Oleh karena belum adanya penelitian untuk membuktikan efek sitotoksik dariekstrak etanolkulit batang Tanjung sebagai obat antikanker payudara maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pendahuluan dengan melihat efek sitotoksiknya terhadap cell linekanker payudara T47D.
Penelitian ini meliputi pembuatan simplisia, karakterisasi simplisia,skrining fitokimia, pembuatan ekstrak dengan pelarut etanol, dan uji
sitotoksik kulit batang TanjungMimusopsi cortexterhadap sel T47D.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Apakah simplisia kulit batang Tanjung memenuhi persyaratan
karakterisasi simplisia dan golongan senyawa kimia apakah yang terkandung di dalam kulit batang Tanjung?
2. Apakah ekstrak etanol kulit batang Tanjung memiliki efek sitotoksik pada sel T47D?
3. Apakah ekstrak etanol kulit batang Tanjung memiliki nilai IC
50
yang poten?
1.3 Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Simplisia kulit batang Tanjung memenuhi syarat karakterisasi simplisia dan kandungan golongan senyawa kimia dari kuli batang Tanjung dapat
dianalisis. 2. Ekstrak etanol kulit batang Tanjung memiliki efek sitotoksik pada sel
T47D. 3. Ekstrak etanol kulit batang Tanjung memiliki nilai IC
50
yang poten.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui karakteristik simplisia dan golongan senyawa kimia yang
terkandung dalam kulit batang Tanjung.
2. Menghitung nilai IC
50
dari ekstrak etanol kulit batang Tanjung.
3. Mengetahui tingkat keaktifanekstrak etanol kulit batang Tanjung terhadap sel kanker payudara T47D.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang efek
antikanker dari ekstrak kulit batang Tanjung Mimusopsi cortex. 2. Menambah inventaris tanaman obat yang berkhasiat sebagai antikanker.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat
Parameter
Gambar 1.1 Diagram Kerangka Pikir Penelitian Simplisia kulit
batang Tanjung
Ekstrak etanol kulit batang Tanjung
Karakteristik simplisia
Sel Hidup Nilai
IC
50
1. Pemeriksaan makroskopik 2. Penetapan kadar air
3. Penetapan kadar abu total 4. Penetapan kadar abu tidak
larut dalam asam 5. Penetapan kadar sari larut
dalam air 6. Penetapan kadarsari larut
dalam etanol
Penentuan golongan
senyawa kimia
1.Alkaloid 2. Flavonoida
3. Tanin 4. Saponin
5. Steroidtriterpenoid 6. Glikosida
7. Glikosida Antrakinon 8. Glikosida Sianogenik
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Tanjung 2.1.1 Morfologi Tumbuhan Tanjung
Tumbuhan Tanjung Mimusops elingi L. temasukfamili Sapotaceae dikenal sebagai pohonserba gunakayunya
dikenalawet,kerasdankuatuntukkonstruksi jembatan,kapal laut, lantai, rangka dandaun pintu.Bagian tanamanlainjugadapat dimanfaatkan seperti akar, kulit,
daun dan bunganya sebagai bahan obat-obatan. Steenis, 2003. Tumbuhan Tanjung berumahsatu. Pohonberukuran sedang,tumbuhhingga
ketinggian 15m.Daun-dauntunggal,tersebar,bertangkai panjang; daun yang termuda berambut coklat, yang segera gugur. Helaian daun berbentuk
bundartelur hinggamelonjongdengan panjang9-16 cm,seperti jangat,bertepirata, namun bergelombang. Kulit bagian dalam berserat, merah muda atau
kemerahanSteenis, 2003.
2.1.2 Sistematika Tumbuhan Tanjungadalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Mimusops
Spesies : Mimusopselingi L.
Heyne,1987.
Universitas Sumatera Utara
xx
Gambar 2.1
Pohon Tanjung kiri dan batang pohon Tanjung kanan Anonim
b
, 2011
2.1.3. Manfaat Kulit Batang Tumbuhan Tanjung
Kulit batang Tumbuhan Tanjung digunakan untuk obat penurun panas. Air rebusan kulitbatang digunakan sebagaiobatpenguatdan obatdemam.Rebusan kulit
batangbesertabunganya digunakanuntukmengatasisakitdemam.Kulitbatangpohon direbusbersamaairdan dibuatkumurselamaempathariuntukmengobatisakitgigi
danjugauntukmenyegarkannafas. Airrebusankulitbatangdapatjugadigunakan untuk mencuci luka Heyne,1987.
2.2 Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsungDepkes, 1979a. Metodeekstraksidipilihberdasarkanbeberapafaktorsepertisifatdari
bahan mentahobat
dandaya penyesuaiandengantiapmacammetodeekstraksidan
kepentingan dalammemperoleh ekstrak yangsempurna ataumendekati sempurna
Universitas Sumatera Utara
dariobat.Sifatbahanmentahobatmerupakanfaktorutamayangdipertimbangkandala mmemilihmetodeekstraksiAnsel,1989.Kelarutandan
stabilitasbahan kandungantumbuhanmerupakansifatyang pentinguntukmemperolehsediaanobat
yang tepat, oleh karena banyak bahan tumbuhan larut dalam air atau alkohol sehinggaairatauetanolmenjadiacuancairanpengekstraksiVoight,1994.
Caraekstraksidapatdilakukandenganteknik maserasi.Istilah maserasi
berasal dari bahasa Latin macerare, yang artinya “merendam”. Maserasi merupakan proses yang paling tepat di mana obat yang sudah halus dimungkinkan
untuk direndam di dalam menstruum sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut Ansel, 2008.
Dalam maserasi, obat yang akan di ekstraksi biasanya ditempatkan pada wadah atau bejana yang bermulut lebar. Bejana ditutup rapat, dan isinya dikocok
berulang-ulang lamanya biasanya berkisar 2-14 hari. Pengocokan memungkinkan pelarut segar mengalir berulang-ulang masuk ke seluruh permukaan obat yang
sudah halus. Cara lain untuk pengocokan berulang-ulang ini adalah menempatkan obat dalam kantung kain berpori yang diikat dan digantungkan pada bagian atas
menstruum, banyak persamaannya dengan kantung teh yang digantungkan dalam aair dalam pembuatan secangkir teh. Begitu zat-zat terlarut di dalam menstruum, ia
cenderung untuk turun ke dasar bejana karena meningkatnya gaya berat. Ekstrak dipisahkan dari ampasnya dengan memeras kantung obat dan membilasnya dengan
penambahan menstruum baru, hasil pencucian merupakan tambahan ekstrak. Apabila maserasi dilakukan tidak di dalam kantung, maka ampas dipisahkan
dengan menapis atau menyaring, di mana ampas yang disaring bebas dari ekstrak. Maserasi biasanya dilakukan pada temperatur 15-20
C dalam waktu selama 3 hari
Universitas Sumatera Utara
sampai bahan yang mudah larut akan melarut Ansel, 2008.
2.3 Kanker 2.3.1 TinjauanUmumKanker