Kendala yang Dialami Guru dalam Mengadakan Variasi Pembelajaran.

tujuan pembelajaran Aqib, 2013:100. Sealain itu, menurut Usman 2013:86 menjelaskan media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba Pergantian penggunaan jenis media yang satu dengan yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat inderanya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan alat yang multimedia atau relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama

4.2.2 Kendala yang Dialami Guru dalam Mengadakan Variasi Pembelajaran.

Hasil pengamatan yang peneliti peroleh menganai kendala yang dialami guru kelas awal dalam mengadakan variasi pembelajaran yaitu guru mengalami kesulitan untuk mendapatkan media yang lebih bervariasi. Sejauh ini guru hanya menggunakan fasilitas yang ada di kelas seperti spidol, papan tulis, dan suara guru itu sendiri. Selain itu, guru juga mengalami kendala dilihat dari segi sarana dan prasarana. Dalam proses pembelajaran, masih banyak guru yang hanya melakukan tugas sebatas mentransfer ilmu tanpa tahu bagaimana mengemas pembelajaran menjadi menarik perhatian siswa, sehingga banyak ditemui siswa yang kurang memiliki motivasi untuk lebih giat belajar di sekolah. Penggunaan sumber belajar yang kurang maksimal. Biarpun pembelajaran dilakukan secara klasikal, guru lebih sering menggunakan ceramah tanpa memperhatikan minat lain yang dimiliki oleh siswa seperti penggunaan media alat peraga untuk siswa yang visual, adanya diskusi, eksperimen, demonstrasi, dan praktik untuk siswa yang kinestetik. Penggunaan model yang kurang bervariasi atau inovatif, hal itu dibuktikan dengan guru tidak mau keluar dari zona nyaman. Apabila tidak ada variasi dalam kegiatan pembelajaran maka siswa akan mengalami kebosanan dan kejenuhan karena pembelajaran yang monoton yang mengakibatkan siswa kurang antusias dan partisipatif dalam kegiatan pembelajaran. Kejenuhan ini akan berdampak buruk bagi daya tangkap siswa terhadap materi yang akan disampaikan oleh guru, karena apabila siswa sudah merasa bosan atau jenuh maka mereka tentunya tidak akan semangat dalam menyimak pelajaran dan cenderung akan mengalihkan perhatian mereka pada hal lain seperti berbicara dengan teman sebangku. Dalam memahami karakteristik siswa yang beraneka ragam, guru masih kesulitan. Tak hanya itu, banyaknya materi pelajaran yang dikemas dalam tema- tema membuat guru tidak bisa terlalu banyak melakukan variasi pembelajaran di kelas awal. Variasi yang dilakukan hanya sebatas variasi pemusatan perhatian siswa. Untuk variasi pembentukan kelompok masih sulit dilakukan di kelas awal. Hal ini di dukung pendapat Sanjaya 2014:52-60 menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelajaran dan komponen pembelajaran meliputi 1 guru, 2 siswa, 3 sarana dan prasarana, dan 4 lingkungan, sedangkan komponen pembelajaran meliputi 1 siswa, 2 tujuan, 3 isimateri, 4 metode, 5 media, dan 6 evaluasihasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sangat diperlukan variasi seperti penggunaan media, strategi, model serta metode yang digunakan agar siswa lebih antusias dan dapat mudah memahami materi yang telah dipelajari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. 4.2.3 Respon Siswa atau Aktivitas Siswa Kelas Awal Selama Mengikuti Kegitan Pembelajaran Tematik . Hasil pengamatan observasi yang peneliti peroleh pada awal pembelajaran siswa sudah menunjukkan kesiapannya. Perlakuan khusus diberikan pada siswa kelas I yang masih susah untuk dikendalikan. Dengan variasi pembelajaran yang diberikan oleh guru siswa tampak antusias mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran. Siswa juga mulai mengajukan dan mendiskusikan berbagai topik pembelajaran, baik dalam kelas maupun kelompok. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa aktifitas siswa di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Purwodadi menunjukkan kondisi baik, didukung dengan observasi, dan catatan lapangan yang diperoleh. Dengan demikian dalam suatu proses pembelajaran siswa yang harus aktif. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi pembelajaran sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dalam kegiatan belajar, subyek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas Sardiman,2012:95. Dalam proses kemandirian belajar siswa diperlukan aktivitas, siswa bukan hanya jadi obyek tapi subyek didik dan harus aktif agar proses kemandirian dapat tercapai. Hal ini di dukung pendapat Hamalik 2015:175-176 yang menjelaskan nilai aktivitas dalam pembelajaran, yaitu; 1 para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri; 2 beraktivitas sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral; 3 memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa; 4 para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri; 5 memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis; 6 mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan orang tua dengan guru; 7 membelajaran dilaksanankan secara konkret sehingga mengembangkan pemahaman berfikir kritis serta menghindari verbalitas; 8 pembelajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat. Aktivitas pembelajaran kemandirian agar dapat berhasil memerlukan keaktifan siswa dalam beraktivitas baik secara personal maupun secara kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berfikir kritis, minat dan kemampuan sendiri. Dalam beraktivitas pembelajaran juga memerlukan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat, orang tua dengan guru.

4.2.4 Pembahasan Hasil Kinerja Guru

Dokumen yang terkait

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK KELAS V SD GUGUS IMAM BONJOL KECAMATAN TAYU PATI

2 39 238

ANALISIS KETERAMPILAN GURU DALAM MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN KELAS V DISD GUGUS BUDI UTOMOKECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 3 192

KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGADAKAN VARIASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I, II, III BERBASIS KTSP DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 4 1

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PROFESIONAL DI SEKOLAH DASAR GUGUS YUDHISTIRA KECAMATAN SELOGIRI Kompetensi Pedagogik Guru Profesional Di Sekolah Dasar Gugus Yudhistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri.

0 3 19

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 WIROSARI GROBOGAN Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 3 Wirosari Grobogan.

0 2 15

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 WIROSARI GROBOGAN Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 3 Wirosari Grobogan.

0 2 16

BUDAYA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN BUDAYA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN ( Studi Situs SD Negeri 1 Getasrejo Kecamatan Grobogan).

0 0 17

PENGELOLAAN ADMINISTRASI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KARANGRAYUNG Pengelolaan Administrasi Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.

0 0 20

PENGELOLAAN ADMINISTRASI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KARANGRAYUNG Pengelolaan Administrasi Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.

0 0 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD NEGERI 4 PURWODADI GROBOGAN

1 0 11