73
C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyebab Tidak Tercapainya Tujuan
Pernikahan Yang Sesuai Dengan Syariat Islam Dalam Kehidupan Berumah Tangga
Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa ketika terjadinya suatu ikatan perkawinan maka ketika itu pula telah terjadi suatu kesepakatan dari
kedua belah pihak untuk melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing sebagai suami isteri. Apalagi setelah hadirnya anak sebagai buah kasih dari ikatan perkawinan
tersebut, sudah pasti kewajiban masing-masing pihak akan bertambah dengan hadirnya anak tersebut. Ikatan perkawinan adalah ikatan yang sakral yang tidak boleh
dipermainkan dan dikotori oleh masing-masing pihak.
11
Dalam setiap tindakan mukallaf, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuan yang telah diberikan Allah kepadanya. Dalam surat al-
Baqarah ayat 286 Allah SWT. berfirman:
11
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, Yogyakarta: Liberty, 1998, cet.4, hlm. 87.
74
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. Mereka berdoa: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir .” Al-Baqarah:[2]:286.
Munculnya masalah dalam sebuah rumah tangga adalah sesuatu yang biasa, yang membedakannya adalah bagaimana cara kita menyikapinya dan menyelesaikan
masalah tersebut dengan ikhlas dan sabar agar hasil yang diperolehnya itu sesuai dengan kehendak Allah SWT. yang sudah memberikan petunjuk kepada seluruh
manusia ketika dihadapkan kepada masalah dalam kehidupan ini, yaitu harus menghadapinya dengan penuh kesabaran, berserah diri kepada Allah dan tetap
berusaha sekuat tenaga.
12
Dalam al- Qur‟an surat al-Baqarah ayat 155 Allah SWT.
berfirman:
12
Hikmatun,”Konflik Rumah Tangga dan Kaedah Mengatasinya, Diakses pada tanggal 2 Januari 2015, https:hikmatun.wordpress.com20071022konflik-rumahtangga-dan-kaedah-
mengatasinya
75
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar ” Al-
Baqarah:[2]:155 Kemudian, dalam ayat 156 surat yang sama Allah SWT. berfirman:
Artinya: “yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun ”.” Al-Baqarah:[2]:156
Tetapi, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kalau sekiranya terjadi ketidakharmonisan di antara suami isteri tersebut, apabila suami tidak sanggup
memberi nafkah isterinya, tentu si isteri tidak menerima haknya. Selama dia merelakannya ini tidak menjadi persoalan, tetapi sebaliknya jika isteri itu tidak
senang dan tidak suka dengan keadaan suaminya seperti itu, maka akan menjadi masalah besar dan berkepanjangan.
76
Seluruh kewajiban suami dari mulai membimbing keluarga sampai menafkahinya itu harus bisa dijalankan dengan sebaiknya dan harus bisa diimbangi
dengan pemenuhan kewajiban oleh isteri agar terjadi sebuah keharmonisan yang berupa kerjasama dalam rumah tangga untuk bisa mengarungi kehidupan ini dengan
aman, selamat dan bahagia. Akan tetapi, jika kewajiban itu tidak bisa dijalankan dengan baik oleh masing-masing, yang ada adalah perselisihan atau bahkan mengarah
pada perceraian.
13
Demikian pula yang terjadi pada pasangan-pasangan yang tidak harmonis dalam keluarganya di Desa Pusaka Rakyat, di antara mereka sudah tidak bisa lagi
menjalankan kewajibannya masing-masing secara baik, sehingga sering terjadi percekcokan yang tidak bisa didamaikan lagi syiqaq. Islam dalam hal ini
memberikan solusi dengan jalan komunikasi di antara keduanya, apabila di antara keduanya sudah tidak memungkinkan lagi untuk bisa berdialog, maka bisa memilih
hakam dari masing-masing sebagai penengah untuk bisa mencari jalan keluar dari perselisihan mereka.
14
Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT. dalam surat al- Nisa ayat 35:
13
Cahaya Islam, “Kewajiban Suami Terhadap Istri”, https:andrezyrus.wordpress.com20120829kewajiban-suami-terhadap-istri
14
Hikmatun,”Konflik Rumah Tangga dan Kaedah Mengatasinya, Diakses pada tanggal 2 Januari 2015, https:hikmatun.wordpress.com20071022konflik-rumahtangga-dan-kaedah-
mengatasinya
77
Artinya: ”Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga
perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal .” An-Nisaa:[4]:35
Ayat di atas menerangkan bahwa hakam berfungsi sebagai mediator untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi di rumah tangga dan niscaya jika para
pihak berkeinginan keras untuk mencapai kemaslahatan, Allah akan memberi taufiq kepada suami dan isteri.
Jika jalan perdamaian dengan komunikasi tidak berhasil juga, karena bagaimana pun juga kehidupan rumah tangga itu harus bisa berjalan seiring antara
suami dan isteri, maka apabila tidak bisa beriringan lagi, maka dengan memohon keridhaan Allah SWT. dibukakannya suatu jalan keluar dari segala kesukaran itu,
yakni dengan jalan thalaq atau perceraian. Mudah-mudahan dengan adanya jalan itu terjadilah ketertiban dan ketentraman antara kedua belah pihak, dan supaya masing-
masing dapat mencari susunan atau pasangan yang cocok, yang dapat mencapai segala yang dicita-citakan dalam sebuah perkawinan.
78
Masalah thalaq, meskipun ia dibolehkan namun karena kelanggengan suatu perkawinan itu yang diharapkan, maka kebolehan tersebut tidak mutlak, tetapi di
dalamnya mengandung sifat yang tidak disukai oleh Allah SWT. bersifat makruh.
15
Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan al-Hakim:
ل قا لس ا لعاه اىلصاي ا انعا معان انع ا:
قاطا اه اى الاح اضغ
Artinya: “Dari Ibnu „Umar, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: „Perbuatan halal
yang sangat dibenci Allah „Azza wajalla ialah talak”
Apabila dilihat dari kronologis yang terjadi pada pasangan D dan I, mereka tidak sepenuhnya memiliki keinginan untuk memperbaiki rumah tangga mereka. Itu
terbukti dengan sangat kuatnya keegoisan masing-masing. Suami tidak memberikan gajinya yang secara otomatis tidak menafkahi isteri secara lahir dan ini dibalas oleh
isteri yang juga egois dengan tidak mau melayani baik sebagai ibu rumah tangga ataupun sebagai isteri yang melayani kebutuhan batin bersetubuh. Hal ini
diperparah lagi dengan adanya intervensi orang tua yang seharusnya bisa ikut menyelesaikan konflik malah memperparah konflik. Maka dari itu, menurut hemat
penulis ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pasangan-pasangan yang tidak harmonis dalam keluarganya di Desa Pusaka Rakyat,
apabila mereka punya i‟tikad
15
Dedi Junaedi, Bimbingan Perkawinan, Jakarta: Akapress, 2002., hlm. 252.
79
baik untuk menyelesaikan permasalahan di rumah tangganya, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi
Menjalin komunikasi yang baik antara pasangan-pasangan yang tidak harmonis dalam keluarganya sebagaimana firman Allah. SWT:
َ ْ َيْل َ َنيِ َلا
ْ َل ا ُكَرَت
ْنِم ْمِ ِ ْ َ
ً َيّرُ اًفاَع ِض
ا ُفاَ ْمِ ْيَ َ
ا ُقَتَيْ َف ََه
ا ُل ُقَيْل َ ا ْ َق
اًديِدَس
Artinya: ”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap kesejahteraan mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”
Bicarakan segala permasalahan secara damai dan dengan fikiran yang tenang sehingga akan menghasilkan dialog yang benar-benar keluar dari hati nurani masing-
masing. Sebelum melibatkan orang lain maka harus diusahakan terlebih dahulu oleh kedua belah pihak, karena yang benar-benar faham permsalahan itu adalah suami dan
isteri itu sendiri.
16
2. Menggunakan hakam
16
Hikmatun,”Konflik Rumah Tangga dan Kaedah Mengatasinya, Diakses pada tanggal 2 Januari
2015, https:hikmatun.wordpress.com20071022konflik-rumahtangga-dan-kaedah-
mengatasinya
80
Sekiranya perselisihan pasangan-pasangan yang tidak harmonis dalam keluarganya di Desa Pusaka Rakyat, tersebut sudah tidak bisa lagi membuat mereka
berdialog dengan baik, malah jika itu dilakukan akan semakin tambah ribut, maka bisa diselesaikan dengan menggunakan hakam. Suami bisa mencari orang yang bisa
dipercaya untuk bisa berdialog dengan wakil dari pihak isteri supaya permasalahan itu bisa dibicarakan kembali dan setidaknya ada jalan keluar terbaik yang
dihasilkan.
17
Dalam surat al-Nisa ayat 35 Allah SWT. berfirman:
Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga
perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal .”An-Nisaa:[4]:35
3. Dengan perceraian
Sesungguhnya, dalam Islam tujuan perkawinan adalah terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Apabila hal itu tidak tercapai malah menjadi
17
Hizbut Tahrir Indonesia, “Islam Solusi Tuntas Masalah Rumah Tangga”, Diakses pada tanggal 2 Januari 2015, http:hizbut-tahrir.or.id20131220islam-solusi-tuntas-masalah-rumah-
tangga-3
81
hal buruk bagi suami dan isteri jika perkawinan dipertahankan, maka Allah SWT. sebagaimana dikemukakan dalam surat al-Baqarah ayat 231 memberikan jalan keluar
yaitu dengan jalan thalaq atau perceraian. Allah SWT. berfirman:
Artinya: “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang maruf, atau ceraikanlah mereka
dengan cara yang maruf pula. Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa
berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nimat Allah
padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah As Sunnah. Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang
diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Al-Baqarah:[2]:231
82
Hal itu dilakukan untuk mencegah kemadharatan yang terus berlanjut apabila keadaan rumah tangga sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Hal ini sesuai dengan
kaidah fiqh yang menyebutkan:
ال ار ضا
Kemadharatan harus dihilangkan ”
18
Pada konteks ini, perceraian diposisikan dengan tujuan yang sebenarnya, yaitu mencegah kemdharatan yang terus berlanjut apabila perkawinan dipertahankan dan
untuk mencari kemaslahatan di kemudian hari dengan mencari lagi pasangan hidup yang lebih sesuai sehingga bisa mencapai tujuan dari sebuah perkawinan yaitu
keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah.
18
A.Jazuli, Ushul Fiqh, Ushul Fiqh. Bandung: Gilang Aditya Press, 1997, hlm. 37.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan