lagi, dikarenakan iklim organisasi yang baik akan dapat membina kerjasama yang baik dan dapat membuat seorang pengajar akan lebih tenang dan fokus dengan kegiatan pembelajaran. 2. Implikasi dengan Kepala Sekolah SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten

Asahan masih perlu memperbaiki motivasi kerja guru dengan membuat atau menciptakan iklim organisasi yang baik yang merupakan salah satu indikator dalam bekerja atau pada saat proses pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajara para peserta didik tertarik terhadap materi dan penyampaian materi yang diberikan. Dalam hal motivasi kerja, kepala sekolah dapat menciptakan insiatif mendorong guru akan lebih termotivasi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemapuannya dalam penguasaan materi atau manajemen pembelajaran.

3. Penerapan iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antar pribadi menekankan pada hubungan motivasi kerja guru sehingga guru merasa senang untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Perubahan pada iklim organisasi dan pemberian motivasi masih perlu diteruskan dari


(28)

141

waktu ke waktu untuk meningkatkan motivasi kerja guru yang lebih baik lagi.

4. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa motivasi kerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar impelementasi iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antar pribadi terhadap guru dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan motivasi kerja guru dalam pembelajaran diajukan beberapa saran-saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan memperbaiki iklim organisasi dengan tujuan setiap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan disuatu sekolah, jika memiliki iklim organisasi yang baik akan menyebabkan motivasi kerja dan prestasi kerja guru meningkat dalam melaksanakan tugas keprofesiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Sebaiknya Kepala Sekolah SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan konsisten terhadap kebijakan yang telah dibuat. Misalnya patuh terhadap patuh terhadap disiplin dan peraturan-peraturan yang telah disepakati dan tidak menempatkan kepentingan pribadi atau keluarga diatas kepentingan sekolah, sehingga dapat melanggar aturan-aturan yang telah dibuat.


(29)

142

3. Memberikan kesempatan dalam meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah dalam pelatihan dari instansi sejenis maupun instansi lain setempat, mengadakan workshop dan seminar-seminar tentang peningkatan kualitaspara pendidik, sehingga dengan demikian motivasi kerja guru pada Sekolah SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan dapat meningkat.

4. Sebaiknya Peneliti lain agar saling sumbang saran dalam pemberian masukan dan perbandingan baik dari segi teknis maupun hasil temuan untuk mengembangkan hasil penelitian dan wawasan keilmuan.


(30)

1

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, syarizal. 2009. Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Alo Liliweri. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : LkiS Pelangi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta

As’ad. Moh.2004. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Barkah, 2002. Pengaruh gaya kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap prestasi kerja organisasi di Surabaya. Surabaya : Tesis Program Pascasarjana Unair.

Bennis Werren & Michael Mische. 2005. Century Organization, Reventing ThroghRegineering. Kuala Lumpur : Golden Books Center.

Campbell, F. W. and Robson, J.G. 1968. Application of Fourier analysis to the visibility of gratings. J. Physiol.

Colquitt, LePine, & Wesson. 2009. Organization Behavior. Harper and Row : New York.

Chung, Kae. E & Megginson, Leon. C. 1981, Organisasi Behavior; Developement Managerial, New York, Hopper, Publishar.

Dale Timpe, 1992. Kinerja; penerjemah, Sofyan Cikmat. Seri 6 : Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Elex Media Komputindo.

Danim, Sudarwan, 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah : Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta : Bumi Aksara.

Davis, Keith dan Newstrom, John W. 2008. Perilaku dalam organisasi. Terjemahan Agus Dharma., Jakarta : Erlangga


(31)

1

De Roche, E.F. 1985. Ho School Administrators Solve Problem. New Jersey : Prentice Hill.

Devito. Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia AlihBahasa : Agus Maulana . Jakarta : Profesional Books.

Gibson, James L., John M. Ivancenvich, James H. Donely, JR. 2000.

Organization : Structure, Processes, Behavior, Dallas : Business Publications.

Griffin, Ricky. W 2002 . Manajemen. Jakarta : Erlangga.

Gitosudarmo, Indrio. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. Yogyakarta : BPFE. Gorton, R. A, 1976. School Administration, The American. W.M.C. Brown

Company Publisher.

Hadar, Nawawii. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Yogyakarta : Penerbit Gajah Mada University Press.

Handayaningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Cetakan Keenam. Jakarta PT Gunung Agung.

Harris, O Jeff, Jr. 1984. Managing People at Work. Canada : John Willey & Sons, Inc.

Hasibuan. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Hasibuan, Melayu S.P., 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi

Aksara.

Higgins, E. T. 1994. Self-Dicrepancy Theory : What Patterns of Self-Beliefs Cause People to Suffer?. Advances in E perimental Social Psychology.

Hersey, Paul dan Ken Blanchard, 1996, Manajemen Perilaku Organisasi, Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Penerjemah : Agus Dharma Jakarta : Penerbit Erlangga.


(32)

1

Hoy, Wayne K., Cecil G. Miskel. 2005. Educational Administration : Theory, Research, and Practice, Singapore : McGra -Hill.

Husaini, Usman. 2008. Manajemen, Teory, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Kreitner, R dan Kinicki, A. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba.

Komariah, A. dan Triatna, C. 2008. Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif.

Jakarta : Bumi Aksara.

Kusnendi. 2005. Model – model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel. Bandung Albeta.

Lussier. 2009 Manajement Fundamentals. Mc Graw Hill : New York.

Lateiner, R. Alfred. 1980. Teknik Memimpin Pega ai dan Pekerja. Terjemahan Imam Soejono, Jakarta : Aksara Baru.

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya.

Yogyakarta : Lkis Yogyakarta.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa : Vivin A.Y, Shekar Purwanti. Yogyakarta:Andi.

Manullang. M. 2008. Manajemen Personalia Edisi Ke-4 Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mathins, Robert L., dan Jackson, John H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.

McShane dan Glinow. 2007. Organizational Behavior : Essentials. McGraw Hill : New York.

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, H. E. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.


(33)

1

Munandar, Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI Press Miller, K. D. 1990. Correlation-based mechanisms of neural development. In

Gluck, M. A. and Rumelhart, D. E., editors, Neuroscience and Connectionist Theory.

Newstrom, John W. 2007. Organizational Behavior. 12 Edition. Mc Graw Hill. Owens, R.G. 1992. Organizations Behavior in Education. Boston : Allyn and

Bacon.

PH. Slamet. 2000. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 025. Karakteristik Kepemimpinan Kepala Sekolah Tangguh. Jakarta.

Purwanto Ngalim. 2005. Admintrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Remaka Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Riduwan, Kuncoro, A. E. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur.

Bandung : Alfabeta.

Robbins, P.S, dan Coulter, Mary. 2007. Manajemen. Jilid 1 dan 2 Edisi kedelapan. Jakarta. PT Indeks.

Robbins, S.P dan Judge. 2007. Essential of Organizational Behavior. Prentice Hall inc : San Diego.

Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sedarmayanti. 2011. Membangun dan mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. Bandung : Refika Aditama.

Siahaan, Amiruddin, dkk. 2012. Administrasi Satuan Pendidikan. Medan : Perdana Publishing.


(34)

1

Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Simamora, H., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III .

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi ; Teori dan Praktek di Bidang Pendididkan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Slocum, John W dan Hellriegel, Don 2009 . Principles of Organizational Behavior. South-Western : Ohio.

Spillane, James p. 2006. Distributed Leadership, San Fransisco : Jossey Bass. Steers, Richard M. 1985. Organizational Effectiveness, A Behavioral Vie .

Terjemahan Magdalena Jamin. California : Good Year Publishing Company, Inc.

Stuart, Robert D. And Barbara B. Morgan. 2002. Library and information center management, USA : Library Unlimited.

Sudjana, 1989. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, kulitatif, dan R & D. Cet 7. Bandung : Alfabeta.

Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis .

Yogyakarta : Kanisius.

Supratiknya A. 2003. Komunikasi antarpribadi. Yogyakarta : Kanisius.

Suryadi. 2008. Kontribusi Peran Kerja Sekolah Terhadap Semangat Kerja Guru SD di Kota Bandung dalam Melaksanakan Sertifikasi.

Steers, R.M dan Layman, W.P. 1983. Motivation and Work Behavior. New York : McGaw Hill Book Company Inc.


(35)

1

Stoner, James A. F. & Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Jr. 1996. Manajemen.

Edisi

Indonesia, Alih Bahasa Alexander Sindoro, PT. Prehalindo, Jakarta.

Terry, George R., Leslie W. Rue. 2000. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,

Cetakan Pertama, Penerbit Mandar Maju, Bandung.

Taguiri, David dan Litwin, H. 1998. Kepemimpinan Dalam Organisasi.

Terjemahan Jusuf Udaya. Jakarta : Prehalindo.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Settiady. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Usman, Husaini. 2009. Manajemen, teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta : Bumi Aksara.

Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia Wahjusomidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik, dan

Permasalahannya. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.

Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Wijaya. 2006. Pengaantar Ilmu Komunikasi. Medan : Pustaka Bangsa Press. Wirawan, 2008, Budaya dan iklim organisasi, Salemba Empat, Jakarta. Yulk, Gary. 2005. Kepemimpinan Organisasi. Jakarta : Kelompok Gramedia. Zain, Badudu. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Sinar Harapan.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, syarizal. 2009. Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Alo Liliweri. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : LkiS Pelangi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

As’ad. Moh.2004. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Barkah, 2002. Pengaruh gaya kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap prestasi kerja organisasi di Surabaya. Surabaya : Tesis Program Pascasarjana Unair.

Bennis Werren & Michael Mische. 2005. Century Organization, Reventing ThroghRegineering. Kuala Lumpur : Golden Books Center.

Campbell, F. W. and Robson, J.G. 1968. Application of Fourier analysis to the visibility of gratings. J. Physiol.

Colquitt, LePine, & Wesson. 2009. Organization Behavior. Harper and Row : New York.

Chung, Kae. E & Megginson, Leon. C. 1981, Organisasi Behavior; Developement Managerial, New York, Hopper, Publishar.

Dale Timpe, 1992. Kinerja; penerjemah, Sofyan Cikmat. Seri 6 : Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Elex Media Komputindo.

Danim, Sudarwan, 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah : Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta : Bumi Aksara.

Davis, Keith dan Newstrom, John W. 2008. Perilaku dalam organisasi. Terjemahan Agus Dharma., Jakarta : Erlangga


(2)

De Roche, E.F. 1985. Ho School Administrators Solve Problem. New Jersey : Prentice Hill.

Devito. Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia AlihBahasa : Agus Maulana . Jakarta : Profesional Books.

Gibson, James L., John M. Ivancenvich, James H. Donely, JR. 2000. Organization : Structure, Processes, Behavior, Dallas : Business

Publications.

Griffin, Ricky. W 2002 . Manajemen. Jakarta : Erlangga.

Gitosudarmo, Indrio. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. Yogyakarta : BPFE. Gorton, R. A, 1976. School Administration, The American. W.M.C. Brown

Company Publisher.

Hadar, Nawawii. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Yogyakarta : Penerbit Gajah Mada University Press.

Handayaningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Cetakan Keenam. Jakarta PT Gunung Agung.

Harris, O Jeff, Jr. 1984. Managing People at Work. Canada : John Willey & Sons, Inc.

Hasibuan. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Hasibuan, Melayu S.P., 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi

Aksara.

Higgins, E. T. 1994. Self-Dicrepancy Theory : What Patterns of Self-Beliefs Cause People to Suffer?. Advances in E perimental Social Psychology. Hersey, Paul dan Ken Blanchard, 1996, Manajemen Perilaku Organisasi, Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Penerjemah : Agus Dharma Jakarta : Penerbit Erlangga.


(3)

Hoy, Wayne K., Cecil G. Miskel. 2005. Educational Administration : Theory, Research, and Practice, Singapore : McGra -Hill.

Husaini, Usman. 2008. Manajemen, Teory, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Kreitner, R dan Kinicki, A. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba.

Komariah, A. dan Triatna, C. 2008. Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Kusnendi. 2005. Model – model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel. Bandung Albeta.

Lussier. 2009 Manajement Fundamentals. Mc Graw Hill : New York.

Lateiner, R. Alfred. 1980. Teknik Memimpin Pega ai dan Pekerja. Terjemahan Imam Soejono, Jakarta : Aksara Baru.

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta : Lkis Yogyakarta.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa : Vivin A.Y, Shekar Purwanti. Yogyakarta:Andi.

Manullang. M. 2008. Manajemen Personalia Edisi Ke-4 Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mathins, Robert L., dan Jackson, John H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.

McShane dan Glinow. 2007. Organizational Behavior : Essentials. McGraw Hill : New York.

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, H. E. 2012. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.


(4)

Munandar, Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI Press Miller, K. D. 1990. Correlation-based mechanisms of neural development. In

Gluck, M. A. and Rumelhart, D. E., editors, Neuroscience and Connectionist Theory.

Newstrom, John W. 2007. Organizational Behavior. 12 Edition. Mc Graw Hill. Owens, R.G. 1992. Organizations Behavior in Education. Boston : Allyn and

Bacon.

PH. Slamet. 2000. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 025. Karakteristik Kepemimpinan Kepala Sekolah Tangguh. Jakarta.

Purwanto Ngalim. 2005. Admintrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Remaka Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Riduwan, Kuncoro, A. E. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur. Bandung : Alfabeta.

Robbins, P.S, dan Coulter, Mary. 2007. Manajemen. Jilid 1 dan 2 Edisi kedelapan. Jakarta. PT Indeks.

Robbins, S.P dan Judge. 2007. Essential of Organizational Behavior. Prentice Hall inc : San Diego.

Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sedarmayanti. 2011. Membangun dan mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. Bandung : Refika Aditama.

Siahaan, Amiruddin, dkk. 2012. Administrasi Satuan Pendidikan. Medan : Perdana Publishing.


(5)

Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Simamora, H., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III .

Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi ; Teori dan Praktek di Bidang Pendididkan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Slocum, John W dan Hellriegel, Don 2009 . Principles of Organizational Behavior. South-Western : Ohio.

Spillane, James p. 2006. Distributed Leadership, San Fransisco : Jossey Bass. Steers, Richard M. 1985. Organizational Effectiveness, A Behavioral Vie .

Terjemahan Magdalena Jamin. California : Good Year Publishing Company, Inc.

Stuart, Robert D. And Barbara B. Morgan. 2002. Library and information center management, USA : Library Unlimited.

Sudjana, 1989. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, kulitatif, dan R & D. Cet 7. Bandung : Alfabeta.

Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis . Yogyakarta : Kanisius.

Supratiknya A. 2003. Komunikasi antarpribadi. Yogyakarta : Kanisius.

Suryadi. 2008. Kontribusi Peran Kerja Sekolah Terhadap Semangat Kerja Guru SD di Kota Bandung dalam Melaksanakan Sertifikasi.

Steers, R.M dan Layman, W.P. 1983. Motivation and Work Behavior. New York : McGaw Hill Book Company Inc.


(6)

Stoner, James A. F. & Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Jr. 1996. Manajemen. Edisi

Indonesia, Alih Bahasa Alexander Sindoro, PT. Prehalindo, Jakarta.

Terry, George R., Leslie W. Rue. 2000. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,

Cetakan Pertama, Penerbit Mandar Maju, Bandung.

Taguiri, David dan Litwin, H. 1998. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Terjemahan Jusuf Udaya. Jakarta : Prehalindo.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Settiady. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Usman, Husaini. 2009. Manajemen, teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta : Bumi Aksara.

Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia Wahjusomidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik, dan

Permasalahannya. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.

Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Wijaya. 2006. Pengaantar Ilmu Komunikasi. Medan : Pustaka Bangsa Press. Wirawan, 2008, Budaya dan iklim organisasi, Salemba Empat, Jakarta. Yulk, Gary. 2005. Kepemimpinan Organisasi. Jakarta : Kelompok Gramedia. Zain, Badudu. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Sinar Harapan.