Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi
243
Bentuk gelombang sinyal pada dioda seperti Gambar diatas dengan anggapan bahwa Rf dioda diabaikan, karena nilainya kecil sekali
dibanding RL. Sehingga pada saat siklus positip dimana dioda sedang ON mendapat bias maju, terlihat turun tegangannya adalah nol. Sedangkan
saat siklus negatip, dioda sedang OFF mendapat bias mundur sehingga tegangan puncak dari skunder trafo Vm semuanya berada pada dioda.
Tugas 23
Persiapkan bersama kelompok kalian Alat dan Bahan, seperti :
1. Multimeter 2. Osiloskop
3. Dioda IN 4002, 1 buah 4. Trafo step down 0,5 Amp
5. Resistor 1 K1 buah
Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun pasif sebelum digunakan . Hati-hati dalam penggunaan peralatan
pratikum.
Prosedur pengamatan 1. Buatlah rangkaian penyearah setengah gelombang seperti
gambar berikut :
Trafo a D b 220 V AC R = 1 K
ohm c
2. Setelah dinilai benar hubungkan dengan sumber tegangan AC
220 Volt.
3. Amatilah tegangan skuder trafo dengan CRO titikl a dan c ,
catatlah hasil pengukuran tersebut pada Tabel pengamatan
Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi
244
4. Lakukanlah pengamatan pada titik pengukuran b dan c
catatlah hasil pengukuran tersebut pada Tabel pengamatan Tabel Pengamatan penyearah ½ gelombang
Penyearah Komponen
yang diamati V1 volt
V2 volt Hasil keluaran
CRO Penyearah
½ gelombang
transformator Beban
Resistor RL
5. Buat gambar bentuk gelombang dari hasil pengamatan kalian
antara output trafo sekunder titik a dan c dan output RL titik b dan c
6. Buatlah kesimpulan dan deskripsikan oleh anda , tulis ke dalam
laporan untuk dinilai.
Review
Sebutkan macam-macam penggunaan dioda semikonduktor
Jelaskan prinsip kerja penyearah setengah gelombang
2. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT
Rangkaian penyearah gelombang penuh ada dua macam, Yaitu dengan menggunakan trafo CT center-tap = tap tengah dan dengan
sistem jembatan. Gambar 7.11 menunjukkan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunaka trafo CT.
Terminal skunder dari Trafo CT mengeluarkan dua buah Tegangan keluaran yang sama tetapi fasanya berlawanan dengan titik CT sebagai
titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing-masing dihubungkan ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip maka D1
mendapat sinyal siklus negatip, dan sebaliknya. Dengan demikian D1 dan
Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi
245
D2 hidupnya bergantian. Namun karena arus i1 dan i2 melewati tahanan beban RL dengan arah yang sama, maka iL menjadi satu arah 7.11 c.
Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi
246
Gambar 7.11 a Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Trafo CT;
b Sinyal Input; c Arus Dioda dan Arus Beban Terlihat dengan jelas bahwa rangkaian penyearah Gelombang
Penuh ini merupakan gabungan dua buah penyearah Setengah gelombang yang hidupnya bergantian setiap setengah siklus. Sehingga
arus maupun tegangan rata-ratanya adalah dua kali dari penyearah setengah gelombang. Dengan cara penurunan yang sama, maka
diperoleh: Idc
=
0.636 Im
Vdc =
Idc.RL
=
Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, maka Rf bisa diabaikan, sehingga:
Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi
247
Vdc =
0.636 Vm Apabila penyearah bekerja pada tegangan Vm yang kecil. Untuk
memperoleh hasil yang lebih teliti, maka tegangan cut-in dioda Vg perlu dipertimbangkan, yaitu:0
Vdc = 0.636 Vm - V Ƴ
Tegangan puncak inverse yang dirasakan oleh dioda adalah sebesar 2Vm. Misalnya pada saat siklus positip, dimana D1 sedang hidup ON
dan D2 sedang mati OFF, maka jumlah tegangan yan berada pada dioda D2 yang sedang OFF tersebut adalah dua kali dari tegangan
skunder trafo. Sehingga PIV untuk masing-masing dioda dalam rangkaian penyearah dengan trafo CT adalah:
PIV = 2Vm
Tugas 24
3. Penyearah gelombang penuh dengan CT