pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri; 2 beraktivitas sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral; 3 memupuk
kerjasama yang harmonis di kalangan siswa; 4 para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri; 5 memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana
belajar menjadi demokratis; 6 mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan orang tua dengan guru; 7 membelajaran dilaksanankan secara
konkret sehingga mengembangkan pemahaman berfikir kritis serta menghindari verbalitas; 8 pembelajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas
dalam kehidupan di masyarakat. Aktivitas pembelajaran kemandirian agar dapat berhasil memerlukan
keaktifan siswa dalam beraktivitas baik secara personal maupun secara kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berfikir kritis, minat dan
kemampuan sendiri. Dalam beraktivitas pembelajaran juga memerlukan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat, orang tua dengan guru.
4.2.4 Pembahasan Hasil Kinerja Guru
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya. Sesuai hasil angket kinerja guru dalam mengadakan variasi pembelajaran tematik oleh guru kelas I, II, dan III di SDN 1
Kandangan, SDN 2 Kandangan, SDN 3 Kandangan, SDN 1 Karanganyar, SDN 1 Kedungrejo, dan SDN 3 Kedungrejo. Jumlah skor yang dicapai oleh 18 responden
adalah 1556. Jumlah skor tersebut menurut kategori interval berada antara skor 1.350 cukup baik dan 1.800 sangat baik namun lebih mendekati skor 1.350
yaitu cukup baik. Dari keempat kompetensi tersebut kompetensi pedagogiklah yang mempunyai penguasaan lebih baik, bila dibandingkan ketiga kompetensi
yang lain. Walaupun keempatnya saling terkait dan berhubungan tetap harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.
Kompetensi pedagogik itu berarti guru telah mampu memahami peserta didik, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi hasil
belajar, dan mampu mengembangkan peserta didik. Sedangkan kompetensi profesional meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan materi dan kurikulum pelajaran. Penguasaan personal mencerminkan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, dan berwibawa. Dan
terakhir kompetensi soaial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, wali murid, dan masyarakat sekitar. Hal ini disukung oleh PP No. 19 tahun 2005 Pasal 28 ayat 3
menyatakan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
4.2.5 Pembahasan Hasil Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk memperoleh informasi berkaitan tentang keketrampilan guru dalam mengadakan variasi pada pembelajaran tematik dan
kinerja guru dalam mengelola kelas pada pembelajaran tematik. Dari hasil wawancara guru kelas I, II, dan III dari SDN 1 Kandangan, SDN 2 Kandangan,
SDN 3 Kandangan, SDN 1 Karanganyar, SDN 1 Kedungrejo, dan SDN 3
Kedungrejo rata-rata sudah memahami tentang kemampuan guru dalam mengadakan variasi meskipun secara praktik sudah mengadakan variasi. Menurut
Darmadi 2009 ada delapan keterampilan dasar mengajar guru yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan
menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Tidak setiap
pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok, jadi jarang dibentuk kelompok kecil. Menurut pendapat dari beberapa guru pembentukan kelompok
diskusi sangat kurang efektif diterapkan di kelas awal karena siswa kelas awal masih kesulitan mengenai tugas-tugas mereka dalam kelompok sehingga
memerlukan layanan bimbingan khusus. Sehingga interaksi yang dilakukan secara klasikal atau menyeluruh.
Dalam pembelajaran tematik guru masih belum menerapkan secara utuh dan masih menonjolkan mata pelajaran. Kenyaataan tersebut dikarenakan dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik pada kelas awal mengalami beberapa kendala baik dari faktor guru maupun dari siswsa. Kendala yang dialami guru dalam
pembelajaran tematik diantaranya yaitu waktu tidak mencukupi sedangkan dari faktor siswa kendalanya yaitu siswa kurang memahami bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam suatu tema pembelajaran. Selain itu kendala dalam pembelajaran tematik adalah
buku atau sumber belajar siswa sangat terbatas. Siswa hanya menggunakan buku sekolah elektrtonik BSE yang kontennya masih dalam bentuk mata pelajaran.
Berdasarkan wawancara dengan guru, mengadakan variasi pada pembelajaran tematik sudah dimaksimalkan. Metode yang digunakan untuk
mengadakan variasi pada kelas awal pada pembelajaran tematik sesuai dengan mata pelajaran yang sedang berlangsung. Pada saat proses pembelajaran judulnya
memang menggunakan tema tetapi guru masih menggunakan pelajaran satu persatu, sehingga metode yang digunakan pada saat berlangsungnya pelajaran
tersebut. Dalam praktiknya guru sudah memaksimalkan, misalnya pada saat pembelajaran matematika menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang
diajarkan. Berlangsungnya di lapangan guru banyak berperan sebagai model bagi siswa sebagai contoh dibantu beberapa siswa lain. Guru mempraktikkan langsung
apa yang sedang diajarkan sehingga siswa lebih paham mengerti karena kelas awal lebih cenderung pada pembelajaran yang visual.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dari SDN 1 Kandangan, SDN 2 Kandangan, SDN 3 Kandangan, SDN 1 Karanganyar, SDN 1
Kedungrejo, dan SDN 3 Kedungrejo secara keseluruhan kemampuan guru dalam mengadakan variasi pembelajaran tematik sudah baik dan sesuai dengan RPP
yang dibuat. Cara guru memahami karakteristik siswa yaitu dengan memahami gaya belajar dan kebutuhan siswa. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa
dengan menggunakan rubrik penilaian yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik dan KKM sebagai standar khusus yang ditetapkan oleh sekolah.
Guru juga diikutkan dalam kegiatan pelatihan untuk menunjang keterampilan mengajar. Gurupun juga kerap melakukan diskusi dengan teman sejawat terkait
isu-isu pendidikan guna mengetahui perkembangan pembelajaran. Sikap dan
kepribadian yang ditunjukkan oleh guru adalah baik dan sopan tehadap siapapun. Bentuk komunikasi dengan wali murid yaitu dengan mengadakan pertemuan saat
tahun ajaran baru dimulai.
4.3
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
Implikasi hasil penelitian adalah keterlibatan adalah keterlibatan hasil penelitian dengan manfaat yang diharapkan. Implikasi hasil penelitian meliputi
implikasi secara teoretis, praktis, dan pedagogis. 4.3.1
Implikasi Teoretis
Implikasi teoretis dapat diartikan sebagai keterlibatan hasil penelitian dengan teori yang dikaji di dalam kajian teori. Variasi dalam kegiatan
pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan
Solihatin, 2012:61. Artinya, variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan
siswa, latar belakang sosial budaya, materi yang sedang disajikan, dan kemampuan guru menciptakan variasi tersebut. Selain itu, variasi harus terjadi
secara wajar, tidak berlebihan sehingga variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan, hingga tidak merusak suasana kelas, dan tidak
mengganggu jalannya kegiatan belajar. Oleh karena itu, mengadakan variasi pembelajaran sangat penting untuk dilakukan dalam proses pembelajaran.
4.3.2 Implikasi Praktis