Denotasi, Metabahasa dan Konotasi

37 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna aspek material, yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau dibaca. Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa. Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan melakukan pemilahan antara apa yang disebut signifier penanda dan signified petanda. Saussure menyebutkan signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna, sedangkan signified adalah gamabaran mental atau konsep sesuatu dari signifier. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signifikasi signification. Dengan kata lain, signification adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia Fiske, 1990: 44. Hubungan antara signifier dan signified ini dibagi tiga, yaitu van Zoest, 1996: 23: 1. Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang ditandainya, misalnya foto atau peta. 2. Indeks adalah tanda yang kehadirannya menunjukkan adanya hubungan dengan yang ditandai, misalnya asap adalah indeks dari api. 3. Simbol adalah sebuah tanda di mana hubungan antara signifier dan signified semata-mata adalah konvensi, kesepakatan atau peraturan. Misalnya adalah lampu merah yang berarti menunjukkan untuk berhenti van Zoest, 1996: 23. Dalam pandangan Saussure, makna sebuah tanda sangat dipengaruhi oleh tanda yang lain. Sementara itu, Umar Junus menyatakan bahwa makna dianggap sebagai fenomena yang bisa dilihat sebagai kombinasi beberapa unsur dengan setiap unsur itu Sobur, 2001: 126.

2. Denotasi, Metabahasa dan Konotasi

Roland Barthes mengatakan denotasi adalah first order of signification tahapan pertama pada signifikasi. Sedangkan konotasi adalah second order of signification tahapan kedua dari signifikasi. Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna Universitas Sumatera Utara 38 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA denotasi. Kemudian dari tanda tersebut muncul pemaknaan lain, sebuah konsep mental lain yang melekat pada tanda yang kemudian dianggap sebagai penanda. Pemaknaan baru inilah yang kemudian menjadi konotasi. Denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, makna yang “sesungguhnya”, bahkan kadang kala dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang secara tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa dengan arti sesuai dengan apa yang terucap Sobur, 2004: 70. Roland Barthes mengembangkan dua tingkat pertandaan staggered systems, yang memungkinkan untuk dihasilkannya makna yang juga bertingkat- tingkat yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Menurut Pilliang dalam Christomy, 2004: 94 denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna eksplisit, langsung dan pasti yang tampak. Misalnya, foto wajah Soeharto berarti wajah Soeharto yang sesungguhnya. Denotasi adalah tanda yang penandanya mempunyai tingkat konvensi atau kesepakatan yang tinggi. Konotasi menurut Piliang adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Ia menciptakan makna lapis kedua, yang terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan berbagai aspek psikologis, seperti perasaan, emosi atau keyakinan. Misalnya, tanda bunga mengkonotasikan kasih-sayang atau tanda tengkorak mengkonotasikan bahaya. Konotasi dapat menghasilkan makna berlapis kedua yang bersifat implisit, tersembunyi, yang disebut dengan makna konotatif. Universitas Sumatera Utara 39 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 2.5 Signifikasi Dua Tahap Barthes First Order Second Order Reality Sign Culture Bentuk Isi Content Sumber: John Fiske dalam Sobur, 2001: 127 Denotasi merupakan sebuah hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal, disebut juga makna yang paling nyata dari tanda. Sedangkan konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua, signifikasi yang berubah dalam bentuk. Fiske 1990 dalam Sobur, 2001: 128, memberi pengertian denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Gambar 2.6 Tingkat Pertandaan Dikutip dari Pilliang dalam Christomy, 2004: 95 Tanda Denotasi Konotasi Kode Mitos Denotasi Signifier ----------- Signified Konotasi Mitos Universitas Sumatera Utara 40 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Secara lebih rinci Barthes mengatakan Konotasi adalah makna baru yang diberikan pemakai tanda sesuai dengan keinginan, latar belakang pengetahuannya, atau konvensi baru yang ada dalam masyarakatnya. Konotasi dapat disebut juga dengan makna khusus Hoed, 2011: 13. Denotasi adalah pemaknaan secara yang secara umum diterima dalam konvensi dasar sebuah masyarakat. Metabahasa merupakan pengembangan makna denotasi makna ekspresi, “e” dalam padanan kata yang memiliki makna yang sama tetapi bentuk berbeda, atau bisa disebut dengan sinonim. Gambar 2.7 Metabahasa E 2 R 2 C 2 Sistem Sekunder METABAHASA E 1 R 1 C 1 Orang yang pandai Sistem Primer Mengobati secara DENOTASI spiritual Sumber: Hoed, 2011: 8 Dukun Paranormal Orang Pinter TANDA Dukun Universitas Sumatera Utara 41 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 2.8 Konotasi E 1 R 1 C 1 Sistem Primer Mercedes ‘mobil buatan Jerman DENOTASI Benz Mercedes Benz’ ‘mobil mewah’ Sistem E2R 2 C 2 mobil orang kaya’ Sekunder KONOTASI ‘mobil konglomerat’ ‘simbol status’ Sumber: Hoed, 2011: 86 Gambar 2.9 Teori Metabahasa dan Konotasi “Metabahasa” “Konotasi” Sistem Sekunder Denotasi Sistem Primer Denotasi Sumber: Hoed, 2011: 45 Tanda E C E C E C E C Universitas Sumatera Utara 42 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Secara ringkas, denotasi dan konotasi bisa dijelaskan sebagai berikut Birowo, 2004: 57, yaitu :

1. Denotasi